Sistem Tata Surya, Peredaran, Revolusi Planet & Susunannya

Halo Sobat Zenius! Elo pasti penasaran nggak, sih, kita tuh sebenarnya tinggal di mana di alam semesta yang luas ini? Nah, supaya elo ada gambarannya, gue mau ngajak elo semua buat membahas materi sistem tata surya, nih. Nggak cuman itu, gue juga mau bahas tentang rotasi dan revolusi Bumi.

Buat elo yang belum tahu, sistem tata surya kita berada dalam galaksi Milky Way atau Bima Sakti, lho.

Sobat Zenius bisa melihat galaksi Bima Sakti, bintang, bulan, matahari, atau benda-benda langit lainnya dari Bumi. 

Nah, di sini gue akan mengajak elo semua buat menjelajah sistem tata surya kita. Kira-kira apa itu tata surya? Apakah rotasi bumi, revolusi bumi, atau macam-macam planet? 

Oh iya, materi tata surya ini juga akan elo pelajari di kelas 7 mata pelajaran IPA semester 2 lho

Yuk, kita bahas satu per satu dalam artikel ini!

sistem tata surya
Sistem tata surya di galaksi Bima Sakti (Dok. britannica.com)

Apa Itu Sistem Tata Surya?

Tata surya adalah semua benda yang ada di langit seperti kumpulan planet, meteor, atau objek lain yang mengorbit matahari. Termasuk planet bumi tempat kita tinggal ya.

Dari semua benda langit tersebut, mereka membentuk sistem yang teratur, dan pusat peredaran tata surya adalah Matahari. Oh iya, kenapa mereka semua mengorbit matahari? Lalu, kenapa sih Matahari dijadikan sebagai pusat tata surya?

Hal ini bukan tanpa alasan. Ternyata, Matahari memiliki massa dan gravitasi terbesar dibandingkan dengan bintang-bintang di galaksi Bima Sakti ini.

Peredaran sistem tata surya diatur oleh garis orbitnya. Gaya gravitasi yang dimiliki oleh Matahari membuat planet-planet dan benda langit lain mengorbitnya. Seperti yang kita ketahui juga, bahwa setiap planet juga memiliki gaya gravitasi. Nah, karena Matahari dan planet sama-sama memiliki gaya gravitasi, maka terjadilah gaya tarik-menarik di antara mereka. Sehingga, ada yang namanya rotasi dan revolusi.

rotasi dan revolusi bumi pada sistem tata surya
Gaya sentripetal dan sentrifugal pada sistem tata surya (Dok. giphy.com)

Revolusi planet adalah gaya tarik-menarik. Nah, saat berevolusi semakin dekat jarak planet dengan matahari gerakan planet lebih cepat dibandingkan dengan planet yang jauh dari matahari. 

Nah, sekarang kita bahas sistem tata surya satu per satu, yuk!

Matahari

Seperti yang udah gue tulis di atas, bahwa matahari adalah pusat tata surya kita yang berupa bola gas panas. 

Karena ia termasuk bintang, sehingga dapat memancarkan cahaya. Sejauh ini sih matahari adalah objek sekaligus bintang yang paling besar di tata surya kita. 

Dilansir dari space.com, sekitar 99,8% massa tata surya dipegang oleh matahari, dan diameternya sekitar 109 kali diameter Bumi. 

Kalau dibayangkan sih sekitar satu juta Bumi bisa muat di dalam matahari. Wah kebayang ‘kan besar banget!!!

Matahari adalah salah satu bintang dari 100 miliar lebih bintang lainnya di galaksi Bima Sakti. Matahari ini terdiri dari zona dan lapisan. 

Bagian dalam matahari ada inti, zona radiasi, dan zona konvektif. Sedangkan, pada bagian atmosfer matahari terdiri dari fotosfer, kromosfer, daerah transisi, dan korona (ini bukan virus ya. Hihihi).

Nah, sebelum berlanjut ke pembahasan planet, Sobat Zenius bisa, nih, download aplikasi Zenius terlebih dahulu! Lewat aplikasi Zenius, elo bisa mempersiapkan UTBK dengan matang karena banyak sekali contoh soal dan fitur-fitur yang buat elo makin jago dalam latihan. 

