Pengertian, Syarat, dan Jenis-jenis Proyeksi Peta Beserta Fungsinya

Udah paham materi proyeksi peta belum, nih? Yuk, kita bahas bareng-bareng mulai dari pengertian, syarat, jenis-jenis, fungsi hingga cara membuat proyeksi peta.

Penulis: Nada Alfi Aliyah

Halo, Sobat Zenius! Kalian semua pasti tahu kalau Bumi yang kita tinggali ini merupakan ruang berbentuk tiga dimensi yang berbentuk bulat menyerupai ellipsoid. Kita juga sudah sering kali melihat kenampakan Bumi dalam bentuk dua dimensi seperti pada peta, termasuk Google Maps ataupun Waze yang biasa kita pakai untuk pergi ke tempat-tempat hidden gem

Nah, pernah kepikiran nggak sih gimana cara mengubah representasi Bumi dari tiga dimensi menjadi dua dimensi?

Ternyata, dalam proses mengubah bentuk Bumi dari tiga dimensi menjadi dua dimensi dibutuhkan elemen penting yang disebut proyeksi peta, loh! Apa itu proyeksi peta? 

Di sini, gue akan jelasin ke kalian apa sih pengertian proyeksi peta, apa saja macam-macam proyeksi peta beserta fungsinya, syarat proyeksi peta, gambar proyeksi peta dan cara membuatnya. Langsung aja, let’s check this out!

Pengertian Proyeksi Peta

Sebelum masuk ke pengertian proyeksi peta, gue akan bahas sedikit nih sejarah tentang proyeksi peta. Seperti yang kalian tahu pada awal abad ke-15, manusia mulai memasuki abad penjajahan. Otomatis frekuensi pelayaran semakin meningkat, dong? Karena frekuensi pelayaran semakin meningkat, kebutuhan peta untuk navigasi pelayaran pun semakin dibutuhkan.

Kemudian pada tahun 1569, seorang kartografer Belgia bernama Gerardus Mercator berhasil mewujudkan kemudahan dalam navigasi. Mercator menemukan bahwa proyeksi peta merupakan suatu fungsi matematika yang digunakan untuk mengonversi lokasi di permukaan Bumi ke lokasi pada peta.

contoh peta dunia
Peta Dunia tahun 2004 (Dok. Wikipedia)

Nah, udah kebayang belum nih definisi proyeksi peta? Proyeksi dalam sebuah peta berguna untuk menyajikan representasi wilayah dari globe Bumi berbidang lengkung ke bidang datar. Sampai sini paham? Oke lanjut kita bahas jenis-jenis proyeksi peta.

Kalau mau mengulang belajar tentang Konsep Peta secara keseluruhan, kamu bisa baca artikel ini: Pengertian Peta, Fungsi, Unsur, Jenis, dan Contohnya.

Jenis-jenis Proyeksi Peta

Setelah elo paham konsep dan pengertian dari proyeksi peta, gue akan jelasin jenis-jenis proyeksi peta beserta fungsinya. Jadi, dalam proses penyajian representasi wilayah dari globe Bumi berbidang lengkung ke bidang datar, terjadi distorsi atau ketidaksempurnaan dalam proses tersebut. 

Nah, untuk meminimalisir ketidaksempurnaan ini proyeksi peta terbagi jadi bermacam-macam. Ada proyeksi peta berdasarkan garis karakter, dan ada proyeksi peta berdasarkan  bidang proyeksinya. Yuk, kita bahas satu-satu!

Proyeksi Peta Berdasarkan Bidang Proyeksi

Jenis Proyeksi Peta Berdasarkan Bidang Proyeksi
Jenis Proyeksi Peta Berdasarkan Bidang Proyeksi (Dok. Arsip Zenius)
  1. Proyeksi Azimuthal/Zenithal

Proyeksi peta azimuthal/zenithal menggunakan bidang datar untuk digunakan sebagai proyeksinya. Proyeksi ini mengenai bola Bumi yang hanya berpusat pada satu titik yang umumnya digunakan di bagian kutub permukaan Bumi atau daerah yang cakupannya kecil. Jadi, proyeksi peta yang digunakan untuk memetakan daerah kutub adalah proyeksi Azimuthal.

