Perubahan Sosial: Faktor Penyebab & Penghambat

Soba Zenius, pasti elo nggak asing dengan kata-kata perubahan sosial. Tapi, apa aja faktor yang membuat perubahan, ya? Nah, kali ini gue mau ngajak elo untuk mempelajari faktor penyebab dan penghambat perubahan sosial.

Tapi, sebelom kita masuk ke materi, gue mau tanya. Elo pernah dimarahin orang tua gara-gara biaya telepon rumah membengkak, nggak? Kalau jawabannya nggak, gue cerita sedikit tentang pengalaman gue, ya.

Waktu gue masih SD, gue sering banget telponan sama temen-temen sekolah sampe lebih dari satu jam. Aneh, ya, padahal besoknya kita masih ketemu di sekolah hehehe.

Nah, dulu tuh biaya telepon rumah gue itu dihitung per menit dan pembayarannya dilakukan di akhir bulan. Gara-gara kebiasaan gue tadi, akhirnya biaya tagihan telepon rumah gue jadi membengkak.

Kondisi ini berbeda banget dengan sekarang. Saat ini ada banyak cara untuk terkoneksi dengan teman kita. Hampir semua aplikasi chat punya fitur telepon, telponan rame-rame pun bisa kita lakukan, bahkan telepon dengan menampilkan video juga bisa. Kalo dipikir-pikir cepet banget dunia kita berkembang. Wow wow wow!

Dari cerita gue, kita bisa lihat kalau kemajuan teknologi ternyata mengubah kebiasaan masyarakat. Tapi, ternyata faktor penyebab perubahan sosial bukan hanya teknologi, ada banyak hal lain yang membuat masyarakat ikut berubah.

Makanya, kali ini gue mau ngajak elo untuk cari tahu apa saja faktor penyebab perubahan sosial. Yuk, kita gali satu-satu!

Faktor Pendorong Perubahan Sosial

Faktor pendorong perubahan sosial
Dua jenis faktor pendorong perubahan sosial (Arsip Zenius)

Guys, faktor pendorong perubahan sosial itu ada dua macam. Ada yang perubahannya didorong dari dalam kelompok masyarakat itu sendiri atau disebutnya faktor internal, dan ada yang asalnya dari luar masyarakat atau disebut faktor eksternal.

Faktor Internal

Dinamika demografi

Di suatu kelompok masyarakat jumlah penduduk pasti akan selalu berubah. Kenapa begitu? Karena ada penduduk baru yang lahir, ada penduduk baru yang meninggal, ada penduduk pendatang, dan juga yang keluar dari kelompok masyarakat.

Nah, perubahan ini bisa mengubah banyak hal di dalam masyarakat. Misalnya, semakin banyak jumlah penduduk, maka semakin banyak pula sumber daya yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan mereka. Akhirnya, bisa jadi ada kebijakan baru soal sumber daya.

Selain itu, dengan masuknya penduduk-penduduk pendatang, bisa jadi ada perkenalan budaya dengan penduduk lama. Wah, lalu apa budaya penduduk lama akan berubah? Belum tentu juga, tapi berarti ada nilai budaya baru yang tumbuh di kelompok masyarakat itu. Itu semua tentu adalah bagian dari perubahan, kan?

Penemuan & Penciptaan

Faktor pendorong perubahan sosial
Penciptaan adalah faktor pendorong perubahan sosial (Arsip Zenius)

Gue rasa ada banyak banget contoh tentang masyarakat yang berubah karena ada penemuan atau discovery di sekitar mereka. Misalnya di suatu daerah tadinya hampir seluruh masyarakat adalah petani, tiba-tiba ditemukan suatu tambang minyak yang besar melimpah ruah di wilayah itu. Pasti akan ada perubahan di masyarakat ini.

Oh iya, penemuan ini beda dengan penciptaan, ya! Kalau penciptaan atau invention berarti ada orang yang membuat sesuatu dan hasilnya mengubah kebiasaan orang. Contohnya, mesin uap dan mesin cetak yang akhirnya berpengaruh ke industri.

Konflik & Pemberontakan

Konflik dan pemberontakan di sini maksudnya yang terjadi di sesama anggota kelompok masyarakat, ya, guys.

Baca Juga: Konsep Perubahan Sosial, Faktor, Proses, dan Dampaknya

Faktor Eksternal

Lingkungan Fisik

Ketika suatu kelompok masyarakat tiba-tiba harus menghadapi bencana alam, mereka pasti harus beradaptasi dan berubah, kan. Perubahan ini pendorongnya bukan dari dalam masyarakat, tapi dari faktor di luar kontrol masyarakat.

Perang

Perang itu kaya gimana, sih? Kelompok kita diserang sama kelompok lain di luar kita. Nah, lagi-lagi masyarakat di dalam kelompok harus berubah untuk menyesuaikan diri sama situasi yang nggak bisa mereka kontrol, lagi-lagi ini alasannya kenapa perang dimaksud faktor eksternal.

Pengaruh Kebudayaan Lain

Exposure kebudayaan lain di dalam suatu kelompok masyarakat bisa mengubah masyarakat, meskipun perubahannya rasanya nggak signifikan. Nah, ada dua macam cara budaya masuk ke suatu kelompok masyarakat.

  • Pasifique – pengaruh budaya yang dengan damai, misalnya kita mengenal budaya barat dan negara Asia lainnya dari media massa. Hasilnya, kita jadi bisa bergaya ala-ala seperti mereka, jadi bisa berbicara seperti orang-orang luar negeri juga.
  • Violence – nah, seperti namanya ini biasanya pengaruh budaya yang masuk akibat kekerasan, seperti perang di poin 2.

Baca Juga: Macam-Macam Konflik Sosial di Indonesia

Faktor Penghambat Perubahan Sosial

Kalau ada pendorong, pasti ada juga penghambat. Sebenarnya sih, faktor-faktor penghambat perubahan sosial ini adalah kebalikan dari faktor pendorong tadi.

Faktor penghambat perubahan sosial
Faktor penghambat perubahan sosial (Arsip Zenius)

Rendahnya Kontak dengan Masyarakat Lain

Rendahnya kontak dengan masyarakat lain ini bisa terjadi karena kondisi geografis dan karena suatu kelompok masyarakat mengisolasi diri.

Kondisi geografis maksudnya gimana? Ya yang berkaitan dengan jarak. Contohnya, waktu gue kuliah dulu gue pernah tinggal di suatu pulau yang jarak ke kota utamanya adalah 2 jam menggunakan kapal. Karena jarak, akhirnya penduduk pulau ini nggak dapat fasilitas dan akses yang sama dengan penduduk di ibukota provinsi, apalagi ibukota negara. Jadi, perkembangannya terbatas.

Lalu, kalau yang mengisolasi diri? Nah, contohnya adalah masyarakat Suku Baduy di Banten. Masyarakat ini masih berada di Pulau Jawa, yang secara geografis memiliki akses lebih besar pada fasilitas, tetapi mereka membatasi kontak dengan masyarakat luar.

Terlambatnya Perkembangan IPTEK

Faktor nomor dua ini tuh terjadi karena adanya gap atau jurang antara harapan perubahan dengan teknologi yang ada. Contohnya waktu awal pandemi kemarin, sekolah-sekolah diminta untuk melakukan pembelajaran secara daring, eh tapi usut punya usut, bahkan ada wilayah yang sinyal telepon aja belum dapet. Lha, gimana mau belajar online?

Tapi, gap ini bukan hanya disebabkan karena teknologi. Bisa juga disebabkan oleh faktor historis dan sosio kultural. Faktor historis, misalnya teknologi di negara yang terjajah nggak berkembang sepesat negara lain. Sedangkan faktor sosio kultural, bisa aja ada kelompok masyarakat yang lebih berpegang teguh pada kepercayaan dan menolak perkembangan teknologi.

Vested Interest

Bahasa Indonesianya adalah kepentingan tersembunyi, guys. Gimana bisa kepentingan tersembunyi malah menghambat perubahan? Gue kasih contoh aja, deh.

Belakangan ini kan orang-orang mulai aware soal lingkungan dan pengen industri jauh lebih ramah lingkungan. Nah, ada pengusaha A yang punya bisnis yang mencemari lingkungan karena itu adalah cara operasional paling murah. Si pengusaha A ini nggak pengen bisnisnya berubah, jadi dia jadi pejabat pemerintahan untuk (diam-diam) melindungi bisnisnya. Gitu. 

Prasangka Negatif terhadap Kebaruan

Faktor ini juga sering disebut konservatisme. Biasanya masyarakat ini yang suka meromantisasi zaman dulu gitu loh, macam yang suka bilang, “Piye, bro? Enakan jamanku tho?” Hehehe. Ya, intinya mereka menolak perubahan karena nyaman dengan masa lalu.

Baca Juga: Upaya Mengatasi Ketimpangan Sosial

Contoh Soal Perubahan Sosial dan Pembahasannya

Sobat Zenius udah paham, kan, tentang materi perubahan sosial? Gue punya beberapa contoh soal, nih. Coba baca dan lihat penjelasannya supaya lebih ngerti, yuk!

Contoh soal 1

Faktor penghambat terjadinya perubahan sosial adalah berikut ini, kecuali …

a. akses teknologi yang belum merata

b. kepentingan tersembunyi

c. perang

d. lokasi tempat tinggal yang terisolasi dari masyarakat lain

Jawaban: c. perang

Pembahasan:

Perang jelas bukan faktor penghambat, ya, guys. Perang justru adalah pendukung perubahan. Penjelasannya bisa elo temuin di atas.

Contoh soal 2

Berikut ini faktor-faktor penyebab perubahan sosial, kecuali …

a. natalitas dan mortalitas

b. kondisi geografis yang terisolasi

c. bencana alam

d. konflik dan pemberontakan

Jawaban: b. kondisi geografis yang terisolasi.

Pembahasan:

Seperti yang sudah gue jelaskan tadi, kalau kondisi geografisnya jauh dari mana-mana, aksesnya pun akan jauh lebih sulit. Fasilitas dan perkembangan di daerah itu pun nggak akan secepat di wilayah lain.

Contoh soal 3

Faktor yang bukan penghambat terjadinya perubahan sosial adalah berikut:

a. prasangka negatif terhadap kebaruan

b. vested interest

c. masyarakat yang mengisolasi diri

d. emigrasi dan imigrasi penduduk

Jawaban: d. emigrasi dan imigrasi penduduk.

Pembahasan:

Soal yang ini mirip sama soal contoh soal 1, guys. Emigrasi dan imigrasi penduduk jelas bukan penghambat perubahan, malah adalah faktor pendukung, karena emigrasi dan imigrasi penduduk memungkinkan terjadinya perubahan nilai dan norma di suatu kelompok masyarakat.

Guys, guys, guys! Seru banget nggak sih pelajaran hari ini?! Nah, kalau elo mau tau lebih jauh tentang materi ini, tonton aja video pembahasannya ya. Caranya tinggal klik aja gambar di bawah ini!

Faktor Penyebab & Penghambat Perubahan Sosial - Materi Sosiologi Kelas 12 9

Biar lebih mantap elo juga bisa berlangganan paket belajar Zenius! Kita punya berbagai paket pilihan yang udah disesuaikan sama setiap kebutuhan elo. Klik gambar di bawah ini ya untuk info lengkapnya!

SKU-BELI-PAKET-BLJR-1

Sampai jumpa di artikel lainnya!

Nilai dan Norma Sosial – Pengertian, Fungsi, dan Ciri-ciri

Sobat Zenius yang masih duduk di kelas 10 pasti lagi berkutat dengan materi yang satu ini. Untuk itu, dalam artikel ini gue mau mengajak elo semua buat membahas fungsi nilai dan norma sosial, mulai dari pengertian, hingga macam-macamnya.