Planet

Nah, kalau Bumi yang kita tempati ini masuk dalam kategori planet. Planet adalah benda langit yang tidak bisa memantulkan cahaya, karena ia bukan bintang.Namun, planet bisa memantulkan cahaya dari bintang yang diterimanya. Elo udah tau belum planet dalam tata surya kita ada apa aja? Yap, planet dibedakan menjadi dua bagian, yaitu planet dalam dan planet luar.

planet dalam sistem tata surya
Planet yang terdapat dalam tata surya kita (Dok. solarsystem.nasa.gov)

Planet dalam adalah planet yang orbitnya dekat dengan Matahari, yaitu Merkurius, Venus, Bumi, dan Mars. Sedangkan, planet luar adalah planet yang orbitnya jauh dari matahari, yaitu Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus.

Menurut International Astronomical Union (2006), sebuah benda langit dapat dikatakan planet apabila memenuhi persyaratan, sbb:

  • Harus mengorbit sebuah bintang (kalau di tata surya kita adalah Matahari);
  • Harus cukup besar untuk memiliki gaya gravitasi agar tetap bisa berada di lintasan;
  • Harus cukup besar agar gravitasinya dapat menyingkirkan benda lain yang berada di sekitar lintasannya.

Kira-kira seperti apa ya planet itu? Ini dia penjabaran dari masing-masing planet yang ada di tata surya kita disertai dengan ciri-cirinya yang dilansir dari solarsystem.nasa.gov.

Merkurius

Planet pertama yang akan kita bahas adalah Merkurius. Planet ini terletak paling dekat dengan Matahari dan termasuk yang paling kecil di antara planet lainnya. Besarnya gak jauh dari Bulan kita, Sobat Zenius.

Karena paling dekat dengan Matahari, maka kebayang ‘kan suhu di planet ini seperti apa? Panas banget. Merkurius mengelilingi Matahari setiap 88 hari di Bumi. Wah, lama juga ya, dan ternyata satu hari di Merkurius sama dengan 59 hari di Bumi.

Nih, langsung aja deh gue kasih ciri-ciri dari planet Merkurius.

  • Planet terkecil dan terdekat dari Matahari (18 kali besar Bumi).
  • Atmosfernya sangat tipis, dan diklasifikasikan ke dalam eksosfer oleh para ilmuwan.
  • Memiliki suhu 426,7°C pada bagian yang menghadap matahari, dan -173°C pada bagian yang membelakangi Matahari.
  • Planet yang berwarna abu-abu.
  • Memiliki jarak 57.000.000 (57 juta) km dari Matahari.
  • Terdiri dari 70% logam dan 30% silikat.
  • Memiliki diameter sekitar 4.879 km.

Venus

Planet selanjutnya adalah Venus. Elo pernah dengar ‘bintang kejora’? Itu merupakan salah satu julukan dari planet Venus.

Planet ini biasa terlihat dari Bumi pada sore hari lho. Terlihat seperti bintang, tapi tidak kerlap-kerlip. Namun, atmosfer planet Venus ini beracun, diisi dengan karbon dioksida dan diselimuti awan tebal berwarna kuning yang mengandung asam sulfat.

Awan tersebut membuat panas terperangkap di dalamnya, hal inilah yang menyebabkan efek rumah kaca berlebih. Itulah mengapa meskipun Merkurius merupakan planet terdekat dengan Matahari, namun Venus yang memiliki suhu paling panas di antara planet lainnya.

Ciri-ciri dari planet Venus adalah sbb:

  • Dijuluki sebagai ‘bintang fajar’, ‘bintang sore’, dan ‘bintang kejora’;
  • Planet kedua di tata surya, setelah Merkurius.
  • Planet terpanas di tata surya dengan suhu 900°F (465°C).
  • Arah rotasinya berbeda dari planet lain (berlawanan);
  • Memiliki jarak lebih dari 67 juta mil (108 juta km) dari Matahari;
  • Planet yang berwarna putih kekuningan;
  • Memiliki atmosfer yang tebal dan sebagian besar terdiri dari asam sulfat dan karbon dioksida.
  • Satu hari di Venus sama dengan 243 hari di Bumi. Hal ini karena rotasi Venus yang berputar terbalik dari planet lainnya. Sehingga, Matahari terbit di Venus bukan di timur, melainkan dari arah barat. Sedangkan terbenam di arah timur.

