Pengertian Sejarah Sebagai Kisah

Ngomong-ngomong tentang sejarah sebagai kisah, elo mungkin pernah bertanya ke orang tua tentang cerita masa kecil elo. Bener, nggak? Misalnya elo  penasaran, dulu waktu kecil itu elo orangnya seperti apa. Pendiam, usil, cengeng, atau bandel.

Ilustrasi ibu sedang menceritakan sejarah sebagai kisah kepada anaknya sebelum tidur.
Ibu elo kemudian menceritakan kisah masa kecil elo sebelum tidur. (Arsip Zenius)

Kemudian orang tua elo menceritakan banyak hal tentang masa kecil elo. Mulai dari elo waktu di dalam kandungan suka menendang-nendang perut, cerita ibu waktu ngidam, kelahiran, hingga masa-masa sekolah. Lucu, deh, pokoknya.

Nah, cerita semacam itu termasuk bagian dari sejarah kehidupan elo, lho, guys. Terus kalau begitu, hubungannya sama sejarah yang elo pelajari di sekolah itu apa ya? Yuk kita simak sama-sama. 

Kenalan Sama Sejarah, Yuk!

Sebelum mengenal sejarah sebagai kisah, elo perlu tahu pengertian sejarah secara umumnya dulu. Secara harfiah, kata sejarah ada yang mengaitkannya dengan bahasa arab, yaitu syajaratun yang artinya pohon. Selain itu, sejarah juga disebut dengan tarikh yang berarti waktu.

Kalau dalam bahasa Yunani, sejarah itu historia yang artinya ilmu. Orang Inggris menyebut sejarah sebagai history yang berarti masa lalu. Jadi, kalau elo mempelajari sejarah dan isinya, berarti elo juga mempelajari waktu dan kejadian suatu peristiwa.

Iya, kan? Coba, deh, elo amati lagi, ketika elo mempelajari masa lalu seseorang atau peristiwa, elo juga akan membicarakan waktu atau pembagian waktu (periodisasi), kan?

Pertanyaannya, apakah semua masa lalu itu sejarah? Kalau mengikuti pendapat dari James Banks, sejarawan dan pengkaji pendidikan multikultural asal Amerika, yang dimaksud dan termasuk dalam sejarah itu adalah semua kejadian atau peristiwa masa lalu. Ini juga didukung oleh Leopold von Ranke, sejarawan asal Jerman yang bilang kalau sejarah itu peristiwa yang terjadi.

Baca Juga: Ruang Lingkup Sejarah Sebagai Ilmu, Peristiwa, Kisah, dan Seni

Sejarah Sebagai Kisah dan Peristiwa

Dari tadi elo baca kalau sejarah itu soal peristiwa masa lalu. Namun, ternyata sejarah itu juga memiliki peran sebagai kisah atau cerita, lho. Maksudnya gimana, ya?

Jadi gini, sejarah memang bisa dinilai sebagai sebuah peristiwa ketika berbicara mengenai masa lalu. Simpelnya, peristiwa atau kejadian yang benar-benar terjadi di masa lalu gitu, deh.

Nah, sejarah sebagai peristiwa itu sifatnya objektif, guys. Dalam posisi sebagai peristiwa, sejarah selalu punya bukti-bukti yang dapat menguatkannya, contohnya saksi mata, jejak-jejak yang tertinggal, dan juga catatan-catatan mengenai peristiwa yang telah terjadi tersebut.

Sedangkan, pengertian sejarah sebagai kisah adalah buah hasil karya dari seorang penulis atau sebutannya adalah sejarawan yang sangat terpengaruh subjektivitas. Sejarah sebagai kisah menurut para ahli mengandung unsur-unsur “subjek” yang mempengaruhi warna dan rasa. Artinya, diri sejarawan tersebut ikut mempengaruhi bagaimana cara peristiwa itu tersaji ke elo.

Konsep Sejarah Sebagai Kisah

Sejarah sebagai kisah merupakan hasil rekonstruksi sejarawan terhadap peristiwa sejarah.

Seperti yang sudah dijelaskan di atas, sejarah sebagai kisah merupakan hasil karya atau tulisan dari sejarawan yang sajiannya sangat dipengaruhi oleh subjektivitas dari seorang sejarawan yang menuliskannya. Tapi ingat ya, meskipun sejarah sebagai kisah adalah buah karya, sejarawan itu bukan seperti pengarang atau novelis.

Konsep dalam sejarah sebagai cerita itu diibaratkan seperti elo bermain sama korek api. Jadi, pas elo mainan korek api sampai berserakan nggak beraturan, seseorang minta elo buat nyusun kembali korek api tersebut menjadi bentuk-bentuk tertentu seperti rumah-rumahan, petak, atau segitiga.

Ilustrasi analogi sejarah sebagai kisah menggunakan batang korek api.
Bangunan rumah-rumahan dari korek api yang disusun. (dok. Stockvault)

Nah, pastinya pas mencoba menyusunnya, elo dikasih kebebasan memilih bentuk, tanpa alat tambahan. Jadi, hanya ada batang korek yang tersedia. Seperti itulah sejarawan saat mencoba menciptakan karya sejarah. Ada batasannya yaitu fakta-fakta sejarah yang diibaratkan seperti batang-batang korek.

Baca Juga: Sejarah dan Sastra – Apa Hubungannya di Kehidupan Manusia?

Apa yang Diperlukan Saat Merekonstruksi Masa Lalu Menjadi Sebuah Kisah?

Bisa membayangkan, nggak, saat elo menyusun korek-korek itu jadi sebuah bentuk tertentu, elo perlu apa aja? Hal yang diperlukan adalah pengetahuan tentang langkah-langkah dalam membentuk objek baru yang akan dibuat dan daya kreativitas. Iya, kan?

Menulis sejarah sebagai kisah juga seperti itu, guys. Yang pertama elo butuhkan adalah ilmu-ilmu yang bisa untuk menyusun kisahnya. Dalam hal ini berarti seorang sejarawan perlu tahu metode rekonstruksi sejarah atau menuliskan ulang sejarah. Selanjutnya, ya, daya kreativitas, caranya elo menyusun sejarah tersebut, bahasa apa yang akan digunakan, dan lain sebagainya

Ciri-Ciri Sejarah Sebagai Kisah

Nah, tentu elo masih penasaran, kan, mengenai pembahasan ini. ita lanjut lagi, yuk. Nih, gue punya pertanyaan yang mendasar untuk elo jawab terlebih dahulu, “Apa ciri dari sejarah sebagai kisah?”.

Pertama, sejarah sebagai kisah bersifat subjektif. Hasil karyanya adalah hasil dari buah pikiran seorang individu yaitu sejarawan. Oleh sebab itu, cerita sejarah yang mereka tulis bisa saja merupakan hasil tafsiran yang berbeda dari peristiwa yang terjadi.

Sejarawan menyusunnya dengan menginterpretasi fakta atau bukti yang tertinggal dari peristiwa sejarah. Maka dari itu, bisa saja ada hasil interpretasi yang berseberangan dan hasil yang berbeda.

Interpretasi yang berbeda ini bisa terjadi karena pada saat menulis sejarah sebagai kisah diperlukan adanya imajinasi untuk menyambungkan fakta yang ada. Setiap sejarawan punya daya imajinasi yang berbeda-beda. Di samping itu, konsep sejarah sebagai kisah muncul karena hal di atas dan cerita yang berdasarkan pada ingatan, tafsir, serta kesan dari seorang sejarawan.

Selanjutnya, sarana yang digunakan untuk mengungkapkan kembali sejarah. Elo bisa menggunakan lisan dan tulisan.  Oh iya, ciri lainnya dari sejarah sebagai kisah itu nyata atau benar-benar terjadi, ya, guys.

Contoh Sejarah Sebagai Kisah

Sejarah sebagai sebuah kisah dapat kita temui dalam cerita Kerajaan Singasari, khususnya kisah-kisah dari penguasa di kerajaan tersebut. Biasanya, para ahli sejarah akan menggunakan kitab-kitab lama untuk dijadikan patokan dalam menentukan silsilah kerajaan besar seperti Singasari.

Ilustrasi seorang anak sedang membaca buku.
Anto sedang membaca kisah penguasa kerajaan. (Arsip Zenius)

Namun, dalam dua kitab besar yaitu Negarakertagamadan Pararaton, ternyata terdapat perbedaan penceritaan mengenai silsilah penguasa Kerajaan Singasari. Seperti itulah sejarah sebagai kisah dapat ditunjukkan dalam pernyataan yang berbeda sesuai dengan si penulisnya.

Elo nggak perlu bingung tentang mana yang salah dan mana yang benar. Kalau pengen bijak melihat sebuah kisah sejarah, maka elo perlu lihat beberapa aspek ini.

Pertama, siapa pembuat cerita sejarah tersebut. Apa profesi dan bagaimana masa lalu ketika dia hidup. Bahkan, elo perlu perhatikan juga bagaimana pola asuh orang tua si sejarawan dan di mana dia belajar sejarah.

Kedua, posisi sejarawan dan objek yang dia tuliskan Artinya elo perlu lihat seberapa dekat sejarawan dengan kisah yang ia ceritakan. Karena, hal ini akan mempengaruhi subjektivitasnya.

Ketiga, kapan dan di mana ia tinggal. Elo perlu tahu kapan ia hidup dan di mana ia tinggal untuk lebih memahami bagaimana kondisinya ketika menulis karya sejarah tersebut. Apakah ia dalam keadaan merdeka dari segala bentuk tekanan atau tidak.

Ketiga hal itulah yang perlu elo jawab ketika diminta untuk menilai kisah sejarah. Apalagi kalau diminta untuk menyebutkan faktor yang harus diperhatikan dalam melihat sejarah sebagai kisah.

Baca Juga: Biografi Herodotus, Bapak Pencetus Ilmu Sejarah

Jenis-Jenis Sejarah Sebagai Kisah

Nah, ternyata sejarah sebagai kisah itu ada jenis-jenisnya lagi, guys. Sejarah itu pasti ada kontak atau hubungan dengan ilmu lain, seperti ekonomi, politik, sosial, intelektual, dan lisan. Oke, kita bahas satu per satu, yuk!

Sejarah Ekonomi

Sesuai dengan namanya, di sini elo akan belajar tentang sejarah perekonomian masa lalu dan konsep-konsep perekonomian yang diterapkan dari dulu hingga saat ini. Misalnya tentang sejarah ekonomi pada masa pemerintahan Hindia Belanda.

Sejarah Politik

Jenis yang satu ini membahas tentang politik di masa lalu. Bahasannya, ya, nggak jauh-jauh dari kekuasaan, ketatanegaraan, tokoh politik, dan sistem pemerintahan. Contohnya, Indonesia pada masa Orde Baru, di bawah kepemimpinan Presiden Suharto..

Sejarah Sosial

Sejarah sosial merupakan peristiwa bersejarah yang membahas tentang interaksi dan struktur, serta hubungan timbal balik manusia pada masa lalu. Contohnya kehidupan sosial masyarakat pada masa Kerajaan Kalingga.

Sejarah Intelektual

Jenis yang satu ini mempelajari pemikiran orang-orang di masa lalu mengenai suatu hal. Sesuai dengan namanya, ya “intelektual”. Misalnya tentang pemikiran Karl Marx mengenai komunisme.

Sejarah Lisan

Jenis ini merupakan suatu metode untuk mengumpulkan data-data sejarah dengan cara bertanya dan berdiskusi dengan tokoh-tokohnya. Misalnya, elo mewawancarai veteran yang masih hidup mengenai kejadian pasca Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.

Masih kurang puas dengan uraian di atas? Elo masih bisa menguasai materi tersebut dengan nonton video belajar Zenius. Yuk, klik banner di bawah ini!

sejarah zenius

Contoh Soal dan Pembahasan

Untuk menguji sejauh mana pemahaman elo mengenai materi sejarah sebagai kisah, gue ada beberapa contoh soal dan pembahasan yang bisa dijadikan sebagai referensi. Cekidot!

Contoh Soal

Sejarah sebagai kisah bersifat subjektif karena….

A. Interpretasi setiap orang berbeda-beda.

B. Sumber yang digunakan berbeda.

C. Perbedaan konsep diakronik.

D. Perbedaan konsep sinkronik.

E. Adanya konsep generalisasi.

Jawab: A. Interpretasi setiap orang berbeda-beda.

Pembahasan: 

Sejarah sebagai kisah itu artinya peristiwa-peristiwa yang terjadi di masa lampau direkonstruksi kembali berdasarkan fakta dan metode ilmiah. Namun, penyusunan peristiwa sejarah itu nggak bisa dilepaskan dari interpretasi atau penafsiran penulisnya mengenai fakta-fakta yang ada.

Hal itu karena yang namanya penafsiran bersifat subjektif sesuai dengan individu yang menelitinya.

*****

Gimana nih, sampai sini udah paham kan tentang materi sejarah sebagai kisah? Semoga lo bisa memahami dengan baik yaa. Biar makin mantap, Zenius punya beberapa paket belajar yang bisa lo pilih sesuai kebutuhan lo. Di sini lo nggak cuman mereview materi aja, tetapi juga ada latihan soal untuk mengukur pemahaman lo. Yuk langsung aja klik banner di bawah ini!

SKU-BELI-PAKET-BLJR

Try Out bareng Zenius

Referensi:

Pengantar Ilmu Sejarah – Kuntowijoyo (2008).

Pendekatan Ilmu Sosial dalam Metodologi Sejarah – Sartono Kartodirdjo (1992).

Modul Ilmu Pengetahuan Sosial 9: Pengantar Ilmu Sejarah – Ismaun (1993).

Interpretasi Sejarah Sebagai Peristiwa dan Masalah Pendidikan – Ahmad Maksum (2015).

Kehidupan Kerajaan Aceh dan Silsilahnya – Materi Sejarah Kelas 10

Hai Sobat Zenius! Di artikel ini gue mau ngebahas tentang kehidupan kerajaan Aceh, mulai dari kehidupan sosial, politik dan ekonomi, latar belakang, letak kerajaan hingga peninggalan Kesultanan Aceh Darussalam.

Elo masih inget nggak bencana alam tsunami yang terjadi di Aceh tanggal 26 Desember 2004? Kira-kira kalian udah lahir belum ya?

Kalo gue sih udah hehe. Tahu nggak sih kalau ada sebuah bangunan yang tetap berdiri kokoh di tengah terjadinya tsunami? Namanya adalah Masjid Raya Baiturrahman. Terus kenapa jadi ngomongin masjid nih? Katanya mau jalan-jalan ke Aceh?

Nah, jadi gini Masjid Raya Baiturrahman adalah masjid yang udah berdiri sejak lama banget, bisa dibilang bangunan ini jadi saksi bisu perkembangan Aceh. Kali ini gue mau ngajak elo buat cari tahu tentang Kerajaan Aceh yang berdiri dan berkembang di Aceh. 

Penasaran kan? Makanya langsung aja nih kita bahas sama-sama!

Kerajaan Aceh
Masjid Raya Baiturrahman (Dok. Unsplash)

Latar Belakang Kerajaan Aceh

Kerajaan Aceh terletak di Aceh, tepatnya adalah yang kita kenal sekarang sebagai Banda Aceh. Kerajaan Aceh merupakan kerajaan bercorak Islam yang didirikan oleh Ali Mughayat Syah yang memimpin Kerajaan Aceh selama tahun 1514-1530 M. Wilayah kekuasaan Kerajaan Aceh meliputi Provinsi Aceh, Pesisir Sumatera Utara, dan Semenanjung Melayu. Sebelumnya daerah kekuasaan Kerajaan Aceh merupakan daerah kekuasaan Kerajaan Lamuri yang bercorak agama Hindu. Namun setelah Aceh menyerang, Kerajaan Lamuri pun kalah dan wilayahnya menjadi wilayah kekuasaan Kerajaan Aceh. Nah di bawah ini ada gambar peta letak kerajaan Aceh Darussalam.

Peta Kerajaan Aceh
Peta Letak Kerajaan Aceh (Arsip Zenius)

Baca Juga: Jejak Peninggalan Kerajaan Kalingga – Materi Sejarah Kelas 10

Silsilah Kerajaan Aceh

Kalau ngomongin tentang silsilah dari Kerajaan Aceh, pasti panjang banget. Nah, maka gue akan ngajak elo buat kenalan sama keturunan atau raja-raja yang paling berpengaruh di Kerajaan Aceh. Ada siapa aja ya?

  1. Ali Mughayat Syah (1514-1530)

Sebelumnya udah gue singgung di atas, kalau Raja Ali Mughayat Syah merupakan raja pertama sekaligus pendiri dari Kerajaan Aceh. Pada kekuasaan beliau, Kerajaan Aceh melakukan ekspansi ke beberapa daerah seperti Pasai, Daya, Lidic, Nakur, dan Pedir.

