Klasifikasi Desa: Pengertian, Ciri, Potensi dan Contohnya

Dalam studi geografi kita dapat menemukan berbagai model klasifikasi desa. Apa sajakah itu? Simak selengkapnya materi klasifikasi desa di sini!

Halo Sobat Zenius! Apa yang terlintas dipikiran elo ketika mendengar kata desa? Mungkin saja sebagian dari elo akan menjawab rumah-rumah sederhana, penduduk yang bekerja sebagai petani atau nelayan, kegiatan gotong royong dan sebagainya. 

Nah lebih dari itu sobat, ternyata terdapat banyak hal yang dapat kita kupas jika membahas materi tentang desa, salah satunya adalah klasifikasi desa. 

Di artikel ini gue akan membahas klasifikasi desa secara lengkap mulai dari ciri-ciri, potensi, beserta contohnya sob! Tapi, sebelum membahas lebih dalam mengenai klasifikasi desa, yuk kita tinjau bersama apa sih pengertian desa?

Pengertian Desa

Klasifikasi Desa: Pengertian, Ciri-ciri, Potensi, Beserta Contohnya - Materi Geografi kelas 12 25
Ilustrasi Desa (Pinterest)

Di artikel sebelumnya mengenai struktur keruangan desa dan kota pernah dibahas nih pengertian desa secara singkat. Dari sana dapat kita simpulkan bahwa desa adalah wilayah yang memiliki ciri agraris dan penduduknya memiliki hubungan kekerabatan yang kuat.

Dalam studi geografi, kita bakal nemuin definisi kata desa yang sangat beragam, hal ini dikarenakan adanya perbedaan wilayah perdesaan di berbagai negara. Selain itu, ada yang namanya geografi desa, nah geografi desa ini merupakan salah satu cabang dari ilmu geografi yang mengkaji desa dengan 3 pendekatan, yakni keruangan, ekologi, dan kompleks wilayah. 

Berikut pengertian desa dari berbagai sumber:

Menurut Bintarto, Mantan Guru Besar Fakultas Geografi UGM dalam bukunya “Desa-Kota dan Permasalahanya” (1983), menyebutkan bahwa desa adalah perwujudan wilayah yang timbul dari berbagai unsur fisiografis sosial, politik, ekonomi dan kultural dalam hubungan dan pengaruh timbal balik dengan daerah di sekitarnya.

Sedangkan Paul H. Landis mendefinisikan desa sebagai tempat tinggal penduduk dengan jumlah <2.500 orang yang ditandai dengan hubungan keakraban yang tinggi dimana aktivitas masyarakatnya mayoritas di sektor agraris.

Sementara itu, menurut Sutardjo Kartohadikusumo (1953), desa adalah wilayah kesatuan hukum, yang menjadi tempat tinggal suatu masyarakat, yang mana mereka berkuasa untuk menjalankan pemerintahan sendiri.

Dari ketiga pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa desa adalah suatu wilayah yang ditimbulkan oleh berbagai unsur fisiografis yang saling berinteraksi, ditandai dengan hubungan keakraban yang tinggi dimana masyarakatnya mayoritas beraktivitas di sektor agraris dan mereka berhak untuk menjalankan pemerintahan sendiri.

Baca Juga: Wilayah dan Tata Ruang Indonesia – Materi Geografi Kelas 12

Ciri-Ciri Masyarakat Desa

Kehidupan masyarakat desa pada umumnya dicirikan oleh kegiatan yang bercorak agraris atau pertanian, di mana aktivitas keseharian masyarakatnya masih dipengaruhi oleh lingkungan alam. Hubungan antar masyarakatnya yakni masih memegang teguh tradisi. Mereka saling mengenal dan memiliki sifat gotong royong dalam kehidupan sehari-hari. Menurut ahli sosiologi, hubungan seperti ini dikenal dengan nama paguyuban (gemeinschaft).