Bumi

Planet ketiga dari tata surya adalah Bumi. Yap, tempat tinggal kita, dan merupakan satu-satunya planet di tata surya yang menampung makhluk hidup.

Berikut ini ciri-ciri planet Bumi:

  • Atmosfer terdiri dari nitrogen, oksigen, dan karbon dioksida.
  • Atmosfer Bumi terlindung dari meteoroid.
  • Memiliki kondisi yang ramah bagi makhluk hidup dan satu-satunya planet di tata surya yang menampung makhluk hidup;
  • Permukaannya terdiri dari 70% air dan 30% daratan;
  • Berwarna biru kehijauan;
  • Memiliki jarak 93 juta mil (150 juta km) dari Matahari;
  • Memiliki satu buah satelit, yaitu Bulan.
  • Satu hari di Bumi sekitar 24 jam, dan satu tahun di Bumi sekitar 365 hari.
  • Bumi tidak memiliki cincin.

Mars

Dijuluki sebagai ‘planet merah’, Mars merupakan planet di urutan keempat dalam tata surya. Mars memiliki atmosfer yang sangat tipis, dingin, berdebu, padang pasir/gurun.

Planet Mars juga terkenal dengan gunung berapinya yang besar dan lembah yang dalam lho. Bahkan, planet ini merupakan yang paling sering terjadi badai angin dibandingkan dengan planet lainnya.

Ini dia ciri-ciri planet Mars:

  • Dijuluki sebagai ‘planet merah’.
  • Memiliki permukaan yang berwarna kemerah-merahan, karena berasal dari oksida besi.
  • Komposisi atmosfernya antara lain: karbon dioksida, nitrogen, argon, oksigen, dan uap air.
  • Jarak antara planet Mars dengan Matahari sekitar 228 juta km (142 juta mil).
  • Planet Mars memiliki dua satelit, yaitu Phobos dan Deimos.
  • Mars tidak memiliki cincin.
  • Suhu planet Mars antara -113 sampai 0°C.

Jupiter

Planet Jupiter termasuk dalam planet luar Matahari dan yang terbesar di tata surya kita. Kalau dibandingkan Bumi dengan Jupiter, misalnya Bumi berukuran anggur, maka Jupiter akan berukuran bola basket.

Jupiter merupakan planet yang dingin dan awannya terbentuk dari amonia dan air.

Berikut adalah ciri-ciri planet Jupiter:

  • Planet terbesar di tata surya.
  • Warna permukaannya tampak berlapis-lapis dengan kombinasi warna orange dan putih. Hal ini disebabkan oleh badai besar yang berputar di atmosfernya.
  • Atmosfernya terdiri dari hidrogen, helium, metana, amonia, dan es air.
  • Diameter planetnya sekitar 14.890 km.
  • Jarak dari Matahari adalah 778 juta km (484 juta mil).
  • Memiliki satelit terbanyak, yaitu 75 satelit.

Saturnus

Planet yang satu ini paling unik. Meskipun bukan satu-satunya planet yang memiliki cincin, tapi cincin Saturnus lah yang paling cantik.

Cincin ini merupakan gumpalan es yang melayang dan mengorbit planet Saturnus dalam pita tipis yang tebalnya 1 mil. Ciri-ciri dari planet Saturnus antara lain sbb:

  • Memiliki cincin yang mengorbit planetnya;
  • Permukaannya berwarna kuning pucat;
  • Jaraknya dengan Matahari sejauh 1,4 miliar km (886 juta mil);
  • Memiliki diameter sebesar 116.463 km;
  • Satelit yang dimiliki adalah sebanyak 82 buah (53 udah dipastikan, dan 29 lainnya masih dalam tahap konfirmasi).

Uranus

Uranus adalah planet yang pertama kali ditemukan dengan menggunakan teleskop lho.

Meskipun planet ini berada pada urutan ketujuh di dalam sistem tata surya, tetapi Uranus adalah planet yang paling dingin di antara planet lainnya. Planet ini memiliki ukuran 4 kali Bumi lho.

