Sejarah Perkembangan Revolusi Industri 1.0 Sampai 4.0

Halo Sobat Zenius, salam kenal, gue Marcel. Di artikel ini, gue mau ngomongin perihal sejarah perkembangan revolusi industri, mulai dari revolusi industri 1.0 sampai revolusi industri 4.0. Hal ini berkaitan banget dengan hobi gue yaitu Sejarah dan Ekonomi Makro.

Berbicara mengenai topik ini, sebagian besar dari elo pasti udah pernah denger istilah ini. Tapi sebenarnya apa yang dimaksud dengan revolusi industri itu?

Biasanya, di pelajaran Sejarah sering banget membahas ini. Kalau lagi ngomongin revolusi industri biasanya di belakangnya ada embel-embel angka tuh mulai dari 1.0, 2.0, 3.0 hingga 4.0.

Sebenarnya apa sih maksudnya dan kenapa ada tahapan revolusi industri sampai 4.0?

Belakangan ini banyak banget yang membicarakan tentang revolusi industri 4.0. Enggak tokoh nasional, enggak tokoh internasional, berkali-kali ngomong soal “Bersiaplah menyongsong industri 4.0” atau “Kita tidak boleh tergilas oleh industri 4.0” atau “Kita harus bisa memanfaatkan fenomena Industri 4.0.”

Nah, melalui artikel ini, gue akan mengupas tuntas mengenai perkembangan revolusi industri kepada elo semua. Yuk, langsung simak penjelasan lengkapnya di bawah ini!

revolusi industri
Ilustrasi hasil revolusi industri (Arsip Zenius)

Definisi Revolusi Industri

Di bagian pertama ini gue akan menjawab pertanyaan elo mengenai apa yang dimaksud dengan revolusi industri?

Secara simpel, pengertian dari revolusi industri adalah perubahan besar dan radikal terhadap cara manusia memproduksi barang. 

Perubahan besar ini tercatat sudah terjadi tiga kali, dan saat ini kita sedang mengalami revolusi industri yang keempat. 

Setiap perubahan besar ini selalu diikuti oleh perubahan besar dalam bidang ekonomi, politik, bahkan militer dan budaya. Sudah pasti ada jutaan pekerjaan lama menghilang, dan jutaan pekerjaan baru yang muncul.

Lebih detailnya elo harus lihat di setiap revolusi industri, tapi kasarnya adalah, beberapa hal yang semula begitu sulit, begitu lama, begitu mahal dalam proses produksi mendadak jadi mudah, cepat, dan murah. 

Ingat, Ekonomi membicarakan macam-macam upaya manusia menghadapi kelangkaan.

revolusi industri
Munculnya pabrik sebagai tanda revolusi Industri. (dok. Ant Rosetzky on Unsplash)

Revolusi industri menghasilkan penurunan, malah terkadang menghilangkan beberapa kelangkaan tersebut, sehingga waktu, tenaga, dan uang yang semula digunakan untuk mengatasi kelangkaan-kelangkaan tersebut mendadak jadi bebas.

Jadi, bisa digunakan untuk hal lain untuk mengatasi kelangkaan yang lain.

Hilangnya atau berkurangnya sebuah kelangkaan otomatis mengubah banyak aspek dalam kehidupan bermasyarakat. 

Apalagi kalau ternyata beberapa kelangkaan menghilang! Nah, kita lihat satu persatu, sesuai urutannya.

Revolusi industri terjadi pada tahun 1770-an akhir pada revolusi industri 1.0 hingga 4.0 di sekitar tahun 2011

Cerita lengkapnya perkembangan revolusi industri bisa Sobat Zenius simak di bawah ini!

Sebelum itu, Sobat Zenius bisa banget, lho, download aplikasi Zenius terlebih dahulu buat mempersiapkan diri berbagai macam ujian sekolah.

Lewat aplikasi, elo bisa menemukan beragam fitur menarik, seperti akses video pembelajaran, simulasi ujian try out, hingga ZenBot.

Yuk, download aplikasinya sekarang! Gratis!

cta banner donwload apps zenius

Download Aplikasi Zenius

Fokus UTBK untuk kejar kampus impian? Persiapin diri elo lewat pembahasan video materi, ribuan contoh soal, dan kumpulan try out di Zenius!

icon download playstore
icon download appstore
download aplikasi zenius app gallery

Revolusi Industri 1.0

Revolusi industri muncul pertama kali di negara Inggris pada akhir 1770-an dan menyebar ke seluruh dunia, termasuk Amerika Serikat, pada tahun 1830-an dan 40-an.