Sebagai makhluk sosial, kita hidup berdampingan dengan orang lain, baik itu orang tua, adik, kakak, tetangga, sahabat, dll.

Dalam berhubungan dengan masyarakat, kita harus senantiasa menunjukkan nilai dan norma yang baik. Nilai-nilai tersebut yang nantinya akan menjadi pedoman untuk kita berperilaku dalam masyarakat, seperti saat bekerja sama, menjaga ketertiban, kebersihan, rasa kekeluargaan dan solidaritas, dll.

Nilai dan norma sosial
Ilustrasi manusia sebagai makhluk sosial (Dok. Pixabay)

Tidak bisa kita hidup tanpa menjunjung nilai dan norma yang berlaku di masyarakat.

Begitu pentingnya nilai dan norma dalam bermasyarakat, sehingga juga terdapat sanksi bagi pelanggarnya. Nilai dan norma yang diterima oleh masyarakat akan disosialisasikan secara turun-menurun, sehingga terciptalah keteraturan sosial.

Lalu, sebenarnya apa sih pengertian nilai dan norma sosial? Yuk, simak penjelasan lengkapnya di bawah ini!

Apa Itu Nilai Sosial?

Dalam pembahasan kali ini, gue mau ngebagi dua bagian, yaitu pengertian nilai sosial dan norma sosial. Pertama, kita mau ngebahas sekilas mengenai apa itu nilai sosial.

Secara garis besar, nilai sosial adalah nilai yang berlaku di masyarakat mengenai baik buruknya sesuatu. Bisa juga dikatakan sebagai standar budaya yang menunjukkan kebaikan dan diinginkan oleh masyarakat untuk kehidupan sosial yang terstruktur.

Maksudnya gimana, sih? Misalnya, elo sedang makan bersama keluarga besar. Tiba-tiba elo mendahului mengambil makanan dan langsung memakannya sambil berdiri.

Apakah itu termasuk nilai yang baik? Tidak, dong. Elo harusnya menunjukkan tingkah laku yang baik dan sopan, dengan cara mempersilakan orang yang lebih tua untuk mengambil makanan terlebih dahulu, dan saat makan juga elo harusnya duduk dengan sopan.

Dari kegiatan makan bersama aja udah ada nilai sosial di sana, kalau tidak ada nilai sosial, siapapun bisa mengambil makanan terlebih dahulu. Alhasil, saling berebut dan tidak terstruktur.

cta banner donwload apps zenius

Download Aplikasi Zenius

Tingkatin hasil belajar lewat kumpulan video materi dan ribuan contoh soal di Zenius. Maksimaln persiapanmu sekarang juga!

icon download playstore
icon download appstore
download aplikasi zenius app gallery

Nah, supaya lebih jelas, di bawah ini ada beberapa pendapat para ahli mengenai pengertian nilai sosial itu sendiri:

  • Woods: ”Nilai sosial merupakan petunjuk-petunjuk umum yang telah berlangsung lama untuk mengarahkan tingkah laku dalam kehidupan sehari-hari”.
  • Theodorson: “Nilai sosial merupakan sesuatu yang abstrak, dijadikan pedoman, dan  prinsip-prinsip umum dalam bertindak atau bertingkah laku di masyarakat”.
  • Koentjaraningrat: ”Nilai sosial adalah konsepsi yang hidup dalam alam pikiran mayoritas masyarakat mengenai hal-hal yang dianggap mulia”.
  • Clyde Kluckhohn: “Nilai sosial adalah konsensi umum yang teroganisir, mempengaruhi perilaku yang berhubungan dengan alam, kedudukan manusia dalam alam, hubungan antar orang, dan hal-hal yang diinginkan dan tidak diinginkan yang mungkin bertalian dengan hubungan antara orang dengan lingkungan dan sesama manusia”.
  • J.S. Purwadarminta: “nilai adalah sifat-sifat (hal-hal) yang penting atau berguna bagi kemanusiaan”.

Macam-macam Nilai Sosial

Mengenal Nilai dan Norma Sosial - Materi Sosiologi Kelas 10 34
Ilustrasi orang sedang bersalaman (Dok. Freepik)

Nah, kali ini kita masuk ke pembahasan tentang macam-macam nilai sosial. Berdasarkan sifatnya, nilai sosial dibagi menjadi dua, yaitu nilai yang terencana dan nilai dominan.

Nilai yang terencana

Kalau nilai ini sudah tertanam dalam alam sadar kita, Sobat Zenius. Jadi, udah otomatis kita punya kontrol tersendiri terhadap tindakan atau perilaku yang akan kita lakukan. Kalau nilai tersebut dilanggar, maka akan muncul rasa bersalah dan malu dalam diri sendiri.

Nilai dominan

Sesuai namanya, nilai dominan adalah nilai yang muncul karena banyaknya orang yang menganut nilai tersebut, lamanya nilai tersebut muncul dan dipertahankan, serta kedudukan orang yang menganut nilai tersebut. Jadi, nilai ini ya dianggap lebih penting gitu dibandingkan dengan nilai-nilai lainnya.

Nilai-nilai lainnya juga bisa bersumber dari para ahli lho, guys. Seperti yang diutarakan oleh Prof. Notonegoro yang membagi nilai menjadi nilai material, vital, dan rohani.

Ciri-ciri Nilai Sosial

Setelah memahami macam-macam nilai sosial, kini saatnya Sobat Zenius untuk mengetahui mengenai ciri-cirinya:

  • Biasanya terbentuk dari proses interaksi sosial di masyarakat.
  • Setiap anggota kelompok biasanya memiliki perbedaan nilai-nilai sosial.
  • Dampaknya berbeda-beda terhadap tindakan yang dilakukannya.
  • Nilai sosial mempengaruhi kepribadian individu dalam bermasyarakat.

Fungsi Nilai Sosial

Fungsi nilai sosial dalam kehidupan masyarakat adalah untuk menciptakan kesejahteraan masyarakat lewat nilai-nilai yang berlaku. Selain itu, ada beberapa fungsi yang bisa elo pahami dari nilai sosial:

  • Untuk mengarahkan tingkah laku masyarakat agar lebih sesuai dengan nilai-nilai yang berlaku.
  • Sebagai petunjuk bagi masyarakat dalam melakukan tindakan dan berpikir.
  • Bisa dijadikan sebagai alat untuk menentukan kelas sosial.
  • Sebagai motivasi suatu individu untuk melakukan suatu hal.
  • Sebagai pendorong, pengawas, dan benteng perlindungan bagi indivisu untuk selalu berbuat baik.
  • Sebagai penjaga stabilitas budaya masyarakat, agar lebih terstuktur dalam bermasyarakat.
  • Untuk mendorong masyarakat saling bekerjasama dan disiplin.

Sekilas kita bisa tau, fungsi nilai dan norma sosial adalah semacam panduan dan pedoman dalam bermasyarakat. Dengan adanya nilai sosial, tatanan kehidupan bermasyarakat bisa terlaksana dengan baik.

Nilai-nilai yang berlaku di masyarakat, jika dilakukan dan diperhatikan dengan baik dapat memperbaiki moral bangsa kita.

Nilai-nilai yang berlaku di masyarakat, jika dilakukan dan diperhatikan dengan baik dapat memperbaiki moral bangsa kita.

Sobat Zenius tahu nggak, sih, kalau nilai-nilai yang berlaku tersebut tidak bisa dilaksanakan sendiri karena harus disertai dengan yang namanya norma sosial?

Lalu, sebenarnya apa arti norma sosial itu?

Apa Itu Norma Sosial?

nilai dan norma sosial
Ilustrasi orang menulis aturan (Dok. Freepik)

Sedari tadi Sobat Zenius sudah belajar mengenai pengertian nilai sosial. Nah, kini saatnya beralih ke pembahasan tentang norma sosial.

Sejatinya, norma sosial adalah petunjuk yang harus dijalankan, berisi perintah, anjuran, dan larangan dalam bermasyarakat.

Elo juga bisa menyebut norma sebagai suatu standar sikap/tingkah laku dalam kelompok. Contohnya dalam lingkup keluarga, seorang anak harus menghormati orang tuanya dan mematuhi perintahnya.

Norma merupakan kumpulan dari nilai-nilai sosial, yang di mana norma sosial itu harus sesuai dengan fakta atau kondisi yang berlaku saat ini. Misalnya, pada zaman kerajaan itu semua orang tunduk pada raja, tidak boleh menentang, yang menentang akan mendapatkan hukuman.

Sedangkan sekarang, sebagai negara demokrasi yang pemimpinnya dipilih oleh masyarakat, maka kita bisa menentang aturan yang dibuat pemerintah dengan alasan-alasan tertentu demi kepentingan bersama.

Norma sosial dapat terlaksana dengan baik apabila kita sebagai masyarakat patuh terhadap aturan yang dibuat pemerintah, tetapi bisa memberikan saran dan masukan jika perintah tersebut merugikan salah satu pihak.

Macam-macam Norma Sosial

Setelah tahu pengertiannya, kira-kira Sobat Zenius udah mulai bisa mengetahui belum apa perbedaan nilai dan norma sosial?

Kalau masih meraba-raba, mending kita bahas terlebih dahulu, yuk, bentuk-bentuk dari norma sosial itu sendiri!

Macam-macam norma sosial
Ilustrasi adat Istiadat termasuk salah satu macam norma sosial (Dok. Daniel Nebrada via Pixabay)

Usage (Cara)

Norma usage (cara) adalah suatu perilaku yang dilakukan oleh individu dalam satu kelompok masyarakat, namun tidak dilakukan secara berulang/terus-menerus. Sejatinya, norma ini tidak tertulis, ya, Sobat Zenius. 

Contohnya apa, sih? Elo pernah nggak sering pakai baju dengan style tertentu, kemudian tiba-tiba elo ganti style yang berkebalikan dengan sebelumnya. Elo pasti akan mendapatkan teguran dari teman-teman. Itu salah satu contoh norma usage, Sobat Zenius.

Folkways (Kebiasaan)

Norma folkways artinya apa, sih? Sejatinya, norma yang satu ini yaitu kebiasaan yang dilakukan secara berulang dan turun-menurun.

Elo pasti pernah mendengar kalimat di bawah ini

Perilaku dia udah susah diubah soalnya udah tradisinya begitu.”

Yap, dalam sebuah kehidupan masyarakat, elo pasti pernah menemukan salah satu kebiasaan yang dilakukan secara sadar dan terus-menerus, hingga diturunkan dan berlaku di masyarakat.

Contoh dari norma folkways/kebiasaan yaitu menyalami orang tua/guru saat berangkat/pulang sekolah, makan dan minum menggunakan tangan, memberikan angpao saat lebaran, dll.

Nah, jikalau elo melanggar hal-hal tersebut, akan ada sanksi norma sosial berupa teguran atau sanksi yang lainnya.

Mores (Tata Kelakuan)

Norma tata kelakuan adalah aturan-aturan yang diterima oleh masyarakat, biasanya sih berhubungan dengan kepercayaan atau keyakinan. Contohnya tidak boleh membunuh manusia, larangan memakan yang haram, larangan mencuri, dll.

Custom (Adat Istiadat)

Norma adat biasanya berlaku hanya di daerah tertentu saja dan bersifat kekal. Norma adat istiadat adalah kumpulan tata kelakukan yang dijadikan pedoman tertinggi dalam hidup bermasyarakat.

Kenapa pedoman tertinggi? Sebab, pengaplikasian norma tersebut sudah terintegrasi sangat kuat pada masyarakat yang menganutnya, guys. Hati-hati, karena bagi siapa saja yang melanggar akan mendapatkan sanksi cukup keras dari masyarakat sekitarnya.

Contohnya ketika ada orang yang melanggar pelaksanaan upacara adat akan dikenakan sanksi berupa pengucilan dari kelompok/masyarakat sekitarnya.