Berikut ciri-ciri dari planet Uranus:

  • Planet dengan suhu terendah, yaitu -224°C.
  • Memiliki satelit sebanyak 27 buah.
  • Diameter planetnya sebesar 50.724 km.
  • Berwarna biru muda.
  • Memiliki cincin redup vertikal.
  • Berputar pada poros sejajar orbitnya.
  • Atmosfernya terdiri dari metana, inti padat metana beku.
  • Jarak Uranus ke Matahari sejauh 1,8 miliar mil (2,9 miliar km.
  • Uranus membutuhkan 17 jam Bumi untuk berotasi pada porosnya, dan membutuhkan 84 tahun Bumi untuk mengorbit Matahari.

Neptunus

Planet Neptunus merupakan yang terjauh dari Matahari.

Ciri-ciri dari planet Neptunus antara lain:

  • Jarak planet dengan Matahari sejauh 4,5 miliar km (2,8 miliar mil).
  • Satu hari di Neptunus adalah 16 jam Bumi, dan satu tahun di Neptunus sama dengan 165 tahun di Bumi.
  • Suhu permukaannya adalah -214°C.
  • Berwarna biru.
  • Diameter planetnya adalah 49.530 km.
  • Memiliki 8 buah satelit, antara lain Triton, Proteus, Nereid, dan Larissa.

Rotasi dan Revolusi Bumi

Setiap hari, Bumi berputar melalui porosnya dan juga mengelilingi matahari secara bersamaan.

Itulah mengapa kita melihat matahari terbit dan terbenam, kita juga melihat bahwa dalam sehari ada 24 jam. Namun, perputaran dan dampak yang dihasilkan dari perputaran masing-masingnya berbeda.

Lalu sebenarnya pengertian dan perbedaan keduanya itu apa sih?

Rotasi Bumi

Rotasi bumi adalah perputaran Bumi pada porosnya. Kita semua tau kalau dalam sehari ada 24 jam, ada siang dan ada malam.

Namun, ternyata waktu yang dibutuhkan Bumi untuk berputar pada porosnya menurut spaceplace.nasa.gov, adalah 23 jam 56 menit dan 4.09 detik lho. Matahari juga tetap berada di tempatnya, tetapi Bumi yang berputar.

Bumi yang berputar pada porosnya membuat bagian Bumi yang menghadap Matahari mengalami waktu siang, sedangkan bagian Bumi yang membelakangi Matahari akan mengalami waktu malam.

Perbedaan siang dan malam itu termasuk salah satu dari dampak rotasi Bumi. Dampak lainnya adalah gerak semu harian matahari, pembelokkan arah angin dan arus laut, serta perbedaan percepatan gravitasi bumi.

Revolusi Bumi

Revolusi bumi merupakan pergerakan bumi mengelilingi Matahari. Nah, kalau waktu yang dibutuhkan Bumi untuk mengelilingi Matahari adalah 365,25 hari.

Saat berevolusi, Bumi bisa aja terletak di apotema atau hipotema.

Coba jelaskan yang dimaksud dengan apotema dan hipotema, kira-kira Sobat Zenius ada yang sudah tahu?

Yap, apotema adalah titik terjauh Bumi dengan Matahari. Hipotema berarti titik terdekat Bumi dengan Matahari. 

Kalau diibaratkan elo sama doi sih, ketika elo lagi deket-deketnya sama doi, disebut apotema. Kalau lagi jauh-jauhnya wah harus hati-hati ya, Sobat Zenius. Nanti diambil orang! Hihihi.

Oh iya, Sobat Zenius tahu, kan, kalau ada belahan bumi lain yang memiliki waktu siang lebih lama dibandingkan kita. 

Hal ini karena revolusi dan sumbu bumi terletak pada kemiringan 23,5. Itulah yang membuat adanya perbedaan lama siang dan malam. 

Selain perbedaan lama waktu lama dan siang, dampak lainnya dari adanya revolusi Bumi terhadap Matahari adalah perbedaan musim, gerhana matahari dan gerhana bulan, gerak semu tahunan matahari, dan perubahan penampakan rasi bintang.

Demikian penjelasan materi tentang tata surya. Semoga adanya artikel ini memberikan manfaat yang banyak bagi Sobat Zenius.

Buat Sobat Zenius yang tertarik untuk mempelajari materi sistem tata surya melalui video pembelajaran dari tutor Zenius, elo bisa banget, lho!