Jadi bisa dibilang negara Eropa yang pertama kali melaksanakan revolusi industri adalah Inggris. Diikuti oleh negara-negara Eropa lainnya seperti Belgia, Prancis, dan Jerman.

Terus, bagaimana revolusi industri pertama bisa terjadi?

Secara spesifik ada 3 faktor utama yang mendorong 1.0 yaitu: Revolusi Pertanian, peningkatan populasi, dan keunggulan Inggris Raya. 

Revolusi Industri menganggap era waktu yang penting karena teknik pertanian yang lebih baik, pertumbuhan populasi, dan keunggulan Inggris Raya yang memengaruhi negara-negara di seluruh dunia.

Era revolusi industri 1.0 dimulai di Inggris dengan ditemukannya mesin uap lalu digunakan dalam proses produksi barang.

Penemuan ini penting sekali, karena sebelum adanya mesin uap, manusia cuma bisa mengandalkan tenaga otot, tenaga air, dan tenaga angin untuk menggerakkan apapun.

Dan masalahnya, tenaga otot amat terbatas. Misalnya, manusia, kuda, sapi dan tenaga-tenaga otot lainnya tidak mungkin bisa mengangkat barang yang amat berat, bahkan dengan bantuan katrol sekalipun. 

Butuh istirahat secara berkala untuk memulihkan tenaga tersebut, sehingga proses produksi kalau mau berjalan 24 jam sehari membutuhkan tenaga.

Selain dengan otot, tenaga lain yang sering digunakan adalah tenaga air dan tenaga angin. Biasanya ini digunakan di penggilingan. 

Untuk memutar penggilingan yang begitu berat, seringkali manusia menggunakan kincir air atau kincir angin. 

Masalah utama dari dua tenaga ini adalah, manusia tak bisa menggunakannya di mana saja. Manusia cuma bisa menggunakannya di dekat air terjun dan di daerah yang berangin.

Untuk tenaga angin, masalah tambahan adalah tenaga angin tak bisa diandalkan 24 jam sehari. Ada kalanya benar-benar tak ada angin yang bisa digunakan untuk memutar kincir.

Masalah ini juga muncul ketika tenaga angin menjadi andalan transportasi internasional, yaitu transportasi laut.

Sebagai gambaran, di era VOC, butuh waktu sekitar 6 bulan untuk kapal dari Belanda untuk mencapai Indonesia, lalu 6 bulan lagi untuk berlayar dari Indonesia ke Belanda. 

Artinya, kalau mau berlayar bolak balik Batavia-Amsterdam-Batavia, butuh waktu setahun! Maklum, terkadang ada kalanya benar-benar tak ada angin di laut, terkadang ada angin tetapi berlawanan dengan arah yang diinginkan.

Penemuan mesin uap yang jauh lebih efisien dan murah dibandingkan mesin uap sebelumnya oleh James Watt di tahun 1776 mengubah semua itu.

Kini tak ada lagi batasan waktu untuk menggerakkan mesin. Asal dipasang mesin uap rancangan James Watt ini, sebuah penggilingan bisa didirikan di mana saja, tak perlu dekat air terjun atau daerah berangin. 

Sebuah kapal bahkan bisa berlayar 24 jam, selama mesin uapnya dipasok dengan kayu atau batu bara. 

Ini berdampak langsung dalam waktu perjalanan dari Belanda ke Indonesia terpangkas jauh, hitungannya bukan setahun lagi, tapi jadi cuma sekitar 2 bulan.

Ini yang jarang dibahas di buku-buku sejarah, yaitu mengenai revolusi industri memungkinkan bangsa Eropa mengirim kapal perang mereka ke seluruh penjuru dunia dalam waktu jauh lebih singkat. 

Tidak ada lagi cerita tentara-tentara Eropa kelelahan saat menyerang benteng milik Kerajaan Asia. Semua daerah yang bisa terjangkau oleh kapal laut, sudah pasti terjangkau oleh kekuatan imperialis Eropa. 