Setelah Ali Mughayat Syah meninggal, ia digantikan oleh putranya, yaitu Sultan Salahuddin. Sayangnya pada masa pemerintahan Salahuddin, beliau ini kurang perhatian gitu sama negara, sehingga Aceh mengalami kemerosotan, sehingga beliau digantikan oleh saudaranya yaitu Alaudin Ri’ayat Syah.

  1. Alauddin Ri’ayat Syah (1589-1604)

Dalam kepemimpinannya, Alauddin Ri’ayat Syah melakukan penyerangan ke Malaka yang saat itu dikuasai oleh Portugis dan juga menyerang Kerajaan Aru.

Sebenarnya sudah sejak lama nih Kerajaan Aceh ingin menguasai Malaka, namun Portugis lebih dahulu menguasai Malaka. Namun, penyerangan ke wilayah Malaka dan Aru gagal. Hal ini disebabkan karena wilayah Malaka dikuasai Portugis yang lebih unggul dalam teknologi pertempuran, sedangkan Kerajaan Aru mendapatkan bantuan dari Johor untuk mempertahankan wilayahnya.

Selain itu di bawah kepemimpinan Alauddin Ri’ayat Syah, Kerajaan Aceh mulai melakukan hubungan diplomasi politik dengan Turki. 

  1. Iskandar Muda (1607-1636)

Sultan Iskandar Muda memerintah Kerajaan Aceh tahun 1607–1636 M. Di bawah pemerintahannya, Kerajaan Aceh mengalami kejayaan. Dalam masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda, Aceh mengalami kemajuan pada beberapa bidang, antara lain:

  • Bidang Perdagangan: Kemajuan pada bidang perdagangan terutama pedagang lada yang merupakan komoditas utama Aceh. Selain itu karena ada larangan untuk para pedagang Islam untuk berdagang di Malaka oleh pemerintah Portugis, menyebabkan para pedagang datang ke Aceh dan meramaikan perdagangan di Aceh. Jadi nih kalau dimisalkan pasar, Aceh ini jadi pasar yang serba ada, karena banyak pedagang yang datang untuk berdagang di Aceh. 
  • Bidang Politik: Dalam kehidupan politik kerajaan Aceh, Kerajaan Aceh berhasil menginvasi wilayah lain, seperti Johor, Pohong, Kedah, Aru, dan yang lainnya, sehingga Kerajaan Aceh memiliki wilayah yang sangat luas.
  • Diplomasi: Hubungan diplomasi antara Aceh dan Turki menjadi semakin erat, selain itu Aceh juga bekerja sama dengan negara Timur Tengah lainnya. Hal ini dilakukan sebagai strategi agar Aceh mendapat perlindungan dari negara Barat.
  • Pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda, penyebaran Agama Islam semakin meluas
  • Tata negara di bawah pemerintahan Sultan Iskandar Muda menjadi lebih tertata, dan aturan-aturan yang diberlakukan adalah aturan berdasarkan kaidah Islam. 
  1. Iskandar Thani (1636-1641)

Setelah Sultan Iskandar Muda wafat, tahta Kerajaan Aceh digantikan oleh menantunya, Sultan Iskandar Thani.

Di bawah kepemimpinan Iskandar Thani, beliau melanjutkan tradisi kekuasaan yang sebelumnya dilakukan oleh Sultan Iskandar Muda karena beliau masih merasa kalau tradisi tersebut masih baik dan cocok untuk dilakukan. Pada masa pemerintahannya, muncul seorang ulama besar yg bernama Nuruddin ar-Raniri. Ia menulis buku sejarah Aceh berjudul Bustanu’ssalatin. 

Gimana? Menurut elo siapa sih Raja yang paling berpengaruh untuk Kerajaan Aceh? Kalau elo masih mau kepoin tentang para Raja ini, elo bisa klik banner di bawah ini!

belajar materi pelajaran sejarah di zenius

Sumber Sejarah Kerajaan Aceh

Sobat Zenius, biar elo makin percaya nih akan keberadaan Kerajaan Aceh, ada beberapa sumber sejarah Kerajaan Aceh yang elo bisa temuin, antara lain:

  1. Kitab Bustahu’ssatin

Di atas tadi gue udah menyinggung sedikit tentang Kitab Bustahu’ssatin. Kitab ini ditulis oleh Nuruddin ar-Raniri, isi kitab ini menjelaskan tentang sejarah Kerajaan Aceh, Undang-undang Islam yang diterapkan di Aceh, sejarah para raja dan karakteristik raja yang baik dan buruk.

  1. Masjid Baiturrahman

Di awal tadi gue juga udah singgung, kalau Masjid Baiturrahman merupakan saksi bisu dari perkembangan Kerajaan Aceh yang ada bahkan hingga sekarang. Masjid ini dibangun pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda.

  1. Masjid Indrapuri

Nah, masjid yang satu ini dulunya merupakan sebuah candi lho. Kok bisa? Jadi Masjid Indrapuri ini dulunya merupakan candi Hindu milik Kerajaan Lamuri. Namun karena Kerajaan Lamuri berhasil dikuasai oleh Kerajaan Aceh, kemudian oleh Sultan Iskandar Muda candi tersebut diubah menjadi sebuah masjid, yaitu Masjid Indrapuri. 

  1. Makam Sultan Iskandar Muda

Makam Sultan Iskandar Muda menjadi salah satu bukti eksistensi Kerajaan Aceh.

Peninggalan Kerajaan Aceh
Makam Sultan Iskandar Muda (Arsip Zenius)

Baca Juga: Silsilah dan Peninggalan Kerajaan Kutai – Materi Sejarah Kelas 10

Kehidupan Sosial Kerajaan Aceh

Dalam kehidupan sosial, perkembangan ajaran agama Islam di Aceh semakin meluas. Selain itu masyarakat di Aceh dibagi menjadi beberapa golongan. Golongan pertama disebut dengan Teuku, yaitu mereka yang merupakan bangsawan. Golongan kedua adalah Teungku yang merupakan para ulama. Golongan keempat adalah Uleebalang yang adalah para prajurit dan yang terakhir adalah rakyat.  

Kehidupan Ekonomi Kerajaan Aceh 

Letak kesultanan Aceh Darussalam yang strategis membuat perekonomian Aceh berkembang pesat. Ditambah lagi wilayah kekuasaan yang semakin luas dan hubungan dengan pihak asing menjadi faktor kemajuan ekonomi Aceh.

Penguasaan Aceh atas beberapa daerah di Semenanjung Malaka menyebabkan bertambahnya badan ekspor penting seperti timah dan lada. Lada sendiri menjadi komoditas perdagangan utama di Aceh pada saat itu.

Kemunduran Kerajaan Aceh

Kemunduran Kerajaan Aceh dipicu oleh beberapa hal di antaranya:

  • Pemimpin yang kurang cakap

Setelah meninggalnya Sultan Iskandar Thani, Kerajaan Aceh tidak memiliki pemimpin yang terampil dan cakap. Sehingga hal ini memicu kemunduran Kerajaan Aceh. 

Melemahnya kerajaan Aceh juga dipicu oleh timbulnya perang antar golongan, yaitu golongan teuku dan teungku. Selain itu para ulama juga bertikai karena adanya perbedaan aliran.

  • Kuatnya kekuatan bangsa Eropa (Belanda)

Sebelum lanjut, download dulu yuk aplikasi Zenius buat dapetin ribuan materi pelajaran yang lebih lengkap dan akses ke fitur-fitur gratis. Pilih sesuai gadget yang elo pake ya!

Baca Juga: Kerajaan Samudera Pasai, Masa Kejayaan dan Silsilahnya – Materi Sejarah Kelas 10

Contoh Soal dan Pembahasan

Masjid yang awalnya merupakan sebuah candi yang berada di wilayah kekuasaan Kerajaan Aceh adalah masjid …

A. Baiturrahman

B. Indrapuri

C. Agung Aceh

D. Mujahidin

Jawaban: B. Indrapuri

Pembahasan: Masjid Indrapuri ini dulunya merupakan candi Hindu yang merupakan milik Kerajaan Lamuri, namun karena Kerajaan Lamuri berhasil dikuasai oleh Kerajaan Aceh kemudian oleh Sultan Iskandar Muda candi tersebut diubah menjadi sebuah masjid, yaitu Masjid Indrapuri. 

Nah, itu tadi materi yang kali ini bisa gue bahas, jangan lupa buat langsung buka aplikasi Zenius. Elo juga bisa cek paket belajar Zenius aktiva yang memiliki fitur canggih dan lengkap untuk nemenin elo belajar, dengan klik banner di bawah ini, agar elo makin tercerahkan!

Kehidupan Kerajaan Aceh dan Silsilahnya - Materi Sejarah Kelas 10 9

Originally Published: January 25, 2022
Updated By: Arieni Mayesha

Sejarah Kerajaan Sriwijaya, Corak, Letak & Kemundurannya

Halo, Sobat Zenius! Kali ini gue mau bercerita mengenai Kerajaan Sriwijaya bercorak Budha dan merupakan kerajaan maritim terbesar di Asia Tenggara.

Beberapa dari elo mungkin sudah pernah mendengar cerita mengenai kerajaan yang satu ini. Yap, Kerajaan Sriwijaya merupakan kerajaan terbesar kedua setelah kerajaan Majapahit.

Penasaran seperti apa ceritanya? Dalam artikel ini gue akan mengupasnya secara lebih dalam, mulai dari awal berdiri, kehidupan, sampai kemunduran Kerajaan Sriwijaya. 

Tanpa basa-basi lagi, yuk, simak artikel ini!

Awal Berdirinya Kerajaan Sriwijaya

Kalau ngomongin awal-awalnya, pasti bakal muncul pertanyaan kapan Kerajaan Sriwijaya berdiri. Well, kerajaan ini lahir tahun 671M dan berakhir di sekitar 1100M. Letak Kerajaan Sriwijaya berada di tepi Sungai Musi, Palembang.

Wilayah kekuasaan Sriwijaya itu luas lho, nggak hanya di Indonesia tapi juga sampai beberapa negara Asia Tenggara lainnya. Wilayahnya mencakup Sumatra, Jawa, Kamboja, hingga Thailand.

kerajaan sriwijaya
Peta wilayah kekuasaan Kerajaan Sriwijaya (Dok. Wikimedia Commons)

Pendiri Kerajaan Sriwijaya adalah Dapunta Hyang atau yang dikenal juga sebagai Sri Jayanasa. Kerajaan ini disebut-sebut sebagai kerajaan pertama di Nusantara sebelum Kerajaan Majapahit lahir.

Baca selengkapnya mengenai sejarah Kerajaan Majapahit di sini: Silsilah dan Kejayaan Kerajaan Majapahit.

Menurut catatan I-Tsing, banyak raja dan kepala suku di pulau-pulau Laut Selatan memiliki kepercayaan yang kuat terhadap perbuatan baik.

Biasanya kalau mereka mau ke daerah Barat untuk belajar lebih jauh mengenai kepercayaan ini, mereka bakal menetap dulu di wilayah kerajaan ini sekitar 1-2 tahun sebelum melanjutkan perjalanan ke India Tengah.

Selain itu, ada banyak biksu-biksu juga yang datang berkunjung dari berbagai negara.

Dari sini udah kelihatan ya kalau agama yang dianut Kerajaan Sriwijaya adalah agama Buddha seperti yang udah gue jelaskan di awal artikel. Kerajaan ini juga menjadi pusat pembelajaran agama Buddha.

Nah, gimana ceritanya? Seru, kan? Sebelum gue lanjutkan ceritanya, gue mau ngasih tahu ke elo buat download aplikasi Zenius dulu, nih!

Lewat aplikasi, elo bisa mendapatkan fitur-fitur yang bisa meningkatkan produktivitas belajar elo, mulai dari video materi pembelajaran, simulasi ujian try out, hingga ZenBot yang bantu elo menyelesaikan soal-soal Matematika, Fisika, dan Kimia.

Aplikasinya bisa elo download secara gratis lewat banner di bawah ini, ya!

cta banner donwload apps zenius

Download Aplikasi Zenius

Tingkatin hasil belajar lewat kumpulan video materi dan ribuan contoh soal di Zenius. Maksimalin persiapan elo sekarang juga!

icon download playstore
icon download appstore
download aplikasi zenius app gallery

Silsilah Kerajaan Sriwijaya

Sebenarnya ada banyak raja yang pernah memerintah kerajaan ini, tapi yang bakal gue bahas cuma 2 aja yang paling terkenal, yaitu Dapunta Hyang dan Balaputradewa.

Pertama kita mulai dari Dapunta Hyang atau Sri Jayanasa. Kalau menurut prasasti Kedukan Bukit, Dapunta Hyang ini kayak yang udah gue bilang tadi merupakan pendiri kerajaan ini.

Jadi, ceritanya waktu itu tuh Dapunta Hyang melakukan perjalanan suci atau siddhayatra gitu.

Nah, setelah Dapunta Hyang turun dari tahtanya, masih ada raja-raja lainnya yang memimpin kerajaan Sriwijaya.

Tapi kita skip aja ke abad ke-9 dimana tahta tersebut diduduki oleh Balaputradewa, raja ke-10 Kerajaan Sriwijaya yang berhasil membawa kerajaan ini menuju puncak kejayaan.


Materi Video Silsilah Kerajaan Sriwijaya

Buat yang sudah berlangganan paket belajar Zenius, tonton materi Silsilah Kerajaan Sriwijaya selengkapnya di website Zenius. Jangan lupa login lebih dulu untuk mengaksesnya.


Puncak Kejayaan hingga Berakhirnya Kerajaan Sriwijaya

Kerajaan Sriwijaya merupakan kerajaan bercorak Buddha mengalami masa kejayaan saat raja Balaputradewa.

Kala itu, raja Balaputradewa berhasil membawa Sriwijaya hingga mendapat julukan kerajaan maritim terbesar di Asia Tenggara.

Dia bahkan mengadakan kerjasama gitu dengan raja yang ada di India, lho! Belum lagi perekonomian kerajaan yang oke banget di zaman itu. Nah, kira-kira mengapa Sriwijaya disebut kerajaan maritim?

Kehidupan ekonomi Sriwijaya sendiri terfokus pada perdagangan laut dan hasil laut karena kerajaan tersebut terletak di jalur perdagangan internasional.

Saking fokusnya sama perdagangan nih, makanya kerajaan ini nggak begitu banyak bangun-bangun candi yang besar kayak kerajaan-kerajaan lainnya.

Adapun kehidupan sosial kerajaan ini jadi melibatkan banyak pedagang-pedagang dari luar yang singgah dalam perjalanan mereka.

Selain itu, tadi gue juga sempat cerita kan kalau banyak orang dan biksu yang menetap di wilayah kerajaan ini dulu sebelum mereka melanjutkan pembelajaran kepercayaan mereka ke negara lain.

Tapi nih, bersamaan dengan tibanya kerajaan tersebut di puncak kejayaan, mereka juga mulai mengalami kemunduran. Penyebabnya meliputi mulai adanya invasi dan serangan dari kerajaan-kerajaan lain terhadap kerajaan tersebut.

kerajaan sriwijaya
Potret Sungau Musi di Palembang (Dok. Wikimedia Commons)

Di samping itu, bencana alam juga terjadi dan menyebabkan turunnya tingkat kesuburan tanah di wilayah kerajaan yang terletak di Sumatra dan pendangkalan Sungai Musi oleh lumpur, yang menimbulkan hambatan di sektor perdagangan akibat kesulitan akses.

Selain itu, ajaran Islam juga mulai masuk sehingga Sriwijaya mulai kehilangan pengaruhnya. Salah satu dari kerajaan yang gue maksud adalah Kerajaan Samudra Pasai.

Baca selengkapnya mengenai sejarah Kerajaan Samudera Pasai di sini: Sejarah Kerajaan Samudera Pasai dan Masa Kejayaannya.

Peninggalan Kerajaan Sriwijaya

Sejarah kerajaan ini bisa kita ketahui hari ini dari sumber-sumber berupa peninggalan kerajaan tersebut, meskipun nggak begitu banyak karena rakyatnya dulu cenderung lebih menghabiskan banyak waktu untuk perdagangan.

Ada apa aja, sih? Gue bakal kenalin ke elo beberapa di antaranya.

Ada prasasti Kedukan Bukit yang memuat informasi mengenai awal mula berdirinya Kerajaan Sriwijaya oleh Dapunta Hyang. Makanya, prasasti ini juga kerap kali disebut sebagai prasasti Proklamasi Kerajaan Sriwijaya.