  1. Proyeksi Kerucut

Proyeksi peta kerucut menggunakan bidang kerucut untuk digunakan sebagai bidang proyeksinya. Proyeksi ini mengenai bagian Bumi wilayah lintang tengah seperti Benua Eropa. Wilayah lintang tinggi dan kutub akan mengalami distorsi yang besar sehingga lebih cocok jika menggunakan proyeksi kerucut.

  1. Proyeksi Silinder

Proyeksi peta silinder menggunakan bentuk silinder untuk digunakan sebagai bidang proyeksinya. Proyeksi ini cocok memetakan Bumi di daerah khatulistiwa dan tidak cocok jika digunakan untuk bagian wilayah kutub.

Proyeksi Peta Berdasarkan Garis Karakter

Jenis Proyeksi Peta Berdasarkan Garis Karakter
Jenis Proyeksi Peta Berdasarkan Garis Karakter (Dok. Arsip Zenius)
  1. Proyeksi Normal

Pada proyeksi normal, garis karakteristik bidang proyeksi berimpitan dengan sumbu bola Bumi.

  1. Proyeksi Miring

Pada proyeksi miring, garis karakteristik bidang proyeksinya membentuk sudut lancip dengan sumbu bola Bumi.

  1. Proyeksi Transversal

Pada proyeksi transversal, garis karakteristik bidang proyeksi berpotongan tegak lurus dengan sumbu bola Bumi.

Sekarang, kita udah tahu pembagian jenis proyeksi peta berdasarkan garis karakter dan bidang proyeksinya. Apa akibatnya jika menggunakan proyeksi peta yang tidak tepat? Hal ini akan menyebabkan terjadinya distorsi atau ketidaksempurnaan fitur-fitur yang penting pada peta. Oleh sebab itu, dalam proses pembuatan peta kita perlu memilih model proyeksi peta yang sesuai dengan kebutuhannya. 

Syarat Proyeksi Peta

Untuk membuat proyeksi peta juga dibutuhkan beberapa syarat, lho! Artinya, suatu proyeksi peta harus memenuhi kriteria yang telah ditetapkan sebagai syarat-syarat proyeksi peta. Bagja Waluya (2015) mengatakan syarat yang berlaku dalam proyeksi peta adalah sebagai berikut:

  1. Bentuk yang diubah harus tetap
  2. Luas permukaan yang diubah harus tetap
  3. Jarak antara satu titik dengan titik lain di atas permukaan yang diubah harus tetap
  4. Sebuah peta yang diubah tidak mengalami penyimpangan arah

Selain proyeksi peta, kamu juga perlu tahu Komponen Peta dan Penjelasannya. Baca selengkapnya di sini: 10 Komponen Peta dan Keterangannya.

Gambar Proyeksi Peta dan Cara Membuatnya

Seperti yang udah dibahas di atas, ada syarat-syarat atau ketentuan dalam membuat proyeksi peta. Namun, untuk memenuhi keempat syarat itu adalah hal yang tidak mungkin karena rangka peta meliputi wilayah yang sangat besar.

Oleh sebab itu, untuk membuat proyeksi peta dibagi lagi berdasarkan garis karakter dan bidang proyeksinya. Proyeksi peta berdasarkan garis karakter yaitu proyeksi peta normal, miring, dan transversal. Sementara proyeksi peta berdasarkan bidang proyeksinya yaitu peta azimuthal, kerucut, dan silinder.