Video pembelajaran dari Zenius sudah pasti menarik dan disajikan dengan bahasa yang mudah dipahami oleh Sobat Zenius!

Cara aksesnya gampang

Dinamika Planet Bumi – Materi Geografi Kelas 10

Hai, Sobat Zenius! Materi mata pelajaran Geografi kali ini kita akan belajar mengenai Dinamika Planet Bumi sebagai ruang kehidupan mulai dari tata surya dan rotasi dan revolusi bumi, teori pergerakan benua, hingga menjelaskan mengapa bumi memiliki kelayakan utama sebagai planet kehidupan.

Seperti yang elo tahu, kita semua lahir, tumbuh dan hidup di planet bumi bukan?

Nggak cuma manusia, binatang dan berbagai mikroorganisme pun hidup dan tumbuh di bumi. Seluruh bagian dari planet bumi ini sangat berperan sebagai ruang kehidupan.

Dalam ilmu sains, terjadi dan terbentuknya bumi dan juga tata surya itu ada prosesnya, guys, ada sejarahnya.

Oleh karena itu sebagai satu-satunya penduduk bumi yang memiliki akal sehat dan berbudi pekerti, elo perlu mempelajari dan memahami mengenai dinamika planet bumi.  

Tanpa berlama-lama lagi yuk simak sampai habis.

Tata Surya

Planet bumi ini berada pada sistem alam semesta yang bernama tata surya atau solar system.

Tata surya adalah suatu sistem yang terdiri atas kumpulan benda langit yang mengitari satu bintang atau yang kita kenal matahari dan terikat oleh gravitasinya. 

Itulah kenapa bumi dan planet-planet lainnya memiliki lintasannya masing-masing mengelilingi matahari. Planet bumi sendiri memiliki kecepatan 108 ribu km/jam dalam mengelilingi matahari.

Jika dibandingkan dengan kecepatan mobil, paling cepet nya biasanya 150-200 km/jam, berarti kecepatan bumi mengelilingi matahari itu sekitar 500-700 kali lipat daripada kecepatan mobil di jalan tol untuk mengimbangi gravitasi matahari.

Biar lebih paham tentang dinamika planet bumi, gue mau ajak elo belajar tentang planet-planet apa saja yang berbagi ruang dengan bumi di tata surya.

Matahari

Matahari merupakan salah satu jenis bintang, di mana bintang itu merupakan benda langit yang memancarkan cahayanya sendiri. Memiliki diameter 1.392.000 km (109x bumi)

Matahari memiliki berbagai lapisan mulai dari 

  • Inti Matahari, sumber energi utama tempat terjadinya reaksi fusi nuklir.
  • Zona Radiasi, pendistribusian energi ke seluruh bagian matahari.
  • Zona Konveksi, energi dibawa ke planet-planet, termasuk ke bumi.
  • Fotosfer, lapisan pembagi antara bagian dalam matahari dengan atmosfer.
  • Kromosfer, atmosfer yang menyelubungi matahari.
  • Lapisan Korona, bagian terluar.

Berdasarkan sejarah terbentuknya bumi maka bumi berasal dari pecahan matahari, lho. Ini tertuang dalam teori bintang kembar.
Tapi apakah sejarah ini benar adanya menurut dasar ilmu pengetahuan? Gue akan kasih penjelasan lengkapnya abis ini, lanjut baca dulu ya.

Merkurius

Merkurius memiliki diameter 4.800 km atau ⅓  dengan diameter bumi dan merupakan planet dengan diameter terkecil di tata surya dan juga planet terdekat dengan matahari.

Karena jaraknya yang sangat dekat dengan matahari, Merkurius mendapat pengaruh gravitasi matahari yang sangat tinggi. 

Merkurius juga memiliki atmosfer yang sangat tipis sehingga Merkurius memiliki suhu yang ekstrim yaitu 300℃ sampai -70℃.

Dan juga hal ini menyebabkan tekstur dari Merkurius memiliki banyak cekungan karena tidak ada yang melindunginya dari jatuhan benda langit.

Venus

Sebagai planet kedua terdekat dengan matahari setelah Merkurius, Venus memiliki diameter 12.000 km.

Berbeda dengan Merkurius, Venus memiliki lapisan atmosfer yang tebal, yang terdiri atas karbon dioksida, nitrogen, dan sulfur oksida.