Prasasti Kota Kapur juga menceritakan tentang kerajaan ini beserta pendirinya. Tapi, di dalamnya juga berisi hukuman-hukuman yang akan dijatuhkan kepada wilayah-wilayah yang memberontak atau nggak mau tunduk sama Kerajaan Sriwijaya.

Prasasti Ligor berisi pemaparan mengenai situasi Kerajaan Sriwijaya yang sering disinggahi oleh orang-orang dan biksu-biksu yang hendak belajar agama Buddha.

Ada lagi prasasti Nalanda yang ditemukannya di India, lho. Prasasti ini menceritakan kalau setelah masa kejayaan Kerajaan Sriwijaya di bawah pemerintahan Raja Balaputradewa, kerajaan ini malah mengalami kemunduran.

kerajaan sriwijaya
Candi Muara Takus (Dok. Wikimedia Commons)

Ada beberapa candi juga, salah satunya Candi Muara Takus yang berbentuk kompleks yang terdiri atas 4 stupa dan bangunan lainnya yang hanya tinggal pondasinya.

Kerajaan Sriwijaya termasuk dalam materi Kerajaan Hindu Buddha. Kamu bisa pelajari sejarah kerajaan lainnya di sini: Daftar Kerajaan Maritim Hindu Buddha di Indonesia.

Contoh Soal Tentang Kerajaan Sriwijaya

Nah, kira-kira sekian dulu ya, cerita tentang sejarah Kerajaan Sriwijaya. Sebelum elo lanjut belajarnya nih, coba jawab pertanyaan di bawah ini untuk mengulas kembali materi ini, ya!

Apa yang menyebabkan Kerajaan Sriwijaya mengalami kemunduran?

Jawaban: Yang menyebabkan Kerajaan Sriwijaya mengalami kemunduran antara lain adalah mulai adanya serangan dari kerajaan-kerajaan lain, bencana alam yang menutup akses perdagangan di Sungai Musi, dan mulai masuknya ajaran Islam ke wilayah kerajaan.

Demikian cerita gue mengenai kerajaan Sriwijaya, mulai dari awal berdirinya, silsilah kerajaan, hingga penyebab kemundurannya.

Semoga Sobat Zenius jadi makin tahu, ya, mengenai kerajaan yang satu ini! Oh iya, kalau elo mau belajar tentang Kerajaan Sriwijaya lewat video pembelajaran, elo bisa, lho, mengaksesnya lewat Zenius!

Nggak cuman materi, di video pembelajaran juga ada contoh soal dan pembahasannya yang bisa elo pahami dengan saksama.

Klik banner di bawah ini, ya, buat mengaksesnya!

Pelajari materi Sejarah di video materi belajar Zenius

Kemudian, kalau Sobat Zenius mau mengasah otak dengan mempelajari contoh soal dan pembahasan dari setiap mata pelajaran, elo bisa langsung ambil paket Aktiva dari Zenius.

Selain mendapatkan akses video materi pembelajaran, elo juga berkesempatan mengikuti ujian try out dan tentunya akses video premium dari Zenius.

Yuk, berlangganan dari sekarang!

kerajaan sriwijaya

Referensi

Sriwijaya, Sebuah Kejayaan Masa Lalu di Asia Tenggara – Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata.

Originally published: February 17, 2022
Updated by: Maulana Adieb

Sejarah Perkembangan Revolusi Industri 1.0 Sampai 4.0

Halo Sobat Zenius, salam kenal, gue Marcel. Di artikel ini, gue mau ngomongin perihal sejarah perkembangan revolusi industri, mulai dari revolusi industri 1.0 sampai revolusi industri 4.0. Hal ini berkaitan banget dengan hobi gue yaitu Sejarah dan Ekonomi Makro.

Berbicara mengenai topik ini, sebagian besar dari elo pasti udah pernah denger istilah ini. Tapi sebenarnya apa yang dimaksud dengan revolusi industri itu?

Biasanya, di pelajaran Sejarah sering banget membahas ini. Kalau lagi ngomongin revolusi industri biasanya di belakangnya ada embel-embel angka tuh mulai dari 1.0, 2.0, 3.0 hingga 4.0.

Sebenarnya apa sih maksudnya dan kenapa ada tahapan revolusi industri sampai 4.0?

Belakangan ini banyak banget yang membicarakan tentang revolusi industri 4.0. Enggak tokoh nasional, enggak tokoh internasional, berkali-kali ngomong soal “Bersiaplah menyongsong industri 4.0” atau “Kita tidak boleh tergilas oleh industri 4.0” atau “Kita harus bisa memanfaatkan fenomena Industri 4.0.”

Nah, melalui artikel ini, gue akan mengupas tuntas mengenai perkembangan revolusi industri kepada elo semua. Yuk, langsung simak penjelasan lengkapnya di bawah ini!

revolusi industri
Ilustrasi hasil revolusi industri (Arsip Zenius)

Definisi Revolusi Industri

Di bagian pertama ini gue akan menjawab pertanyaan elo mengenai apa yang dimaksud dengan revolusi industri?

Secara simpel, pengertian dari revolusi industri adalah perubahan besar dan radikal terhadap cara manusia memproduksi barang. 

Perubahan besar ini tercatat sudah terjadi tiga kali, dan saat ini kita sedang mengalami revolusi industri yang keempat. 

Setiap perubahan besar ini selalu diikuti oleh perubahan besar dalam bidang ekonomi, politik, bahkan militer dan budaya. Sudah pasti ada jutaan pekerjaan lama menghilang, dan jutaan pekerjaan baru yang muncul.

Lebih detailnya elo harus lihat di setiap revolusi industri, tapi kasarnya adalah, beberapa hal yang semula begitu sulit, begitu lama, begitu mahal dalam proses produksi mendadak jadi mudah, cepat, dan murah. 

Ingat, Ekonomi membicarakan macam-macam upaya manusia menghadapi kelangkaan.

revolusi industri
Munculnya pabrik sebagai tanda revolusi Industri. (dok. Ant Rosetzky on Unsplash)

Revolusi industri menghasilkan penurunan, malah terkadang menghilangkan beberapa kelangkaan tersebut, sehingga waktu, tenaga, dan uang yang semula digunakan untuk mengatasi kelangkaan-kelangkaan tersebut mendadak jadi bebas.

Jadi, bisa digunakan untuk hal lain untuk mengatasi kelangkaan yang lain.

Hilangnya atau berkurangnya sebuah kelangkaan otomatis mengubah banyak aspek dalam kehidupan bermasyarakat. 

Apalagi kalau ternyata beberapa kelangkaan menghilang! Nah, kita lihat satu persatu, sesuai urutannya.

Revolusi industri terjadi pada tahun 1770-an akhir pada revolusi industri 1.0 hingga 4.0 di sekitar tahun 2011

Cerita lengkapnya perkembangan revolusi industri bisa Sobat Zenius simak di bawah ini!

Sebelum itu, Sobat Zenius bisa banget, lho, download aplikasi Zenius terlebih dahulu buat mempersiapkan diri berbagai macam ujian sekolah.

Lewat aplikasi, elo bisa menemukan beragam fitur menarik, seperti akses video pembelajaran, simulasi ujian try out, hingga ZenBot.

Yuk, download aplikasinya sekarang! Gratis!

cta banner donwload apps zenius

Download Aplikasi Zenius

Fokus UTBK untuk kejar kampus impian? Persiapin diri elo lewat pembahasan video materi, ribuan contoh soal, dan kumpulan try out di Zenius!

icon download playstore
icon download appstore
download aplikasi zenius app gallery

Revolusi Industri 1.0

Revolusi industri muncul pertama kali di negara Inggris pada akhir 1770-an dan menyebar ke seluruh dunia, termasuk Amerika Serikat, pada tahun 1830-an dan 40-an.

Jadi bisa dibilang negara Eropa yang pertama kali melaksanakan revolusi industri adalah Inggris. Diikuti oleh negara-negara Eropa lainnya seperti Belgia, Prancis, dan Jerman.

Terus, bagaimana revolusi industri pertama bisa terjadi?

Secara spesifik ada 3 faktor utama yang mendorong 1.0 yaitu: Revolusi Pertanian, peningkatan populasi, dan keunggulan Inggris Raya. 

Revolusi Industri menganggap era waktu yang penting karena teknik pertanian yang lebih baik, pertumbuhan populasi, dan keunggulan Inggris Raya yang memengaruhi negara-negara di seluruh dunia.

Era revolusi industri 1.0 dimulai di Inggris dengan ditemukannya mesin uap lalu digunakan dalam proses produksi barang.

Penemuan ini penting sekali, karena sebelum adanya mesin uap, manusia cuma bisa mengandalkan tenaga otot, tenaga air, dan tenaga angin untuk menggerakkan apapun.

Dan masalahnya, tenaga otot amat terbatas. Misalnya, manusia, kuda, sapi dan tenaga-tenaga otot lainnya tidak mungkin bisa mengangkat barang yang amat berat, bahkan dengan bantuan katrol sekalipun. 

Butuh istirahat secara berkala untuk memulihkan tenaga tersebut, sehingga proses produksi kalau mau berjalan 24 jam sehari membutuhkan tenaga.

Selain dengan otot, tenaga lain yang sering digunakan adalah tenaga air dan tenaga angin. Biasanya ini digunakan di penggilingan. 

Untuk memutar penggilingan yang begitu berat, seringkali manusia menggunakan kincir air atau kincir angin. 

Masalah utama dari dua tenaga ini adalah, manusia tak bisa menggunakannya di mana saja. Manusia cuma bisa menggunakannya di dekat air terjun dan di daerah yang berangin.

Untuk tenaga angin, masalah tambahan adalah tenaga angin tak bisa diandalkan 24 jam sehari. Ada kalanya benar-benar tak ada angin yang bisa digunakan untuk memutar kincir.

Masalah ini juga muncul ketika tenaga angin menjadi andalan transportasi internasional, yaitu transportasi laut.

Sebagai gambaran, di era VOC, butuh waktu sekitar 6 bulan untuk kapal dari Belanda untuk mencapai Indonesia, lalu 6 bulan lagi untuk berlayar dari Indonesia ke Belanda. 

Artinya, kalau mau berlayar bolak balik Batavia-Amsterdam-Batavia, butuh waktu setahun! Maklum, terkadang ada kalanya benar-benar tak ada angin di laut, terkadang ada angin tetapi berlawanan dengan arah yang diinginkan.

Penemuan mesin uap yang jauh lebih efisien dan murah dibandingkan mesin uap sebelumnya oleh James Watt di tahun 1776 mengubah semua itu.

Kini tak ada lagi batasan waktu untuk menggerakkan mesin. Asal dipasang mesin uap rancangan James Watt ini, sebuah penggilingan bisa didirikan di mana saja, tak perlu dekat air terjun atau daerah berangin. 

Sebuah kapal bahkan bisa berlayar 24 jam, selama mesin uapnya dipasok dengan kayu atau batu bara. 

Ini berdampak langsung dalam waktu perjalanan dari Belanda ke Indonesia terpangkas jauh, hitungannya bukan setahun lagi, tapi jadi cuma sekitar 2 bulan.

Ini yang jarang dibahas di buku-buku sejarah, yaitu mengenai revolusi industri memungkinkan bangsa Eropa mengirim kapal perang mereka ke seluruh penjuru dunia dalam waktu jauh lebih singkat. 

Tidak ada lagi cerita tentara-tentara Eropa kelelahan saat menyerang benteng milik Kerajaan Asia. Semua daerah yang bisa terjangkau oleh kapal laut, sudah pasti terjangkau oleh kekuatan imperialis Eropa. 

Negara-negara Imperialis di Eropa ini rame–rame ngegas menjajah kerajaan-kerajaan di Afrika dan Asia. Ingat, di akhir 1800an inilah Belanda akhirnya menaklukkan daerah-daerah terakhir di Indonesia seperti Aceh dan Bali, yang belum ditaklukkan.

revolusi industri 1.0
Revolusi Industri pertama mengubah peta geopolitik Afrika di abad IX

Jadi, karena kini tenaga mesin tidak dibatasi oleh otot, angin, dan air terjun, terjadilah penghematan biaya dalam jumlah luar biasa di bidang produksi, transportasi, bahkan militer. 

Barang-barang yang diproduksi menjadi jauh lebih banyak, lebih murah, dan lebih mudah didapat.

Uang yang semula dipakai untuk memproduksi dan membeli barang-barang mahal tersebut kini bisa dipakai untuk hal lain, sehingga barang-barang yang tak diproduksi menggunakan mesin uap pun menjadi jauh lebih laku.

Revolusi industri 1.0 ini juga mengubah masyarakat dunia, dari masyarakat agraris di mana mayoritas masyarakat bekerja sebagai petani, menjadi masyarakat industri.

Intinya, kelangkaan tenaga yang semula mendominasi kesukaran manusia dalam berlayar, dalam memproduksi, mendadak lenyap.

Tenaga tidak lagi dipasok cuma oleh otot, angin, dan air terjun, tapi juga oleh mesin uap yang jauh lebih kuat, lebih fleksibel, dan lebih awet.

Terakhir, kelangkaan yang dikurangi adalah kelangkaan tenaga kerja. Semula begitu banyak manusia dibutuhkan untuk menjalankan mesin-mesin produksi. Kini mendadak semua tenaga itu digantikan mesin uap.

Artinya, mendadak semua tenaga manusia tersebut jadi bebas, mereka bisa dipekerjakan di bidang lain.

Perubahan-perubahan ini amat penting sebab perubahan ini berarti menghilangkan keistimewaan para bangsawan. Berkat mesin uap, produksi kini bisa berlangsung di mana saja. Berkat mesin uap, produksi besar-besaran bukan cuma monopoli para tuan tanah yang memiliki ladang/sawah berhektar-hektar.

Kini orang-orang kaya yang memiliki mesin-mesin uap bisa memproduksi barang padahal tanah mereka tak seberapa dibanding tanahnya para bangsawan ini. 

Orang-orang biasa juga bisa memproduksi barang tanpa memiliki tanah pertanian. Dan orang-orang bisa jadi kaya tanpa gelar bangsawan. 

Dominasi kaum bangsawan yang berlangsung atas kaum non-bangsawan selama ribuan tahun terpatahkan sudah.

revolusi industri
Penampakan mesin uap Watt, yang menjadi pijakan untuk revolusi industri pertama.

Namun, dampak negatif revolusi industri 1.0 ini, selain pencemaran lingkungan akibat asap mesin uap dan limbah-limbah pabrik lainnya yang sudah elo pelajari di buku teks sekolah adalah penjajahan di seluruh dunia. 

Tanpa mesin uap, Imperialis Eropa takkan bisa menaklukkan Asia dan Afrika secepat dan semudah ini. 

Perkembangan revolusi industri 1.0 tidak berhenti sampai di situ saja, prosesnya terus berkembang hingga pada tahap revolusi industri 2.0.

Lalu apa perbedaan antara keduanya? Langsung baca di bawah ini ya. 

Revolusi Industri 2.0

Revolusi industri pertama memang penting dan mengubah banyak hal, namun yang tak banyak dipelajari adalah revolusi industri 2.0 yang terjadi di awal abad ke-20. 

Saat itu, produksi memang sudah menggunakan mesin. Tenaga otot sudah digantikan oleh mesin uap, dan kini tenaga uap mulai digantikan dengan tenaga listrik. 

Namun, proses produksi di pabrik masih jauh dari proses produksi di pabrik modern dalam hal transportasi. 

Pabrik mobil Ford model T sebelum revolusi industri 2.0
Pabrik mobil Ford model T sebelum revolusi industri 2.0. (dok. The Henry Ford.org)

Di akhir 1800-an, mobil mulai diproduksi secara massal. Namun, di pabrik mobil, setiap mobil dirakit dari awal hingga akhir di titik yang sama. 

Semua komponen mobil harus dibawa ke si tukang-perakit. Seorang tukang-perakit memproses barang tersebut dari nol hingga produk jadi. 

Perhatikan foto di atas, yang merupakan foto sebuah pabrik mobil sebelum industri 2.0. 

Setiap mobil akan dirakit oleh seorang tukang yang “Generalis” yang memproses mobil tersebut dari awal hingga selesai, dari merakit ban, pintu, setir, lampu, dst., sampai lengkap.

Proses produksi ini memiliki kelemahan besar yaitu perakitan dilakukan secara paralel. 

Artinya, untuk merakit banyak mobil, proses perakitan harus dilakukan oleh banyak tukang secara bersamaan. Ini membuat setiap tukang harus diajari banyak hal seperti memasang ban, memasang setir, memasang rem dll.

Seandainya ada masalah dalam proses perakitan, mobil yang belum jadi harus “digeser” dan si tukang harus meminta mobil baru sehingga proses produksi mobil bisa berjalan terus. 