Negara-negara Imperialis di Eropa ini rame–rame ngegas menjajah kerajaan-kerajaan di Afrika dan Asia. Ingat, di akhir 1800an inilah Belanda akhirnya menaklukkan daerah-daerah terakhir di Indonesia seperti Aceh dan Bali, yang belum ditaklukkan.

revolusi industri 1.0
Revolusi Industri pertama mengubah peta geopolitik Afrika di abad IX

Jadi, karena kini tenaga mesin tidak dibatasi oleh otot, angin, dan air terjun, terjadilah penghematan biaya dalam jumlah luar biasa di bidang produksi, transportasi, bahkan militer. 

Barang-barang yang diproduksi menjadi jauh lebih banyak, lebih murah, dan lebih mudah didapat.

Uang yang semula dipakai untuk memproduksi dan membeli barang-barang mahal tersebut kini bisa dipakai untuk hal lain, sehingga barang-barang yang tak diproduksi menggunakan mesin uap pun menjadi jauh lebih laku.

Revolusi industri 1.0 ini juga mengubah masyarakat dunia, dari masyarakat agraris di mana mayoritas masyarakat bekerja sebagai petani, menjadi masyarakat industri.

Intinya, kelangkaan tenaga yang semula mendominasi kesukaran manusia dalam berlayar, dalam memproduksi, mendadak lenyap.

Tenaga tidak lagi dipasok cuma oleh otot, angin, dan air terjun, tapi juga oleh mesin uap yang jauh lebih kuat, lebih fleksibel, dan lebih awet.

Terakhir, kelangkaan yang dikurangi adalah kelangkaan tenaga kerja. Semula begitu banyak manusia dibutuhkan untuk menjalankan mesin-mesin produksi. Kini mendadak semua tenaga itu digantikan mesin uap.

Artinya, mendadak semua tenaga manusia tersebut jadi bebas, mereka bisa dipekerjakan di bidang lain.

Perubahan-perubahan ini amat penting sebab perubahan ini berarti menghilangkan keistimewaan para bangsawan. Berkat mesin uap, produksi kini bisa berlangsung di mana saja. Berkat mesin uap, produksi besar-besaran bukan cuma monopoli para tuan tanah yang memiliki ladang/sawah berhektar-hektar.

Kini orang-orang kaya yang memiliki mesin-mesin uap bisa memproduksi barang padahal tanah mereka tak seberapa dibanding tanahnya para bangsawan ini. 

Orang-orang biasa juga bisa memproduksi barang tanpa memiliki tanah pertanian. Dan orang-orang bisa jadi kaya tanpa gelar bangsawan. 

Dominasi kaum bangsawan yang berlangsung atas kaum non-bangsawan selama ribuan tahun terpatahkan sudah.

revolusi industri
Penampakan mesin uap Watt, yang menjadi pijakan untuk revolusi industri pertama.

Namun, dampak negatif revolusi industri 1.0 ini, selain pencemaran lingkungan akibat asap mesin uap dan limbah-limbah pabrik lainnya yang sudah elo pelajari di buku teks sekolah adalah penjajahan di seluruh dunia. 

Tanpa mesin uap, Imperialis Eropa takkan bisa menaklukkan Asia dan Afrika secepat dan semudah ini. 

Perkembangan revolusi industri 1.0 tidak berhenti sampai di situ saja, prosesnya terus berkembang hingga pada tahap revolusi industri 2.0.

Lalu apa perbedaan antara keduanya? Langsung baca di bawah ini ya. 

Revolusi Industri 2.0

Revolusi industri pertama memang penting dan mengubah banyak hal, namun yang tak banyak dipelajari adalah revolusi industri 2.0 yang terjadi di awal abad ke-20. 

Saat itu, produksi memang sudah menggunakan mesin. Tenaga otot sudah digantikan oleh mesin uap, dan kini tenaga uap mulai digantikan dengan tenaga listrik. 

Namun, proses produksi di pabrik masih jauh dari proses produksi di pabrik modern dalam hal transportasi. 

Pabrik mobil Ford model T sebelum revolusi industri 2.0
Pabrik mobil Ford model T sebelum revolusi industri 2.0. (dok. The Henry Ford.org)

Di akhir 1800-an, mobil mulai diproduksi secara massal. Namun, di pabrik mobil, setiap mobil dirakit dari awal hingga akhir di titik yang sama. 

Semua komponen mobil harus dibawa ke si tukang-perakit. Seorang tukang-perakit memproses barang tersebut dari nol hingga produk jadi. 