Akibat memiliki atmosfer yang tebal dan juga jaraknya yang dekat dengan matahari, Venus menjadi planet terpanas di tata surya, yaitu > 400℃, karena panas dalam planet ini bertahan lebih lama pada atmosfernya.

Bumi

dinamika planet
Persebaran lautan dan daratan di bumi (Dok.Flickr)

Bumi kita ini berdiameter 12.700 km dan memiliki jarak yang sangat ideal dengan matahari, nggak terlalu dekat dan nggak kejauhan.

Planet bumi paling layak untuk kehidupan karena atmosfernya terdiri dari komponen yang seimbang, 77% nitrogen, 21% oksigen, 1% argon, dan 1% gas lainnya, sehingga panas matahari tersaring dengan baik, dan menjadi planet yang ideal sebagai ruang kehidupan.

Bumi juga memiliki 1 satelit alami yaitu bulan. Bulan mengitari bumi, dan terikat oleh gravitasinya, karena gaya tarik tersebut menyebabkan terjadinya pasang-surut air laut yang akan dijelaskan di materi hidrosfer.

Mars

Sebagai planet terdekat dengan matahari mars memiliki diameter 6.780 km (½ kali dari diameter bumi).

Mars identik dengan warna yang merah, kenapa? Karena Mars itu permukaannya didominasi oleh besi dan atmosfernya kaya akan oksigen, sehingga kayak berkarat gitu, makanya kemerahan.

Dengan banyaknya kemiripan planet mars dengan bumi, NASA saat ini diketahui sedang mempelajari lebih dalam mengenai tanda-tanda kehidupan planet Mars. 

Selain karena atmosfernya kaya akan oksigen, atmosfer Mars juga dominan dengan karbon dioksida. Selain itu suhu rata-rata di planet ini juga sekitar -60℃ sampai 30℃.

Di daerah kutub pada planet ini juga ditemukan adanya wujud es, sehingga hal ini menandakan adanya komponen air di planet ini.

Jupiter

Jupiter memiliki diameter 142.680 km atau 11x dari diameter bumi dan merupakan planet terbesar di tata surya. Karena jarak.nya jauh dari matahari, suhu rata-rata pada planet ini mencapai -130℃.

Berbeda dengan planet-planet sebelumnya, Jupiter wujudnya berupa komponen gas raksasa yaitu didominasi hidrogen dan helium. 

Pada planet ini, terjadi badai sampai jutaan tahun karena planet ini tidak memiliki komponen padat yang bisa menghalangi tiupan angin yang kencang.

Saturnus

Saturnus memiliki diameter 116.000 km atau 10x dari diameter bumi, serta memiliki suhu rata-rata -175℃.

Sama dengan Jupiter, Saturnus juga berwujud komponen gas yaitu hidrogen, helium, metana ,dan amonia. Komponen amonia inilah yang membuat saturnus berwarna kuning keemasan.

Salah satu ciri khas dari Saturnus adalah adanya lingkaran cincin yaitu bongkahan batu dan juga es yang mengelilingi Saturnus.

Uranus

Uranus memiliki diameter 50.000 km atau 4x diameter bumi dan memiliki suhu rata-rata -180℃, karena jaraknya yang semakin jauh dari matahari. Planet ini juga merupakan planet gas.

Namun yang membedakan adalah adanya bongkahan es, karena jaraknya yang sangat jauh dari matahari, sehingga memungkinkan komponennya membeku. 

Planet ini terdiri dari komponen gas hidrogen, helium, amonia dan metana. Nah gas metana inilah yang menyebabkan Uranus memiliki warna biru kehijauan.

Neptunus

Neptunus memiliki diameter 48.600 km dan 4x diameter bumi dan merupakan planet terjauh dari matahari.

Neptunus juga merupakan planet dengan suhu terendah atau paling dingin di sistem tata surya yaitu mencapai -218℃.

Memiliki ukuran yang mirip dengan Uranus, planet Neptunus juga memiliki komponen yang mirip juga yaitu berupa gas dan bongkahan es. 

Atmosfer pada planet ini terdiri dari hidrogen, helium, nitrogen, es (air, ammonia, dan metana). Neptunus memiliki warna yang mirip dengan laut di bumi, hal ini dikarenakan adanya komponen air yang berada di atmosfer Neptunus.