Butuh waktu untuk memindahkan mobil bermasalah ini dan butuh waktu mendapatkan mobil baru, dan proses perakitan harus mulai dari 0 lagi. Karena itu, proses perakitan mobil seperti ini akan memakan waktu sangat banyak.

Ketika perusahaan mobil Ford di Amerika Serikat meluncurkan mobil murah pertama di dunia, bernama “Ford Model T”, mereka kebanjiran pesanan. 

Namun, demand yang tinggi tidak didukung dengan sumber daya yang tinggi pula hingga Ford akhirnya tidak bisa memenuhi keinginan pasar. 

Dibutuhkan waktu sekitar 12 jam 30 menit buat seorang tukang untuk merakit Ford Model T.

Di tahun 1912, Ford cuma bisa memproduksi 68.773 mobil dalam setahun. Artinya, sistem “Satu perakit, satu mobil” tak bisa dipertahankan. Sistem produksi harus direvolusi.

Tanda dimulainya revolusi industri 2.0 adalah dengan terciptanya “Lini Produksi” atau Assembly Line yang menggunakan “Ban Berjalan” atau conveyor belt di tahun 1913. 

Hasil dari penemuan terkait dengan roda berjalan untuk meningkatkan output barang yang diproduksi oleh pabrik.

Selain itu, perubahan sistem pada pekerja juga dilakukan untuk mempercepat proses produksi. Yaitu dengan tidak ada lagi satu tukang yang menyelesaikan satu mobil dari awal hingga akhir.

Para tukang yang tadinya mengerjakan banyak tugas diorganisir untuk menjadi spesialis dan cuma mengurus satu bagian saja, memasang ban misalnya.

Produksi Ford Model T dipecah menjadi 45 pos, mobil-mobil tersebut kini dipindahkan ke setiap pos dengan conveyor belt, lalu dirakit secara serial. 

Misalnya, setelah dipasang ban dan lampunya, barulah dipasang mesinnya seperti gambar di bawah. Semua ini dilakukan biasanya dengan bantuan alat-alat yang menggunakan tenaga listrik, yang jauh lebih mudah dan murah daripada tenaga uap.

revolusi industri 2.0
Proses perakitan mobil Ford model T jauh lebih efisien dengan bantuan conveyor belt.

Penggunaan tenaga listrik, ban berjalan, dan lini produksi ini menurunkan waktu produksi secara drastis, kini sebuah Ford Model T bisa dirakit cuma dalam 95 menit!

Akibatnya, produksi Ford Model T melonjak, dari 68 ribuan mobil di tahun 1912, menjadi 170 ribuan mobil di tahun 1913, 200 ribuan mobil di tahun 1914, dan tumbuh terus sampai akhirnya menembus 1 juta mobil per-tahunnya di tahun 1922.

Dan nyaris mencapai 2 juta mobil di puncak produksinya, di tahun 1925. Totalnya, hampir 15 juta Ford Model T diproduksi sejak 1908 sampai akhir masa produksinya di tahun 1927.

Produksi mobil murah secara besar-besaran ini mengubah bukan cuma industri mobil Amerika, bukan cuma industri mobil dunia, tapi juga budaya seluruh dunia. Loh, kok bisa sejauh itu?

Begini, produksi mobil murah secara massal seperti itu berarti membuat mobil menjadi barang terjangkau.

Sejak Model T diproduksi massal, bukan cuma orang kaya yang membeli dan menggunakan mobil, kelas menengah bisa membelinya, bahkan kelas miskin bisa menyicilnya atau meminjamnya.

Mendadak, ratusan ribu, bahkan jutaan orang jadi punya mobil. Mendadak, transportasi dari rumah ke tempat kerja

Mengenal Konsep Sejarah Sebagai Ilmu dan Ciri-cirinya

Salah satu ruang lingkup sejarah yang kita pelajari di kelas 10 adalah sejarah sebagai ilmu. Bagaimana konsep, ciri-ciri, dan contohnyanya? Mari kita bahas bersama.

Pernah nggak sih, elo bertanya-tanya. Kenapa ya Sejarah itu menjadi salah satu mata pelajaran wajib di sekolah?

Buat apa sih mempelajari tentang kejadian di masa lalu dan berbagai tokoh yang telah tiada di dunia ini? 

Bukankah kita justru harus move on ya dari masa lalu? 

Kenapa perlu belajar sejarah sebagai ilmu?
Belajar sejarah sebagai ilmu di sekolah. (Arsip Zenius)

Untuk memahami buat apa kita mempelajari sejarah sebagai ilmu di sekolah, kita harus memahami dulu gimana konsep sejarah sebagai ilmu itu.

Oleh karena itu, mari kita bahas pengertian, ciri-ciri, fungsi, serta kegunaan sejarah sebagai ilmu pada artikel kali ini. Yuk!

Pengertian Sejarah Sebagai Ilmu

Jadi, apa yang dimaksud dengan sejarah sebagai ilmu? Sejarah sebagai ilmu merupakan rekonstruksi peristiwa masa lalu, yang sudah direkonstruksi oleh ahli sejarah sesuai dengan kaidah keilmuan. 

Simpelnya nih, mata pelajaran Sejarah yang elo pelajari di sekolah itu, adalah contoh dari Sejarah sebagai ilmu, lho.

Buku Sejarah yang kita pelajari itu berisi rekonstruksi peristiwa masa lalu, yang telah disusun oleh para sejarawan yang ahli di bidangnya.

Supaya elo makin paham akan konsep sejarah sebagai ilmu, elo bisa nih nonton video tentang konsep dasar sejarah sebagai ilmu di aplikasi Zenius.

Langsung saja klik link di bawah ini untuk menonton video penjelasan yang asyik dan mengakses fitur-fitur Zenius seperti contoh soal, flashcard, dan tes evaluasi, yang tentunya berguna banget untuk meningkatkan pemahaman elo.

Video: Konsep Dasar Sejarah Sebagai Ilmu

Konsep dasar sejarah sebagai ilmu.
Yuk, nonton video materi konsep dasar sejarah sebagai ilmu!

Wah, Sobat Zenius, dari video tadi kita jadi tahu ya, bahwa untuk menjadi ilmu, sejarah harus memenuhi beberapa syarat penting.

Syarat-syarat ini menjadi ciri khas sejarah sebagai ilmu yang harus banget dipenuhi. Apa saja ciri-cirinya? Yuk, kita bahas di bagian selanjutnya.

Ciri-Ciri Sejarah Sebagai Ilmu

Sebelumnya kita sudah tahu bahwa untuk menjadi ilmu, sejarah harus sesuai dengan kaidah keilmuan.

Untuk memenuhi kaidah tersebut, ada beberapa syarat sejarah sebagai ilmu sebagai berikut.

Menurut KBBI, arti empiris itu “berdasarkan pengalaman (terutama yang diperoleh dari penemuan, percobaan, pengamatan yang telah dilakukan)”.

Nah, sejarah sebagai sebagai ilmu itu bersifat empiris, yang berarti harus bisa dibuktikan secara nyata. 

Bukti tersebut bisa berupa peninggalan sejarah seperti prasasti, patung, dokumen, fosil, dan pengetahuan yang memang diketahui masyarakat luas.

Seperti ilmu pengetahuan pada umumnya, sejarah juga memiliki objek untuk dikaji. Sejarah dikatakan sebagai ilmu karena memiliki objek yaitu manusia itu sendiri, serta fenomena yang dilihat dari sudut pandang waktu tertentu di masa lalu. 

Jadi, bisa disimpulkan bahwa objek yang dipelajari sejarah sebagai ilmu adalah manusia dan waktu.

Dari kajian suatu peristiwa dan manusia di masa lalu, tentu setiap ahli sejarah bisa memiliki pendapat atau teori masing-masing. Teori ini didasari pengamatan dan bukti nyata yang ada.

Dalam penyusunannya, sejarah direkonstruksi dengan menggunakan metode ilmiah, sehingga sejarah yang dikaji dapat disusun secara saintifik. Di Zenius blog, ada artikel yang membahas tentang metode ilmiah dan bisa elo baca di sini, lho.

Umumnya, generalisasi itu berarti menarik kesimpulan secara umum. Di sejarah, diperlukan juga penarikan kesimpulan secara umum dari pengamatan dan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti dan sejarawan.

Nah, sekarang kita sudah tahu sejarah dapat dikatakan sebagai ilmu karena memiliki ciri-ciri tersebut. Selain itu, perlu dicatat bahwa kebenaran sejarah sebagai ilmu dapat diperoleh melalui penelitian sumber sejarah ya.

Sekarang, gue mau merekomendasikan video yang bagus banget tentang cara bekerja seperti ilmuwan sejarah.

Melalui video tersebut, elo bisa mengetahui cara kerja dari ilmuwan sejarah, lho. Langsung saja klik link di bawah ini untuk pergi ke laman video tersebut ya.

Link: Cara Bekerja Seperti Ilmuwan Sejarah

Lantas, buat apa nih sejarah dipelajari dan disusun dengan sebaik-baiknya seperti itu? Mari kita telusuri di bagian selanjutnya.

Kegunaan Sejarah Sebagai Ilmu

Dengan mempelajari sejarah, kita bisa mempelajari pola fenomena di dunia dan sifat manusia secara umum. Dari situ, kita bisa belajar apa yang sebaiknya dilakukan di masa depan.

Jadi, manusia bisa belajar dari masa lalu untuk masa depan, lho. Oleh karena itu, sejarah memang penting untuk masa yang akan datang.

Apalagi, sejarah yang dipelajari sebagai ilmu memiliki kegunaan yang bisa dibagi menjadi dua, apa saja?

  • Kegunaan intrinsik, yang artinya ilmu sejarah dapat dipelajari oleh siapa saja. Ilmu tersebut kemudian bisa digunakan oleh seseorang yang memang ingin mendalami ilmu sejarah untuk menjadi seorang guru atau ahli sejarah.
  • Kegunaan ekstrinsik, di sini sejarah dapat digunakan untuk pengembangan moral dan keterampilan lunak (soft skill) seseorang. Contohnya seperti penalaran dan berpikir kritis.

Wah, memang penting ya kegunaan sejarah itu. Kita jadi bisa memahami dunia dengan lebih baik, dan berpikir dengan wawasan luas bila kita mempelajari sejarah.

Kebetulan banget nih, ada artikel di Zenius Blog yang benar-benar membedah manfaat ilmu sejarah bagi kita. Elo bisa baca melalui link di bawah ini, ya.

Baca Juga: Coba Ngertiin Ilmu Sejarah dan Manfaatnya Buat Elo Deh!

Fungsi Sejarah Sebagai Ilmu

Sebagai ilmu, sejarah memiliki setidaknya tiga fungsi yaitu fungsi rekreatif, inspiratif, dan instruktif. Kira-kira, gimana ya maksudnya?

  • Rekreatif, untuk memberikan hiburan dan rekreasi. Contohnya kita bisa mengunjungi museum tekstil di Jakarta untuk melihat berbagai kain indah dan sejarahnya, serta mencoba kegiatan membatik, lho.
  • Inspiratif, dimana sejarah dapat menginspirasi seseorang dalam kehidupan, agar menjadi pribadi yang lebih baik lagi.
  • Instruktif, memberikan dasar atau instruksi yang mengandung nilai-nilai. Nilai ini bisa dipetik oleh manusia untuk belajar dari masa lalu.

Next, kita bahas contoh sejarah sebagai ilmu.

Contoh Sejarah Sebagai Ilmu

Di Zenius Blog, ada banyak banget artikel yang membahas sejarah. Kira-kira artikel-artikel tersebut bisa menjadi contoh sejarah sebagai ilmu nggak ya?

Untuk menjawab itu, elo harus paham perbedaan sejarah sebagai ilmu, kisah, peristiwa, dan seni terlebih dahulu.

Nah, elo bisa cari tahu soal perbedaannya melalui artikel di bawah ini ya.

Baca Juga: Ruang Lingkup Sejarah Sebagai Ilmu, Peristiwa, Kisah, dan Seni – Materi Sejarah Kelas 10

Sekarang gue mau memberikan contoh sejarah sebagai ilmu yang elo pelajari di sekolah.  

Misalnya, elo mempelajari perjuangan kemerdekaan Indonesia gitu ya. Di situ, elo jadi memahami, bahwa kemerdekaan Indonesia itu didapatkan dengan perjuangan yang nggak main-main dan jiwa pantang menyerah.

Dengan begitu, elo belajar untuk menghargai para pejuang kemerdekaan Indonesia, dan mungkin jadi terinspirasi untuk berkontribusi lebih bagi Indonesia. Selain itu, elo juga bisa mengembangkan jiwa pantang menyerah elo.

Contoh lain lagi, misalnya elo mempelajari tentang sejarah inflasi di dunia. Dari situ, elo tentu belajar juga mengenai penyebab dari inflasi, kenapa sih inflasi bisa terjadi, dan apa yang kira-kira bisa elo lakukan sebagai bagian dari masyarakat untuk mencegah dan mengantisipasi kejadian tersebut.

Baca Juga: Bagaimana Kebijakan Subsidi Bisa Menghancurkan Negara?

Contoh Soal

Berikut ini contoh soal mengenai sejarah sebagai ilmu dan pembahasannya.

Contoh Soal 1

Sejarah sebagai ilmu memiliki ciri-ciri berikut, kecuali.…

A. Empiris

B. Objektif

C. Metode ilmiah

D. Riil

E. Subjektif

Pembahasan

Tadi kita sudah membahas lima ciri-ciri ilmu sejarah. Perlu gue tekankan, bahwa ilmu sejarah itu tidak boleh subjektif, karena harus sesuai dengan kejadian sebenarnya yang benar-benar terjadi di masa lalu.

Oleh karena itu, jawabannya adalah E.

Contoh Soal 2

Pernyataan yang tidak tepat terkait sejarah sebagai ilmu adalah.…

A. Salah satu ciri-ciri ilmu sejarah adalah sejarah memiliki objek.

B. Penulisan ilmu sejarah berdasarkan sumber yang terdokumentasi.

C. Sejarah merupakan sastra yang dinikmati oleh masyarakat luas.

D. Manusia sebagai objek sejarah juga bertindak sebagai peneliti dan ahli sejarah.

E. Ilmu sejarah direkonstruksi dengan kaidah ilmiah.

Pembahasan

Sejarah memiliki objek berupa manusia dan waktu, yang dir

ekonstruksi dengan kaidah ilmiah keilmuan. 

Selain itu, yang merekonstruksi sejarah sesuai dengan bukti atau sumber yang ada, adalah manusia itu sendiri, yang merupakan peneliti atau ahli sejarah.

Lalu bagaimana dengan pilihan jawaban C? Nah, opsi tersebut tidak tepat, karena sejarah sesuai dengan masa lalu dan kenyataan yang ada.

Oleh karena itu, pilihan jawaban yang paling tepat adalah C.

Contoh Soal 3

Kebenaran sejarah sebagai ilmu dapat diperoleh melalui.…

A. Pengalaman kakek kita

B. Penelitian sumber sejarah

C. Perkataan masyarakat setempat

D. Cerita rakyat setempat

E. Objek kajian sejarah

Pembahasan

Sobat Zenius, ilmu sejarah itu harus sesuai dengan kejadian sebenar-benarnya. Jadi, sumber sejarah itu harus dipastikan benar, nggak subjektif. Lantas, gimana cara menguji kebenaran sumbernya?

Salah satu caranya adalah melakukan penelitian. Misalnya, ada prasasti ditemukan. Ahli sejarah bisa mencoba untuk meneliti bersama dengan arkeolog, mengenai apa tulisan dan berapa umur prasasti tersebut.

Jadi, jawaban yang paling tepat adalah B.

Contoh Soal 4

Sejarah dapat dikatakan sebagai ilmu karena….

A. Merupakan cerita masa lampau yang disusun sebagai sastra

B. Menjelaskan aktivitas manusia dengan sudut pandang waktu sekarang

C. Memberikan cerita untuk fungsi rekreasi

D. Merupakan rekonstruksi masa lalu dengan kajian ilmiah

E. Menjelaskan fenomena masa yang akan datang

Pembahasan

Berdasarkan definisi sejarah sebagai ilmu yang telah kita bahas tadi, bisa disimpulkan bahwa, jawaban yang tepat adalah karena sejarah merupakan rekonstruksi masa lalu dengan kajian ilmiah ya.

Maka, jawabannya adalah D.