Adapun ciri-ciri masyarakat desa yang perlu elo ketahui sebagai berikut:

  1. Ketergantungan pada alam atau kehidupan masyarakat yang masih erat dipengaruhi oleh alam, umumnya masih bersifat tradisional.
  2. Kegiatan ekonomi mayoritas agraris.
  3. Hubungan masyarakat yang bersifat paguyuban (gemeinschaft).
  4. Toleransi dan gotong royong masyarakat yang kuat.
  5. Golongan ketua kampung memegang peranan penting.
  6. Masih memegang erat norma agama (religious trend).

Potensi Desa

Potensi desa merupakan sumber daya yang dimiliki oleh desa yang bisa digunakan dan dikembangkan untuk mencapai kesejahteraan masyarakat desa. Setiap desa memiliki potensi yang berbeda-beda. Nah potensi desa ini dapat berupa potensi fisik dan nonfisik.

Potensi Fisik

Tanah

Tanah yang subur dapat menjadi potensi utama bagi suatu desa. Lahan pertanian merupakan contoh pengelolaan dan pemanfaatan potensi tanah oleh penduduk desa guna mencukupi kebutuhannya sendiri. Sementara itu hasil pertanian yang berlebih dapat mereka jual ke kota. Begitu pula sebaliknya, desa juga membutuhkan produk industri dari kota. Hubungan timbal balik antara desa dan kota telah kita bahas sebelumnya dalam materi kekuatan interaksi desa kota. Kalo elo belum baca, yuk cek artikelnya dibawah ini.

Baca Juga: Interaksi Desa dan Kota Geografi Kelas 12

Air

Klasifikasi Desa: Pengertian, Ciri-ciri, Potensi, Beserta Contohnya - Materi Geografi kelas 12 26
Objek Wisata Pemandian Air Panas Desa Tulungrejo, Malang (Pinterest)

Selain digunakan untuk keperluan sehari-hari, melimpahnya sumber air di desa juga dapat dikelola untuk keperluan irigasi dan industri air minum. Sebagai contoh desa yang memanfaatkan sumber air sebagai industri adalah Desa Kuwolu di Kabupaten Malang, Desa Sigedang di Jawa Barat, Desa Cokro di Klaten Jawa Tengah dan lain-lain. Selain itu sumber air lain yang mengandung mineral misalnya, dapat dimanfaatkan untuk objek wisata bagi desa, seperti sumber air panas di Ciater Bandung dan sumber air panas Cangar di Desa Tulungrejo Malang.

Flora & Fauna

Potensi flora dapat dilihat dari ketersediaan bahan makanan pokok seperti padi, jagung, dan ketela pohon. Adapun potensi fauna dapat kita identifikasi dengan adanya hewan ternak seperti ternak besar, kecil, hingga unggas. Kegiatan peternakan akan menghasilkan produk seperti daging, telur dan susu. Hasil pertanian dan peternakan yang melimpah dapat menghidupkan kegiatan perdagangan suatu desa dan akan meningkatkan kesejahteraan dari penduduk desa tersebut. Contohnya seperti produksi susu sapi perah di Desa Pujon Kidul, Kabupaten Malang.

Potensi Non Fisik

Masyarakat Desa

Masyarakat desa merupakan potensi bagi desa itu sendiri. Merekalah yang mengolah potensi sumber daya yang dimiliki desanya. Masyarakat yang memiliki keterampilan dan semangat gotong royong yang baik akan memberikan  dampak positif bagi kemajuan desa.

Lembaga Sosial Desa

Potensi non fisik lainnya yang dapat mendorong kesejahteraan suatu desa adalah lembaga sosial. Lembaga sosial desa seperti lembaga pendidikan, adat, hingga koperasi merupakan contoh dari lembaga sosial yang memberikan sumbangsih besar dalam mendukung kegiatan penduduk desa. 

Aparatur Desa

Aparatur desa yang jujur dan kreatif dapat menjadi penggerak pembangunan desa. Kreatifitas para pemangku kepentingan dalam membuat program kerja serta identifikasi masalah di desanya akan mendorong kemajuan dalam pembangunan desa di masa depan.

Klasifikasi Desa

Terdapat cukup banyak model klasifikasi desa yang selama ini digunakan dalam studi geografi. Dalam geografi kita dapat menemukan berbagai model klasifikasi desa, diantaranya adalah klasifikasi desa menurut perkembanganya, klasifikasi desa berdasarkan mata pencaharian, klasifikasi desa berdasarkan luas wilayah dan lain-lain. 