Planet Kerdil

Apa yang membedakan dengan planet lainnya? Planet yang termasuk dalam planet kerdil juga mengorbit matahari, dan karen massanya yang cukup membuat planet ini memiliki gravitasi sendiri, sama halnya dengan planet lainnya. 

Yang membedakan dengan planet lain adalah, planet kerdil ini memiliki orbit yang bersinggungan dengan planet lainnya.

Dulunya planet di tata surya itu ada 9, yaitu ada Pluto. Namun karena Pluto orbitnya bersinggungan dengan Neptunus, pada tahun 2006, pluto diubah statusnya menjadi planet kerdil bersama dengan eris, ceres, makemake, dan haumea. 

Teori Terbentuknya Tata Surya

Pasti ada beberapa dari elo yang abis baca bahasan di atas jadi mulai mikir, kok bisa sih tata surya susunannya begitu, gimana bisa prosesnya jadi kayak sistem tata surya yang kita pelajari sekarang? 

Nah, di bawah ini kita bakal bahas para ilmuwan dan juga para ahli yang udah lebih dulu penasaran mengenai terbentuknya tata surya, dan menciptakan beberapa teori terbentuknya tata surya

Teori Kabut Nebula

teori kabut nebula- dinamika planet bumi
Teori Pembentukan Tata Surya (Dok. Zenius)

Pada tahun 1755, seorang ahli filsafat bernama Immanuel Kant mengatakan tata surya berasal dari gas padat bersuhu dingin yang berotasi lambat.

Lama kelamaan suhu dari kabut gas ini semakin meningkat sehingga volumenya semakin besar dan cepat, sehingga membentuk piringan cakram yang semakin tebal panas tengahnya dan membentuk matahari serta menggumpal membentuk planet-planet. 

Namun teori ini masih bertentangan atau tidak sesuai dengan konsep fisika yaitu momentum sudut. Akhirnya teori ini diperbaharui oleh Pierre Simon de Laplace pada tahun 1796.

Menurutnya tata surya juga dari kabut gas juga namun bedanya adalah bersuhu panas. Sehingga suhunya menurun, dan menyebabkan volumenya menyusut dan orbitnya makin cepat. 

Hal ini sesuai dengan teori momentum sudut. Meskipun berhasil memecahkan persoalan momentum sudut, namun teori ini masih belum bisa menjelaskan terkait perubahan temperatur.

Teori Planetesimal

Pada tahun 1905, menurut Moulton-Chamberlin, matahari itu sudah ada sejak awal dan tidak berasal dari kabut gas. 

Di mana tata surya terbentuk akibat adanya bintang lain yang melintas di dekat matahari dengan massanya yang sama, akibat adanya gaya tarik menarik antara matahari dengan bintang lain tersebut, matahari mengeluarkan partikel-partikel dan terseret oleh gravitasi bintang lain tersebut hingga menjadi gumpalan-gumpalan.

Karena matahari juga memiliki gravitasi, akhirnya gumpalan-gumpalan tersebut mengorbit mengelilingi matahari dan membentuk sistem tata surya.

Teori Pasang-Surut

Pada tahun 1919, serupa dengan teori planetesimal, menurut Jeans-Jeffreys sejak awal matahari itu udah ada, dan ada bintang lain yang melintas dekat dengan matahari, sehingga menimbulkan gaya-tarik menarik antara keduanya.

Yang membedakan adalah pada teori ini, yang tertarik dari matahari berupa gelombang pasang dari gas panas matahari yang bentuknya seperti cerutu. 

Sementara sebagian lainnya kembali surut atau balik ke matahari, dan bagian yang pasang mengembun sehingga membentuk planet-planet.

Namun teori ini masih belum bisa menjelaskan perubahan temperatur.

Teori Awan Debu

Pada tahun 1950, Weizsaecker dan Kuiper kembali dengan konsep dasar dari teori nebula, yaitu tata surya berasal dari gumpalan gas, yang didominasi hidrogen dan helium.

Kemudian gumpalan gas tersebut menarik partikel debu sekitarnya hingga membentuk bola menjadi gumpalan gas yang lebih padat dan membentuk rotasi piringan cakram. 

Rotasi piringan cakram tersebut semakin padat di tengah dan berotasi semakin cepat, sehingga membentuk matahari.