Law (Hukum)

Kalau norma yang satu ini, sudah pasti dibuat oleh pihak/pejabat yang berwenang. Tentunya norma hukum itu ditulis ya, guys.

Jadi, apabila ada yang melanggar norma hukum, maka akan dijatuhkan sanksi oleh pihak yang berwenang. Contohnya apa, sih? Orang yang melakukan tindakan pembunuhan, pencurian, pencemaran nama baik, dll akan dijatuhi sanksi hukuman yang sesuai dengan perundang-undangan.

Ciri-ciri Norma Sosial

Selanjutnya, apa sih ciri-ciri dari norma sosial itu?

  • Biasanya sih norma sosial itu tidak tertulis.
  • Merupakan hasil kesepakatan bersama anggota masyarakat.
  • Ditaati bersama oleh anggota masyarakat.
  • Norma bisa mengalami perubahan, disesuaikan dengan kondisi saat ini/fakta.
  • Terdapat hukuman/sanksi bagi yang melanggarnya.

Fungsi Norma Sosial

Mengenal Nilai dan Norma Sosial - Materi Sosiologi Kelas 10 35
Ilustrasi orang bersosial (Dok. Freepik)

Berikut ini merupakan fungsi norma sosial diberlakukan ::

  • Sebagai aturan atau pedoman tingkah laku masyarakat yang sifatnya turun-temurun.
  • Untuk mengontrol dan mengarahkan tingkah laku masyarakat.
  • Alat untuk menjaga ketertiban, keadilan, dan stabilitas di dalam masyarakat.
  • Membantu masyarakat dalam mencapai tujuan bersama.
  • Menjadi dasar dalam memberikan sanksi kepada masyarakat yang melanggar.

Demikian penjelasan mengenai nilai dan norma dalam masyarakat beserta contoh-contohnya. Kita jadi tahu  mengapa masyarakat membutuhkan nilai dan norma sosial, tentu agar adanya kontrol sosial dalam masyarakat agar kehidupan sosial dapat berjalan dengan teratur sesuai dengan peraturan sosial.

Nah, mungkin setelah mempelajari kedua pembahasan tersebut, Sobat Zenius ada yang bertanya, nih, mengenai perbedaan nilai dan norma sosial.

Secara sederhana, nilai sosial lebih kepada sesuatu yang dianggap baik atau buruk dalam suatu masyarakat. Sedangkan norma merupakan suatu aturan yang terbentuk berdasarkan nilai-nilai yang berlaku dalam suatu masyarakat.

Fungsi adanya nilai dan norma sosial dalam masyarakat untuk mewujudkan kehidupan yang sejahtera tanpa adanya kejahatan atau ketidaksopanan yang terjadi antara manusia. Ini juga menjawab pertanyaan apakah kaitan antara norma dengan nilai sosial. Keduanya saling berkaitan untuk mewujudkan kehidupan bermasyarakat yang ideal.

Bagaimana? Sudah paham? Kalau Sobat Zenius tertarik buat mendalami materi nilai dan norma sosial lewat video pembelajaran, elo bisa langsung belajar lewat tutornya dengan klik gambar di bawah ini!

pelajari konsep sosiologi norma dan nilai sosial di video materi zenius

Pelajari lebih banyak materi dan materi pelajaran lain dengan berlangganan paket belajar Zenius. Ikut live class bareng Zen Tutor bakal bantu elo lebih paham pelajaran dari sekolah. Kalau mau uji kemampuan udah sampai mana, elo tinggal meluncur ke latihan soal atau tryout ujian sekolah. Makanya yuk langsung cobain aja beli paket belajar Zenius. Simak lengkapnya di bawah ini ya!

Mengenal Nilai dan Norma Sosial - Materi Sosiologi Kelas 10 36
Klik dan simak info lengkapnya!

Demikian materi yang bisa gue bagikan kepada elo semua. Semoga penjelasan di atas mudah dipahami, ya!

Originally published: January 04, 2021
Updated by: Maulana Adieb & Silvia Dwi

Baca Juga Artikel Lainnya

Belajar Sosiologi Buat Apa?

Kisi-kisi UNBK Sosiologi SMA 2020

Tips dan Trik Belajar UTBK Sosiologi

Bentuk-Bentuk Perubahan Sosial – Sosiologi Kelas 12

Penulis: Wintalia Witantri

Hai, semuanya! Pernah nggak ketika melihat smartphone yang elo punya sekarang, elo tiba-tiba kepikiran sama ponsel yang elo miliki sepuluh tahun lalu? Jauh banget nggak tuh perbedaannya?

Kayak gue, nih. Gue sekarang pakai ponsel Android yang membantu gue dalam banyak hal. Sementara itu, sepuluh tahun lalu, gue masih pakai ponsel QWERTY yang paling banyak cuman bisa dipake telepon sama SMS doang. Sinyal mentok EDGE, belum 4G atau bahkan 5G kayak sekarang. Paling jauh bisa main game uler-uleran, deh.

Elo merasakan ada perubahan dalam penggunaan gadget juga nggak? Nah, perubahan ini tuh termasuk dalam perubahan sosial, lho! Makanya kali ini, gue akan mengajak elo untuk cari tahu lebih lanjut soal bentuk-bentuk perubahan sosial dan contohnya.

Tapi, sebelum itu, kita coba korek-korek dulu apa sih sebetulnya perubahan sosial itu? Banyak banget definisi yang dibikin oleh para ahli, tapi simpelnya, perubahan sosial bisa elo pahami sebagai perubahan yang terjadi pada dan di dalam masyarakat. Bentuk-bentuk perubahan sosial bisa dibagi menjadi lima kategori, yakni bentuk perubahan sosial berdasarkan waktu, ukuran perubahan, perencanaan, dan cakupan sifatnya. Sekarang, langsung aja kita bahas semuanya.

contoh-bentuk-perubahan-sosial
Perubahan teknologi smartphone merupakan contoh perubahan sosial. (Arsip Zenius)

Perubahan Sosial Berdasarkan Waktu

Bentuk perubahan sosial ini dibagi jadi dua, yakni evolusi dan revolusi. Kita bahas yang pertama dulu, nih. Evolusi adalah perubahan yang membutuhkan waktu yang relatif lama. Langsung gue kasih contohnya ya biar kebayang.

Misal perubahan dari masyarakat berburu ke masyarakat agraris. Masyarakat berburu yang bisanya mengandalkan makanan dari binatang buruan dan tanaman berubah menjadi masyarakat agraris yang dapat memproduksi makanan sendiri. Perubahan ini nggak terjadi sekejap, tapi pelan-pelan melalui perubahan-perubahan yang lebih kecil.

bentuk-perubahan-sosial-berdasarkan-waktu
Perubahan masyarakat berburu menuju masyarakat agraris tidak berlangsung serentak. (Arsip Zenius)

Dengan kata lain, perubahan ini nggak terjadi serentak di mana masyarakat berburu semuanya mendadak jadi petani dalam proses yang singkat.

Baca juga: Agrikultur: Kesalahan Terbesar Manusia Sepanjang Sejarah?

Selain penjelasan dan contoh tadi, evolusi ini memiliki tiga arah. Ketiga arah tersebut adalah unilinear, universal, dan multilinear. Gimana aja, tuh?

Evolusi unilinear artinya perubahan masyarakat harus melalui tahap tertentu. Misalnya dari primitif ke tradisional ke modern. Ini beda dengan evolusi universal yang mengatakan bahwa masyarakat dapat melewati tahapan yang berbeda untuk berubah.

Yang terakhir adalah evolusi multilinear yang merupakan perubahan yang berbeda-beda dalam masyarakat, tetapi menuju arah yang sama. 

Sekarang kita bahas bentuk yang kedua yakni revolusi. Berlawanan dengan evolusi, revolusi ini adalah perubahan yang terjadi relatif cepat. Selain cepat, juga mengubah lembaga atau institusi sosial dalam masyarakat secara drastis.

Contohnya Revolusi Amerika yang terjadi dalam kurun waktu relatif cepat serta memberikan dampak pada wilayah tersebut. Amerika akhirnya nggak dijajah lagi oleh Inggris. Hal ini otomatis mengubah lembaga atau institusi sosial secara drastis pada waktu itu, dong.

Contoh lainnya adalah Revolusi Industri yang pertama. Gara-gara ditemukannya mesin uap, produksi barang jadi lebih cepat. Ini berdampak drastis sampai ke negara-negara di dunia, lho.

pabrik-dengan-mesin-uap
Mesin uap mengawali Revolusi Industri 0.1. (Arsip Zenius)

Baca juga: Perkembangan dan Sejarah Revolusi Industri 4.0 (Dari 1.0)

Nah, gimana, elo udah bisa belum nih mendeskripsikan bentuk-bentuk perubahan sosial berdasarkan kecepatan berlangsungnya? Kalau udah, sekarang kita pindah ke bentuk perubahan sosial berdasarkan ukuran perubahannya.

Perubahan Sosial Berdasarkan Ukuran Perubahan

Ada dua bentuk perubahan sosial berdasarkan ukuran perubahannya atau signifikansinya, yakni besar dan kecil. Perubahan sosial besar mengubah dasar kehidupan masyarakat. Ini karena perubahan ini mengubah lembaga atau institusi sosial dalam masyarakat.Contohnya aja ya, perubahan masyarakat tradisional menjadi serba online. Misal dulu kalau lapar tengah malem dan nggak punya stok mi instan, elo mungkin terpaksa harus menahan lapar sampai pagi.

bentuk-perubahan-sosial-mengubah-cara-hidup
Salah satu perubahan besar yang mengubah cara hidup masyarakat adalah munculnya aplikasi pesan makanan berbasis online. (Arsip Zenius)

Sekarang, tinggal pesan lewat aplikasi. Makin ke sini jadi berkembang mata pencaharian sebagai kurir pesan antar. Penyedia jasa makanan dan lain-lain pun juga mikirin cara untuk bisa mengintegrasikan usaha mereka dengan kondisi yang udah serba online. Ini mengubah institusi sosial dalam masyarakat.

Kalau perubahan kecil, ya tinggal kebalikannya: tidak membawa perubahan berarti dalam institusi sosial. Contoh gampangnya perubahan model smartphone elo yang beberapa tahun lalu kameranya cuman satu biji, sekarang jadi banyak. 

Nah, mau gimana pun model kamera smartphone elo berganti, kemungkinan besar nggak akan sampai mengubah tatanan hidup seluruh masyarakat, kan? Karena yang terjadi hanyalah tambahan variasi ponsel aja, bisa elo pilih sesuai selera dan kebutuhan masing-masing.

Selanjutnya, kita bahas bentuk perubahan sosial berdasarkan perencanaannya.

Perubahan Sosial Berdasarkan Perencanaan

Bentuk perubahan sosial ini dibagi jadi dua juga: direncanakan dan tidak direncanakan. Ada yang nyebut juga sebagai perubahan yang dikehendaki dan tidak dikehendaki. Sederhananya, kalau yang direncanakan, artinya masyarakat punya kuasa untuk mengubah institusi atau lembaga sosial.

Contohnya adalah deklarasi Kemerdekaan Indonesia. Siapa sih yang dulu pengin Indonesia merdeka? Bagian dari masyarakat sendiri, kan?

Baca juga: Peristiwa Rengasdengklok – Latar Belakang, Kronologi, dan Tujuan

Sementara itu, perubahan sosial yang tidak direncanakan artinya masyarakat tidak punya keinginan atau rencana untuk melakukan perubahan sosial itu. Contohnya perubahan yang terjadi karena bencana alam.