Klasifikasi Desa Menurut Tingkat Perkembangannya

Berdasarkan tingkat perkembangan dan kemampuan masyarakatnya, desa dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

Desa Swadaya

Desa swadaya dicirikan dengan penduduknya yang sangat sederhana. Mereka memanfaatkan alam dan potensinya secara tradisional. Desa ini masih kental dengan hukum adat. Hubungan sosial masyarakat tertutup dan berpendidikan rendah. Contoh desa swadaya seperti desa di Suku Anak Dalam Jambi dan Desa Suku Baduy.

Ciri-ciri lengkap desa swadaya sebagai berikut:

  • Penduduk yang jarang
  • Masyarakat berpendidikan rendah
  • Lokasi terletak di daerah gunung & bukit
  • Terpencil
  • Administrasi desa belum berjalan baik
  • Hidup bergantung dari alam
  • Masyarakat yang tertutup
  • Mayoritas penduduknya hidup bertani
  • Terikat kebudayaan (adat)
  • Dan memiliki lembaga-lembaga sederhana

Desa Swakarya

Desa Swakarya dikenal dengan desa transisi atau peralihan, artinya masyarakat mulai mengembangkan sumber daya alam untuk membangun desanya. Masyarakat mulai memiliki mata pencaharian yang beragam dan adat istiadat yang dipegang mulai longgar karena pengaruh dari luar. Contoh desa swakarya di Indonesia yakni desa-desa yang terletak di pulau Kalimantan.

Ciri-ciri lengkap dari desa swakarya sebagai berikut:

  • Adat istiadat yang sudah tidak mengikat secara penuh.
  • Mulai menggunakan peralatan teknologi
  • Memiliki perekonomian, sarana pendidikan dan prasarana yang mulai maju
  • Lapangan kerja mulai beragam
  • Taraf hidup masyarakat mulai meningkat
  • Administrasi desa sudah mulai berjalan
  • Memiliki hubungan dengan daerah sekitar
  • Dan lain-lain

Desa Swasembada

Desa Swasembada merupakan desa yang mandiri, administrasi pemerintahan desa yang teratur dengan fasilitas-fasilitas yang memadai. Desa Swasembada dicirikan dengan masyarakat yang telah mampu untuk memanfaatkan potensi sumber daya alam dan potensinya untuk pembangunan desa. Contoh desa swasembada di indonesia antara lain: Desa Hanura di  Provinsi Lampung, Desa Selo di Jawa Tengah, Desa Pariangan di Sumatera Barat dan lain-lain.

Ciri-ciri lengkap dari desa swasembada sebagai berikut:

  • Tingkat pendidikan yang tinggi
  • Letaknya banyak di ibu kota kecamatan
  • Tingkat perekonomian yang maju
  • Pekerjaan banyak bergerak di bidang jasa.
  • Mata pencaharian yang beragam.
  • Alat-alat teknis yang digunakan sudah lebih modern
  • Ikatan adat sudah tidak berpengaruh pada kegiatan masyarakat
  • Fasilitas desa yang lengkap
  • Lembaga ekonomi, sosial, dan kebudayaan dapat menjaga kelangsungan hidup masyarakatnya.

Klasifikasi Desa Berdasarkan Mata Pencahariannya

Berdasarkan mata pencaharian dari masyarakatnya, desa dapat diklasifikasikan menjadi 3 sebagai berikut:

  1. Desa Agraris

Seperti namanya, desa ini di dominasi oleh penduduk yang bekerja sebagai petani. Kegiatan utama penduduk adalah mengolah lahan pertanian. Desa ini biasanya memiliki luas daratan yang lebih besar dibandingkan perairannya. Contoh desa agraris adalah desa yang berlokasi di Indramayu, Jawa barat. 

  1. Desa Nelayan

Lokasi desa ini terletak di daerah sekitar pantai, yang mana penduduknya mayoritas bekerja sebagai sebagai nelayan. Contoh desa nelayan yakni desa bender di Pati, Jawa Tengah.