*********

Oke Sobat Zenius, itulah pembahasan singkat mengenai ruang lingkup sejarah sebagai ilmu. Kalau elo ingin mempelajari materi Sejarah lainnya dengan lebih dalam dan asyik, coba deh nonton video materi Zenius dan akses soal-soalnya.

cta peristiwa glasnost dan perestroika

Untuk menemani proses belajar lo, Zenius punya beberapa paket belajar yang bisa lo pilih sesuai kebutuhan lo. Yuk klik banner di bawah ini untuk berlangganan!

SKU-BELI-PAKET-BLJR-1

Sampai di sini dulu artikel kali ini, dan sampai jumpa di artikel selanjutnya!

Sejarah Sebagai Peristiwa – Sejarah Kelas 10

Penulis : Wintalia Witantri

Hai, Sobat Zenius! Ketika elo belajar mata pelajaran Sejarah di bangku SMA, elo kemungkinan besar akan mendengar bahwa sejarah memiliki beberapa ruang lingkup. Apa aja ruang lingkupnya? Ada sejarah sebagai ilmu, sejarah sebagai peristiwa, sejarah sebagai kisah, dan sejarah sebagai seni.

Nah, dalam artikel kali ini, gue akan mengajak elo untuk menelusuri lebih lanjut mengenai salah satu lingkup sejarah, yakni sejarah sebagai peristiwa. Kita bakalan menelusuri lingkup ini lewat pengertian, syarat-syarat, dan ciri-cirinya! Selain itu, di akhir nanti, kita juga bakalan bahas perbedaan ruang lingkup sejarah sebagai peristiwa dengan ruang lingkup yang lainnya!

Pengertian Sejarah Sebagai Peristiwa

Sejarah sebagai suatu peristiwa mengandung makna yang artinya mempelajari peristiwa yang telah terjadi di masa lalu. Gimana tuh mempelajarinya? Kalau, elo sebagai pelajar atau gue sebagai orang awam gini sih bisa mempelajarinya lewat sumber tertulis kayak buku dan jurnal gitu, ya. 

Sementara itu, ahli sejarah mempelajarinya selain melalui dokumen tertulis juga melalui komunikasi dengan pihak yang terlibat dalam peristiwa tersebut. Buat dapat sudut pandang lain, sejarawan juga meneliti objek kayak artefak, bangunan, dan lain sebagainya.

Kemudian yang jadi pertanyaan, apakah sembarang kejadian yang terjadi di masa lalu bisa dikatakan sebagai peristiwa sejarah? Misalkan nih, gue dulu pernah mendapatkan nilai ulangan harian terbaik pada mata pelajaran Sejarah. Gue belajar dengan sangat baik sehingga mendapatkan hasil nilai tertinggi di kelas.

pengertian-sejarah-sebagai-peristiwa
Apa itu contoh sejarah sebagai peristiwa? (Arsip Zenius)

Kejadian itu kan terjadi di masa lalu, tuh, kira-kira ini contoh sejarah sebagai peristiwa apa bukan? Nah, pertanyaan itulah yang mengantarkan kita ke penelusuran berikutnya, yakni tentang syarat sejarah sebagai peristiwa.

Syarat Sejarah Sebagai Peristiwa

Terdapat empat hal yang menjadi syarat sejarah dikatakan sebagai peristiwa. Peristiwa sejarah itu harus empiris, penting, unik, dan objektif. Kita bahas satu per satu, yuk!

Syarat yang pertama adalah empiris. Kalo elo buka KBBI nih ya, empiris artinya adalah suatu hal yang berdasarkan pengalaman atau kenyataan yang diobservasi, diteliti, dan diamati. Jadi, maksud sejarah sebagai peristiwa yang empiris di sini berarti bahwa sejarah itu emang peristiwa di masa lalu yang beneran terjadi.

syarat-sejarah-sebagai-peristiwa
Syarat sejarah sebagai peristiwa adalah bersifat empiris (Arsip Zenius)

Contoh ulangan gue tadi gimana? Ya pernah terjadi, kan. Jadi, kejadian gue mendapatkan nilai ulangan harian terbaik ini empiris. Bedakan dengan kejadian misalnya Cinderella naik jelmaan kereta labu hasil sihir ibu peri. Kisah yang ini bukan suatu hal yang bisa dibuktikan secara empiris sehingga nggak termasuk ke dalam peristiwa sejarah. Kejadian Cinderella ini termasuk ke dalam cerita fiksi.

Tonton video belajar Zenius: Materi Apasih Bedanya Sejarah Fiksi Dan Mitos – Kelas 10 Sejarah Peminatan

Terus, apakah hasil nilai gue di masa lalu itu cukup dibilang sejarah karena udah empiris? Kita lihat dulu nih syarat yang lain.

Syarat kedua suatu peristiwa dikatakan sejarah adalah bersifat penting. Penting artinya dapat memberikan pengaruh luas. Ini memang relatif, sih. Suatu hal bisa jadi penting buat elo, tetapi buat orang lain bisa jadi nggak penting. Nah, dalam konteks sejarah yang kita omongin, penting di sini artinya memberikan pengaruh buat khalayak. Jadi, bukan penting untuk perorangan aja. Dengan kata lain, bukan penting buat elo atau gue doang.

pentingnya-syarat-sejarah-sebagai-peristiwa
Syarat sejarah sebagai peristiwa adalah bersifat penting (Arsip Zenius)

Perkara nilai ulangan tadi akhirnya jadi jelas, kan? Bisa aja hal itu penting buat gue. Gue juga boleh aja sih menjadikan itu peristiwa bersejarah buat gue secara pribadi. Akan tetapi, hasil ulangan gue nggak memberikan pengaruh untuk khalayak yang lebih besar sehingga belum cukup untuk dibilang sebagai sebuah peristiwa sejarah secara umum. 

Terus apa dong contoh sejarah sebagai peristiwa yang empiris dan penting untuk khalayak besar? Gue ambil contohnya Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Ini beneran kejadian pada tanggal 17 Agustus 1945, kan? Kejadian ini penting bagi seluruh rakyat Indonesia karena menandakan kalau Indonesia sudah merdeka dari kolonialisme penjajah.

Baca juga: 4 Catatan Penting Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

Syarat berikutnya adalah unik. Unik artinya suatu peristiwa sejarah nggak terjadi di tempat lain dengan sama persis. Kita ambil contoh lagi dari Proklamasi Kemerdekaan tadi, ya. Ini unik karena nggak ada peristiwa lain yang menyamai peristiwa ini. Proklamasi Kemerdekaan Indonesia ya cuman pada saat Bung Karno membacakan teks Proklamasi tersebut. 

Satu hal lagi deh untuk memperjelas keunikannya. Ketika gue ngomong Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, yang ada di pikiran elo pun kemungkinan besar adalah gambar hitam putih di mana Bung Karno berdiri memegang naskah proklamasi membelakangi mikrofon kan, bukan peristiwa yang lain?

Syarat terakhir adalah objektif. Ruang lingkup sejarah sebagai peristiwa sejarah bersifat objektif karena harus disampaikan apa adanya, tanpa subjektivitas, dan nggak dibumbui kepentingan. 

Nah, kalo peristiwa proklamasi tadi, yaudah berarti fokus menceritakan apa yang terjadi, di mana terjadinya, kapan, siapa yang terlibat dan hal-hal berkaitan lain yang bisa dinilai secara objektif tanpa menghakimi apa yang terjadi dalam peristiwa tersebut.

Selanjutnya, kita beralih ke ciri-ciri sejarah sebagai peristiwa.

Ciri-Ciri Sejarah Sebagai Peristiwa

Ciri-ciri sejarah sebagai peristiwa adalah abadi, penting, dan unik. Kita bahas satu-satu, ya.

Peristiwa sejarah disebut sebagai suatu peristiwa yang abadi karena peristiwa tersebut tidak berubah sehingga dapat selalu dikenang. Ciri selanjutnya adalah penting yakni memberikan suatu pengaruh bagi masyarakat luas. Ia biasanya menjadi tonggak atau awal dari suatu hal yang lebih besar. 

Ciri ketiga adalah unik. Dalam bahasa Jerman, padanan kata unik adalah einmalig. Nah, sejarah sebagai suatu peristiwa bersifat einmalig artinya suatu peristiwa sejarah merupakan satu-satunya peristiwa yang terjadi. Tidak ada kejadian lain yang benar-benar menyerupai peristiwa tersebut.

Segitu aja nih ciri-cirinya. Sekarang, kita lanjut ke perbedaan ruang lingkup sejarah sebagai peristiwa dan ruang lingkup lainnya, ya.

Perbedaan Ruang Lingkup Sejarah sebagai Peristiwa dengan Ruang Lingkup Sejarah yang Lainnya

Di paragraf paling awal tadi, gue udah menyinggung soal ruang lingkup sejarah yakni sejarah sebagai ilmu, peristiwa, kisah, dan seni. 

Yang pertama kita bahas adalah perbedaan lingkup sejarah sebagai peristiwa dan ilmu. Elo kan udah tau nih kalau sejarah sebagai peristiwa itu syaratnya harus bersifat empiris dan objektif. Nah, syarat ini melibatkan ruang lingkup lain yakni sejarah sebagai ilmu.

Baca juga: Ilmu Sejarah: Pengertian, Penjelasan dan Manfaat untuk Siswa

Sejarah sebagai ilmu artinya memperlakukan peristiwa sejarah sebagai suatu ilmu pengetahuan yang bisa diuji. Lingkup ini murni melihat sejarah dari segi kebenaran atau kenyataannya dan nggak peduli soal keunikan atau seberapa berpengaruh suatu peristiwa sejarah itu. Jadi, di situ, ya, letak perbedaannya.

Yang kedua, perbedaan sejarah sebagai peristiwa dan sejarah sebagai kisah terletak pada objektivitas dan subjektivitasnya. Sejarah sebagai peristiwa umumnya bersifat objektif karena harus menerangkan peristiwa unik dan penting yang benar-benar terjadi, kan. 

Sementara itu, sejarah sebagai kisah dapat bersifat subjektif. Ini karena peristiwa sejarah yang dikisahkan dengan narasi bisa aja dibumbui dengan pesan-pesan tertentu sesuai yang ingin disampaikan oleh sejarawan atau penceritanya.

perbedaan-sejarah-sebagai-peristiwa-sebagai-seni
Perbedaan sejarah sebagai persitiwa dan sejarah sebagai seni (Arsip Zenius)

Yang ketiga adalah perbedaan antara sejarah sebagai peristiwa dan seni. Sejarah sebagai seni ini merupakan sejarah yang dikemas dalam bentuk seni kayak misalkan film dan buku. Elo pasti udah pernah kan nonton atau sekadar tahu film-film atau buku-buku bertema sejarah kayak misalkan film De Oost dan novel Bumi Manusia

Nah, tujuan sejarah sebagai seni ini bukan untuk menceritakan sejarah sebagaimana adanya, tapi menumbuhkan rasa penasaran tentang suatu peristiwa sejarah buat para audiensnya. 

Terutama buat orang awam, nih. Pasti ada deh, yang awalnya nggak tertarik sama suatu isu sejarah, jadi pengin kepoin lebih jauh setelah nonton dalam bentuk film.

Baca juga: Sejarah dan Sastra: Apa Hubungannya di Kehidupan Manusia?

Oke, di atas, kita udah membahas pengertian, syarat, ciri-ciri sejarah sebagai peristiwa hingga perbedaannya dengan ruang lingkup sejarah yang lain. Gimana, udah ngerti belum apa yang dimaksud dengan sejarah sebagai peristiwa? Untuk mengecek pemahaman elo lebih lanjut, coba kerjain contoh soal berikut, ya!

Contoh Soal

Sejarah sebagai peristiwa dapat dilihat dalam pernyataan di bawah ini, yaitu ….

  1. Peristiwa Rengasdengklok terjadi sebelum Proklamasi Kemerdekaan.
  2. Soekarno dan Hatta merupakan dua tokoh yang patut dihormati atas perannya dalam kemerdekaan Indonesia.
  3. Dalam film Soekarno, kekaisaran Jepang mengizinkan pengibaran bendera merah putih dan lantunan “Indonesia Raya” untuk pertama kali di Pulau Jawa pada tahun 1944.
  4. Buku Tan Malaka: Bapak Republik yang Dilupakan menceritakan Tan Malaka dari berbagai sisi.
  5. Peringatan Proklamasi Kemerdekaan diadakan setiap tanggal 17 Agustus.

Pembahasan:

Contoh sejarah sebagai peristiwa adalah peristiwa Rengasdengklok yang terjadi sebelum Proklamasi Kemerdekaan. Ini merupakan fakta empiris yang penting karena mendesak Soekarno dan Hatta untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Pilihan jawaban ini hanya menuliskan fakta mengenai peristiwa tersebut tanpa adanya subjektivitas atau unsur ruang lingkup sejarah yang lain. Sementara itu, pilihan jawaban lain tidak memenuhi syarat sejarah sebagai peristiwa. 

Maka dari itu jawaban yang tepat adalah a.

***

Nah, segitu dulu ya pembahasan tentang sejarah sebagai peristiwa. Semoga artikelnya bisa nambah pemahaman elo tentang ruang lingkup sejarah. Biar pemahaman elo makin cakep, elo juga  bisa nih langsung klik pembahasan materi sejarah sebagai peristiwa pada banner di bawah ini!

Apa yang Dimaksud dengan Sejarah Sebagai Peristiwa? - Pengertian, Ciri-ciri, Syarat dan Contoh 9

Nggak cuma sejarah, elo juga bisa mempelajari materi lainnya dengan berlangganan paket belajar Zenius. Klik aja banner di bawah ini untuk pengalaman belajar yang lebih seru!

SKU-BELI-PAKET-BLJR-1

Kehidupan Masa Berburu dan Mengumpulkan Makanan – Materi Sejarah Kelas 10

Zaman dulu itu nggak kayak sekarang. Pada masa berburu dan mengumpulkan makanan, manusia perlu effort lebih buat dapat makan, nggak seperti sekarang yang tinggal klik-klik hp, eh makanan nyampe depan rumah.

Zaman sekarang sudah enak, kalau elo kelaparan nggak perlu repot lagi. Tinggal buka aplikasi, terus order deh, makanan apapun yang mau elo makan.

Tapi, elo kepo nggak sih, bagaimana awal kehidupan manusia purba di Indonesia kalau mau cari makan? Boro-boro mau beli makanan, kayaknya masak sendiri aja butuh effort besar. Sebelum bisa makan, mereka perlu berburu dan mengumpulkan makanannya sendiri.

Nah, biar nggak penasaran lagi, gue mau ceritain bagaimana cara pemenuhan makanan pada masa berburu dan mengumpulkan makanan. 

Tenang, nggak cuma itu, gue juga akan menjelaskan teknologi, kehidupan sosial, dan kepercayaan pada masa berburu dan mengumpulkan makanan. Yuk, simak terus

Apa Itu Masa Berburu dan Mengumpulkan Makanan?

Jadi, masa berburu dan mengumpulkan makanan terjadi pada masa zaman Praaksara. Lebih tepatnya terjadi pada periodisasi Paleolitikum dan Mesolitikum.

Sebentar, biar makin jelas gue kasih tahu dulu apa maksud kata “litikum” dalam kata Paleolitikum dan Mesolitikum.

Kata “litikum” berasal dari kata lithos, yang dalam bahasa Yunani artinya adalah batu.

Nah, sementara dalam bahasa Yunani, paleo berarti kuno dan meso berarti tengah. Jadi, bisa diartikan bahwa Paleolitikum adalah Zaman Batu Kuno, sedangkan Mesolitikum adalah Zaman Batu Tengah.

Kenapa ya, kok, disebutnya masa berburu dan mengumpulkan makanan?

Oke, elo kalau mau bertahan hidup pasti perlu yang namanya makan, dong. Nah, salah satu cara mereka untuk bertahan hidup adalah mengumpulkan makanan dengan cara berburu.

Pada masa itu, cara mendapat bahan makanan nggak semudah sekarang. Dari nama zamannya aja sudah ketahuan ya, kalau mereka hidup di Zaman Batu yang belum kenal teknologi secanggih sekarang.

Manusia purba bertahan hidup dengan cara berburu dan mengumpulkan makanan.
Cara manusia purba bertahan hidup. (Dok. Zenius)

Selain itu, pada zaman Paleolitikum dan Mesolitikum belum kenal yang namanya sistem pertanian, sehingga yang mereka lakukan untuk mendapatkan bahan makanan adalah dengan cara berburu hewan di sekitar mereka.

Dilansir dari Historia, hewan yang diburu manusia purba antara lain rusa, banteng, kerbau, kambing, ikan, dan masih banyak hewan lainnya.

Aduh, nggak kebayang deh, kalau gue udah lapar, tapi harus berburu dulu.