Siapa sih yang mengharapkan kedatangan, misalnya, gempa bumi? Atau yang kita alami sekarang, deh. Pandemi. Banyak banget kan hal mendasar yang berubah ketika pandemi terjadi? Tapi apakah masyarakat punya rencana atas datangnya perubahan itu? Kemungkinan besar, enggak.

perubahan-sosial-yang-tidak-direncanakan
Penggunaan masker yang masif adalah satu bentuk perubahan sosial yang awalnya tidak direncanakan. (Arsip Zenius)

Gimana? Udah paham apakah maksud bentuk perubahan sosial jenis perubahan yang direncanakan dan tidak direncanakan? Nah, selanjutnya kita bahas bentuk perubahan sosial berdasarkan sifatnya.

Perubahan Sosial Berdasarkan Sifat Cakupannya

Bentuk perubahan sosial yang ini terdiri dari perubahan prosesual dan struktural. Untuk yang prosesual, perubahannya lebih terlihat sebagai penyempurnaan atau perbaikan. Misalnya kamera smartphone tadi. Dari yang awalnya beresolusi kecil lalu disempurnakan terus kualitasnya jadi semakin bagus.

Sementara itu, perubahan struktural adalah perubahan yang sifatnya mendasar. Perubahan ini mengubah cara hidup masyarakat. Ini mirip sama perubahan besar tadi, ya.

Contohnya perubahan dari era Orde Baru ke Reformasi. Perubahan ini membawa dampak yang berbeda-beda dari segi politik, hukum, ekonomi, sosial.

Baca juga: Tujuan Reformasi Indonesia dan Area Perubahannya – Materi Sejarah Kelas 12

Demikian tadi penjelasan tentang bentuk-bentuk perubahan sosial dan contohnya. Yang perlu elo tau, perubahan sosial dalam masyarakat ini merupakan perwujudan sifat manusia yang dinamis, selalu berubah. Perubahan ini juga bakalan bisa terus terjadi selama masyarakat itu terus berinteraksi.

Untuk mengecek pemahaman elo lebih lanjut, elo bisa coba kerjain contoh soal di bawah ini, ya!

Contoh Soal dan Pembahasan

Berikut merupakan contoh perubahan besar adalah ….

a. bergantinya tren gerakan tari di media sosial

b. perubahan mata pencaharian masyarakat

c. perubahan makanan yang sedang viral

d. pergantian genre musik yang digemari anak muda

e. bergantinya jenis game online yang banyak dimainkan

Pembahasan

Perubahan besar merupakan perubahan yang terjadi pada beberapa aspek kehidupan masyarakat, seperti ekonomi, politik, budaya, pendidikan dan sebagainya. Dari pilihan jawaban di atas, perubahan yang memiliki pengaruh terhadap aspek kehidupan masyarakat adalah perubahan mata pencaharian masyarakat. Maka dari itu, jawaban yang benar adalah b.

***

Oke, jadi gitu ya penjelasan mengenai bentuk-bentuk perubahan sosial beserta contoh-contohnya. Kalau elo mau mendalami materi ini lebih lanjut, bisa langsung klik materi bentuk perubahan sosial lewat banner ini, ya!

Bentuk-Bentuk Perubahan Sosial Masyarakat - Materi Sosiologi Kelas 12 9

Supaya proses belajar lo semakin efektif, Zenius punya beberapa paket belajar yang bisa lo pilih sesuai kebutuhan lo. Yuk klik banner di bawah ini untuk berlangganan!

SKU-BELI-PAKET-BLJR

Permasalahan Sosial, Teori, Faktor, Dampak, dan Contoh Masalah Sosial

Semua orang pasti punya masalah. Pertanyaannya, apakah masalah-masalah tersebut bisa disebut sebagai permasalahan sosial? Yuk, kita cari tahu soal masalah sosial.

Sobat Zenius, gimana nih kabar elo? Lagi ada masalah nggak?

Dalam hidup, siapapun di dunia ini, apapun latar belakangnya, pasti pernah memiliki masalah. Setuju nggak?

Loading ... Loading …

Nah, gue punya pertanyaan nih buat elo. Ketika belajar Sosiologi di SMA, kita akan mempelajari konsep permasalahan sosial.

Pertanyaan gue, apakah masalah dalam hidup kita tadi bisa dibilang merupakan masalah sosial?

Materi masalah sosial untuk Sosiologi kelas 11.
Materi masalah sosial untuk Sosiologi kelas 11. (Arsip Zenius)

Untuk menjawab pertanyaan tersebut, kita harus paham dulu apa itu permasalahan sosial. Materi ini biasanya kita temui pada mata pelajaran Sosiologi kelas 11.

Mari kita bahas konsep permasalahan sosial, dimulai dari pengertiannya.

Pengertian Permasalahan Sosial

Masalah sosial itu kan terdiri dari dua kata ya, yaitu masalah dan sosial. Masalah itu bisa dibilang merupakan perbedaan antara harapan dengan kenyataan.

Misalnya nih, elo berharap disukai oleh si doi. Ternyata, cinta elo bertepuk sebelah tangan. Waduh, kan jadi masalah tuh, elo bisa jadi galau.

Terus, kalau ada embel-embel sosial setelah kata masalah, kira-kira pengertiannya apa nih? Yang namanya sosial itu biasanya berhubungan dengan kehidupan masyarakat.

Nah, permasalahan sosial adalah perbedaan antara harapan masyarakat (nilai dan norma) dengan realita yang terjadi di tengah masyarakat.

Sampai sini, elo paham nggak sama pengertian tadi? Buat penjelasan lebih lanjut, gue punya rekomendasi video materi yang wajib banget ditonton nih.

Video ini membahas konsep permasalahan sosial di masyarakat dengan animasi yang menarik. Langsung saja klik link video materi di bawah ini. Selamat menonton!

Video: Mengenal Permasalahan Sosial Di Masyarakat

Dari video di atas, kita jadi tahu ya bahwa ternyata ada perbedaan antara masalah pribadi dengan masalah sosial. 

Ngomong-ngomong, di playlist yang sama dengan video tadi, ada video materi Zenius lainnya yang membahas objek dan spektrum permasalahan sosial, lho.

Dengan mempelajari spektrum permasalah sosial, kita bisa mengukur keparahan suatu masalah sosial melalui pendekatan tertentu. 

Penasaran gimana cara mengukurnya? Yuk, nonton video di bawah ini!

Video: Mengenal Spektrum Permasalahan Sosial

Dari pengertian permasalahan sosial dan video konsep masalah sosial tadi, elo sudah kebayang nggak nih, apa saja contoh permasalahan sosial?

Kita diskusikan di bagian selanjutnya, kuy!

Contoh Permasalahan Sosial

Sebelumnya, kita sudah membahas bahwa, permasalahan sosial akan muncul di masyarakat jika hal-hal yang tidak sesuai dengan harapan masyarakat.

Jadi, permasalahan sosial terjadi karena adanya pihak yang tidak melaksanakan hak, kewajiban, dan tanggung jawab mereka yang seharusnya sesuai dengan peraturan atau norma yang berlaku.

Menurut elo, sebagai anggota masyarakat, apa sih yang elo harapkan buat masyarakat kita?

Kalau gue nih secara pribadi, tentu gue berharap masyarakat kita bisa hidup aman dan sejahtera. Dari situ, kira-kira apa sih contoh masalah yang nggak sesuai dengan harapan gue?

Masyarakat yang sejahtera tentu seharusnya bisa mencukupi kebutuhan dasar mereka, guys, seperti untuk makan, tempat tinggal, untuk biaya kesehatan, dan lain-lain. 

Selain kesejahteraan, gue juga sempat sebut soal keamanan. Kira-kira gimana sih masyarakat yang aman itu?

Tentunya, masyarakat yang aman itu ya masyarakat yang tingkat kriminalitasnya rendah, seperti tingkat pembunuhan, pencurian, penculikan, dan lain sebagainya. 

Terus, apa aja sih contoh permasalahan sosial yang ada di masyarakat? Yuk kita simak sama-sama.

Eksklusi Sosial

Bila melihat kembali ke masa lalu, telah terjadi berbagai masalah sosial antar kelompok di dunia. Hal ini dapat berpotensi meningkat kalau masyarakat tersebut terdiri dari berbagai kelompok yang berbeda-beda, yang masing-masing memiliki visi dan harapannya masing-masing.

Mau itu berkaitan dengan agama, ras, budaya, disabilitas, dan lain sebagainya. Biasanya, pada masalah sosial tersebut, ada golongan yang ditekan.

Dengan kata lain, ada golongan yang hak-haknya dibatasi atau direnggut, alias didiskriminasi.

Nah, masalah sosial itu bisa disebut sebagai eksklusi sosial, yaitu kondisi dimana ada golongan tertentu yang haknya (misal hak berpartisipasi atau penggunaan fasilitas publik) dihalangi.

Berikut ini video materi tentang eksklusi sosial di Zenius yang bisa elo tonton. Video-video ini membahas tentang konsep eksklusi sosial dan contohnya.

Video: Eksklusi Sosial Sebagai Permasalahan Sosial

Video materi eksklusi sosial di Zenius.
Yuk, nonton video materi eksklusi sosial di Zenius! (Arsip Zenius)

Next, kita bahas soal kemiskinan ya.

Baca Juga: Masalah dan Konflik Masyarakat Multikultural di Indonesia – Materi Sosiologi Kelas 11

Kemiskinan

Kalau menurut KBBI, kemiskinan itu artinya nggak berharta dan serba kekurangan. Itu bisa karena penghasilan yang sangat rendah.

Menurut ilmu sosiologi, kemiskinan itu ada dua, yaitu kemiskinan absolut dan kemiskinan relatif. Maksudnya gimana tuh?

Kemiskinan absolut adalah suatu keadaan ketika seseorang tidak bisa memenuhi kebutuhan dasarnya. Misalnya kebutuhan untuk makan dan tempat tinggal.

Dulu pernah ada seseorang yang ngomong ke gue seperti ini, “ …. kamu bingung besok mau makan apa, sedangkan di luar sana ada orang yang bingung apakah besok bisa makan atau nggak.”

Gue nggak ingat siapa yang ngomong itu, dan apa konteksnya. Namun, kata-kata tersebut sangat berbekas di ingatan gue.

Jadi terbayang, masyarakat yang menghadapi kemiskinan absolut, mungkin terus dibayang-bayangi oleh pertanyaan tersebut, “apakah besok gue bisa makan?”.

Selain kemiskinan absolut, ada juga kemiskinan relatif. Relatif ini maksudnya kemiskinan di suatu daerah belum tentu dianggap daerah lain. Kok bisa?

Contohnya nih, di dunia ini tiap negara memiliki biaya hidup dan gaji minimum yang berbeda-beda. Seseorang dengan gaji minimum di Amerika Serikat, bisa jadi termasuk kelompok miskin di negaranya.

Namun, seseorang yang tinggal di Indonesia dengan gaji minimum Amerika Serikat, justru termasuk lebih dari berkecukupan. Soalnya, biaya hidup di Indonesia jauh lebih murah dibanding di Amerika Serikat. 

Sobat Zenius, untuk memperdalam pengetahuan elo mengenai kemiskinan, elo bisa nonton video di bawah ini ya.

Video: Kemiskinan Absolut & Relatif

Video materi kemiskinan di Zenius.
Yuk, nonton video materi kemiskinan! (Arsip Zenius)

Selain dua jenis kemiskinan tadi, ada lagi dua macam kemiskinan berdasarkan penyebabnya, yaitu kemiskinan struktural dan kemiskinan kultural. Apa itu?

  • Kemiskinan struktural, kemiskinan karena masyarakat nggak bisa menggunakan sumber daya yang ada. Misalnya, ada masyarakat yang tinggal dekat tambang emas, namun tetap miskin karena tidak bisa mengambil dan mengolah emas tersebut.
  • Kemiskinan kultural, kemiskinan karena faktor kultur (budaya). Misalnya sikap malas dan nggak mau berusaha untuk bekerja keras.

Selanjutnya, kita bahas soal kriminalitas.

