Pengertian dan Jenis-jenis Peta Beserta Fungsinya

Pada materi Geografi kelas 10 akan dipelajari pengertian dan jenis-jenis peta. Zenius punya pembahasan lengkapnya, termasuk fungsi peta dan contoh soal. Yuk, simak!

Penulis: Nada Alfi Aliyah

Pernah kebayang nggak, sih? Seandainya di dunia ini nggak ada peta, kira-kira gimana ya kita bisa jalanin hidup sehari-hari? Kayaknya, mau ngopi deket rumah aja kalau nggak ngecek  dulu lokasinya di Google Maps atau Waze kayak ada yang kurang gitu. Apalagi kalau peta itu sendiri dari awal nggak pernah dibuat?

Waduh, kayaknya bakal nggak ada tuh segala kemudahan yang kita bisa rasakan saat ini. Misal, kita bakal sulit mengetahui rute perjalanan ke tujuan kita sedang dalam keadaan macet atau lengang. Secara, mata kita kan diciptakan nggak secanggih satelit untuk bisa menerawang sampai ke ujung dunia. 

Big thanks to Abraham Ortellius karena beliau udah menciptakan peta dunia untuk pertama kalinya pada tahun 1570. Sebenarnya peta itu sendiri udah pernah diciptakan oleh Bangsa Babilonia pada sekitar 2300 tahun Sebelum Masehi yang dibuat dari tanah liat. Tapi untuk peta dunia yang benar-benar jelas itu baru diciptakan tahun 1570. Dan sampai saat ini, peta sendiri sudah berkembang nggak cuma seputar peta dunia aja, tapi masih banyak lagi. 

Nah, di sini gue akan jelasin nih jenis-jenis dan klasifikasi peta yang ada di dunia. Mulai dari peta umum, peta khusus, peta berdasarkan bentuk, dan peta berdasarkan skala. So, let’s check this out!

Peta Umum

Sebelum masuk pembahasan tentang peta umum, gue akan ingetin dulu nih definisi dari peta supaya kalian bisa lebih paham dengan apa yang akan kita bahas, okay? 

Peta merupakan gambaran permukaan Bumi yang disajikan dalam bidang datar dengan skala tertentu. Nah, skala itu sendiri terbagi lagi ke beberapa jenis, nih. Ada skala numerik, skala grafis, dan juga skala verbal.

Sekarang, kita masuk ke pengertian peta umum. Peta umum adalah peta yang menggambarkan permukaan Bumi secara umum. Pada peta jenis ini, terdapat informasi-informasi yang bersifat umum. Contoh peta umum yaitu ada peta topografi dan peta korografi.

Peta Topografi

Peta topografi adalah peta yang menggambarkan permukaan Bumi lengkap dengan reliefnya. Dilansir dari Jurnal Informatika (2004), peta topografi memiliki informasi tentang ketinggian permukaan tanah pada suatu tempat terhadap permukaan laut yang digambarkan dengan garis-garis kontur. Garis-garis ini menunjukkan permukaan Bumi atau perbedaan ketinggian pada suatu tempat. Misalnya sungai, jalan, pemukiman dan lain-lain.

contoh peta topografi
Contoh Peta Topografi (Dok: Muhammad Nasri via Wikimedia Commons)

Mengingat peta topografi memberikan gambaran Bumi secara realitis, peta ini biasa dimanfaatkan untuk membantu pencarian fosil, perencanaan pembangunan, pendakian, konversi lingkungan, dan lain sebagainya. 

Wah, ternyata perumahan, sekolah-sekolah, jembatan penyeberangan, sampai gedung-gedung tinggi yang ada di sekeliling kita saat ini tuh bisa ada berkat bantuan peta topografi, ya! 

Kalau mau mengulang belajar tentang Konsep Peta secara keseluruhan, kamu bisa baca artikel ini: Pengertian Peta, Fungsi, Unsur, Jenis, dan Contohnya.

Peta Korografi

Peta korografi adalah jenis peta yang menggambarkan seluruh atau sebagian permukaan Bumi yang bersifat umum. Peta korografi ini biasanya berskala sedang. Nanti bakal gue jelasin skala sedang tuh peta yang kayak gimana. 

Nah, contoh peta korografi yaitu atlas. Kalian pasti udah nggak asing lagi sama peta yang satu ini. Yap, istilah atlas yang selama ini kalian kenal itu rupanya merupakan contoh dari peta korografi, loh! Fungsi dari peta ini yaitu untuk menggambarkan suatu daerah yang luas. Mulai dari suatu provinsi, negara, bahkan dunia.

jenis-jenis peta, salah satunya atlas yang merupakan contoh peta korografi.
Atlas merupakan contoh peta korografi. (Dok. Arsip Zenius)

Peta Khusus/Tematik

Kebalikan dari peta umum yang menggambarkan permukaan Bumi secara umum, peta khusus atau peta tematik menggambarkan permukaan Bumi yang mencakup informasi dengan tema tertentu. Contoh dari peta tematik yaitu seperti peta persebaran Covid-19, peta objek wisata, peta persebaran penduduk, dan peta-peta lain yang menggambarkan suatu informasi khusus. 

Fungsi dari peta khusus/tematik yaitu untuk menggambarkan persebaran suatu fenomena secara geografis. Jadi, kalau peta persebaran Covid-19 itu berarti peta yang menggambarkan persebaran kasus positif Covid-19 di wilayah tertentu. Sampai sini paham, kan? 

Berikut ada contoh peta sebaran Covid-19 di Jawa Timur.