  1. Desa  Industri

Desa ini sebagian besar penduduknya bekerja di sektor industri. Desa industri dapat dengan mudah kita temukan di era modern seperti sekarang. Desa ini mampu menghasilkan usaha dari sektor industri sebagai sumber utama bagi pendapatan desa. Contoh desa industri antara lain, desa penghasil telur asin di brebes dan desa produsen minuman kesehatan di Tawangrejo, Jawa timur.

Klasifikasi Desa Berdasarkan Luas Wilayah

Klasifikasi desa berdasarkan luas wilayah dapat dijelaskan sebagai berikut:

  1. Desa terkecil yakni desa yang luas wilayahnya kurang dari 2 km2.
  2. Desa kecil yakni desa yang memiliki luas wilayah 2-4 km2.
  3. Desa sedang yaitu desa yang luas wilayahnya 4-6 km2.
  4. Desa besar yakni desa yang luas wilayahnya 6-8 km2.
  5. Desa terbesar yaitu desa yang memiliki luas wilayah 8-10 km2.

Klasifikasi Desa Berdasarkan Jumlah Penduduk

Klasifikasi desa berdasarkan jumlah penduduk dapat dijelaskan sebagai berikut:

  1. Desa terkecil yakni desa yang jumlah penduduknya kurang dari 800 orang.
  2. Desa kecil yakni desa yang jumlah penduduknya antara  800-1600 orang.
  3. Desa sedang yaitu desa yang jumlah penduduknya antara  1600-2400 orang.
  4. Desa besar yakni desa yang jumlah penduduknya antara  2400-3200 orang.
  5. Desa terbesar yaitu desa yang jumlah penduduknya lebih dari 32000 orang. 

Belajar Geografi bersama Zenius

Oke sobat zenius, sampai disini dulu pembahasan materi tentang klasifikasi desa. Kalo elo mau lanjut belajar, silahkan klik banner di bawah untuk nonton video lanjutan terkait materi ini.

Jangan lupa ya, elo harus punya akun Zenius supaya bisa akses video materi, flashcard, chapter summary, quiz, dan tes evaluasinya.

Klasifikasi Desa: Pengertian, Ciri-ciri, Potensi, Beserta Contohnya - Materi Geografi kelas 12 27

Selain itu, supaya elo lebih jago dalam materi ini, elo bisa cobain berlangganan Zenius Aktiva Sekolah, karena ada ratusan soal latihan yang bakal ngebantu elo untuk menghadapi ujian sekolah. Klik banner di bawah untuk info selengkapnya!

Paket ramah kantong yang bisa bantu kamu #GantiCaraBelajar materi sekolah khusus TA 2022/2023 dengan live bersama Master Tutor!

langganan paket belajar aktiva

Baca Juga Artikel Lainnya: Teori Pusat Pertumbuhan Wilayah – Materi Geografi Kelas 12

Potensi, Persebaran, dan Pengelolaan Terumbu Karang di Indonesia

Hai Sobat Zenius!

Kali ini gue akan membahas materi yang seru banget buat kita bahas, yaitu sebuah ekosistem di bawah laut yang bentuknya indah banget, namanya adalah terumbu karang.  

Indonesia merupakan negara maritim dengan kekayaan laut melimpah yang terkenal akan kecantikannya dengan jutaan terumbu karang dan tumbuhan laut.  Yuk, langsung saja kita simak pembahasan mengenai terumbu karang mulai dari potensi, persebaran, dan pengelolaannya.

Mengenal Terumbu Karang

Terumbu karang merupakan ekosistem di laut yang terbentuk oleh biota laut penghasil kapur, seperti karang batu, alga berkapur serta biota lain yang hidup di dasar lautan. Ekosistem ini merupakan tempat organisme hewan maupun tumbuhan mencari makan dan tempat berlindung.

Terumbu karang juga merupakan ekosistem dinamis yang memiliki kekayaan keragaman hayati serta berperan penting pada produktivitas peneliti, nelayan, maupun wisatawan.

Potensi Terumbu Karang Indonesia (Ekonomis, Ekologis, dan Sosial-Ekonomi)

Oke, selanjutnya gue akan membahas manfaat terumbu baik dari segi ekonomis, ekologis, dan sosial-ekonomi.