Baca Juga: Pengertian Zaman Paleozoikum, Ciri-Ciri, dan Pembagiannya

Teknologi pada Masa Berburu dan Mengumpulkan Makanan

Eh, tapi elo penasaran nggak sih, mereka berburunya pakai apa, ya? Kan, teknologinya belum secanggih sekarang?

Nah, inilah yang membuat manusia purba lebih spesial dari manusia modern. Karena harus bertahan hidup di alam liar, mereka memiliki kecerdasan yang berbeda dengan manusia modern.

Kira-kira bedanya tuh kayak gimana, sih? Yuk, kita coba telaah sedikit.

Manusia modern saat ini mungkin kecerdasannya bisa mengembangkan berbagai teknologi canggih seperti robot, smartphone, dan berbagai gadget lainnya. Namun, kalau mereka disuruh bertahan hidup tanpa teknologi tersebut di tengah-tengah alam liar, apakah mereka bisa bertahan? Belum tentu, kan?

Nah, perbedaannya di sini. Manusia purba bisa bertahan hidup di tengah alam liar meski tanpa teknologi canggih. Mereka memanfaatkan berbagai sumber daya yang disediakan oleh alam.

Contohnya, alat-alat yang digunakan pada masa berburu dan mengumpulkan makanan yaitu batu yang dibentuk menjadi berbagai macam bentuk menyesuaikan kebutuhan mereka.

Ya sudah, biar elo nggak makin bingung mikirin bentuk batunya, nih simak ya, teknologi yang mereka gunakan untuk bertahan hidup.

1. Kapak Perimbas

Alat ini dipakai pada zaman Paleolitikum. Bisa dilihat juga kalau bentuknya masih sederhana dan permukaannya juga cenderung kasar. Alat ini dipakai mereka untuk memecahkan sesuatu.

2. Alat Serpih (Flakes)

Masih sama kayak kapak perimbas, alat serpih juga dipakai saat zaman Paleolitikum. Bahkan bentuknya agak mirip sama kapak perimbas, tapi alat serpih ini kayak versi kecilnya gitu. Alat ini mereka pakai untuk menusuk.

Namun, setelah memasuki zaman Mesolitikum, tekstur dari alat serpih ini menjadi lebih halus dan semakin runcing. Bentuknya juga semakin jelas seperti bentuk wajik.

3. Alat Tulang

Alat terakhir yang dipakai pada zaman Paleolitikum. Alat ini berasal dari tulang rusuk hewan besar pada masa itu. Karena bentuknya yang runcing, alat ini memungkinkan untuk dipakai menusuk.

4. Kapak Genggam

Alat ini ditemukan pada zaman Mesolitikum. Bisa dibilang kapak genggam ini merupakan evolusi dari kapak perimbas, namun dengan bentuk yang lebih terdefinisi dan tekstur yang lebih halus dari sebelumnya.

5. Kapak Pendek

Terakhir ada kapak pendek yang juga ditemukan pada zaman Mesolitikum. Bentuk kapak ini lebih mirip dengan cobek dapur. Namun, masih dengan tekstur yang agak kasar. Kapak ini digunakan untuk memotong buah atau daging hewan buruan.

Teknologi yang digunakan untuk berburu oleh manusia purba antara lain kapak perimbas, tulang, flakes, kapak pendek, dan kapak genggam.
Teknologi masa berburu dan mengumpulkan makanan. (Dok. Zenius)

Baca Juga: Pentingnya Teknologi untuk Membuat Dunia yang Lebih Baik

Keadaan Manusia Indonesia pada Masa Berburu dan Mengumpulkan Makanan

Nah, sekarang elo sudah tahu, apa yang dimaksud dengan masa berburu dan mengumpulkan makanan beserta teknologinya pada masa itu.

Tapi elo tahu nggak sih, bagaimana awal kehidupan manusia pada masa berburu dan mengumpulkan makanan di Indonesia?

Kalau belum tahu, pas banget, nih. Pada bagian ini, gue akan menceritakan kehidupan awal manusia Indonesia beserta kehidupan sosial dan kepercayaannya.

Kayak yang sudah gue mention sebelumnya, manusia purba pada masa berburu dan mengumpulkan makanan itu hidup di alam liar. Selain itu, mereka juga hidup nomaden, alias hidup berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain.

Tujuan mereka hidup berpindah-pindah adalah untuk bertahan hidup. Apabila area yang mereka tempati saat ini mulai kehabisan bahan makanan, mereka akan mulai mencari area yang memiliki persediaan bahan makanan lebih banyak. Hal ini karena mereka belum mengenal sistem pertanian.

Nah, elo perlu tahu nih, manusia modern saat ini atau yang diketahui sebagai Homo Sapiens bukan manusia pertama yang menduduki wilayah Indonesia. Sebelumnya, ada Homo Erectus dan Meganthropus Paleojavanicus yang lebih dulu menduduki wilayah Indonesia.

Kalau elo mau tahu lebih lanjut mengenai jenis manusia purba, tonton videonya di sini, yuk!Oke, balik lagi ke pembahasan. Karena hidup manusia purba yang nomaden, mereka juga diketahui melakukan perjalanan untuk sampai di wilayah Indonesia, contohnya kayak Homo Erectus. Sementara fosil Meganthropus Paleojavanicus ditemukan pada 1941 di wilayah Ngandong dan Pacitan oleh Von Koenigswald, seorang geolog asal Jerman.

Manusia purba hidup nomaden dan memanfaatkan gue dan tepian pantai sebagai tempat tinggal, buktinya bisa dilihat pada ukiran di dinding gua.
Gua peninggalan manusia purba. (Dok. Zenius)

Sekarang kita lanjut ke pembahasan tentang kehidupan sosial pada masa berburu dan mengumpulkan makanan. Nah, manusia purba pada waktu itu juga hidup berkelompok lho, tapi dalam skala kecil.

Namun, mengapa pada masa berburu dan mengumpulkan makanan manusia hidup berkelompok?

Oke gue jawab. Jadi, mereka hidup berkelompok dengan alasan bahwa hidup dengan kelompok kecil akan menguatkan hubungan mereka dan membuat mereka menganggap bertahan hidup akan lebih mudah.

Walaupun mereka hidup berkelompok, dulu tuh mereka nggak punya tingkatan/strata sosial lho. Selain itu, pada zaman Mesolitikum, manusia purba mulai membagi peran pekerjaan sesuai dengan gender.

Untuk laki-laki, mereka ditugaskan untuk berburu hewan. Sedangkan, perempuan ditugaskan untuk meramu atau memasak bahan makanan.

Udah ada pembagian tugas seperti zaman now, kan? Nah, yang jadi pertanyaan sekarang adalah kepercayaan yang mereka anut. Berbicara kehidupan sosial itu nggak akan jauh dari sistem beragama, iya nggak?

Pasalnya, agama ibarat perekat dalam kehidupan bermasyarakat. Nah, untuk menjawab pertanyaan, gue akan lanjut ke pembahasan berikutnya tentang kepercayaan pada masa berburu dan mengumpulkan makanan.

Kepercayaan mereka yang berhasil ditemukan adalah kepercayaan kubur-mengubur jenazah. Karena, masa ini terjadi pada saat belum mengenal tulisan, peninggalan yang dapat ditemukan adalah kepercayaan tentang kubur-mengubur.

Mereka percaya bahwa arwah jenazah akan lebih tenang jika dikubur. Ada dua jenis kuburan yang berhasil ditemukan setelah masa berburu selesai, kurang lebih dimulai pada masa bercocok tanam atau Zaman Neolithikum, nih, yaitu kubur batu dan kubur langsung (kubur primer).

Baca Juga: Apa Betul Hewan Purba Itu Moyangnya Hewan Sekarang? Tahu dari Mana?

Peninggalan Masa Berburu dan Mengumpulkan Makanan

Kalau dahulu kala ada sebuah kehidupan, pasti ada saja yang ditinggalkan. Nah, kali ini gue mau kasih tahu, apa aja sih yang menjadi peninggalan dari kehidupan manusia purba.

1. Kjokkenmoddinger

Hayo, di sini ada nggak yang belum pernah dengar tentang kjokkenmoddinger? Melansir dari Kompas, kjokkenmoddinger merupakan bahasa Denmark yang berasal dari gabungan kata, kjokken yang berarti dapur, dan modding yang berarti sampah.

Jadi, kjokkenmoddinger ini semacam tumpukan sampah dapur yang sudah ribuan tahun mengendap dan telah mengeras. Sampah ini berasal dari zaman Mesolitikum dan biasanya letaknya di tepian pantai.

Orang-orang sedang berada di sekitar kjokken moddinger yang merupakan tumpukan sampah dapur sejak zaman Mesolitikum.
Kjokkenmoddinger (Dok. Wikimedia Commons)

2. Abris Sous Roche

Kalau ini apa, ya? Nah, Abris Sous Roche ini semacam tempat tinggal yang terletak di gua. Dalam Bahasa Indonesia, Abris Sous Roche disebutnya gua ceruk karang. Dilansir dari Kompas, Abris Sous Roche pertama kali diteliti oleh seorang arkeolog bernama Van Stein Callenfels, pada tahun 1928 di Gua Lawa, Ponorogo.

Abris Sous Roche sebagai peninggalan masa berburu dan mengumpulkan makanan.
Bentuk dari Abris Sous Roche (Dok.Wikimedia Commons)

Itulah beberapa peninggalan dari manusia purba yang hidup pada Zaman Batu. Wah, kayaknya sudah cukup ya materi kali ini. Sekarang gue mau coba tes apakah elo paham dengan penjelasan gue tadi.

Contoh Soal Masa Berburu dan Mengumpulkan Makanan

1. Manakah teknologi pada masa berburu dan mengumpulkan makanan yang digunakan selama zaman Paleolitikum sampai Mesolitikum?

A. Kapak Genggam.

B. Alat Tulang.

C. Alat Serpih.

D. Kapak Perimbas.

E. Kapak Pendek.

Jawaban dan Pembahasan:

Jawaban: C. Alat Serpih.

Ingat, cuma ada alat serpih yang ditemukan di kedua zaman tersebut. Hanya saja, alat serpih mengalami perbaikan bentuk dan tekstur yang menjadi lebih jelas dan lebih halus.

2. Mengapa manusia purba hidup secara nomaden?

Jawaban dan Pembahasan: Karena, manusia purba hidup di alam liar dan bergantung kepada alam. Mereka mencari bahan makanan dengan memburu hewan di sekitar area yang mereka tempati. Jika dirasa bahan makanan di area tersebut mulai menipis, mereka akan berpindah ke tempat yang memiliki bahan makanan lebih banyak.

Nah, jadi begitulah gambaran kehidupan pada masa berburu dan mengumpulkan makanan pada Zaman Batu. Kalau elo mau mendalami materi ini, elo juga bisa tonton materinya lewat aplikasi Zenius. Yuk, langsung aja klik banner di bawah ini!

Materi Warisan Peradaban Purba - Sejarah Indonesia

Sobat Zenius, sudah download aplikasi Zenius kan? Kalau elo mau daftar paket belajarnya untuk menemani elo belajar kapanpun dan dimanapun, langsung aja klik banner di bawah ya!

Kehidupan Masa Berburu dan Mengumpulkan Makanan - Materi Sejarah Kelas 10 9

Baca Juga: Pengertian Zaman Mesozoikum, Ciri-Ciri, dan Peninggalannya

Ditulis oleh: Karina Dwi Agustina dari Universitas Indonesia, bagian dari Kampus Merdeka 2022

Diperbarui oleh: Maulia Indriana Ghani & Arieni Mayesha

Originally Published: April 28, 2022

Referensi:

Pengertian Abris Sous Roche dan Kjokkenmoddinger – Kompas (2022)

Kitchen midden at Elizabeth Island 1888 – Wikimedia Commons (2007)

Masa Berburu dan Mengumpulkan Makanan – Kompas (2022)

Peralatan Manusia Purba dan Fungsinya – Kompas (2021)

Serba Serbi Makanan Zaman Purba – Historia (2019)

Kjokkenmoddinger: Pengertian, Fungsi, dan Lokasi Penemuan – Kompas (2021)

Ilmu Sejarah – Pengertian, Manfaat dan Tujuan – Materi Sejarah Kelas 10

Halo Sobat Zenius! Balik lagi sama gue, pada kesempatan kali ini gue akan membahas mengenai fungsi, tujuan hingga manfaat belajar Sejarah.

Buat elo yang sekarang duduk di bangku SMA khususnya jurusan IPS, elo pernah kepikiran gak sih sebenarnya ilmu sejarah adalah apa? 

Jadi Ilmu Sejarah adalah ilmu yang mempelajari tentang peristiwa atau hal-hal penting yang terjadi di masa lampau untuk diingat.

Terus, kalau kita udah ingat, manfaat apalagi yang bisa kita dapatkan dari belajar mata pelajaran yang satu ini?

Yang pastinya, buanyak banget dong. Oke, dari pada makin penasaran langsung simak aja ya fungsi dan tujuan ilmu Sejarah berikut ini.

Ilustrasi sejarah sebagai bagian dari perjalanan kehidupan manusia (Arsip Zenius) - mata pelajaran sejarah
Ilustrasi sejarah sebagai bagian dari perjalanan kehidupan manusia (Arsip Zenius)

Pengertian Sejarah

Ilmu Sejarah adalah cabang dari ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari tentang peristiwa penting yang telah terjadi di masa lampau. 

Bidang ilmu yang satu ini melakukan kajian secara sistematis tentang perkembangan dan dinamika kehidupan masyarakat di masa lalu melalui bukti-bukti yang ada.

Ilmu Sejarah - Pengertian, Manfaat dan Tujuan – Materi Sejarah Kelas 10 25
Contoh buku yang menyertakan foto dan ilustrasi dari jejak-jejak sejarah peradaban dunia yang memukau. (Arsip Zenius)

Sumber sejarah bisa berasal dari benda peninggalan di zaman dahulu seperti candi, perhiasan, patung, dan lainnya. Bisa juga berasal dari sumber tulisan seperti prasasti, dokumen, surat kabar, rekaman video, dan lainnya. 

Keterangan sejarah secara lisan dari pelaku juga bisa menjadi sumber kesaksian.

Baca Juga Artikel Lainnya dari Zenius

Ada tiga syarat utama sebuah sebuah peristiwa bisa dicatatkan dalam ilmu sejarah. Pertama, peristiwa tersebut harus unik hanya terjadi satu kali. 

Yang kedua, peristiwa itu juga abadi dan tidak pernah berubah dari masa ke masa sehingga selalu dikenang. Terakhir peristiwa itu dapat menimbulkan pengaruh bagi masyarakat.

Manfaat Ilmu Sejarah

Sebagian orang mungkin menganggap bahwa ilmu Sejarah yang mempelajari tentang peristiwa di masa lalu ini tidak penting atau bahkan ada yang menganggap pelajaran sejarah itu juga membosankan. 

Padahal ada banyak sekali manfaat yang bisa didapatkan ketika elo belajar Sejarah. 

Berikut ini adalah manfaat belajar Sejarah yang gak bisa elo dapatkan dari mata pelajaran lain, di antaranya adalah:

1. Membantu Memahami Identitas

Ilmu Sejarah adalah ilmu yang bisa membantu kita sebagai warga negara Indonesia memiliki sikap nasionalisme, dan memahami identitas negara sendiri. Identitas tersebut tidak hanya terbatas pada identitas suatu bangsa atau negara saja.

Namun, bisa juga bisa identitas tersebut untuk mengenal negara, kelompok ,atau organisasi tertentu. Sehingga siapapun yang mempelajari sejarah bisa mengetahui bagaimana suatu kelompok, organisasi, ataupun negara bisa terbentuk dan berkembang dari waktu ke waktu.

Mulai dari proses pembentukannya, siapa pendirinya, orang-orang yang terlibat di dalamnya, dan peristiwa apa saja yang terjadi. elo pun bisa mengetahui dan belajar dari apa yang telah dilakukan orang-orang di masa lampau jika ingin membangun organisasi atau komunitas tertentu.

2. Meningkatkan Wawasan Dunia dan Masyarakat

Dunia ini begitu luas dan memiliki sejarah yang panjang. Dengan mempelajari sejarah maka akan membantu elo untuk memahami dunia dan bagaimana perilaku masyarakat di setiap negara. 

Manfaat belajar Sejarah yang lainnya adalah memberikan gambaran mengenai berbagai aspek yang ada di dunia ini dengan lebih jelas.

Mulai dari sejarah kerajaan, pemerintahan, perilaku sosial dan budaya masyarakat, perkembangan teknologi, perkembangan ilmu pengetahuan, dan lain sebagainya. Jika elo belajar Sejarah, maka elo akan mendapatkan wawasan yang lebih banyak tentang dunia dan sekelilingnya.