Kriminalitas

Apa yang ada di benak elo, ketika mendengar kata “kriminal”? Mungkin elo langsung kepikiran sama pencuri, pembunuh, penipu, dan pelanggar hukum lainnya.

Memang, yang namanya kriminalitas itu bisa didefinisikan sebagai perilaku yang melanggar hukum. Pokoknya, menyimpang deh dari peraturan yang ada.

Di Indonesia, kita punya kitab undang-undang hukum pidana (KUHP) yang mengatur apa saja perilaku yang nggak boleh dilakukan. Jika dilakukan, kita bisa dihukum dan dianggap kriminal.

Elo sudah tahu belum, apa saja contoh macam-macam kriminalitas yang biasa terjadi dalam kehidupan masyarakat.

Beragam banget ya, bisa kriminalitas dalam bentuk kekerasan, penipuan, korupsi, pencucian uang, dan masih banyak lagi.

Coba deh, elo nonton video tentang konsep dan berbagai contoh kriminalitas pada video di bawah ini.

Video: Kriminalitas Sebagai Permasalahan Sosial

Video materi kriminalitas di Zenius.
Yuk, nonton video materi kriminalitas di Zenius. (Arsip Zenius)

Selain tiga contoh tadi, apalagi contoh permasalahan sosial yang bisa elo pikirkan? Sobat Zenius, jika elo ingin mencari tahu tentang contoh permasalahan sosial lainnya, elo bisa banget nih baca artikel di bawah ini.

Baca Juga: 10 Contoh Permasalahan Sosial yang Terjadi di Indonesia

Faktor Penyebab Permasalahan Sosial

Sobat Zenius, sejauh ini kita sudah membahas pengertian dan berbagai contoh masalah sosial nih. Sekarang, kita lanjut membahas apa saja faktor penyebab permasalahan sosial.

Di aplikasi Zenius, elo bisa menemukan berbagai video yang menjelaskan faktor-faktor ini. Video tersebut bisa elo akses melalui link di bawah ini.

Video: Pengantar Faktor Penyebab Permasalahan Sosial

Wah, ternyata faktornya sangat beragam ya. Ada faktor biologis, ekonomi, geografis, psikologis, budaya, dan interseksi.

Untuk mempermudah pembahasan, gue sediakan tabel faktor penyebab permasalahan sosial dan penjelasannya di bawah ini.

Faktor PenyebabPenjelasan
BiologisBerhubungan dengan faktor biologis. Contoh: wabah penyakit Covid-19.
EkonomiBerkaitan dengan kondisi ekonomi. Contoh: inflasi, pengangguran, dan kemiskinan.
GeografisBerkaitan dengan aspek wilayah dan geografis. Contoh: bencana alam.
PsikologisBerkaitan dengan gangguan jiwa. Contoh: depresi karena PHK massal dan trauma karena pelecehan seksual.
BudayaBerhubungan dengan unsur-unsur budaya. Contoh: budaya konsumerisme, seksisme, dan bullying.
InterseksiBerkaitan dengan berbagai faktor yang saling berhubungan. Contoh: kekeringan menyebabkan berkurangnya makanan dan penghasilan, sehingga terjadi peningkatan kemiskinan dan kelaparan. Selain itu, bahan pangan menjadi mahal dan langka, sehingga terjadi inflasi.

Ngomong-ngomong, di Zenius ada video penjelasan mengenai tiap faktor penyebab di atas, lho. Video-video tersebut berada di playlist yang sama dengan video faktor penyebab permasalahan sosial yang gue rekomendasikan tadi.

Di bagian selanjutnya, kita bahas soal dampak permasalahan sosial ya.

Dampak Permasalahan Sosial

Apa yang terjadi akibat adanya masalah sosial?

  • Kekacauan (disorder), ketertiban sosial menjadi kacau. Contoh: kerusuhan akibat inflasi ekstrim.
  • Disintegrasi, kesatuan (integrasi) masyarakat memudar. Contoh: banyaknya penipuan membuat masyarakat waspada dan mencurigai orang lain.
  • Perubahan sosial, perubahan pada masyarakat. Contoh: pandmi Covid-19 membuat masyarakat banyak menghabiskan waktu di rumah.

Itulah contoh dampak permasalahan sosial. Selanjutnya, kita cari tahu bagaimana cara mengatasi permasalahan sosial, yuk.

Cara Mengatasi Permasalahan Sosial

Ada berbagai tindakan yang bisa dilakukan untuk mengurangi, meminimalisir, maupun menyelesaikan masalah sosial. 

Yang jelas, tiap masalah sosial tentu memiliki cara mengatasi tersendiri yang berbeda-beda. Berikut ini beberapa contoh cara mengatasi masalah sosial.

  • Mengubah atau membuat kebijakan baru. Misalnya, kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk menghadapi masalah Covid-19.
  • Mengedukasi masyarakat dengan pendidikan karakter dan pengetahuan, agar tidak bermental malas dan konsumtif.
  • Mendukung dan mengkampanyekan bhinneka tunggal ika untuk menjaga persatuan Indonesia.
  • Membuat hukuman yang berat untuk para kriminal, sesuai dengan tindakan kriminal yang diperbuat.

Hayo, apa ya cara mengatasi masalah sosial lainnya? Coba yuk kita cek video upaya mengatasi permasalahan sosial di bawah ini.

Video:Upaya Penyelesaian Permasalahan Sosial

Wow, kita telah membahas konsep permasalahan sosial nih. Sebelum kita lanjut ke contoh soal, gue ingin menyampaikan bahwa ada tiga teori yang berkaitan dengan permasalahan sosial, lho.

Hmm, kira-kira teori apa ya?

Teori Permasalahan Sosial

Berikut ini tiga teori permasalahan sosial menurut ilmu sosiologi.

NamaPencetusPenjelasan
Teori KonflikKarl MarxKesenjangan sosial (contoh: kelas borjuis dan proletar) akan menyebabkan konflik.
Teori FungsionalismeEmile DurkheimKetika ada anggota masyarakat yang nggak menjalankan fungsinya dengan baik, akan terjadi masalah sosial.
Teori Interaksi SimbolikErving GoffmanMenurutnya, masalah sosial dianggap masalah karena adanya label/cap yang diberikan terhadap situasi tersebut.

Oke, sekarang waktunya kita sikat contoh soal.

Contoh Soal Permasalahan Sosial

Berikut ini contoh soal dan pembahasannya.

Contoh Soal 1

Hal yang bukan merupakan faktor penyebab permasalahan sosial adalah …

A. Faktor geografis

B. Faktor psikologis

C. Faktor biologis

D. Faktor interaksi

E. Faktor budaya

Pembahasan

Jika sudah membaca pembahasan di bagian faktor penyebab permasalahan sosial, kita bisa menemukan pilihan A, B, C, dan E.

Sedangkan, faktor interaksi nggak ada. Jangan sampai terkecoh ya, yang benar itu faktor interseksi, bukan interaksi. Jadi, jawabannya adalah D.

Contoh Soal 2

Menebang hutan secara liar dapat menyebabkan permasalahan sosial yaitu …

A. Musim hujan

B. Pengiriman bahan baku

C. Kepadatan penduduk

D. Peningkatan produksi

E. Bencana banjir

Pembahasan

Menebang hutan dapat menimbulkan berbagai bencana seperti longsor, erosi, dan banjir. Maka, pilihan yang paling tepat adalah E.

Contoh Soal 3

Kepadatan penduduk di kota dapat menimbulkan permasalahan sosial yaitu …

A. Banyaknya pengangguran

B. Kriminalitas tinggi

C. Meningkatnya kemiskinan

D. Perumahan kumuh dan padat 

E. Semua benar

Pembahasan

Penduduk di kota cenderung banyak, apalagi bila banyak masyarakat desa atau kota lain yang pindah ke suatu kota tertentu.

Kota yang padat dapat menyebabkan kemiskinan. Hal tersebut terjadi karena penduduk padat yang nggak memiliki pekerjaan (pengangguran) atau berpenghasilan rendah.

Sehingga, ada kelompok penduduk yang hidup dalam kemiskinan dan tinggal di perumahan kumuh yang padat. 

Tingginya angka kemiskinan juga meningkatkan kriminalitas, karena masyarakat menjadi terdorong untuk mencopet dan mencuri untuk mendapatkan uang dan barang yang bisa dijual agar bisa membeli dan memenuhi kebutuhan.

Jadi, pilihan jawaban di atas semuanya benar ya. Maka, jawaban yang paling tepat adalah E.

Baca Juga: Permasalahan Ketenagakerjaan di Indonesia – Materi Ekonomi Kelas 11

*********

Oke Sobat Zenius, itulah pembahasan singkat mengenai permasalahan sosial. Kalau elo ingin mempelajari materi Sosiologi lainnya dengan lebih dalam dan asyik, coba deh nonton video materi Zenius dan akses soal-soalnya.

Materi UTBK

Pastikan elo log in akun Zenius elo ya supaya bisa akses video dan soalnya.

Nah, tentunya belajar lebih seru nih kalau elo langganan paket belajar Zenius. Bareng Zen Tutor elo bisa tanya-tanya pelajaran yang masih bingung saat live class. Dapatkan juga akses ke video dan latihan soal yang menunjang pembelajaran. Klik gambar di bawah

Jenis Penyimpangan Sosial, Individual, dan Kolektif

Di materi Sosiologi Kelas 10 ini, kita akan membahas jenis penyimpangan sosial. Hal ini berkaitan dengan penyimpangan individual dan penyimpangan kolektif. Yuk, kita bahas!

Halo, masyarakat Zenius! Coba sekarang gue tanya, apakah kalian pernah ngupil di depan temen, terus dia protes, “Eh, jorok amat, sih!”

Selain itu, kalau kentut di hadapan teman-teman kalian, tentunya bakal diprotes juga, “Gak sopan! Bau!”

Nah, kalau di Sosiologi, semua protes itu terjadi karena tindakan-tindakan tersebut dianggap sebagai penyimpangan sosial.

“Yaelah, gue kan cuma kentut dan ngupil, ngapa malah jadi penyimpangan!”

Kentut dan ngupil itu bisa jadi penyimpangan sosial, kalau dilakukan di hadapan orang lain. Kenapa? Coba kita balik ke konsep dasar tentang penyimpangan dan konsep-konsep yang berkaitan dengan penyimpangan sosial.

Penyimpangan sosial adalah perilaku atau tindakan yang tidak sesuai atau melanggar nilai dan norma.Biar lebih paham, elo harus tahu konsep-konsep apa saja yang berkaitan dengan penyimpangan sosial karena sosiologi merupakan keterkaitan antarkonsep. Misalnya, pembahasan mengenai penyimpangan sosial erat kaitannya dengan sosialisasi, nilai dan norma, kontrol atau pengendalian sosial, dan konformitas dan non-konformitas.

Kalian masih ingat dengan materi-materi yang gue sebut di atas nggak? Kita review sedikit materi-materi tersebut supaya ngebantu elo nemu koneksinya, ya. 

Nilai bisa dianggap sebagai sesuatu yang “berharga”, hal yang baik, atau ukuran baik-buruk di masyarakat. Sedangkan norma adalah seperangkat aturan yang dibuat berdasarkan suatu nilai.

Ada proses sosialisasi agar kita mempelajari dan tahu tentang nilai dan norma yang berlaku di masyarakat. Proses sosialisasi tersebut bertujuan agar kita bertindak sesuai dengan norma yang berlaku. 

Kemudian, kalau kita sudah bertindak sesuai dengan norma yang berlaku, artinya kita sudah konform. Kalau tindakan kita tidak sesuai dengan norma, itu artinya kita non-konform atau menyimpang. 

Salah satu faktor penyebab penyimpangan sosial adalah akibat dari proses sosialisasi tidak sempurna. Nah, penyimpangan sosial, disebut juga non-konformitas, akan dibahas lebih dalam pada artikel ini. 