Proyeksi Peta Mercator
Proyeksi Peta Mercator (Dok. Wikipedia)

Setiap jenis proyeksi tentu memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing tergantung dari tujuan pembuatan peta dan bagian dari permukaan Bumi yang ingin diproyeksikan. Selain itu, untuk membuat proyeksi peta kita perlu skala peta. Skala peta merupakan perbandingan jarak di peta dengan jarak sebenarnya di lapangan. Sampai sini paham, kan?

Untuk belajar lebih lanjut tentang rumus skala peta, klik link berikut: Cara Menghitung Skala Peta dan Mencari Jarak Sebenarnya.

Supaya pemahaman elo makin melekat di otak, coba kerjain contoh soal di bawah ini, yuk!

Contoh Soal dan Pembahasan

1. Proyeksi peta berdasarkan garis karakter terbagi menjadi tiga. Manakah di bawah ini yang termasuk ke dalam proyeksi peta berdasarkan garis karakter?

A. Silinder
B. Kerucut
C. Azimuthal
D. Transversal

Jawaban:

Seperti yang udah kita bahas di atas, proyeksi peta terbagi menjadi berbagai macam berdasarkan garis karakter dan bidang proyeksinya.

Nah, pada opsi A, B, dan C kita tahu bahwa itu semua merupakan proyeksi peta berdasarkan bidang proyeksi. Kita juga tahu bahwa proyeksi peta berdasarkan garis karakter terbagi menjadi tiga yaitu proyeksi peta normal, miring, dan transversal. Maka dari itu, jawabannya adalah D. Transversal

****

Nah, itu dia tadi penjelasan tentang pengertian, jenis-jenis, fungsi serta syarat proyeksi peta yang bisa elo pelajari.

Kalau elo masih kepo dan pengen tau lebih lanjut lagi tentang penjelasan jenis-jenis proyeksi peta, elo bisa banget nonton video selengkapnya di Zenius! Caranya gampang banget, tinggal klik banner di bawah ini dan elo bisa akses video lengkapnya! Oh, ya, jangan lupa log in akun dan berlangganan dulu, ya!

Pengertian, Syarat, dan Jenis-jenis Proyeksi Peta Beserta Fungsinya 9

Nah, kalau elo belum berlangganan paket belajar Zenius, Sobat Zenius tinggal klik gambar di bawah ini untuk pengalaman belajar yang lebih asik!

SKU-BELI-PAKET-BLJR-1

Referensi:

Bagja Waluya. Peta, Globe, dan Atlas. (2015).

5 Syarat Pembayaran Perusahaan Dagang

Halo, Sobat Zenius! Elo masih ingat nggak materi tentang karakteristik perusahaan dagang? Nah, kalau elo masih ingat di dalam suatu perusahaan dagang pasti ada kegiatan jual beli barang yang pembayarannya dapat dilakukan dengan cara tunai maupun kredit. 

Seperti yang kita ketahui, pembayaran yang dilakukan dengan cara tunai tentunya lebih mudah dan praktis. Namun, bagaimanakah dengan pembayaran secara kredit? Yap, berbeda dengan pembayaran tunai, kalau pembayaran secara kredit terdapat beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh perusahaan. 

So, apa saja syarat pembayaran pada perusahaan dagang dengan cara kredit? Yuk, cari tahu!

Syarat Pembayaran Perusahaan Dagang

Syarat pembayaran perusahaan dagang merupakan syarat yang disepakati oleh penjual dan pembeli ketika melakukan transaksi penjualan atau pembelian secara kredit. Nah, di bawah ini merupakan syarat-syarat pembayaran perusahaan dagang yang perlu elo ketahui. 

1. Syarat Pembayaran EOM (End of Month)

Syarat pembayaran EOM (end of month) merupakan pembayaran yang dilakukan paling lambat akhir bulan yakni pada saat terjadinya transaksi pembelian atau penjualan. Misalnya, PT. XYZ melakukan transaksi di tanggal 18 Maret 2021 maka maksimal pembayarannya adalah tanggal 31 Maret 2021.