3. Jadi Warga Negara yang Cerdas

Mungkin elo pernah mendengar ungkapan “jas merah” yang artinya jangan sekali-kali melupakan sejarah. Karena bagaimanapun juga Sejarah adalah bagian penting dari hidup kita sebagai warga negara. 

Manfaat belajar Sejarah selanjutnya adalah elo akan lebih banyak bersyukur dan berterima kasih kepada para pahlawan.

Khususnya bagi mereka yang telah berjuang hingga bisa meraih kemerdekaan seperti saat ini. Sejarah kuno di masa lampau mulai dari masa kerajaan hingga perkembangan agama-agama yang ada di Indonesia juga akan membuat elo menjadi warga negara yang berwawasan dan cerdas.

4. Membantu Memahami Masalah yang Terjadi

Meskipun Ilmu sejarah mempelajari tentang peristiwa di masa lalu, tapi peristiwa itu memiliki benang merah dengan apa yang terjadi di masa sekarang. 

Dengan memahami peristiwa yang telah terjadi sebelumnya maka bisa menjadi refleksi buat elo untuk melihat apa yang terjadi saat ini.

Contohnya saja seperti pengaruh revolusi industri di Eropa yang memberikan dampak bagi seluruh dunia. Bagaimana perang kedua terjadi dan mengapa ada konflik perang yang saat ini masih terjadi di dunia. Hingga peristiwa lainnya yang sangat berdampak dalam pembentukan sistem politik saat ini.

5. Mendapatkan Karir

Dengan mempelajari sejarah elo juga bisa memiliki karir yang cemerlang di masa depan. Ada banyak profesi yang bisa dilakukan oleh orang-orang yang terampil dalam mempelajari sejarah. Karena mereka terlatih untuk berpikir kritis dalam menilai informasi.

Profesi yang bisa dipilih elo yang suka dengan pelajaran sejarah adalah dosen, guru, ahli sejarah, bekerja di museum, dan masih banyak lagi. Jadi jangan pernah menganggap bahwa pelajaran sejarah tidak akan memberikan elo karir apa-apa.

Karena jika elo fokus dan terampil di bidangnya maka bukan tidak mungkin elo akan menjadi orang yang sukses di bidang ini.

6. Mempelajari Tanda Peringatan

Dalam kalender, ada tanggal merah yang diambil karena untuk memperingati peristiwa atau sejarah penting yang terjadi di Indonesia. Contohnya seperti hari kemerdekaan, hari Pancasila, hari kebangkitan nasional, hari pahlawan, hari Kartini, dan masih banyak lagi.

Perayaan di hari tersebut merupakan tanda peringatan sekaligus ucapan terima kasih kepada para pahlawan yang telah berjuang dalam berbagai bidang. Apalagi jika bidang tersebut memiliki dampak untuk masyarakat Indonesia hingga saat.

Hari yang ditetapkan sebagai peringatan nasional tersebut juga bisa menjadi peringatan bagi elo untuk mempelajari apa yang terjadi di masa lalu. Elo juga bisa mempelajari hal apa yang bisa dipetik untuk dijadikan bekal pengetahuan di masa sekarang dan masa depan.

Oke, setelah membaca penjabaran di atas, kira-kira kalo gue punya pertanyaan jelaskan fungsi dan tujuan ilmu Sejarah, apa coba jawabannya?

Sederhananya, fungsi ilmu Sejarah adalah memungkinkan kita untuk mengamati dan memahami bagaimana orang dan masyarakat berperilaku. 

Misalnya, kita dapat mengevaluasi perang, bahkan ketika suatu negara dalam keadaan damai, dengan melihat kembali peristiwa-peristiwa sebelumnya. Sejarah juga memberi kita data yang bisa digunakan untuk membuat hukum, atau teori tentang berbagai aspek masyarakat

Sedangkan tujuan dari mempelajari Sejarah adalah membantu kita memahami dan bergulat dengan pertanyaan dan dilema yang kompleks dengan memeriksa bagaimana masa lalu telah membentuk (dan terus membentuk) hubungan global, nasional, dan lokal antara masyarakat dan manusia.

Belajar sejarah bagi sebagian orang mungkin terasa membosankan padahal belajar sejarah adalah suatu hal yang menyenangkan dan seru. Setelah mengetahui apa itu sejarah dan manfaatnya mempelajari sejarah maka elo bisa mengambil banyak pelajaran dari apa yang telah terjadi di masa lalu.

Oke, segitu dulu penjelasan gue tentang pengertian, tujuan hingga manfaat belajar Sejarah.

Oh iya, selain materi Sejarah, elo juga bisa loh belajar materi pelajaran lainnya bareng Zenius. Kalau penasaran, langsung klik banner di bawah ya!

Ilmu Sejarah - Pengertian, Manfaat dan Tujuan – Materi Sejarah Kelas 10 26

Dan buat yang elo mau belajar materi pelajaran versi video, bisa banget langsung meluncur ke video belajar Zenius yang bisa elo akses secara GRATIS dengan klik banner di bawah ini!

Ilmu Sejarah - Pengertian, Manfaat dan Tujuan – Materi Sejarah Kelas 10 27

Kalo ada diantara elo yang mau ngobrol atau diskusi tentang fungsi dan tujuan ilmu Sejarah, silakan langsung aja tinggalin komentar di bawah artikel ini.

Lihat Juga Proses Belajar Ala Zenius di Video Ini

<span data-mce-type=”bookmark” style=”display: inline-block; width: 0px; overflow: hidden; line-height: 0;” class=”mce_SELRES_start”></span>

Originally Published: May 4, 2021
Update by: Sabrina Mulia Rhamadanty

Pola-Pola Sejarah dan Manfaat Mempelajarinya

Halo Sobat Zenius! Di artikel kali ini gue bakal menjelaskan alasan mengapa Sejarah itu sangat penting untuk kita pelajari. 

Khususnya kalo elo masih punya pemikiran seperti ini: 

Apa sih pentingnya belajar Sejarah? Nggak ada gunanya itu menghafal nama-nama tokoh dan tahun. Sejarah itu kan sudah berlalu, lupain saja. Lebih baik kita fokus ke masa depan.

Nah, untuk menjawab pertanyaan ini, gue minta lo semua lupakan dulu sejarah dalam konteks sebagai mata pelajaran di sekolah, lupakan nilai ulangan sejarah, lupakan dunia akademis. 

Mari kita sama-sama mengupas apa pentingnya belajar Sejarah dan manfaatnya dalam kehidupan kita di masa sekarang. 

Dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, gue mau mengajak elo untuk menelusuri dari sisi sebaliknya:

Emang apa jadinya sih kalo kita ga belajar sejarah? Apa sih konsekuensinya kalo masyarakat gak belajar dari sejarah?

Untuk mengulas hal ini, izinkan gue untuk menceritakan 3 pola dalam sejarah peradaban manusia yang terus berulang selama ribuan tahun. Maksudnya pola itu gimana ya? 

Jadi begini, selama mendalami sejarah peradaban manusia, para ahli seringkali melihat pola peristiwa yang terus berulang kali muncul karena penyebab yang sama. 

Pola semacam ini sudah terjadi selama ribuan tahun bahkan sepanjang riwayat peradaban manusia. Penasaran apa sih pola sejarah yang seringkali muncul? Sebetulnya ada banyak sekali, tapi kali ini gue mau cerita 3 pola yang paling menarik:

Pola Sejarah 1: Penguasa Terkuat Selalu yang Paling Toleran

Dalam sejarah peradaban manusia, kita bisa menelusuri siapa penguasa terkuat pada zamannya. Contohnya adalah sebagai berikut:

  • Dinasti Achaemenid (550 SM- 330 SM) di Persia,
  • Kekaisaran Romawi (50 SM- 300 M), 
  • Dinasti Tang (600 – 900 M) di Tiongkok, 
  • Kekhalifahan Ottoman (abad 16-17) di Turki, 
  • Kerajaan Inggris pada zaman Ratu Victoria (abad 18-19),
  • Dan kini Amerika Serikat di zaman modern (1991-sekarang)

Semua kerajaan/negara/peradaban yang disebut barusan bisa dikatakan sebagai penguasa terkuat pada zamannya.

Kalo kita ngeliat daftar para penguasa terkuat ini, biasanya pertanyaan yang seringkali muncul adalah: 

  • Apa yang membuat mereka bisa menjadi penguasa terkuat? 
  • Bagaimana mereka bisa memiliki sistem pertahanan yang kokoh dari serangan musuh? 
  • Bagaimana caranya mereka bisa menguasai ekonomi dan perdagangan?
  • Bagaimana mereka bisa memiliki pengetahuan & teknologi tercanggih di zamannya? 
  • Mengapa mereka bisa jauh lebih maju dan melampaui peradaban lain pada zamannya? 

Jawabannya bisa jadi panjang banget untuk masing-masing kasus, tapi ada satu pola yang selalu ditemukan di antara para penguasa terkuat di zaman mereka masing-masing: 

Mereka yang menjadi penguesa terkuat di zamannya, SELALU merupakan peradaban/negara/kerajaan yang paling TOLERAN.

Inilah salah satu pola dalam sejarah yang terus terulang berkali-kali dari zaman ke zaman. Gak percaya? Yuk kita telusuri satu per satu.

1. Kerajaan Persia Dinasti Achaemenid | (550 SM- 330 SM)

Ratusan tahun sebelum masehi, ketika sebagian besar kekuasaan di Timur Tengah memiliki budaya “penaklukan”, Persia di bawah dinasti Achaemenid keluar sebagai penguasa terkuat di zamannya dengan menguasai wilayah seluas kira-kira 8 juta km². Seberapa luas tuh? 

Itu bisa dibilang sekitar 4 kali lipat lebih luas dari luas daratan Indonesia saat ini. Luas buanget yak!?

Ketika bangsa-bangsa lain seperti Assyria, Mesir, Babylonia, dan lain-lain membinasakan dan memperbudak semua kota yang mereka taklukkan, Persia melakukan pendekatan yang berbeda. Penaklukan tidak lagi diartikan sebagai memperbudak, tapi perluasan wilayah. 

Rakyat jelata dari bangsa-bangsa hasil taklukan Persia tidak dianggap sebagai “orang asing”, tapi sebagai bagian dari kerajaan Persia selama mereka bayar pajak dan menyediakan pasukan untuk kekaisaran Persia. 

Dengan pendekatan itu, kekaisaran Persia sukses menguasai daerah Timur Tengah yang jika mengacu pada peta dunia modern, meliputi Turki, Iraq, Iran, Mesir, Israel, Libanon, dan Syria.

Ilustrasi wilayah kekuasaan Kekaisaran Achaemenid yang juga disebut Kekaisaran Persia Pertama (dok: Wikipedia)
Ilustrasi wilayah kekuasaan Kekaisaran Achaemenid yang juga disebut Kekaisaran Persia Pertama (dok: Wikipedia)

2. Republik & Kekaisaran Romawi | 45 SM – 325 M

Sejarah republik & kekaisaran Romawi sebetulnya berumur ribuan tahun. Namun gue coba persempit pada masa puncak kejayaan mereka dari era Julius Caesar sampai Kaisar Konstantin (45 SM – 325 M). Pada linimasa itu, Romawi adalah kekuatan negara/kerajaan terkuat di dunia.

Salah satu yang menjadi corak Romawi dibandingkan suku-suku bar-bar di sekitarnya adalah tingkat TOLERANSI-nya terhadap orang asing. Bagi penguasa daerah-daerah yang ditaklukkan (Baca=orang asing), Romawi menawarkan status sebagai “warga negara Roma”. 

Para penguasa lokal hasil taklukan Romawi ini bahkan memiliki kesempatan untuk memiliki karir politik di Roma, dari menjadi senator, jendral, bahkan menjadi Kaisar Romawi.

Wilayah kekuasaan kekaisaran Roma (dok: Wikipedia)
Wilayah kekuasaan kekaisaran Roma (dok: Wikipedia)

Kekuatan Roma mulai menurun di tahun 200an Masehi, saat agama Kristen mulai menyebar ke seluruh penjurunya. Mula-mula banyak kaisar Romawi tidak mau mentoleransi lahirnya agama “baru” ini. 

Pengikut agama Kristen didiskriminasi secara sosial, bahkan seringkali terjadi kasus penganiayaan. Sampai tiba saat dimana Konstantin Agung menjadi Kaisar Romawi sekaligus Kaisar Romawi pertama yang beragama Kristen.

Setelah menjadi Kaisar, Konstantin membuat gebrakan dengan mengumumkan bahwa agama Kristen menjadi satu-satunya agama yang diakui oleh Romawi! Dengan adanya pengalihan agama yang diakui negara tersebut, pergeseran horizontal antar rakyat Romawi yang menganut Kristen dan Non-Kristen (Pagan) terjadi di mana-mana.

Ilustrasi Kaisar Konstantin (tengah) dalam konsili Nicea 1 sebagai langkah besar dominasi agama Kristen di Roma (dok. Wikipedia)
Ilustrasi Kaisar Konstantin (tengah) dalam konsili Nicea 1 sebagai langkah besar dominasi agama Kristen di Roma (dok. Wikipedia)

Akibatnya selama puluhan tahun, kekaisaran Romawi tercabik-cabik oleh konflik internal dalam negara antara masyarakat Kristen melawan non-Kristen (Pagan), termasuk juga konflik internal di antara berbagai aliran Kristen sendiri. 

Konflik ini memakan korban jiwa dan kemerosotan ekonomi yang sangat tajam. Kekaisaran Romawi yang sudah ringkih akibat konflik internal dalam masyarakatnya, akhirnya mudah sekali dikalahkan oleh diserang oleh suku-suku barbar sampai akhirnya runtuh tahun 476 yang ditandai kekalahan Kaisar Romulus Augustus oleh Goth Odoacer dari Jerman.

3. Tiongkok Dinasti Tang | abad 7-10 Masehi

Berikutnya ada Dinasti Tang. Dari sekian banyak dinasti dari Tiongkok, cuma Dinasti Tang yang bisa dianggap sebagai penguasa terkuat di dunia di zamannya! Keunikan dinasti Tang adalah: penguasanya TIDAK murni orang Han/Tionghoa, tapi memiliki darah Turki. 

Sebab pendiri dinasti Tang sebelum menjadi kaisar adalah jendral yang menjaga perbatasan Tiongkok dengan daerah Asia Tengah yang dipenuhi suku-suku keturunan Turki.

Dinasti Tang ini unik sekali, tidak seperti dinasti-dinasti di Tiongkok sebelumnya yang merasa “Pokoknya Tiongkok adalah pusat peradaban dunia, semua bangsa lain adalah orang biadab!”, dinasti Tang sangat terbuka pada lintas budaya & bertukar ilmu pengetahuan dengan orang asing. 

Di era dinasti Tang, orang-orang asing memenuhi ibukota, bahkan tidak aneh jika kita melihat warisan sejarah dinasti Tang yang menggambarkan orang-orang lokal Tiongkok yang berdandan seperti orang Arab, Persia, Vietnam, dan lain-lain. 

Di sisi lain, pasukan militer dinasti Tang menjadi begitu kuat karena dikombinasikan dengan kavaleri (pasukan berkuda) Turki yang tangguh.

Kebudayaan dinasti Tang yang menggambarkan hubungan erat dengan masyarakat Asia tengah dengan perdagangan jalur Sutera (dok: Wikipedia)
Kebudayaan dinasti Tang yang menggambarkan hubungan erat dengan masyarakat Asia tengah dengan perdagangan jalur Sutera (dok: Wikipedia)

Lalu apa yang menyebabkan ambruknya Kekaisaran Tang? Singkatnya, hal itu dipicu oleh pemberontakan Jenderal An Lushan yang merupakan seorang jendral keturunan Persia. Kendati Dinasti Tang berhasil mengalahkan pemberontak ini, tetapi perang melawan An Lushan membuat persepsi orang-orang Tiongkok berubah dalam memandang orang-orang “asing” yang bukan merupakan keturunan lokal. 

Intoleransi merebak di mana-mana, orang-orang yang dinilai keturunan “orang asing” diusir dari kota-kota besar. Terjadi pelarangan terhadap budaya asing seperti baju, kesenian, dan lain-lain. Akibatnya, sektor perdagangan & ekonomi lumpuh. Akhirnya, lagi-lagi pola yang sama terjadi, perang saudara menggerogoti dinasti Tang hingga runtuh di tahun 900-an.

4. Kekhalifahan Ottoman | abad 16-17 Masehi

Kekhalifahan Ottoman pada abad 16-17 juga sempat menjadi penguasa terkuat di dunia. Bisa elo tebak apa yang menjadi ciri khas yang mendasari kekuatan besar negara ini? Yak, lagi-lagi toleransi yang besar. 