Manfaat terumbu karang secara ekonomis

Dapat kita lihat bahwa terumbu karang adalah salah satu sumber perikanan yang cukup besar. Di dalam terumbu karang terdapat berbagai jenis ikan yang hidup dan ditangkap untuk kebutuhan pangan. Selain itu, terumbu karang juga mengandung beberapa bahan kimia yang telah diteliti oleh pakar dapat menghasilkan beberapa obat.

Manfaat terumbu karang secara ekologis

Terumbu karang berguna sebagai salah satu habitat dan sumber makanan bagi beragam jenis makhluk hidup yang ada di laut. 

Kehadiran terumbu karang juga bermanfaat sebagai pelindung bagi ekosistem lain yang ada di sekelilingnya, sebab terumbu karang dapat memperkecil energi ombak yang datang menuju daratan yang menjadi penyebab aberasi atau kerusakan. 

Manfaat terumbu karang secara sosial-ekonomi

Terumbu karang bisa menjadi penunjang kegiatan pendidikan dan penelitian sehingga ekosistem di dalam atau sekitarnya, seperti hewan dan tumbuhan dapat dikenal dan dipelajari lebih jauh. 

Terumbu karang yang juga berfungsi sebagai tempat berkembang biaknya ikan, menjadikannya sebagai sumber perikanan bagi nelayan maupun masyarakat sekitar.

Dan seperti yang gue sebut di atas, karena keindahannya terumbu karang juga dapat dimanfaatkan sebagai tempat rekreasi yang mampu menarik perhatian para wisatawan.

Baca juga :

 Terumbu Karang (Porifera), Hewan atau Tumbuhan?

Restorasi Terumbu Karang

Potensi, Persebaran, dan Pengelolaan Terumbu Karang di Indonesia - Materi Geografi Kelas 10 33

Terumbu karang merupakan ekosistem yang berperan penting dalam wilayah pesisir dan dikenal rentan terhadap perubahan, baik yang terjadi secara internal maupun eksternal. 

Sebagian besar ekosistem terumbu karang terdapat di perairan tropis yang sangat sensitif terhadap perubahan lingkungan hidupnya terutama pada suhu, salinitas, sedimentasi, eutrofikasi serta memerlukan kualitas perairan alami (pristine). 

Perubahan suhu lingkungan akibat pemanasan global yang melanda perairan tropis sejak tahun 1998 pun telah mengakibatkan pemutihan karang (coral bleaching) yang diikuti dengan kematian massal mencapai 90-95%.  Selama peristiwa pemutihan tersebut, rata-rata suhu permukaan air di perairan Indonesia meningkat 2-3° di atas suhu normal.

Di sinilah restorasi penting dilakukan. Restorasi adalah tindakan untuk membawa ekosistem yang terdegradasi kembali menjadi semirip mungkin dengan kondisi aslinya. Restorasi menjadi hal krusial yang bertujuan meningkatkan kualitas terumbu karang yang terdegradasi baik itu secara struktur atau fungsi ekosistemnya.

Baca juga :

 4 Faktor Persebaran Flora dan Fauna di Indonesia – Materi Geografi Kelas 11

Persebaran Terumbu Karang di Indonesia

Indonesia merupakan negara beriklim tropis, tempat yang memungkinkan berbagai jenis karang dapat tumbuh dan berkembang. Total kekayaaan jenis karang keras Indonesia diperkirakan sebanyak 569 jenis atau sekitar 67% dari 845 total spesies karang di dunia.

Berdasarkan kebijakan satu peta (one map policy) yang diamanatkan dalam UU No.4 tahun 2011, dirilis data bahwa total luas terumbu karang di Indonesia mencapai 2.5 juta hektar.  Informasi ini didapatkan dari citra satelit yang dikompilasi dari berbagai institusi terkait dan telah diverifikasi oleh tim yang bergabung dalam Kelompok Kerja (PokJa) Nasional Informasi Geospasial Tematik (IGT) Pesisir dibawah koordinasi BIG (Badan Informasi Geospasial).  