Perhatikan foto di atas, yang merupakan foto sebuah pabrik mobil sebelum industri 2.0. 

Setiap mobil akan dirakit oleh seorang tukang yang “Generalis” yang memproses mobil tersebut dari awal hingga selesai, dari merakit ban, pintu, setir, lampu, dst., sampai lengkap.

Proses produksi ini memiliki kelemahan besar yaitu perakitan dilakukan secara paralel. 

Artinya, untuk merakit banyak mobil, proses perakitan harus dilakukan oleh banyak tukang secara bersamaan. Ini membuat setiap tukang harus diajari banyak hal seperti memasang ban, memasang setir, memasang rem dll.

Seandainya ada masalah dalam proses perakitan, mobil yang belum jadi harus “digeser” dan si tukang harus meminta mobil baru sehingga proses produksi mobil bisa berjalan terus. 

Butuh waktu untuk memindahkan mobil bermasalah ini dan butuh waktu mendapatkan mobil baru, dan proses perakitan harus mulai dari 0 lagi. Karena itu, proses perakitan mobil seperti ini akan memakan waktu sangat banyak.

Ketika perusahaan mobil Ford di Amerika Serikat meluncurkan mobil murah pertama di dunia, bernama “Ford Model T”, mereka kebanjiran pesanan. 

Namun, demand yang tinggi tidak didukung dengan sumber daya yang tinggi pula hingga Ford akhirnya tidak bisa memenuhi keinginan pasar. 

Dibutuhkan waktu sekitar 12 jam 30 menit buat seorang tukang untuk merakit Ford Model T.

Di tahun 1912, Ford cuma bisa memproduksi 68.773 mobil dalam setahun. Artinya, sistem “Satu perakit, satu mobil” tak bisa dipertahankan. Sistem produksi harus direvolusi.

Tanda dimulainya revolusi industri 2.0 adalah dengan terciptanya “Lini Produksi” atau Assembly Line yang menggunakan “Ban Berjalan” atau conveyor belt di tahun 1913. 

Hasil dari penemuan terkait dengan roda berjalan untuk meningkatkan output barang yang diproduksi oleh pabrik.

Selain itu, perubahan sistem pada pekerja juga dilakukan untuk mempercepat proses produksi. Yaitu dengan tidak ada lagi satu tukang yang menyelesaikan satu mobil dari awal hingga akhir.

Para tukang yang tadinya mengerjakan banyak tugas diorganisir untuk menjadi spesialis dan cuma mengurus satu bagian saja, memasang ban misalnya.

Produksi Ford Model T dipecah menjadi 45 pos, mobil-mobil tersebut kini dipindahkan ke setiap pos dengan conveyor belt, lalu dirakit secara serial. 

Misalnya, setelah dipasang ban dan lampunya, barulah dipasang mesinnya seperti gambar di bawah. Semua ini dilakukan biasanya dengan bantuan alat-alat yang menggunakan tenaga listrik, yang jauh lebih mudah dan murah daripada tenaga uap.

revolusi industri 2.0
Proses perakitan mobil Ford model T jauh lebih efisien dengan bantuan conveyor belt.

Penggunaan tenaga listrik, ban berjalan, dan lini produksi ini menurunkan waktu produksi secara drastis, kini sebuah Ford Model T bisa dirakit cuma dalam 95 menit!

Akibatnya, produksi Ford Model T melonjak, dari 68 ribuan mobil di tahun 1912, menjadi 170 ribuan mobil di tahun 1913, 200 ribuan mobil di tahun 1914, dan tumbuh terus sampai akhirnya menembus 1 juta mobil per-tahunnya di tahun 1922.

Dan nyaris mencapai 2 juta mobil di puncak produksinya, di tahun 1925. Totalnya, hampir 15 juta Ford Model T diproduksi sejak 1908 sampai akhir masa produksinya di tahun 1927.

Produksi mobil murah secara besar-besaran ini mengubah bukan cuma industri mobil Amerika, bukan cuma industri mobil dunia, tapi juga budaya seluruh dunia. Loh, kok bisa sejauh itu?

Begini, produksi mobil murah secara massal seperti itu berarti membuat mobil menjadi barang terjangkau.

Sejak Model T diproduksi massal, bukan cuma orang kaya yang membeli dan menggunakan mobil, kelas menengah bisa membelinya, bahkan kelas miskin bisa menyicilnya atau meminjamnya.