Pada era kejayaannya, Ottoman berhasil menjadi negara yang menekan tingkat diskriminasi sosial! Praktisnya, tidak ada diskriminasi agama maupun suku dalam tatanan sosial masyarakat Ottoman.

Semua orang dari latar belakang suku atau agama manapun, memiliki kesempatan untuk menjadi pemimpin politik maupun berbisnis dengan siapapun. Di sisi lain, kekhalifahan Ottoman juga membuka pertukaran ilmu pengetahuan dengan peradaban di Eropa yang sudah mulai maju menuju ke tahap Enlightenment era.

Ilustrasi Wilayah kekuasaan Kekhalifahan Ottoman (dok: Wikipedia)
Ilustrasi Wilayah kekuasaan Kekhalifahan Ottoman (dok: Wikipedia)

Lalu apa dong yang membuat Turki Ottoman mengalami kemunduran hingga akhirnya menjadi runtuh? 

Puncak keruntuhannya bisa gue katakan pada saat Perang Dunia 1 yang udah sempat gue bahas di artikel Zenius sebelumnya. Namun jauh sebelum kejatuhannya PD1, Ottoman sempat mengalami stagnasi (absennya pertumbuhan) panjang. Lho kok bisa? 

Sedikit banyak stagnasi itu dipengaruhi oleh isu-isu anti-asing yang disuarakan dengan label fatwa-fatwa ulama Ottoman yang melarang masyarakatnya untuk bertukar ilmu pengetahuan dengan pihak asing di luar khalifah/Ottoman. Akibatnya, mempelajari pengetahuan dari non-muslim menjadi hal yang tabu. 

Sementara nuansa intoleransi terhadap asing semakin merebak, bangsa-bangsa di Eropa pada abad 17-18 justru sedang mengalami kemajuan ilmu pengetahuan yang sangat pesat.

Contoh-contoh Peradaban/Kerajaan/Negara Terkuat Lainnya

Sebetulnya masih banyak contoh yang bisa dibahas. Contoh lain yang bisa kita lihat dari pola sejarah ini pada zaman Kerajaan Inggris era Victorian (abad 18-19). 

Pada zaman ini, Kerajaan Inggris bisa dianggap sebagai kekuatan terbesar di dunia. Relatif terhadap negara-negara lain, Inggris bisa dianggap sebagai negara yang paling menjunjung tinggi kemanusiaan. 

Hal ini ditandai dengan kebijakan mereka yang anti-perbudakan. Di saat perbudakan terhadap warna kulit tertentu (orang asing=budak) marak di negara-negara Eropa bahkan Amerika, bangsa Eropa justru membebaskan para budak. 

Terlepas dari pandangan bahwa budak-budak ini adalah orang asing, Inggris adalah bangsa modern pertama yang menyatakan dengan tegas bahwa perbudakan adalah hal yang ilegal karena tidak manusiawi.

Contoh lain yang bisa kita lihat adalah Amerika Serikat di zaman modern, tepatnya setelah keruntuhan Uni Soviet tahun 1991-sekarang. 

Mungkin ada sebagian kalangan yang memperdebatkan status kekuatan AS saat ini bisa dikatakan terkuat atau tidak. Namun secara umum, elo bisa crosscheck sendiri ranking negara terkuat di dunia selama 20 tahun terakhir hampir selalu dijuarai oleh AS.

Terlepas dari beberapa kasus belakangan ini, sepanjang abad 20 yang lalu, Negara AS bisa dikatakan sebagai salah satu negara yang secara tegas menyatakan perlindungan terhadap hak-hak minoritas, kebebasan beragama, serta kesetaraan hak setiap individu dalam konstitusinya. 

Ada begitu banyak progresivitas yang dimulai oleh AS di era modern ini, seperti pemenuhan hak politik kaum pendatang, kesetaraan hak kulit berwarna, kesetaraan hak perempuan, hingga kelahiran agama-agama baru minoritas di era modern ini juga terjadi Amerika Serikat. Kapan kemunduran AS dimulai? 

Kita belum bisa memastikan tapi berdasarkan pola-pola yang terjadi sebelumnya, kita bisa menduga hal-hal seperti apa yang bisa jadi pemicu kemunduran sang negara penguasa. 

Dari beberapa contoh kasus ini gue harap elo bisa melihat apa yang gue maksud dengan pola dalam sejarah. Sikap toleransi biasanya menciptakan asimilasi yang positif dalam keberagaman. Pelajaran sejarah yang bisa kita tarik dari sini jelas: kalau kau mau negaramu kuat, JADILAH NEGARA TOLERAN. 

Sebaliknya, kehancuran dari peradaban yang kuat, seringkali diawali oleh menguatnya isu-isu intoleransi yang menggerogoti bangsa-bangsa itu dari dalam sampai akhirnya melemah dan jatuh dengan sendirinya.

Jadi, sekarang gue harap pertanyaan elo tentang apa pentingnya belajar sejarah bisa cukup terjawab. Begitu juga dengan perspektif sebaliknya: apa jadinya kalo kita tidak belajar dari sejarah?

Pola Sejarah 2: Tidak Ada Harga yang Naik Selamanya 

Setelah contoh sejarah politik, berikutnya kita bahas sebuah pola sejarah dalam dunia ekonomi yang tidak kalah pentingnya untuk diketahui. Apaan tuh? Nama kerennya adalah economic bubble atau gelembung ekonomi. 

Economic bubble adalah sebuah fenomena ekonomi di mana harga suatu “barang” yang berangsur-angsur naik terus-terusan dengan sangat cepat sehingga membuat banyak pelaku ekonomi berlomba-lomba untuk membeli barang tersebut, untuk kemudian dijual kembali dengan harapan mendapatkan selisih harga yang besar.

Yak, harga suatu barang bisa tiba-tiba naik dan hal itu membuat banyak orang mencoba mengambil keuntungan ekonomi dengan membeli barang-barang tersebut. 

Fenomena kenaikan harga ini disebut “gelembung” untuk satu alasan: yang namanya GELEMBUNG ya akan naik dengan mencolok, dan pasti pecah ketika sudah tinggi. 

Yak, seperti yang gue sebut di atas, tidak ada harga yang naik selamanya. Pada suatu titik, gelembung kenaikan harga ini akan pecah, artinya harga yang melambung juga akan merosot tajam seiring dengan kejenuhan pasar.

Masih belum kebayang contoh kasusnya? Biar gue kasih contoh gelembung ekonomi terbaru di Indonesia: fenomena batu akik di tahun 2015 yang lalu. Masih inget ketika tiba-tiba semua orang demam batu akik? 

Dari kalangan selebritis, pejabat sampai tukang becak tiba-tiba semua ngurusin batu akik! Harga batu akik sempat melonjak tajam, bahkan mencapai miliaran Rupiah! Namun tidak lama setelah lebaran tahun 2015, mendadak batu akik jadi tidak terlalu banyak diminati lagi, harga batu akik terjun bebas dan membuat para kolektor panik. 

Bayangkan betapa ruginya orang yang membeli batu akik sebelum lebaran seharga Rp1 miliar lalu ketika hendak menjualnya setelah lebaran ternyata harganya sudah merosot tajam hingga hanya laku dijual Rp1 juta saja.

Contoh barang atau komoditas yang pernah mengalami economic bubble (Arsip Zenius)
Contoh barang atau komoditas yang pernah mengalami economic bubble (Arsip

Hasil Kebudayaan Masa Perundagian – Materi Sejarah Kelas 10

Hi, Sobat Zenius! Tahu nggak, sih, kalau hasil kebudayaan masa perundagian adalah kapak corong dan kapak perunggu? Nah, dalam artikel ini gue mau mengupas lebih dalam lagi mengenai kehidupan manusia pada masa ini.

Perkembangan masyarakat dan teknologi selalu berjalan progresif, termasuk pada periodisasi zaman.

Menurut arkeolog Indonesia, R. Soekmono, periode prasejarah di Indonesia terbagi menjadi dua, yaitu zaman batu dan zaman logam.

Zaman batu terjadi ketika manusia mulai menggunakan peralatan yang terbuat dari batu. Zaman ini dibagi lagi menjadi paleolitikum, mesolitikum, neolitikum, dan megalitikum.

zaman prasejarah spongebob zenius education.
Spongebob pada zaman batu. (dok. Tenor)

Selanjutnya, ada zaman logam atau disebut juga dengan masa perundagian. Khusus untuk masa perundagian ini kita bahas pada poin selanjutnya ya.

Baca juga: Mengenal Skala Waktu Geologi – Materi Biologi Kelas 12

Apa Itu Masa Perundagian?

Masa perundagian adalah zaman ketika manusia udah mulai menguasai teknologi mengolah logam. Sehingga, manusia bisa membuat dan menggunakan peralatan dari logam.

Bagaimana kehidupan manusia pada masa perundagian? Apa aja hasil kebudayaan masa perundagian?

Sesuai dengan konsepnya, masa perundagian sudah menghasilkan kebudayaan terbuat dari logam. . Namun, pada awal-awal periode masih ada kok yang memakai batu.

Penggunaan logam masih di kalangan terbatas, karena ya persediaan logam juga terbatas saat itu, nggak semua orang punya bahan logam lah intinya.

Semakin lama, keterampilan membuat alat-alat dari logam mulai menyebar. Sejak periode ini, manusia modern telah memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam menghasilkan peralatan dan perkakas berbahan logam.

Periode ini dikatakan juga sebagai pertumbuhan teknologi secara eksponen, karena benda hasil kebudayaan zaman perundagian mengalami kemajuan dalam hal pembangunan dan kekuasaan.

Ya coba aja elo bayangin, saat ini kita mengenal pedang, smartphone, televisi, mobil, mesin, dan berbagai teknologi lainnya yang menunjang kehidupan kita.

Nah, teknologi tersebut nggak terlepas dari adanya logam yang ditemukan dan diasah sejak zaman logam atau masa perundagian.

Tanpa adanya logam, maka nggak ada tuh pemimpin kerajaan atau pemimpin suku—biasanya pemimpin ini yang paling kuat saat peperangan—nah peperangan butuh senjata yang terbuat dari logam. Jadi, tanpa logam ya nggak ada tuh yang namanya stratifikasi sosial.

Sampai sini paham ya kenapa zaman ini sangat penting bagi perkembangan teknologi dan politik.

Sama seperti zaman batu, zaman ini dibagi lagi menjadi beberapa zaman, yaitu zaman perunggu dan zaman besi.

Kehidupan Sosial Masyarakat pada Masa Perundagian

Salah satu ciri kehidupan sosial masyarakat pada masa perundagian adalah semakin teratur. Maksudnya, pada masa ini udah ada pembagian kerja antar masyarakat berdasarkan kemampuan yang dimilikinya.

Jadi, pada masa perundagian ada golongan undagi yang merupakan golongan terampil.

Tugas mereka adalah membuat peralatan dan teknologi dari logam untuk membantu pekerjaan masyarakat, khususnya bertani.

Dari situ mulai banyak nih pekerjaan, dengan kata lain ya pekerjaan semakin kompleks. Perempuan juga nggak hanya tinggal di rumah, tetapi ada yang berdagang di pasar.

Baca juga: Stratifikasi Sosial: Pengertian, Fungsi, Sifat, dan Contohnya – Materi Sosiologi Kelas 11

Kehidupan Ekonomi Masyarakat pada Masa Perundagian

Bagaimana kehidupan ekonomi masyarakat pada masa perundagian?

Seperti yang udah gue singgung sebelumnya, bahwa pada zaman ini masyarakat udah mulai mengenal pembagian kerja dan pekerjaan juga semakin kompleks. Ada yang menjadi undagi, bertani, beternak, dan berdagang.

Logam benar-benar meningkatkan perkembangan teknologi di kalangan masyarakat.

Adanya logam memungkinkan munculnya alat-alat baru untuk menunjang kehidupan. Dari situ, kegiatan ekonomi udah mulai maju dan berkembang.

Selain itu, zaman ini juga bisa dikatakan sebagai awal mula munculnya aturan tata tertib dan norma.

Hasil Kebudayaan Masa Perundagian

Undagi merupakan golongan terampil yang membuat berbagai peralatan dari logam. Sehingga, pada zaman ini banyak sekali peninggalan berupa peralatan logam.

Dari peralatan-peralatan itulah terlihat tingkat kebudayaan yang semakin jelas.

Apa saja hasil kebudayaan masa perundagian? Seperti yang udah gue singgung di awal, bahwa masa perundagian ini terbagi menjadi dua zaman, yaitu zaman perunggu dan besi.

Hasil kebudayaan zaman perunggu yaitu temuan jenis logam dengan bahan lebih keras dari tembaga. 

Masyarakatnya udah mulai mengenal teknologi peleburan dan pencampuran logam. Hal ini dibuktikan dengan adanya penemuan perunggu yang merupakan pencampuran dari tembaga dan timah.

Memasuki zaman besi, manusia udah menemukan jenis logam lain yang ternyata lebih keras dari perunggu. Jadi, diperlukan pemanasan yang sangat tinggi untuk meleburkan logam tersebut. Namun, ternyata logam ini lebih sempurna menghasilkan peralatan daripada perunggu.

Eitss … tapi perlu elo ingat juga, bahwa pada zaman logam itu masih ada yang menggunakan batu dan masih banyak juga peralatan gerabah.

Hal itu karena ada beberapa alat atau benda yang nggak bisa digantikan dengan mudah oleh bahan logam.

Beberapa contoh hasil kebudayaan manusia purba pada masa perundagian adalah kapak corong, moko, kapak perunggu, nekara, dan bejana perunggu.

nekara hasil kebudayaan masa perundagian zenius
Nekara merupakan salah satu hasil kebudayaan masa perundagian. (dok. Kemdikbud)

Sistem Kepercayaan pada Masa Perundagian

Ngomong-ngomong masalah kepercayaan, ternyata sistem kepercayaan masyarakat pada masa perundagian nggak jauh beda dengan masa sebelumnya, yaitu zaman batu.

Mereka masih menganut sistem animisme, yaitu kepercayaan kepada makhluk halus dan roh.

Nah, masyarakat purba pada masa itu juga melakukan pemujaan kepada roh nenek moyang mereka. Selain itu, mereka juga memelihara hubungan dengan orang yang udah meninggal.

Hal itu karena mereka percaya bahwa arwah nenek moyang akan memberikan pengaruh besar terhadap perjalanan hidup manusia pada saat itu.

animisme merupakan sistem kepercayaan masyarakat masa perundagian zenius education
Animisme merupakan sistem kepercayaan masyarakat masa perundagian. (dok. Humans and Nature)

Baca juga: Ciri-Ciri dan Contoh Historiografi Tradisional – Materi Sejarah Kelas 10

Contoh Soal Masa Perundagian dan Pembahasannya

Untuk menguji sejauh mana pemahaman elo mengenai hasil kebudayaan masa perundagian, gue ada beberapa contoh soal dan pembahasan yang bisa dijadikan sebagai referensi. Cekidot!

Contoh Soal 1

Apa yang dimaksud dengan masa perundagian?

Jawab: Masa perundagian disebut juga dengan zaman logam, artinya pada periode ini manusia modern telah memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam menghasilkan peralatan dan perkakas berbahan logam.

Contoh Soal 2

Di bawah ini, manakah yang termasuk nama lain dari perundagian?

A. Fireworks

B. Flameworks

C. Metalworks

D. Frameworks

E. Teamworks

Jawab: C. Metalworks

Pembahasan: Perundagian disebut juga dengan zaman logam, dengan begitu dari nama-nama di atas yang termasuk nama lain perundagian adalah metalworks atau pekerjaan logam.

Nah, demikian penjelasan singkat mengenai hasil kebudayaan masa perundagian beserta kehidupan sosial, ekonomi, dan sistem kepercayaannya.

Buat yang lebih menyukai belajar dengan nonton video, elo bisa mengakses materi ini di video belajar Zenius, ya!

Gimana cara aksesnya? Mudah banget! Elo tinggal klik banner di bawah ini, ya!

Hasil Kebudayaan Masa Perundagian dan Kehidupan Ekonominya - Materi Sejarah Kelas 10 17

Biar makin mantap, Zenius punya beberapa paket belajar yang bisa lo pilih sesuai kebutuhan lo. Di sini lo nggak cuman mereview materi aja, tetapi juga ada latihan soal untuk mengukur pemahaman lo. Yuk langsung aja klik banner di bawah ini!

Hasil Kebudayaan Masa Perundagian dan Kehidupan Ekonominya - Materi Sejarah Kelas 10 18

Originally published: March 14, 2022
Updated by: Maulana Adieb