Syarat Pembayaran Perusahaan Dagang EOM (End of Month)
Syarat Pembayaran EOM (End of Month). (Arsip Zenius)

2. Syarat Pembayaran EOM, n/10

Syarat pembayaran EOM n/10 merupakan pembayaran yang dilakukan maksimal 10 hari setelah akhir bulan. Misalnya, PT. XYZ melakukan transaksi pada tanggal 18 Maret 2021 maka maksimal pembayarannya 10 hari setelah akhir bulan yakni jatuh pada tanggal 10 April 2021. 

Syarat Pembayaran Perusahaan Dagang EOM n10
Syarat Pembayaran EOM, n/10. (Arsip Zenius)

Selain itu, yang perlu elo ingat angka n/10 tidaklah mutlak sehingga bisa berubah-ubah tergantung kesepakatan antara penjual dan pembeli. Jadi, kalau kesepakatan pembayarannya 15 hari setelah akhir bulan maka menjadi EOM, n/15. 

3. Syarat Pembayaran EOM, 2/10

Syarat pembayaran EOM 2/10 merupakan potongan harga (diskon) sebesar 2% apabila pembayaran dilunasi maksimal 10 hari setelah transaksi dilakukan. Sementara itu, batas akhir pembayaran paling lambat yaitu pada akhir bulan.

Misalnya, PT. XYZ melakukan transaksi pada tanggal 3 Maret 2021, berarti periode potongannya mulai dari tanggal 4 Maret 2021 hingga 13 Maret 2021. Sementara itu, batas akhir pembayaran jatuh pada tanggal 31 Maret 2021. 

Syarat Pembayaran perusahaan dagang EOM
Syarat Pembayaran EOM, 2/10. (Arsip Zenius)

Lagi-lagi, angka 2/10 di sini tidak mutlak ya, guys! Jadi, besarnya diskon dan periode diskonnya bisa diubah sesuai kesepakatan antara penjual dan pembeli. 

Baca Juga: Tahap Pengikhtisaran Akuntansi Perusahaan Dagang – Materi Ekonomi Kelas 12

4. Syarat Pembayaran n/30

Syarat pembayaran perusahaan dagang n/30 merupakan pembayaran yang dilakukan paling lambat 30 hari setelah transaksi. Misalnya, PT. XYZ melakukan transaksi pada tanggal 10 Maret 2021 maka batas akhir pembayarannya adalah 30 hari setelahnya yaitu jatuh pada tanggal 9 April 2021.

Syarat Pembayaran perusahaan dagang n30
Syarat Pembayaran n/30. (Arsip Zenius)

Sama dengan sebelumnya, n/30 di sini tidaklah mutlak. Jadi, batas waktu pembayaran bisa diubah tergantung dengan perjanjian antara penjual dan pembeli.

5. Syarat Pembayaran 3/10, n/30

Syarat Pembayaran perusahaan dagang 310 n30, yang bisa berubah menjadi 210 n30 ketika penjual dan pembeli menghendaki.
Syarat Pembayaran 3/10, n/30. (Arsip Zenius)

Syarat pembayaran perusahaan dagang 3/10 merupakan potongan harga sebesar 3% yang akan didapat perusahaan apabila melunasi pembayaran dalam rentang waktu 10 hari setelah transaksi. Sedangkan, n/30 berarti maksimal pembayaran dilakukan 30 hari setelah transaksi.

Misalnya, PT. XYZ melakukan transaksi tanggal 10 Maret 2021 maka periode diskonnya mulai dari tanggal 11 Maret 2021 hingga 20 Maret 2021. Sementara itu, batas akhir pembayarannya yakni 30 hari setelah terjadinya transaksi yakni jatuh pada tanggal 9 April 2021.

Yap, masih sama dengan syarat sebelumnya, angka 3/10 dan n/30 ini bisa berubah-ubah sesuai dengan persetujuan antara penjual dan pembeli. 

