Program Kerja, Prestasi, dan Jatuhnya

Salah satu kabinet pada periode demokrasi liberal adalah Kabinet Sukiman. Penasaran bagaimana sejarah Kabinet Sukiman? Yuk baca ulasan nya disini!

Halo Sobat Zenius! Elo tahu nggak sih, kalau pemerintahan Indonesia tidak selamanya dipimpin oleh seorang presiden. Hmm penasaran kan kenapa bisa gitu? Jawabannya adalah karena negara Indonesia pernah menganut sistem yang namanya demokrasi liberal. Apa itu demokrasi liberal? Nah materi demokrasi liberal sudah pernah kita bahas sebelumnya di sini sobat Apa itu Demokrasi Liberal.

Dalam sejarah Indonesia periode antara tahun 1950 sampai 1959 disebut sebagai periode sistem Demokrasi Liberal, pada masa ini Indonesia memiliki banyak partai politik yang saling memperebutkan pengaruh dalam kekuasaan. Pada periode tersebut tercatat ada tujuh kabinet yang memegang pemerintahan, sehingga bisa sobat Zenius bayangkan hampir setiap tahun terjadi pergantian kabinet di Indonesia.

Salah satu dampak dari banyaknya partai politik ini adalah terganggunya stabilitas nasional baik di bidang politik, ekonomi, sosial, dan keamanan.

PNI dan Masyumi adalah partai terkuat yang ada dalam parlemen. Dalam waktu 5 tahun, kedua partai ini secara bergantian memegang pemerintahan, mulai dari Kabinet Natsir (Masyumi) 1950-1951, Kabinet Sukiman (Masyumi) 1951-1951, Kabinet Wilopo (PNI) 1952-2953, Kabinet Ali Sastroamijoyo I (PNI) 1953-1955, Kabinet Burhanuddin Harahap (Masyumi) 1955-1956, Kabinet  Ali Sastroamijoyo II (PNI) 1956-1957 dan di periode terakhir ada Kabinet Djuanda (Zaken Kabinet) 1957-1959. Nah pada kesempatan kali ini gue akan membahas salah satu dari tujuh kabinet yang udah gue sebut diatas, yaitu Kabinet Sukiman (Masyumi) 1951-1952.

Kabinet Sukiman (27 April 1951-3 April 1952)

Kabinet Sukiman
Kabinet Sukiman (Dok:Wikipedia)

Setelah Kabinet Natsir mengembalikan mandat kepada Presiden Soekarno, Presiden menunjuk Mr. Sartono (PNI) sebagai formatur untuk membentuk kabinet baru. Mr. Sartono berupaya membentuk kabinet koalisi antara PNI dan Masyumi, sebab kedua partai inilah yang memegang pengaruh besar di DPR (Parlemen) saat itu. 

Singkat cerita nih,  Mr. Sartono gagal, kemudian ia mengembalikan mandat yang dipegangnya kepada presiden. Kemudian pada 18 April 1951, presiden menunjuk dua orang formatur baru, yakni Sidik Djojosukarto dari PNI dan Sukiman Wirjosandjojo dari Masyumi. Akhirnya setelah diadakan perundingan, pada tanggal 26 April 1951, mereka berhasil mengumumkan susunan kabinet koalisi antara Masyumi – PNI. Kabinet baru ini dikenal dengan nama Kabinet Sukiman – Suwiryo.

Baca Juga: Ciri-Ciri Demokrasi Liberal pengertian, kelebihan kekurangan serta susunan kabinetnya!

Susunan Kabinet Sukiman

Di bawah kepemimpinan Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Mohammad Hatta, Sukiman selaku pemimpin kabinet menjalankan pemerintahan dengan bantuan wakilnya yaitu Suwiryo. Sukiman memimpin 17 Kementerian sebagai berikut: 

Ketua Kabinet: Sukiman Wirdjosandjojo 

Wakil Kabinet: Suwiryo 

Susunan Menteri Kabinet Sukiman:

  1. Menteri Luar Negeri: Achmad Soebardjo 
  2. Menteri Pertahanan: Sewaka 
  3. Menteri Kehakiman: Wongsonegoro (April-Juni 1951), A. Pellaupessy (Juni-Juli 1951), dan Mohammad Nasrun (Juli sampai akhir kabinet) 
  4. Menteri Penerangan: Arnold Monotutu 
  5. Menkeu: Jusuf Wibisono 
  6. Menteri Pertanian: Suwarto 
  7. Menteri Perdagangan dan Perindustrian: Sujono Hadinoto (diturunkan pada Juli 1951) kemudian diangkat Wilopo ( pada Juli 1951) 
  8. Menteri Perhubungan: Djuanda Kartawidjaja 
  9. Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga: Ukar Bratakusumah 
  10. Menteri Perburuhan: Iskandar Tedjasukmana 
  11. Mensos: Sjamsuddin 
  12. Mendikbud: Wongsonegoro 
  13. Menteri Agama: Wahid Hasjim 
  14. Menteri Kesehatan: J. Leimena 
  15. Menteri Urusan Umum: A. Pellaupessy 
  16. Menteri Urusan Pegawai: Pandji Suroso 
  17. Menteri Urusan Agraria: Gondokusumo

Program Kerja Kabinet Sukiman

Berikut ini adalah beberapa program kerja pokok dari Kabinet Sukiman:

  1. Bidang keamanan: menjalankan tindakan tegas sebagai negara hukum serta memberikan jaminan keamanan dan ketentraman.
  2. Bidang sosial-ekonomi: mengusahakan kemakmuran rakyat secepatnya dengan memperbaharui hukum agraria supaya berpihak pada kepentingan petani, serta mempercepat usaha penempatan bekas pejuang di lapangan kerja/usaha.
  3. Bidang politik luar negeri: memasukan Irian Barat ke dalam wilayah Republik Indonesia secepatnya.
  4. Mempercepat persiapan penyelenggaraan pemilihan umum.

Penyebab Jatuhnya Kabinet Sukiman

Pemerintahan Kabinet Sukiman tidak bertahan lama, ada beberapa hal yang menyebabkan jatuhnya Kabinet Sukiman. Menurut buku Sejarah Nasional Indonesia Jilid VI cetakan Balai Pustaka 2019, penyebab utama jatuhnya Kabinet Sukiman adalah adanya mosi Sunario (PNI) berkaitan dengan penandatanganan perjanjian bantuan ekonomi dan persenjataan oleh Amerika Serikat kepada Indonesia atau yang dikenal dengan nama Mutual Security Act (MSA). 

Perjanjian tersebut membuat banyak orang menafsirkan bahwa Indonesia telah bergabung dengan Blok Barat, yang mana hal tersebut bertentangan dengan kebijakan politik luar negeri Indonesia yang berhaluan bebas aktif. Pemerintahan Sukiman dinilai memihak blok barat dalam perang dingin yang pada saat itu sedang berlangsung.

Mosi Sunario menuntut supaya semua perjanjian internasional harus disahkan lewat Parlemen. Mosi ini kemudian diikuti dengan adanya tuntutan PNI supaya kabinet mengembalikan mandat pemerintahan kepada presiden. Akibat dari mosi ini, Menteri Luar Negeri saat itu Ahmad Subardjo mengundurkan diri. 

Selain itu, alasan lainnya adalah adanya ketidakharmonisan hubungan kabinet dengan militer, kabinet dinilai tidak cakap dalam menghadapi beberapa pemberontakan yang terjadi di tanah air, misalnya seperti pemberontakan di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Sulawesi Selatan. Akhirnya pada tanggal 23 Februari 1952, Sukiman memutuskan untuk mengembalikan mandatnya kepada Presiden.

Prestasi Kabinet Sukiman

Meski hanya berjalan satu tahun, Kabinet Sukiman tercatat berhasil meraih beberapa prestasi, diantaranya adalah keberhasilan dalam memperhatikan usaha rakyat dan memajukan perusahaan kecil, memperhatikan kaum buruh dengan menggagas standarisasi upah minimum, memperluas akses pendidikan dengan mendirikan berbagai macam sekolah, Tunjangan Hari Raya (THR), serta berhasil melanjutkan program kerja dari Kabinet Natsir.

Penutup

Sekian ulasan gue tentang sejarah kabinet sukiman,  elo mau belajar lebih banyak tentang kabinet-kabinet di era demokrasi liberal? Gue ada cara yang asyik nih buat belajar. Elo bisa coba belajar lewat video-video di aplikasi Zenius. Klik banner di bawah ini ya! 

Kabinet Sukiman

Elo juga bisa langganan paket belajar buat ikut live class bareng tutor dan dapetin akses ke ribuan latihan soal. Klik banner di bawah untuk info selengkapnya!