Selanjutnya, sesuatu yang menyimpang pasti ada konsekuensi atau sanksi tergantung pada norma yang berlaku. Pemberian sanksi merupakan upaya pengendalian sosial atau kontrol sosial agar kita menjadi konform dan kembali taat dengan norma yang berlaku.

Kembali lagi dengan contoh perilaku menyimpang di awal, dua tindakan yang aduhai tersebut–kentut dan ngupil–adalah bentuk pelanggaran norma kesopanan. Mungkin aja, ada masyarakat di negara selain Indonesia yang tidak menganggap hal ini sebagai pelanggaran terhadap norma kesopanan.

Ilustrasi penyimpangan sosial
Ilustrasi penyimpangan sosial (Arsip Zenius).

Kalau ngupil dan kentut di hadapan orang lain bukan merupakan pelanggaran terhadap nilai dan norma, itu berarti tindakan tersebut bukanlah suatu bentuk penyimpangan sosial.

Nah, setelah elo tahu kalau melakukan penyimpangan sosial di Indonesia itu sesimpel dengan ngupil dan kentut di hadapan orang lain, apa aja sebenernya jenis-jenis dari penyimpangan sosial?

Baca Juga: Pengertian dan Jenis Kriminalitas – Materi Sosiologi Kelas 10

Jenis Penyimpangan Sosial

Oke, jenis-jenis penyimpangan sosial ini bakal gue bagi berdasarkan tiga hal, yaitu:

  1. Menurut Lemert (berdasarkan tingkat keparahan)
  2. Berdasarkan Pelaku
  3. Berdasarkan Sifatnya

Kita mulai dari yang pertama, ya!

Lemert adalah seorang sosiolog asal Amerika Serikat yang terkenal dengan Teori Labeling. Sekilas tentang Teori Labeling, Lemert berpendapat label atau julukan negatif yang disematkan pada seseorang dapat membuat perilakunya menyimpang. Jadi, seseorang menyimpang atau semakin menyimpang (dari primer ke sekunder) karena label yang disematkan padanya.

Menurut Lemert, penyimpangan sosial itu bisa dibagi menjadi dua, yaitu penyimpangan primer dan penyimpangan sekunder. Pembagian versi Lemert ini adalah penyimpangan sosial berdasarkan tingkat keparahannya.

Kalau penyimpangan primer, umumnya adalah penyimpangan yang masih bisa dimaklumi atau ditoleransi oleh masyarakat. Selain itu, jenis penyimpangan ini adalah penyimpangan sosial yang tidak dilakukan berulang oleh pelaku. Intinya, nggak parah-parah amat, gitu. Contohnya, ya tadi itu, ngupil dan kentut di sekitar orang lain.

Selama masih bisa dimaklumi oleh masyarakat, itu namanya penyimpangan primer. Selain itu, contoh penyimpangan primer yang sering kita temui dalam kehidupan sehari-hari, adalah menyontek ketika ujian sedang dilaksanakan.

Ilustrasi penyimpangan primer
Ilustrasi penyimpangan primer (Arsip Zenius).

Kalau penyimpangan sekunder, itu adalah penyimpangan yang sama sekali tidak bisa diterima oleh masyarakat. Pokoknya, udah parah banget, gitu. Umumnya penyimpangan ini mengarah pada tindakan kriminal, yaitu perampokan, pelecehan seksual, korupsi, dan lain-lain.

Ilustrasi penyimpangan sekunder
Ilustrasi penyimpangan sekunder (Arsip Zenius).

Selain tingkat keparahannya, jenis penyimpangan sosial juga bisa dilihat berdasarkan pelakunya.

Berdasarkan Pelaku

Penyimpangan ini bisa dipahami juga dengan jenis penyimpangan berdasarkan jumlah pelakunya. Berdasarkan pelakunya, penyimpangan dibagi menjadi dua, yaitu penyimpangan individu dan penyimpangan kolektif (kelompok).

Kalau penyimpangan individu, jelas dilakukan oleh satu orang aja. Contoh penyimpangan individu bisa ditemukan seperti pada saat ujian, lalu ada salah satu siswa yang menyontek hasil pekerjaan siswa lainnya.

Nah, kalau jumlah pelaku penyimpangannya sudah berkelompok, itu namanya penyimpangan kolektif atau penyimpangan kelompok. Intinya, penyimpangan ini dilakukan bersama-sama. Contoh penyimpangan kelompok dapat juga ditemukan pada kondisi yang mirip dengan contoh sebelumnya, yakni menyontek apabila menyontek dilakukan secara koletif dan melibatkan banyak murid.

Selanjutnya, ada jenis penyimpangan sosial yang menurut gue cukup menarik, yaitu jenis penyimpangan berdasarkan sifatnya.

Baca Juga: Materi Sosiologi Kelas 10: Sosialisasi

Berdasarkan Sifatnya

Kalau berdasarkan sifatnya, penyimpangan sosial bisa dikelompokkan menjadi penyimpangan positif dan penyimpangan negatif.

Nah, penyimpangan positif adalah tindakan yang sebenarnya tidak sesuai dengan nilai dan norma, tetapi ada proses kreatif dan inovasi di situ. 

Contoh penyimpangan positif bisa kita lihat dari contoh kasus berikut. Nilai dan norma di Indonesia yang umumnya memegang sistem patriarki, membuat seorang istri yang ingin berkarier dalam ranah publik akan dianggap melanggar nilai dan norma, yang melihatnya terbatas pada ranah privat saja, yaitu rumah tangganya. 

Nah, ketika perempuan tersebut memilih untuk berkarier dalam ranah publik, dia akan dianggap menyimpang, tetapi penyimpangan ini sifatnya positif. Penyimpangan jenis ini lebih dapat diterima oleh masyarakat karena adanya dampak positif yang dihasilkan, meski tidak sesuai dengan nilai dan norma di masyarakat.

Sedangkan penyimpangan negatif adalah penyimpangan yang secara terang-terangan melanggar nilai-nilai dan norma-norma yang hidup dalam masyarakat dan dapat dikenakan sanksi. Contoh penyimpangan negatif seperti berbohong, mencuri, hingga korupsi.

Contoh lainnya adalah membolos. Perilaku membolos sekolah merupakan bentuk penyimpangan negatif karena memberi dampak buruk atau negatif bagi individunya seperti penurunan nilai. Perilaku membolos juga dapat dikatakan sebagai penyimpangan primer karena masih dapat ditoleransi. Siswa yang membolos masih diperbolehkan untuk bersekolah dan tidak dikeluarkan dari sekolah.

Beda Kriminalitas dan Penyimpangan

Apakah penyimpangan itu sama dengan kriminalitas? Gue ambil contoh perampokan deh, kenapa perampokan itu disebutnya kriminalitas, bukan penyimpangan? Padahal perampokan juga melanggar norma. 

Perampokan disebut kriminalitas karena perilaku tersebut telah diatur dalam undang-undang atau norma hukum. Jadi, penyimpangan berbeda dengan kriminalitas. Sesuatu dikatakan kriminalitas apabila perilaku tersebut melanggar hukum. Namun, tidak semua pelanggaran hukum juga disebut kriminalitas, beberapa hanya disebut sebagai pelanggaran hukum saja, misal tidak membawa SIM saat berkendara.

Nah, kalau elo ketemu soal seperti ini “Perilaku menyimpang akan menjadi kejahatan jika …,” elo pasti sudah tau dong jawabannya.

Baca Juga: Mengenal Tokoh Sosiologi dan Teorinya – Sosiologi Kelas 10

Faktor-faktor Penyebab Penyimpangan Sosial

Kenapa seseorang atau kelompok melakukan penyimpangan? Ada beberapa faktor penyebab penyimpangan sosial, di antaranya adalah sosialisasi tidak sempurna, differential association, subbudaya menyimpang, dan Teori Adaptasi. Ayo, kita bahas satu-satu!

Sosialisasi Tidak Sempurna

Coba elo ingat lagi, apa itu sosialisasi? Singkatnya, sosialisasi adalah proses “menjadi manusia” agar diterima di masyarakat. Apa saja yang dipelajari dalam proses sosialisasi? Kita belajar nilai, norma, peran, status, dan sebagainya. Nah, siapa yang mengajarkan itu? Ya, agen sosialisasi.

Dikatakan sosialisasi tidak sempurna serta dapat menjadi penyimpangan ketika nilai, norma, peran, status, dan sebagainya tidak sepenuhnya diajarkan oleh agen sosialisasi. Contohnya, orang tua sebagai agen sosialisasi tidak mengajarkan anaknya untuk makan dengan tangan kanan, si anak akan tumbuh dan menganggap bahwa makan dengan makan tangan kiri adalah suatu hal yang biasa. 

Lalu, ketika si anak terjun ke masyarakat, ia dianggap menyimpang. Kenapa seperti itu? Karena anak tidak diajarkan dengan baik oleh agen sosialisasinya atau orang tuanya.

Differential Association

Untuk membahas faktor yang satu ini, coba elo ingat lagi tentang agen sosialisasi. Gue ambil contoh agen-agen seperti berikut: keluarga, teman sekitar rumah, dan teman di sekolah. Selama hidup, mungkin elo nggak cuma bersosialisasi dengan keluarga saja, tetapi juga dengan teman sekitar rumah dan di sekolah.

Misalnya di keluarga elo, elo diajarkan bahwa mencuri itu hal terlarang. Lalu, elo bertemu dengan teman sekolah yang menurut mereka mencuri itu boleh asal sedikit. Kemudian, elo ketemu lagi nih dengan teman di sekitar rumah yang memiliki nilai kalau boleh-boleh saja mencuri. 

Nah, secara terus-menerus, elo berinteraksi dengan teman-teman elo baik di sekitar rumah maupun di sekolah. Lama-kelamaan nilai yang ditanamkan oleh orang tua elo goyah dan nilai elo berubah. Sekarang, elo jadi ikut-ikutan menyimpang seperti temen-temen elo.

Elo harus inget kalau agen sosialisasi memberikan pengaruh terhadap nilai dan norma. Ada hal yang ditanamkan dalam interaksi-interaksi tersebut. Penyimpangan dipelajari dari proses interaksi yang terus-menerus. 

Subbudaya Menyimpang

Subbudaya adalah kelompok yang nilai, norma, dan perilakunya berbeda dari masyarakat umum, misalnya komunitas pengoleksi perangko, komunitas cosplay, dan komunitas pencopet. 

Dari tiga contoh di atas, manakah yang merupakan subbudaya menyimpang? Yap, benar banget, komunitas pencopet. Kenapa demikian? Karena komunitas pencopet merupakan kelompok yang mewajarkan perilaku menyimpang atau bahkan kriminalitas. Kelompok tersebut menentang nilai dan norma yang berlaku. Nah, jika kita sering berinteraksi dengan kelompok tersebut, bisa jadi kita akan mengikuti nilai kelompok tersebut (differential association). 

Lalu, bagaimana dengan kedua contoh lainnya? Komunitas pengoleksi perangko dan komunitas cosplay memang memiliki perbedaan nilai, norma, dan perilaku, tetapi tidak menyimpang dari nilai dan norma yang berlaku. Mengoleksi perangko memang tidak biasa, karena biasanya perangko digunakan jika mengirim surat dan menggunakan cosplay juga tidak umum. Keduanya berbeda, tetapi keduanya tidak menentang nilai dan norma yang berlaku.

Teori Adaptasi (Menurut Robert K. Merton)

Munculnya keadaan menyimpang bisa jadi merupakan bentuk adaptasi terhadap situasi tertentu. Untuk mengetahui hal tersebut, elo harus mengetahui tentang Strain Theory yang dicetuskan Robert K. Merton. 

Intinya, dalam teori tersebut melihat dua poin penting, yaitu goal (tujuan) dan means (cara). Merton membagi cara-cara adaptasi untuk mencari kesesuaian antara tujuan dan cara ke dalam lima tipologi.