Mendadak, ratusan ribu, bahkan jutaan orang jadi punya mobil. Mendadak, transportasi dari rumah ke tempat kerja

Sistem Tata Surya, Peredaran, Revolusi Planet & Susunannya

Halo Sobat Zenius! Elo pasti penasaran nggak, sih, kita tuh sebenarnya tinggal di mana di alam semesta yang luas ini? Nah, supaya elo ada gambarannya, gue mau ngajak elo semua buat membahas materi sistem tata surya, nih. Nggak cuman itu, gue juga mau bahas tentang rotasi dan revolusi Bumi.

Buat elo yang belum tahu, sistem tata surya kita berada dalam galaksi Milky Way atau Bima Sakti, lho.

Sobat Zenius bisa melihat galaksi Bima Sakti, bintang, bulan, matahari, atau benda-benda langit lainnya dari Bumi. 

Nah, di sini gue akan mengajak elo semua buat menjelajah sistem tata surya kita. Kira-kira apa itu tata surya? Apakah rotasi bumi, revolusi bumi, atau macam-macam planet? 

Oh iya, materi tata surya ini juga akan elo pelajari di kelas 7 mata pelajaran IPA semester 2 lho

Yuk, kita bahas satu per satu dalam artikel ini!

sistem tata surya
Sistem tata surya di galaksi Bima Sakti (Dok. britannica.com)

Apa Itu Sistem Tata Surya?

Tata surya adalah semua benda yang ada di langit seperti kumpulan planet, meteor, atau objek lain yang mengorbit matahari. Termasuk planet bumi tempat kita tinggal ya.

Dari semua benda langit tersebut, mereka membentuk sistem yang teratur, dan pusat peredaran tata surya adalah Matahari. Oh iya, kenapa mereka semua mengorbit matahari? Lalu, kenapa sih Matahari dijadikan sebagai pusat tata surya?

Hal ini bukan tanpa alasan. Ternyata, Matahari memiliki massa dan gravitasi terbesar dibandingkan dengan bintang-bintang di galaksi Bima Sakti ini.

Peredaran sistem tata surya diatur oleh garis orbitnya. Gaya gravitasi yang dimiliki oleh Matahari membuat planet-planet dan benda langit lain mengorbitnya. Seperti yang kita ketahui juga, bahwa setiap planet juga memiliki gaya gravitasi. Nah, karena Matahari dan planet sama-sama memiliki gaya gravitasi, maka terjadilah gaya tarik-menarik di antara mereka. Sehingga, ada yang namanya rotasi dan revolusi.

rotasi dan revolusi bumi pada sistem tata surya
Gaya sentripetal dan sentrifugal pada sistem tata surya (Dok. giphy.com)

Revolusi planet adalah gaya tarik-menarik. Nah, saat berevolusi semakin dekat jarak planet dengan matahari gerakan planet lebih cepat dibandingkan dengan planet yang jauh dari matahari. 

Nah, sekarang kita bahas sistem tata surya satu per satu, yuk!

Matahari

Seperti yang udah gue tulis di atas, bahwa matahari adalah pusat tata surya kita yang berupa bola gas panas. 

Karena ia termasuk bintang, sehingga dapat memancarkan cahaya. Sejauh ini sih matahari adalah objek sekaligus bintang yang paling besar di tata surya kita. 

Dilansir dari space.com, sekitar 99,8% massa tata surya dipegang oleh matahari, dan diameternya sekitar 109 kali diameter Bumi. 

Kalau dibayangkan sih sekitar satu juta Bumi bisa muat di dalam matahari. Wah kebayang ‘kan besar banget!!!

Matahari adalah salah satu bintang dari 100 miliar lebih bintang lainnya di galaksi Bima Sakti. Matahari ini terdiri dari zona dan lapisan. 

Bagian dalam matahari ada inti, zona radiasi, dan zona konvektif. Sedangkan, pada bagian atmosfer matahari terdiri dari fotosfer, kromosfer, daerah transisi, dan korona (ini bukan virus ya. Hihihi).

Nah, sebelum berlanjut ke pembahasan planet, Sobat Zenius bisa, nih, download aplikasi Zenius terlebih dahulu! Lewat aplikasi Zenius, elo bisa mempersiapkan UTBK dengan matang karena banyak sekali contoh soal dan fitur-fitur yang buat elo makin jago dalam latihan. 