Beli Paket Sekarang

Penulis : Adjie Sumantri

Kabinet Ali Sastroamidjojo 1: Program, Prestasi, Jatuhnya

Kabinet Ali Sastroamidjojo 1 adalah salah satu kabinet di era Soekarno. Artikel ini akan membahas program kerja, prestasi, dan jatuhnya kabinet. Cek di bawah ini guys

Sejak proklamasi kemerdekaan 1945, Indonesia telah mengalami pergantian kabinet sebanyak puluhan kali. Di masa orde lama saat Soekarno menjabat, masa jabatan kabinet belum tetap, sehingga terus terjadi perombakan kabinet. Beda dengan di masa orde baru yang masa jabatan kabinetnya menyamakan dengan masa jabatan presiden, yaitu lima tahun.

Daftar kabinet Indonesia dari era Soekarno sampai sekarang, bisa elo cek di sini ya: Kabinet Pemerintahan Indonesia dari Presiden Soekarno Sampai Jokowi (zenius.net)

Di era Soekarno, setidaknya terdapat 27 kabinet, salah satunya adalah Kabinet Ali Sastroamidjojo. Ali Sastroamidjojo memimpin kabinet sebanyak dua kali yang disebut sebagai Kabinet Ali Sastroamidjojo 1 dan Kabinet Ali Sastroamidjojo 2. 

Nah, di artikel ini, kita bahas Kabinet Ali Sastroamidjojo 1 dulu ya.

Kabinet Ali Sastroamidjojo 1

Masa bakti Kabinet Ali Sastroamidjojo 1 dibentuk 31 Juli 1953 hingga 24 Juli 1955. Sesuai namanya, kabinet ini dipimpin oleh Ali Sastroamidjojo dari Partai Nasionalis Indonesia (PNI) dengan wakil Wongsonegoro dari Partai Indonesia Raya (PIR). Oleh karena itu, kabinet ini disebut juga dengan Kabinet Ali Sastroamidjojo-Wongsonegoro. 

Kabinet ini didukung oleh beberapa partai. Beberapa partai pendukung Kabinet Ali Sastroamidjojo, antara lain Nahdatul Ulama (NU) dan Partai Nasional Indonesia (PNI).

Susunan Kabinet

Di bawah ini adalah susunan pemerintahan Kabinet Ali Sastroamidjojo 1:

Perdana Menteri: Ali Sastroamidjojo

Wakil Perdana Menteri : Wongsonegoro, Zainul Arifin

Menteri Luar Negeri: R. Sunarjo 

Menteri Dalam Negeri: Hazairin 

Menteri Perekonomian: Iskaq Tjokrohadisurjo 

Menteri Keuangan: Ong Eng Die 

Menteri Pertahanan: Iwa Kusumasumantri 

Menteri Kehakiman: Djody Gondokusumo 

Menteri Penerangan: F. L. Tobing 

Menteri Perhubungan: Abikusno Tjokrosujoso dan digantikan oleh Rooseno 

Menteri Pekerjaan Umum: Rooseno dan digantikan oleh Mohammad Hasan 

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan: Mohammad Yamin 

Menteri Perburuhan: S.M. Abidin Menteri Pertanian: Sadjarwo 

Menteri Agama: Masjkur 

Menteri Kesehatan: F.L. Tobing dan Lie Kiat Teng (Mohammad Ali) 

Menteri Sosial: Pandji Suroso 

Menteri Negara Kesejahteraan Umum: Sudibjo 

Menteri Negara Urusan Agraria: Mohammad Hanafiah

Program Kerja

Tentu supaya bisa memimpin dengan baik, setiap kabinet harus punya program kerja. Nah, program kerja Kabinet Ali Sastroamidjojo 1 cukup banyak. Ini dia program kerjanya:

  1. Menjalankan politik luar negeri yang bebas dan menuju perdamaian dunia
  2. Mengubah hubungan Indonesia-Belanda atas dasar Unie-Statuut menjadi hubungan internasional biasa
  3. Mempercepat peninjauan kembali perjanjian Konferensi Meja Bundar (KMB) dan menghapuskan perjanjian yang merugikan negara
  4. Menyelesaikan pertikaian politik 
  5. Mengusahakan kembalinya Irian Barat dalam kekuasaan wilayah Republik Indonesia secepatnya
  6. Melaksanakan politik bebas-aktif
  7. Menyelenggarakan pemilihan umum (pemilu) dengan segera
  8. Mempercepat terbentuknya perundang-undangan nasional, di lapangan keamanan, kemakmuran, keuangan, dan kewarganegaraan

Prestasi Kabinet Ali Sastroamidjojo 1

Tuh, tadi elo sudah lihat kan ada banyak banget program kerja yang dibuat oleh kabinet ini? Memang tidak semua terlaksana, tapi banyak pula keberhasilan Kabinet Ali Sastroamidjojo 1 ini. Berikut ini prestasi yang telah diraih:

1. Pemilu

Persiapan pemilu berhasil rampung di masa pemerintahan Kabinet Ali Sastroamidjojo 1. Pemilu direncanakan akan dilakukan pada 29 September 1955. Hal ini tentu menjadi prestasi karena program kerja kabinet dapat berjalan dengan mulus.