Sementara di bagian lainnya semakin lambat dan semakin dingin sampai menggumpal menjadi planet-planet.

Namun teori ini masih belum bisa menjawab mengenai perubahan temperatur yang terjadi.

Teori Bintang Kembar

Nah ini dia teori yang sempat gue sebutin di awal tentang sejarah terbentuknya bumi.

Pada tahun 1956, menurut Raymond Arthur Lyttleton, tata surya terbentuk akibat adanya 2 bintang raksasa yang bertabrakan dengan bintang lain, jadi total ada 3 bintang. 

Salah satu dari bintang kembar tersebut dan bintang lain yang bertabrakan itu sama-sama hancur dan pecahan kedua bintang tersebut mengambang-ngambang di luar angkasa tanpa arah tujuan. 

Sehingga pecahan-pecahan tersebut semakin tertarik oleh bintang kembar yang masih utuh, sehingga lama kelamaan pecahan tersebut membentuk planet dan mengorbit di bintang itu yang disebut matahari. 

Namun hal ini masih memiliki kelemahan yaitu kejadian ini jarang sekali terjadi di luar tata surya, dan juga selama penelitian tidak pernah ditemukan adanya bintang kembar.

Pembaharuan Teori Nebula

Setelah bertahun-tahun mencoba untuk diteliti, pada tahun 1972, seorang peneliti bernama Victor Safronov mengungkapkan bukti-bukti dari teori nebular, yaitu solusi yang selama ini belum bisa terpecahkan dalam teori nebula.

Berikut beberapa bukti yang diungkapkan Safronov:

  1. Teori nebula dibuktikan dengan semua planet yang mengorbit dengan arah yang sama. Berasal dari putaran gas dengan arah yang sama sehingga membentuk piringan cakram.
  2. Karakteristik planet-planet dan matahari. Di mana keempat planet yang terdekat dengan matahari yaitu Merkurius, Venus, Bumi dan Mars berupa planet yang terdiri atas batuan atau disebut planet solid. Sedangkan jupiter, saturnus, uranus, dan neptunus, berupa planet yang terdiri atas gas dan es.
    Dua jenis planet ini dibatasi oleh yang namanya garis es yang berperan sebagai garis batas suhu. Saking kuatnya hidrogen dan helium yang mendominasi lingkaran cakram berupa energi reaksi fusi nuklir, sehingga hidrogen dan helium ini terlempar keluar garis es karena keempat planet solid sudah terlalu panas untuk hidrogen dan helium bisa mengembun, sehingga hidrogen dan helium bisa mengembun dan menyelubungi planet-planet di luar garis es ini dengan ukuran yang jauh lebih masiv.

Sebenarnya masih banyak lagi yang dibuktikan oleh Safronov dan bahkan teori ini masih dikembangkan dan diteliti sampai sekarang.

Rotasi Bumi

Dinamika planet bumi dalam sebuah tata surya salah satunya terlihat dari adanya rotasi.

Rotasi bumi adalah gerakan bumi yang berputar pada porosnya, di mana poros bumi itu miring atau tidak tegak lurus dengan bidang elipsnya yaitu sebanyak 23,5°, dan berputar dari barat ke timur.

Dibutuhkan sekitar 23 jam 56 menit untuk berputar ke titik yang sama.

Dampak Rotasi Bumi

Meskipun kita nggak sadar bahwa bumi ini berotasi setiap harinya, berikut dampak yang terjadi akibat rotasi bumi:

  1. Terjadinya siang dan malam, akibat gerakan rotasi bumi. Pada satu waktu ada sebagian daerah yang berhadapan dengan matahari dan ada sebagian lagi yang membelakangi matahari sehingga terjadilah siang dan malam.
  2. Gerak semu harian matahari, kita pasti sering mendengar istilah “matahari terbit dari timur dan terbenam di barat”, dari istilah tersebut seolah-olah mataharilah yang mengitari kita, padahal sebenarnya bumilah yang bergerak dari barat ke timur.
  3. Perbedaan waktu, bumi saat ini membagi pembagian waktu setiap 15°, yang artinya ada 24 perbedaan waktu di bumi ini, di mana pusat waktu berada pada Kota Greenwich, Inggris, yang berada pada bujur