Planet

Nah, kalau Bumi yang kita tempati ini masuk dalam kategori planet. Planet adalah benda langit yang tidak bisa memantulkan cahaya, karena ia bukan bintang.Namun, planet bisa memantulkan cahaya dari bintang yang diterimanya. Elo udah tau belum planet dalam tata surya kita ada apa aja? Yap, planet dibedakan menjadi dua bagian, yaitu planet dalam dan planet luar.

planet dalam sistem tata surya
Planet yang terdapat dalam tata surya kita (Dok. solarsystem.nasa.gov)

Planet dalam adalah planet yang orbitnya dekat dengan Matahari, yaitu Merkurius, Venus, Bumi, dan Mars. Sedangkan, planet luar adalah planet yang orbitnya jauh dari matahari, yaitu Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus.

Menurut International Astronomical Union (2006), sebuah benda langit dapat dikatakan planet apabila memenuhi persyaratan, sbb:

  • Harus mengorbit sebuah bintang (kalau di tata surya kita adalah Matahari);
  • Harus cukup besar untuk memiliki gaya gravitasi agar tetap bisa berada di lintasan;
  • Harus cukup besar agar gravitasinya dapat menyingkirkan benda lain yang berada di sekitar lintasannya.

Kira-kira seperti apa ya planet itu? Ini dia penjabaran dari masing-masing planet yang ada di tata surya kita disertai dengan ciri-cirinya yang dilansir dari solarsystem.nasa.gov.

Merkurius

Planet pertama yang akan kita bahas adalah Merkurius. Planet ini terletak paling dekat dengan Matahari dan termasuk yang paling kecil di antara planet lainnya. Besarnya gak jauh dari Bulan kita, Sobat Zenius.

Karena paling dekat dengan Matahari, maka kebayang ‘kan suhu di planet ini seperti apa? Panas banget. Merkurius mengelilingi Matahari setiap 88 hari di Bumi. Wah, lama juga ya, dan ternyata satu hari di Merkurius sama dengan 59 hari di Bumi.

Nih, langsung aja deh gue kasih ciri-ciri dari planet Merkurius.

  • Planet terkecil dan terdekat dari Matahari (18 kali besar Bumi).
  • Atmosfernya sangat tipis, dan diklasifikasikan ke dalam eksosfer oleh para ilmuwan.
  • Memiliki suhu 426,7°C pada bagian yang menghadap matahari, dan -173°C pada bagian yang membelakangi Matahari.
  • Planet yang berwarna abu-abu.
  • Memiliki jarak 57.000.000 (57 juta) km dari Matahari.
  • Terdiri dari 70% logam dan 30% silikat.
  • Memiliki diameter sekitar 4.879 km.

Venus

Planet selanjutnya adalah Venus. Elo pernah dengar ‘bintang kejora’? Itu merupakan salah satu julukan dari planet Venus.

Planet ini biasa terlihat dari Bumi pada sore hari lho. Terlihat seperti bintang, tapi tidak kerlap-kerlip. Namun, atmosfer planet Venus ini beracun, diisi dengan karbon dioksida dan diselimuti awan tebal berwarna kuning yang mengandung asam sulfat.

Awan tersebut membuat panas terperangkap di dalamnya, hal inilah yang menyebabkan efek rumah kaca berlebih. Itulah mengapa meskipun Merkurius merupakan planet terdekat dengan Matahari, namun Venus yang memiliki suhu paling panas di antara planet lainnya.

Ciri-ciri dari planet Venus adalah sbb:

  • Dijuluki sebagai ‘bintang fajar’, ‘bintang sore’, dan ‘bintang kejora’;
  • Planet kedua di tata surya, setelah Merkurius.
  • Planet terpanas di tata surya dengan suhu 900°F (465°C).
  • Arah rotasinya berbeda dari planet lain (berlawanan);
  • Memiliki jarak lebih dari 67 juta mil (108 juta km) dari Matahari;
  • Planet yang berwarna putih kekuningan;
  • Memiliki atmosfer yang tebal dan sebagian besar terdiri dari asam sulfat dan karbon dioksida.
  • Satu hari di Venus sama dengan 243 hari di Bumi. Hal ini karena rotasi Venus yang berputar terbalik dari planet lainnya. Sehingga, Matahari terbit di Venus bukan di timur, melainkan dari arah barat. Sedangkan terbenam di arah timur.