6. Syarat Pembayaran 2/10 n/30

Syarat pembayaran perusahaan dagang 2/10 n/30 artinya perusahaan harus melunasi pembayaran maksimal 30 hari setelah transaksi, tetapi perusahaan mendapat diskon sebesar 2% apabila dapat membayar paling lambat 10 hari dari tanggal transaksi. 

Istilah 2/10 n/30 merupakan salah satu istilah yang paling sering dipakai sebagai syarat pembayaran perusahaan dagang.

Misalkan PT. XYZ melakukan transaksi pembelian barang pada tanggal 18 Maret 2021 dengan syarat pembayaran 2/10 n/30. Bagaimana cara menghitung 2/10 n/30 sebagai syarat pembayaran PT. XYZ? 

Jadi, PT. XYZ mendapat potongan tunai sebesar 2% jika dapat membayar sebelum tanggal 29 Maret 2021. Namun, jika PT. XYZ membayar mulai dari tanggal 29 Maret 2021 hingga 17 April 2021, maka PT. XYZ tidak mendapat diskon.

Perlu elo pahami, kalau angka 2/10 n/30 bisa berubah tergantung pada syarat penjual dan pembeli yang telah disepakati ketika melakukan transaksi ya, guys.

Baca Juga: Pengertian, Fungsi, dan Cara Membuat Jurnal Penutup – Materi Ekonomi Kelas 12

Pengaplikasian Syarat Pembayaran Perusahaan Dagang

Terakhir, supaya elo makin paham tentang syarat pembayaran perusahaan dagang yang sudah gue sampaikan, berikut ini gue paparkan cara menerapkan syarat pembayaran perusahaan dagang.

  1. Mengirim faktur penjualan kepada konsumen

Setiap terjadi transaksi penjualan, perusahaan dagang perlu mengirim faktur penjualan kepada konsumen ketika barang telah sampai ke tangan konsumen. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa konsumen dapat melunasi pembayaran tepat waktu, sesuai dengan kesepakatan. 

Selain itu, faktur penjualan merupakan bukti transaksi tanda terima barang yang isinya terdiri dari nomor faktur, nama perusahaan, nama konsumen, alamat konsumen, tanggal faktur dicetak, detail barang, harga yang harus dilunasi pembeli, serta syarat pembayaran.

Penjualan perusahaan selalu diiringi dengan penerimaan kas. Namun, kapan pembayaran yang diterima perusahaan dibayar akan bergantung pada syarat pembayaran yang disepakati.

  1. Menerima faktur penjualan dari produsen

Dalam kegiatan jual beli, tentunya perusahaan dagang juga akan menerima faktur penjualan dari produsen saat perusahaan melakukan pembelian barang.

Sebelum bertransaksi, perusahaan dagang perlu mempertimbangkan syarat pembayaran yang diberikan oleh produsen. Ada biaya yang harus dilunasi perusahaan nantinya, yakni berupa harga pokok barang. Jangan sampai, perusahaan nggak memiliki kas yang cukup untuk melunasi pembayaran.

  1. Menyampaikan sistem pembayaran dengan jelas

Seperti yang gue dijelasin, syarat pembayaran tidaklah mutlak, dapat berubah-ubah sesuai kesepakatan penjual dan pembeli. Selain itu, setiap perusahaan dagang juga punya syarat pembayaran sendiri-sendiri. 

Sistem pembayaran harus disampaikan dengan jelas supaya nggak menimbulkan kesalahpahaman dan nggak ada pihak yang merasa dirugikan. Untuk itu, perusahaan dagang perlu membuat dan menerapkan suatu sistem pembayaran yang jelas. Misal, menetapkan deadline atau tanggal jatuh tempo untuk pembayaran.

Tanpa batas waktu dan syarat pembayaran, konsumen dapat melakukan pelunasan sesuka hati. Tentunya, hal ini akan berdampak buruk bagi perusahaan dagang karena bisa menimbulkan kendala finansial yang mengganggu kegiatan operasional perusahaan.  