Yuk, kita bahas satu per satu!

Pertama, conformity, sebenarnya tidak dapat dipandang sebagai suatu penyimpangan karena baik tujuan dan cara, keduanya dapat diterima dalam masyarakat. Misalnya, elo mau nilai ujian yang bagus (tujuan), elo harus belajar dengan baik (cara).

Kedua, innovation, ketika tujuan elo umum atau bisa diterima, tetapi cara elo nggak bisa diterima. Misalnya, elo mau nilai ujian yang bagus (tujuan), tetapi elo mendapatkannya dari menyontek pekerjaan teman elo (cara).

Ketiga, ritualism, cara yang elo lakukan sesuai dengan nilai dan norma, tetapi tujuan elo tidak lagi sama. Misalnya, elo sudah nggak peduli dengan nilai dan sekolah, elo sekolah cuma untuk mengisi waktu luang (tujuan), tetapi elo tidak menyontek dan membolos (cara).

Keempat, retreatism, elo sudah memiliki tujuan dan cara yang tidak lagi sama atau tidak sesuai dengan nilai dan norma. Misalnya, elo sudah nggak peduli dengan nilai dan sekolah, elo sekolah cuma untuk mengisi waktu luang (tujuan). Secara bersamaan, elo juga menyontek dan membolos (cara).

Kelima, rebellion, elo menolak dan merumuskan kembali tujuan serta cara yang sudah umum. Hal ini tidak selalu buruk. Misalnya, Revolusi Prancis, Reformasi 1998, dan sebagainya.

Pengendalian Sosial atau Kontrol Sosial

Bentuk pengendalian sosial yang efektif dan tepat mempertimbangkan berbagai hal seperti berikut.

  1. Seberapa berat penyimpangan melanggar norma yang ada.
  2. Seberapa membahayakan perilaku yang dilakukan.
  3. Seberapa besar dampak terhadap keteraturan di masyarakat.

Bentuk-bentuk pengendalian yang ditempuh pun beragam. 

Berdasarkan sifat, ada bentuk pengendalian penyimpangan sosial preventif dan represif. Preventif adalah pengendalian dengan cara mencegah sebelum penyimpangan terjadi, contohnya sosialisasi, penyuluhan, dan imbauan. Berbeda dengan preventif, represif adalah pengendalian dengan cara menanggulangi setelah penyimpangan terjadi, contohnya hukuman dan sanksi.

Ada juga nih pengendalian sosial persuasif dan pengendalian sosial koersif. Pengendalian sosial persuasif adalah pengendalian yang bersifat mengarahkan tanpa paksaan. Sedangkan pengendalian sosial koersif menggunakan paksaan bahkan kekerasan fisik.

Berdasarkan cara, terdapat pengendalian sosial formal dan informal. Formal yang dimaksud dalam konteks kehidupan bernegara mengacu pada legal formal seperti undang-undang. Hukum Adat dapat juga dikatakan sebagai formal apabila diadopsi dalam undang-undang. 

Pengendalian sosial formal dilakukan oleh pihak berwenang seperti polisi dan pengadilan. Sedangkan pengendalian sosial informal dapat dilakukan oleh siapa saja dengan cara seperti gosip, cemooh, dan pengucilan. Istilah kekiniannya, cancel culture.

Oke, setelah selesai membahas materi dan teori penyimpangan sosial, berikut ini contoh soal yang bisa elo kerjain.

Contoh Soal Jenis Penyimpangan Sosial

Contoh dari penyimpangan sekunder yang tepat adalah ….

a. Membolos bersama teman

b. Menyontek saat ujian

c. Keliru memakai seragam sekolah

d. Mengamen di

6 Faktor Penyebab Masalah Sosial dan Pembahasannya

Kenapa ya di dunia ini bisa ada begitu banyak masalah sosial? Mari kita bahas 6 faktor penyebab masalah sosial dan contohnya melalui artikel kali ini.

Rasanya mustahil ya kalau kita bisa hidup tanpa masalah? Coba deh tiap kali buka portal berita, hal-hal negatif yang diberitakan kayak nggak ada habisnya, kan? 

Cuma beda temanya aja gitu, mulai dari adanya kasus-kasus kriminal kayak pembegalan dan scam belanja online, hingga kasus Covid-19 yang penyebarannya belum berhenti sampai saat ini.

berita masalah sosial
Ilustrasi berita masalah sosial. (Arsip Zenius)

Nggak cuma itu saja, masih banyak banget masalah lain yang menimpa masyarakat secara luas. Contohnya, ketika ada bencana banjir yang menghambat aktivitas warga, mengganggu kesehatan, serta merusak infrastruktur.

Selain itu, daya beli konsumen juga menurun dan beberapa sektor ekonomi pun sepi akibat pandemi. Dampaknya, nggak sedikit perusahaan terpaksa berbondong-bondong melepaskan ribuan tenaga kerja.

Wah, tentunya keadaan tersebut nggak sesuai dengan harapan masyarakat ya. Sebagai bagian dari masyarakat, tentu kita mengharapkan kehidupan yang aman, sejahtera, dan bebas dari masalah.

Nah, ketika ada perbedaan antara harapan masyarakat dengan kenyataan yang ada, itu bisa disebut sebagai masalah sosial.

Konsep masalah sosial ini sudah pernah gue bahas melalui artikel di bawah ini. Elo bisa klik link di bawah ini untuk mengakses artikelnya.

Baca Juga: Permasalahan Sosial, Teori, Faktor, Dampak, dan Contoh Masalah Sosial – Materi Sosiologi Kelas 11

Pada artikel kali ini, kita akan membedah lebih dalam apa saja faktor penyebab permasalahan sosial. Kok bisa ya masalah sosial ini menimpa masyarakat? 

Mari kita bahas 6 faktor penyebab masalah sosial beserta contoh nyatanya dalam kehidupan masyarakat di dunia, yaitu faktor biologis, psikologis, ekonomi, kebudayaan, geografis, dan interseksi.

Faktor Penyebab Masalah Sosial Biologis

Untuk faktor penyebab permasalahan sosial yang pertama, kita akan bahas dari sisi biologis nih. Ngomongin soal aspek biologis, tentu erat hubungannya dengan kehidupan.

Berdasarkan informasi dari Modul Sosiologi Kemdikbud (2020), penyebab terjadinya masalah sosial karena aspek biologis sering kali berhubungan dengan adanya gangguan kondisi biologis masyarakat.

Nggak perlu berpikir jauh-jauh, kita lihat saja kondisi kita saat ini. Masyarakat dunia, termasuk Indonesia, sedang dihantui virus yang menyebabkan masalah kesehatan bagi banyak orang.

Selain penyakit menular, masalah sosial biologis dapat juga disebabkan oleh kualitas makanan dan kebersihan. Misalnya, dulu pernah ada berita mengenai murid-murid yang keracunan makanan akibat kualitas makanan katering yang ternyata tidak baik.

Oh ya, gue mau rekomendasi suatu video di Zenius tentang faktor biologis dan psikologis sebagai penyebab permasalahan sosial, nih.

Kebetulan satu video memang langsung membahas dua faktor sekaligus. Langsung saja ya elo klik link di bawah ini. Selamat menonton!

Video: Faktor Psikologi Dan Biologi

Wah, ternyata banyak banget ya contoh faktor biologis itu. Selain faktor biologis, video tadi juga membahas mengenai faktor psikologis yang ternyata juga beragam. Yuk, kita bahas tentang aspek psikologis lebih dalam di bagian selanjutnya.

Faktor Penyebab Masalah Sosial Psikologis

Aspek psikologis sangat erat hubungannya dengan pola pikir dan keadaan emosi manusia. Di video tadi, ada data statistik yang menunjukkan bahwa gangguan mental menjadi masalah yang perlu diperhatikan.

Apalagi, gangguan mental (seperti depresi) bisa menghambat seseorang nggak bisa menjalankan fungsi sosialnya. 

Contohnya, gangguan depresi dapat menyulitkan seorang ibu untuk berperan penuh dalam merawat anak dan keluarganya.

Gue pernah menonton cuplikan sebuah K-drama yang menceritakan tentang seorang ibu yang depresi. Pikiran beliau begitu kosong, ia ingin berbenah namun nggak terasa tiba-tiba hari sudah malam.

Suaminya pun pulang dengan kesal, membicarakan rumah yang nggak terurus dan anak yang terlantarkan.

Selain contoh kasus depresi tersebut, faktor psikologis ini juga berkaitan dengan tatanan kehidupan sosial di masyarakat.

Berdasarkan materi dari Modul Sosiologi Kemdikbud, aliran atau kepercayaan sesat juga dapat menjadi contoh kasus psikologis sebagai faktor penyebab masalah sosial.

Sobat Zenius, apakah elo tahu pernah ada sultan kerajaan palsu atau kepercayaan sesat yang tiba-tiba muncul hingga masuk berita?

Sebagai masyarakat yang berpendidikan dan mampu berpikir kritis, kita harus berhati-hati dengan fenomena-fenomena sosial di sekitar kita ya.

Faktor Penyebab Masalah Sosial Ekonomi

Penyebab terjadinya masalah sosial yang selanjutnya akan kita bahas dari sisi ekonomi. Akhir-akhir ini terjadi fenomena badai pemutusan hubungan kerja (PHK) di mana-mana.

Fenomena ini nggak hanya menimpa perusahaan startup, lho. Berdasarkan berita dari CNBC Indonesia (2022), perusahaan besar pun juga terpaksa melakukan PHK.

Hmm, kira-kira kenapa ya hal tersebut bisa terjadi dan apa masalah sosial yang ditimbulkan? Mari kita cari tahu melalui video di bawah ini.

Video: Faktor Ekonomi Dan Kultural

Wah, setelah nonton video barusan, jadi jelas ya bahwa keadaan ekonomi global itu mempengaruhi terjadinya gelombang PHK tersebut.

Baca Juga: Permasalahan Ketenagakerjaan di Indonesia – Materi Ekonomi Kelas 11

Parahnya, PHK ini menyebabkan berbagai permasalahan sosial, seperti masalah kemiskinan dan psikologis. 

Seseorang yang kehilangan pendapatannya dan susah mendapatkan kerja, dapat mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan. Sehingga, orang tersebut rentan mengalami stres.

Seperti yang disebutkan di video tadi, hal ini juga bisa mendorong angka kriminalitas, lho. Ketika ada seseorang yang kesulitan mendapat uang, ia bisa nekat melakukan tindakan kriminal seperti pencurian atau pencopetan. 

Faktor Penyebab Masalah Sosial Kebudayaan

Di video sebelumnya, ada juga pembahasan mengenai kebudayaan sebagai faktor penyebab permasalahan sosial.

Kenakalan remaja seperti tawuran merupakan salah satu contoh permasalahan sosial yang disebabkan faktor kebudayaan. 

Fenomena tersebut sangatlah berbahaya. Selain menimbulkan luka-luka dan kegaduhan, tawuran bisa menimbulkan korban jiwa.

Pada hakikatnya, faktor kebudayaan ini berhubungan dengan unsur-unsur kebudayaan seperti norma, nilai, kebiasaan, dan lain sebagainya.

Contoh dari permasalahan sosial yang disebabkan oleh faktor kebudayaan adalah diskriminasi (ras, gender, kelompok), kebudayaan konsumerisme, pernikahan dini, dan masih banyak lagi.

Salah satu contoh kebudayaan yang mengganggu kesejahteraan negara kita adalah korupsi. Fenomena tersebut merugikan banyak sekali pihak, termasuk masyarakat secara luas.

Kebiasaan menyerobot di jalan dan nggak taat lalu lintas, juga dapat menjadi penyebab masalah sosial. Sebagai warga negara yang baik, kita harus berhati-hati ketika berkendara dan berjalan ya, Sobat Zenius.