Bumi

Planet ketiga dari tata surya adalah Bumi. Yap, tempat tinggal kita, dan merupakan satu-satunya planet di tata surya yang menampung makhluk hidup.

Berikut ini ciri-ciri planet Bumi:

  • Atmosfer terdiri dari nitrogen, oksigen, dan karbon dioksida.
  • Atmosfer Bumi terlindung dari meteoroid.
  • Memiliki kondisi yang ramah bagi makhluk hidup dan satu-satunya planet di tata surya yang menampung makhluk hidup;
  • Permukaannya terdiri dari 70% air dan 30% daratan;
  • Berwarna biru kehijauan;
  • Memiliki jarak 93 juta mil (150 juta km) dari Matahari;
  • Memiliki satu buah satelit, yaitu Bulan.
  • Satu hari di Bumi sekitar 24 jam, dan satu tahun di Bumi sekitar 365 hari.
  • Bumi tidak memiliki cincin.

Mars

Dijuluki sebagai ‘planet merah’, Mars merupakan planet di urutan keempat dalam tata surya. Mars memiliki atmosfer yang sangat tipis, dingin, berdebu, padang pasir/gurun.

Planet Mars juga terkenal dengan gunung berapinya yang besar dan lembah yang dalam lho. Bahkan, planet ini merupakan yang paling sering terjadi badai angin dibandingkan dengan planet lainnya.

Ini dia ciri-ciri planet Mars:

  • Dijuluki sebagai ‘planet merah’.
  • Memiliki permukaan yang berwarna kemerah-merahan, karena berasal dari oksida besi.
  • Komposisi atmosfernya antara lain: karbon dioksida, nitrogen, argon, oksigen, dan uap air.
  • Jarak antara planet Mars dengan Matahari sekitar 228 juta km (142 juta mil).
  • Planet Mars memiliki dua satelit, yaitu Phobos dan Deimos.
  • Mars tidak memiliki cincin.
  • Suhu planet Mars antara -113 sampai 0°C.

Jupiter

Planet Jupiter termasuk dalam planet luar Matahari dan yang terbesar di tata surya kita. Kalau dibandingkan Bumi dengan Jupiter, misalnya Bumi berukuran anggur, maka Jupiter akan berukuran bola basket.

Jupiter merupakan planet yang dingin dan awannya terbentuk dari amonia dan air.

Berikut adalah ciri-ciri planet Jupiter:

  • Planet terbesar di tata surya.
  • Warna permukaannya tampak berlapis-lapis dengan kombinasi warna orange dan putih. Hal ini disebabkan oleh badai besar yang berputar di atmosfernya.
  • Atmosfernya terdiri dari hidrogen, helium, metana, amonia, dan es air.
  • Diameter planetnya sekitar 14.890 km.
  • Jarak dari Matahari adalah 778 juta km (484 juta mil).
  • Memiliki satelit terbanyak, yaitu 75 satelit.

Saturnus

Planet yang satu ini paling unik. Meskipun bukan satu-satunya planet yang memiliki cincin, tapi cincin Saturnus lah yang paling cantik.

Cincin ini merupakan gumpalan es yang melayang dan mengorbit planet Saturnus dalam pita tipis yang tebalnya 1 mil. Ciri-ciri dari planet Saturnus antara lain sbb:

  • Memiliki cincin yang mengorbit planetnya;
  • Permukaannya berwarna kuning pucat;
  • Jaraknya dengan Matahari sejauh 1,4 miliar km (886 juta mil);
  • Memiliki diameter sebesar 116.463 km;
  • Satelit yang dimiliki adalah sebanyak 82 buah (53 udah dipastikan, dan 29 lainnya masih dalam tahap konfirmasi).

Uranus

Uranus adalah planet yang pertama kali ditemukan dengan menggunakan teleskop lho.

Meskipun planet ini berada pada urutan ketujuh di dalam sistem tata surya, tetapi Uranus adalah planet yang paling dingin di antara planet lainnya. Planet ini memiliki ukuran 4 kali Bumi lho.