2. Membaiknya hubungan dengan Cina 

Terdapat sebuah sistem ekonomi baru bernama Ali-Baba. Sistem ekonomi ini adalah kerjasama antara pengusaha pribumi dengan pengusaha Tionghoa. 

3. Menyelenggarakan Konferensi Asia-Afrika (KAA)

Ini adalah prestasi gemilang dari Kabinet Ali Sastroamidjojo 1. Mungkin elo cuma pernah dengar nama Soekarno sebagai penyelenggara KAA, tapi sebenarnya, Ali Sastroamidjojo sangat berperan dalam konferensi besar ini. Perang dingin yang semakin terasa di Asia membuat Ali Sastroamidjojo berkeinginan untuk melakukan konferensi. Ali Sastroamidjojo bertanggungjawab melaksanakan persiapan KAA dan juga mengirimkan undangan kepada negara-negara Asia-Afrika. 

KAA pada 1955 punya arti penting di bidang politik luar negeri. Terjadinya konferensi ini memicu peristiwa lain seperti Australia dan Amerika yang berusaha menghapus politik apartheid di negaranya. Indonesia bahkan mendapatkan dukungan diplomasi dari negara Asia-Afrika untuk menyatukan Irian Barat di PBB.

Jatuhnya Kabinet Ali Sastroamidjojo 1

Kalau kalian sadar, Kabinet Ali Sastroamidjojo 1 ini hanya bertahan selama dua tahun saja. Walaupun berhasil membuat prestasi gemilang, pada akhirnya Ali harus mengembalikan mandat pada presiden Soekarno. Alasan utamanya adalah karena adanya Mosi tidak percaya dari Masyumi.

Ada beberapa permasalahan yang menyebabkan jatuhnya Kabinet Ali Sastroamidjojo 1 ini. 

Konflik antara PNI dan NU

Konflik yang terjadi antara PNI dan NU membuat NU menarik dukungannya dan juga menterinya dari kabinet.

Pemberontakan DI/TII

Darul Islam/ Tentara Islam Indonesia (DI/ TII) di Jawa Barat melakukan pemberontakan di bawah pimpinan Kartosuwirjo. Pemberontakan ini menyebar hingga ke Aceh, Sulawesi Selatan, dan juga Jawa Tengah yang mengemukakan berbagai masalah. 

Konflik internal antara kabinet dan TNI-AD

Terdapat anggapan bahwa partai melakukan intervensi politik ensi kepada Angkatan Darat yang merupakan lanjutan dari peristiwa 17 Oktober 1952 ketika para perwira Angkatan Darat melakukan demonstrasi di Istana Negara. Masalah ini terjadi di era Kabinet Wilopo. Kabinet Ali Sastroamidjojo I rupanya tidak mampu mengatasi permasalahan ini. 

Dengan adanya permasalahan ini, akhirnya Ali Sastroamidjojo mengembalikan mandat pada Presiden Soekarno pada 24 Juli 1955 dan digantikan dengan Kabinet Burhanudin Harahap.

Itu tadi adalah penjelasan singkat tentang Kabinet Ali Sastroamidjojo 1. Nantinya, Ali Sastroamidjojo juga akan memimpin kabinet lagi sebagai perdana menteri setelah masa Kabinet Burhanudin Harahap.

Gimana, elo sudah paham belum tentang Kabinet Ali Sastroamidjojo 1? Kalau masih belum jelas, elo bisa cek video pembelajaran Zenius dengan cara cek banner di bawah ini ya!

Kabinet Ali Sastroamidjojo 1: Program Kerja, Prestasi, dan Jatuhnya - Materi Sejarah Kelas 12 9

Sekarang mah mau pinter nggak harus jadi kutu buku. Bisa dengan cara yang asyik kok. Biar makin asyik belajarnya, elo juga bisa berlangganan Zenius. Kalau mau tahu harganya, klik banner di bawah ini ya!

Langganan Zenius