Contoh Soal Syarat Pembayaran Perusahaan Dagang

Untuk menguji pemahaman elo, yuk kita masuk ke contoh soal syarat pembayaran perusahaan dagang di bawah ini!

  1. Makna 3/10 dari syarat pembayaran 3/10, EOM adalah ….

A. Akan mendapat potongan 3% jika pembayaran maksimal dilakukan 10 hari setelah transaksi.

B. Akan mendapat potongan 10% jika pembayaran maksimal dilakukan 3 hari setelah transaksi.

C. Akan mendapat potongan 3% jika pembayaran maksimal dilakukan 30 hari setelah transaksi.

D. Akan mendapat potongan 10% jika pembayaran maksimal dilakukan 30 hari setelah transaksi.

E. Akan mendapat potongan 3% jika pembayaran maksimal dilakukan akhir bulan transaksi.

Jawaban:

Makna 3/10 dari syarat pembayaran 3/10, EOM yakni perusahaan akan mendapat potongan 3% jika pembayaran maksimal dilakukan 10 hari setelah transaksi. Maka, jawaban yang tepat adalah A.

2. Pernyataan yang tepat mengenai 2/10, EOM adalah ….

A. Akan mendapat potongan 2% jika pembayaran dilakukan sampai akhir bulan.

B. Potongan 2% akan didapat jika dibayar 30 hari setelah transaksi.

C. Pembayaran maksimal dilakukan 30 hari setelah hari setelah transaksi.

D. Pembayaran maksimal dilakukan paling lambat akhir bulan, pada bulan dilakukan transaksi.

E. Potongan 10% akan didapat jika dibayar maksimal akhir bulan pada bulan terjadinya transaksi.

Jawaban:

Angka 2 berarti perusahaan mendapat potongan harga sebesar 2% sedangkan angka 10 berarti periode diskon maksimal 10 hari setelah transaksi. Batas akhir pembayaran adalah akhir bulan pada bulan dilakukan transaksi. Maka, jawaban yang tepat adalah D. 

3. Syarat pembayaran 2/10, n/60 menunjukan bahwa pembayaran maksimal dilakukan ….

A. Maksimal 2 hari setelah transaksi.

B. Maksimal 10 hari setelah transaksi.

C. Maksimal 60 hari setelah transaksi.

D. Maksimal 2 minggu setelah transaksi.

E. Tidak ada batas waktu pembayaran.

Jawaban:

Angka 60 berarti batas waktu pelunasan adalah 60 hari setelah transaksi. Sehingga, jawaban yang tepat adalah C.

Baca Juga: Fungsi Jurnal Umum, Cara Membuat, dan Contohnya – Materi Ekonomi Kelas 12

Yeay, selesai juga nih pembahasan kita hari ini tentang syarat pembayaran perusahaan dagang. Bagi elo yang mau tahu lebih banyak tentang perusahaan dagang, yuk langsung kunjungi aplikasi Zenius atau klik banner di bawah ini!

Syarat Pembayaran Perusahaan Dagang zenius
Referensi:

http://repository.stieken.ac.id/528/3/BAB%202.pdf hal 16

Nurmawan, 2020, Siklus Akuntansi pada Perusahaan Dagang, Bogor : Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS, dan DIKMEN. http://repositori.kemdikbud.go.id/21986/1/XII_Ekonomi_KD-3.5_Final.pdf

Arifin, I. & Wagiana, G.H., 2009,  Membuka Cakrawala Ekonomi untuk Kelas XII Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah Program Ilmu Pengetahuan Sosial. Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

http://mirror.unpad.ac.id/bse/Kurikulum_2006/12_SMA/Membuka_cakrawala_ekonomi_SMA_XII_Imamul_A.pdf

Muawanah, U. et al., 2008, Konsep Dasar Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Jilid 1 untuk SMK. Jakarta : Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, DIrektorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional.

Originally Published: February 10, 2022
Update by: Karine Lutfiah Oktaviana (Kampus Merdeka Intern)