Berikut ciri-ciri dari planet Uranus:

  • Planet dengan suhu terendah, yaitu -224°C.
  • Memiliki satelit sebanyak 27 buah.
  • Diameter planetnya sebesar 50.724 km.
  • Berwarna biru muda.
  • Memiliki cincin redup vertikal.
  • Berputar pada poros sejajar orbitnya.
  • Atmosfernya terdiri dari metana, inti padat metana beku.
  • Jarak Uranus ke Matahari sejauh 1,8 miliar mil (2,9 miliar km.
  • Uranus membutuhkan 17 jam Bumi untuk berotasi pada porosnya, dan membutuhkan 84 tahun Bumi untuk mengorbit Matahari.

Neptunus

Planet Neptunus merupakan yang terjauh dari Matahari.

Ciri-ciri dari planet Neptunus antara lain:

  • Jarak planet dengan Matahari sejauh 4,5 miliar km (2,8 miliar mil).
  • Satu hari di Neptunus adalah 16 jam Bumi, dan satu tahun di Neptunus sama dengan 165 tahun di Bumi.
  • Suhu permukaannya adalah -214°C.
  • Berwarna biru.
  • Diameter planetnya adalah 49.530 km.
  • Memiliki 8 buah satelit, antara lain Triton, Proteus, Nereid, dan Larissa.

Rotasi dan Revolusi Bumi

Setiap hari, Bumi berputar melalui porosnya dan juga mengelilingi matahari secara bersamaan.

Itulah mengapa kita melihat matahari terbit dan terbenam, kita juga melihat bahwa dalam sehari ada 24 jam. Namun, perputaran dan dampak yang dihasilkan dari perputaran masing-masingnya berbeda.

Lalu sebenarnya pengertian dan perbedaan keduanya itu apa sih?

Rotasi Bumi

Rotasi bumi adalah perputaran Bumi pada porosnya. Kita semua tau kalau dalam sehari ada 24 jam, ada siang dan ada malam.

Namun, ternyata waktu yang dibutuhkan Bumi untuk berputar pada porosnya menurut spaceplace.nasa.gov, adalah 23 jam 56 menit dan 4.09 detik lho. Matahari juga tetap berada di tempatnya, tetapi Bumi yang berputar.

Bumi yang berputar pada porosnya membuat bagian Bumi yang menghadap Matahari mengalami waktu siang, sedangkan bagian Bumi yang membelakangi Matahari akan mengalami waktu malam.

Perbedaan siang dan malam itu termasuk salah satu dari dampak rotasi Bumi. Dampak lainnya adalah gerak semu harian matahari, pembelokkan arah angin dan arus laut, serta perbedaan percepatan gravitasi bumi.

Revolusi Bumi

Revolusi bumi merupakan pergerakan bumi mengelilingi Matahari. Nah, kalau waktu yang dibutuhkan Bumi untuk mengelilingi Matahari adalah 365,25 hari.

Saat berevolusi, Bumi bisa aja terletak di apotema atau hipotema.

Coba jelaskan yang dimaksud dengan apotema dan hipotema, kira-kira Sobat Zenius ada yang sudah tahu?

Yap, apotema adalah titik terjauh Bumi dengan Matahari. Hipotema berarti titik terdekat Bumi dengan Matahari. 

Kalau diibaratkan elo sama doi sih, ketika elo lagi deket-deketnya sama doi, disebut apotema. Kalau lagi jauh-jauhnya wah harus hati-hati ya, Sobat Zenius. Nanti diambil orang! Hihihi.

Oh iya, Sobat Zenius tahu, kan, kalau ada belahan bumi lain yang memiliki waktu siang lebih lama dibandingkan kita. 

Hal ini karena revolusi dan sumbu bumi terletak pada kemiringan 23,5. Itulah yang membuat adanya perbedaan lama siang dan malam. 

Selain perbedaan lama waktu lama dan siang, dampak lainnya dari adanya revolusi Bumi terhadap Matahari adalah perbedaan musim, gerhana matahari dan gerhana bulan, gerak semu tahunan matahari, dan perubahan penampakan rasi bintang.

Demikian penjelasan materi tentang tata surya. Semoga adanya artikel ini memberikan manfaat yang banyak bagi Sobat Zenius.

Buat Sobat Zenius yang tertarik untuk mempelajari materi sistem tata surya melalui video pembelajaran dari tutor Zenius, elo bisa banget, lho!

Video pembelajaran dari Zenius sudah pasti menarik dan disajikan dengan bahasa yang mudah dipahami oleh Sobat Zenius!

Cara aksesnya gampang