Next, kita lanjut ke penyebab permasalahan sosial dari faktor geografis.

Baca Juga: 10 Contoh Permasalahan Sosial yang Terjadi di Indonesia

Faktor Penyebab Masalah Sosial Geografis

Faktor geografis di sini meliputi aktivitas geologis di Bumi kita, baik yang terjadi secara alami maupun dipengaruhi oleh manusia.

Dewasa ini, kehidupan masyarakat dan makhluk hidup di Bumi terganggu oleh berbagai jenis polusi seperti polusi udara, tanah, air, dan lain sebagainya.

Polusi tersebut mengganggu aktivitas, kesehatan, dan kehidupan makhluk hidup secara umum.

Selain polusi, masih banyak contoh faktor geografis yang menyebabkan permasalahan sosial. Berikut ini rekomendasi video yang menjelaskan materi ini.

Video: Faktor Geografis dan Interseksi

Serem banget ya masalah sosial yang disebabkan oleh bencana alam. Ada begitu banyak macam bencana alam yang bisa menimpa masyarakat seperti banjir, gempa bumi, gunung meletus, kebakaran hutan, tsunami, dan lain-lain.

Tiba-tiba, gue jadi teringat tsunami yang menghempas Aceh pada tahun 2004 deh. Berdasarkan artikel dari Kompas, bencana ini diperkirakan memakan 230.000 korban jiwa, Sobat Zenius.

Tentunya, bencana tersebut menimbulkan berbagai masalah sosial, seperti masalah kesehatan, kehilangan keluarga, kerugian materiil, infrastruktur, dan lain sebagainya.

Selanjutnya, kita bahas soal faktor interseksi.

Faktor Penyebab Masalah Sosial Interseksi

Faktor interseksi merupakan penyebab permasalahan sosial yang berhubungan dengan macam-macam faktor yang berkaitan.

Contohnya, mari kita bedah kisah Lily. Sebelum pandemi melanda, Lily adalah seorang pemandu wisata di salah satu perusahaan pariwisata ternama. 

Akibat pandemi Covid-19 (faktor biologis), permintaan bisnis pariwisata menurun. Sehingga, perusahaan tempat Lily bekerja terpaksa memutus hubungan kerja dengan Lily (faktor ekonomi).

Lily pun sangat sedih, namun ia tetap semangat mencari pekerjaan baru. Sayangnya, ia nggak kunjung mendapatkan pekerjaan.

Setelah enam bulan menganggur, Lily kehabisan uang untuk membeli makan. Uang kos pun belum bisa ia bayar.

Dari contoh tersebut, Lily mengalami masalah sosial berupa pengangguran dan kemiskinan yang disebabkan oleh faktor biologis dan ekonomi.

Oke, Sobat Zenius, kita sudah membahas apa saja faktor penyebab permasalahan sosial yang biasa kita pelajari pada mata pelajaran Sosiologi kelas 11.

Selanjutnya, kita coba kerjakan contoh soal ya. Pembahasannya juga disediakan, lho.

Contoh Soal Faktor Penyebab Masalah Sosial

Berikut ini contoh soal dan pembahasannya.

Contoh Soal 1

Hal yang bukan merupakan faktor penyebab permasalahan sosial adalah …

A. faktor geografis

B. faktor ekonomi

C. faktor peluang

D. faktor psikologis

E. faktor biologis

Pembahasan

Berdasarkan pembahasan sebelumnya, ada enam faktor penyebab permasalahan sosial yaitu faktor biologis, psikologis, geografis, ekonomi, budaya, dan interseksi. Maka, pilihan jawaban yang tepat adalah C.

Contoh Soal 2

Anggapan “banyak anak banyak rezeki” dalam konteks pengendalian pertambahan jumlah penduduk berpotensi menjadi penyebab permasalahan sosial yang berhubungan dengan faktor ….

A. pemikiran

B. kepercayaan

C. geografis

D. budaya

E. ekonomi

Pembahasan

Dalam soal tersebut, ditekankan bahwa di sini konteksnya mengenai pemikiran atau anggapan masyarakat yang menimbulkan masalah sosial pertambahan jumlah penduduk ya. 

Anggapan tersebut merupakan salah satu norma atau pemikiran yang ada di dalam masyarakat Indonesia.

Perlu diketahui, bahwa faktor kebudayaan (kultural) itu bisa berasal dari norma, pemikiran, tradisi, maupun kebiasaan suatu kelompok masyarakat.

Jadi, anggapan tersebut berhubungan dengan faktor kebudayaan. Maka, jawaban yang paling tepat adalah D.

*********

Oke, Sobat Zenius, itulah pembahasan singkat mengenai faktor penyebab masalah sosial. Kalau elo ingin mempelajari materi Sosiologi lainnya dengan lebih dalam dan asyik, coba deh nonton video materi Zenius dan akses soal-soalnya.

CTA link belajar Sosiologi

Biar makin mantap, Zenius punya beberapa paket belajar yang bisa lo pilih sesuai kebutuhan lo. Di sini lo nggak cuman mereview materi aja, tetapi juga ada latihan soal untuk mengukur pemahaman lo. Yuk langsung aja klik banner di bawah ini!

6 Faktor Penyebab Masalah Sosial dan Pembahasannya - Materi Sosiologi Kelas 11 9

Pastikan elo log in akun Zenius elo ya supaya bisa akses video dan soalnya. Sampai di sini dulu artikel kali ini, dan sampai jumpa di artikel selanjutnya!

Referensi

7 Fakta Tsunami Aceh 26 Desember 2004: Gempa Setara Bom 100 Gigaton – Kompas (2021)

Badai PHK Datang Lagi, Bukan Startup Tapi Perusahaan Gede! – CNBC Indonesia (2022)

Modul SOSIOLOGI Kelas XI KD 3.2 dan 4.2 – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (2020)

Permasalahan Sosial, Teori, Faktor, Dampak, dan Contoh Masalah Sosial – Materi Sosiologi Kelas 11 – Zenius (2022)

Upaya Penyelesaian Konflik Sosial – Materi Sosiologi Kelas 11

Guys, elo masih ingat nggak sih, tentang berita seorang nenek yang mencuri buah kakao dari sebuah perkebunan? Yap, berita ini dulu sempat viral nih, karena si nenek dijatuhi hukuman 3 tahun penjara. Padahal, masih banyak upaya penyelesaian konflik sosial lainnya lho, selain menempuh jalur persidangan. 

Nah, kira-kira permasalahan apa saja ya, yang terjadi di Indonesia dan upaya apa saja yang dapat dilakukan untuk menyelesaikan konflik sosial? Yuk, kita simak artikel ini!

Upaya Penyelesaian Konflik Sosial

contoh upaya penyelesaian konflik sosial
Upaya penyelesaian konflik sosial (Dok. Pixabay)

1. Mediasi

Selama ini, kita sering mendengar istilah mediasi, namun pernahkah kalian bertanya-tanya apa itu mediasi dalam sosiologi? 

Jadi, mediasi merupakan cara penyelesaian konflik yang melibatkan bantuan pihak ketiga (bersifat netral) sebagai penengah (kasih anjuran). 

Contoh mediasi yakni ketika Dini yang ketahuan mencuri kue di toko, tetapi ia tidak dituntut oleh pemilik toko ke ranah hukum karena ditengahi oleh Pak Joko. 

2. Arbitrase

Pengendalian konflik dengan cara arbitrase berarti menyelesaikan konflik dengan bantuan pihak ketiga (bersifat netral) yang bertindak sebagai pemberi keputusan. Keputusan-keputusan yang dibuat disertai dengan perjanjian tertulis dari pihak yang berkonflik. 

Contoh arbitrase yakni ketika wasit mengganjar kartu merah untuk Rano pasca keributannya dengan Aldo. Di sini, wasit bertindak sebagai pihak ketiga yang netral. Selain itu, keputusan wasit juga bersifat mutlak dan harus dipatuhi. 

3. Adjudikasi

Adjudikasi merupakan cara penyelesaian konflik melalui jalur pengadilan (sidang). Contoh adjudikasi yakni ketika hakim memutuskan hak asuh anak diberikan kepada sang istri setelah perceraian. 

Masih ingat apa saja yang menyebabkan konflik sosial? Kalau mau pelajarin lagi, baca artikel berikut, ya: Faktor Penyebab Konflik Sosial.

4. Kompromi

penyelesaian konflik kompromi
Dengan berkompromi, konflik bisa mereda dengan berkurangnya tuntutan dari kedua belah pihak (Dok. Pixabay)

Upaya penyelesaian konflik sosial selanjutnya adalah dengan cara kompromi. Kompromi adalah bentuk penyelesaian konflik dengan adanya upaya masing-masing pihak untuk mengurangi tuntutan. 

Contoh kompromi adalah ketika Mia terlibat kecelakaan dengan Diana, lalu mereka pun saling menuntut ganti rugi. Namun, pada akhirnya mereka saling mengikhlaskannya. 

5. Konsiliasi

Konsiliasi adalah bentuk penyelesaian konflik dengan adanya upaya mempertemukan pihak yang berkonflik. Contoh konsiliasi yaitu ketika Pak RT memanggil Budi dan Damar setelah rebutan lahan parkir. 

6. Koersi

penyelesaian konflik koersi adalah
Bentuk penyelesaian konflik dengan ancaman bisa disebut dengan koersi (Dok. Pixabay)

Koersi merupakan bentuk akomodasi dengan menggunakan ancaman, baik fisik maupun psikologis agar pihak lain bertindak sesuai yang diharapkan. Contoh koersi yakni ketika polisi menggunakan gas air mata sebagai upaya menghentikan demonstrasi yang ricuh. 

7. Stalemate

Apa itu stalemate? Stalemate adalah situasi di mana ketika kedua belah pihak yang berkonflik memiliki kekuatan yang seimbang sehingga konflik terhenti pada titik tertentu. Contoh stalemate yakni berakhirnya Perang Dingin antara Amerika Serikat vs Uni Soviet, hingga konflik Korea Utara dan Korea Selatan.

Resolusi konflik termasuk dalam materi Konflik Sosial kelas 11. Buat yang mau baca ulang artikel konsep dasar konflik sosial, klik link berikut: Pengertian Konflik Sosial dan Teori Kekerasan.

cta banner donwload apps zenius

Download Aplikasi Zenius

Tingkatin hasil belajar lewat kumpulan video materi dan ribuan contoh soal di Zenius. Maksimaln persiapanmu sekarang juga!

icon download playstore
icon download appstore
download aplikasi zenius app gallery

Contoh Soal Upaya Penyelesaian Konflik Sosial

1. Konflik dapat terjadi di masyarakat. Meski demikian, cara penyelesaian konflik tidak boleh dengan cara kekerasan. Yang bukan merupakan cara penyelesaian konflik di dalam masyarakat adalah…

A. Stalemate

B. Mediasi

C. Konsiliasi

D. Koersi

E. Arbitrasi

Koersi adalah penyelesaian konflik melalui proses-proses koersif atau paksaan, sehingga jawaban yang tepat adalah D. Koersi.

*****

Yeay, selesai juga nih, pembahasan kita mengenai cara penyelesaian konflik sosial.Masih kurang? Elo bisa nonton video pembahasan materi ini lewat penjelasan Zen Tutor yang seru. Caranya tinggal klik gambar di bawah ini, ya!

Belajar upaya penyelesaian konflik di Zenius

Supaya proses belajar lo semakin efektif, Zenius punya beberapa paket belajar yang bisa lo pilih sesuai kebutuhan lo. Di sini lo nggak cuman mereview materi aja, tetapi juga ada latihan soal untuk mengukur pemahaman lo. Yuk klik banner di bawah ini untuk berlangganan!!

Langganan Zenius

Originally Published: January 12, 2022
Updated by: Arum Kusuma Dewi