Untuk luas terumbu karang dari masing-masing pulau, Sobat Zenius bisa lihat pada tabel di bawah ini :

Potensi, Persebaran, dan Pengelolaan Terumbu Karang di Indonesia - Materi Geografi Kelas 10 34
Persebaran Terumbu Karang di Indonesia (Arsip Zenius)

Pengelolaan Terumbu Karang di Indonesia

Coral Reef Rehabilitation and Management Program Phase II (CORMEP II)  atau Program Rehabilitasi dan Pengelolaan Terumbu Karang Tahap II merupakan program jangka panjang yang diprakarsai oleh Pemerintah Indonesia dengan tujuan melindungi, merehabilitasi dan memanfaatkan terumbu karang secara lestari untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir.

Dalam pelaksanaan program COREMAP II, dapat diketahui persentase kondisi terumbu karang di Indonesia yang mencapai status sangat baik hanya sebesar 5,58%, kondisi baik 26,95%, cukup 36,90%, dan kondisi kurang baik 30,76%. Hmm, kondisinya cukup menyedihkan ya.

Kabar baiknya, program COREMAP II berhasil meningkatkan kondisi terumbu karang menjadi lebih sehat serta mempertahankan kondisi terumbu karang yang sehat. Pada program COREMAP II, rehabilitasi terumbu karang dilakukan secara alami yang mana tidak melalui transplantasi atau terumbu karang buatan. 

Sayangnya, upaya penyelamatan terumbu karang yang dilakukan melalui program ini hanya berdampak sedikit terhadap ekosistem terumbu karang.  Demi hasil yang maksimal, rehabilitasi alami pun perlu didukung dengan kesadaran masyarakat untuk turut berpartisipasi dalam menjaga dan memanfaatkan sumber daya secara bijaksana.

Oke Sobat Zenius, usai sudah materi mengenai terumbu karang yang ternyata memiliki peranan penting dalam ekosistem laut kita.

Sebagai warga negara Indonesia, sudah sepatutnya kita turut melestarikan ekosistem tersebut. Salah satu hal sederhana yang dapat kita lakukan adalah dengan tidak membuang sampah sembarangan terutama ketika sedang berkunjung ke pantai. 

Tahukah Sobat Zenius kalau terumbu karang ini sangat sensitif? Jika bersentuhan dengan sampah plastik, terumbu karang cenderung terjangkit penyakit, sebab sampah plastik memicu terjadinya kolonisasi mikroba patogen. Sampah yang tersangkut juga akan menutupi terumbu karang, sehingga proses fotosintesis akan terganggu.

Kalau elo mau mendalami materi terumbu karang lebih lengkap dan dengan video yang menarik, elo tinggal klik banner di bawah ini.

Potensi, Persebaran, dan Pengelolaan Terumbu Karang di Indonesia - Materi Geografi Kelas 10 35

By the way, di Zenius elo nggak cuma mereview atau menghafal materi aja, tetapi juga belajar konsep materi dan latihan soal untuk mengukur seberapa jauh pemahaman lo. Ada beberapa paket belajar yang bisa elo pilih sesuai kebutuhan lo. Yuk klik banner ini!

Potensi, Persebaran, dan Pengelolaan Terumbu Karang di Indonesia - Materi Geografi Kelas 10 36

Penulis : Yunita Widyaningsih

References

dkk, G. (2017). Status Terumbu Karang 2017. Jakarta Utara: Puslit Oseanografi – LIPI,.

NA. (2007, January 21). Peluncuran COREMAP II – Terumbu Karang Sehat, Ikan Berlimpah. Retrieved from Peluncuran COREMAP II – Terumbu Karang Sehat, Ikan Berlimpah: http://lipi.go.id/berita/peluncuran-coremap-ii—terumbu-karang-sehat-ikan-berlimpah/211#:~:text=Coral%20Reef%20Rehabilitation%20and%20Management,karang%20secara%20lestari%20untuk%20meningkatkan

Suraji. (2014, November 13). Pengelolaan Terumbu Karang di Indonesia: Pembelajaran. Retrieved from Pengelolaan Terumbu Karang di Indonesia: Pembelajaran: https://surajis.wordpress.com/2014/11/13/pengelolaan-terumbu-karang-di-indonesia-pembelajaran/