Jenis-jenis peta salah satunya peta khusus/tematik, seperti peta persebaran Covid-19 di suatu daerah.
Contoh Peta Khusus/Tematik: Peta Persebaran Covid-19 di Jawa Timur. (Dok. Wikimedia Commons)

Peta Berdasarkan Bentuk

Seperti yang udah gue singgung sedikit tadi, peta dapat dibedakan berdasarkan bentuk dan skalanya. Sekarang gue akan bahas dulu nih peta apa aja sih yang bisa dibedakan berdasarkan bentuknya? Peta berdasarkan bentuk terbagi menjadi tiga, yaitu peta datar, peta timbul, dan peta digital. Langsung aja, yuk, bahas satu-satu!

Peta Datar

Peta datar atau peta planimetri merupakan peta dua dimensi yang permukaannya berbentuk datar. Elo tentu paham dong yang namanya dua dimensi berarti hanya bisa dilihat dari satu sisi. Peta ini digambarkan menggunakan perbedaan warna atau simbol. Secara kegunaan, peta datar atau peta planimetri berfungsi untuk mengamati kenampakan Bumi.

Jenis-jenis peta salah satunya peta datar.
Peta Datar (Dok. Arsip Zenius)

Peta Timbul

Peta timbul atau peta stereometri merupakan peta dengan permukaan tiga dimensi. Peta ini mirip dengan keadaan sebenarnya di permukaan Bumi. Jadi, bentuknya tuh bener-bener kayak asli. Misal, ada peta yang menggambarkan gunung, bentuknya beneran menjulang kayak gunung yang sebenarnya cuma versi diperkecil dengan skala tertentu aja. 

Nah, kalau peta datar tadi fungsinya untuk mengamati kenampakan Bumi. Sedangkan peta timbul berfungsi untuk mengamati keadaan permukaan Bumi berdasarkan ketinggian suatu daerah. Jadi bisa memudahkan dan mengenali medan yang dimaksud secara visual.

Jenis-jenis peta, salah satunya peta timbul.
Peta Timbul (Dok. Arsip Zenius)

Kamu juga perlu tahu lho apa saja unsur penyusun peta dan komponennya. Lanjut ke link berikut untuk membacanya: 10 Komponen Peta dan Keterangannya.

Peta Digital

Nah, kalau peta yang satu ini pasti kalian sering banget jumpai di kehidupan sehari-hari. Peta digital merupakan peta hasil pengolahan data digital yang tersimpan dalam komputer. Kayak Google Maps, Waze, dan peta-peta yang bisa didapatkan di gadget kalian itu yang disebut peta digital. 

Peta digital berfungsi untuk memberikan representasi akurat dari suatu daerah tertentu, merinci jalan utama dan tempat-tempat lainnya.

Jenis-jenis peta salah satunya peta digital, seperti Google Maps dan Waze.
Peta Digital (Dok. Arsip Zenius)

Peta Berdasarkan Skala

Oke, selanjutnya gue bakal bahas tentang peta berdasarkan skala. Ada apa aja sih jenis-jenis peta berdasarkan skala? Gue sebutin ya, peta ini diklasifikasikan menjadi lima jenis, yaitu peta kadaster, peta skala besar, peta skala sedang, peta skala kecil, dan peta geografis. Sini, gue jelasin satu-satu.

Peta Kadaster

Yang pertama ada peta kadaster atau peta teknik. Peta ini memiliki skala 1:100 – 1:5000. Peta kadaster biasanya dipakai sebagai penggambaran luas tanah atau bisa juga untuk sertifikat tanah. Informasi yang disajikan peta ini ada banyak, loh! Contohnya ada kepadatan penduduk, kepemilikan tanah, jaringan jalan utama, kemampuan lahan, dan penggunaan lahan.  

Peta Skala Besar

Lanjut yang kedua! Setelah membahas peta kadaster, gue bakal jelasin peta skala besar. Peta skala besar memiliki skala 1:5000 – 1:250.000. Kalian tau kan peta kelurahan, peta kecamatan, peta desa, dan peta kota? Nah, peta-peta yang sekiranya seukuran segitu merupakan contoh dari peta skala besar. 

Peta Skala Sedang

Yang ketiga! Peta skala sedang. Peta skala sedang memiliki skala 1:250.000 – 1:500.000. Nah, cakupan wilayah yang digambar dalam peta ini contohnya seperti provinsi, pulau, dan sebagainya.

Peta Skala Kecil

Selanjutnya ada peta skala kecil. Peta skala kecil memiliki skala 1:500.000 – 1:1.000.000. Untuk peta skala kecil gambaran cakupan wilayahnya cukup luas. Misal suatu negara.

Peta Skala Geografis

Nah, yang terakhir nih! Peta skala geografis adalah peta yang memiliki skala lebih dari 1:1.000.000. Contoh cakupan wilayah peta skala geografis yaitu peta benua atau peta dunia. 

Untuk belajar cara menghitung skala peta, kamu bisa baca artikel ini: Cara Menghitung Skala Peta dan Mencari Jarak Sebenarnya.

Contoh Soal dan Pembahasan

1. Bangsa yang pertama kali membuat peta adalah ….

  1. Mesir Kuno
  2. Babilonia
  3. Indian
  4. Inca 
  5. Yunani

Jawab :

Peta pertama kali dibuat oleh bangsa Babilonia sekitar 2300 tahun SM dengan menggunakan tanah liat sebagai bahan dasar. Kemudian pada tahun 1570, peta dunia pertama kali dibuat oleh Abraham Ortelius, ahli kartografi dari Belgia. Kemudian peta lengkap Benua Eropa dibuat pada tahun 1595 oleh Gerardus Mercator. Jadi, jawaban yang tepat yaitu B. Babilonia.

****

Nah, itu dia tadi jenis-jenis dan klasifikasi peta beserta fungsinya yang bisa elo pelajari. Kalau elo masih kepo dan pengen tau lebih lanjut lagi tentang penjelasan jenis-jenis peta, elo bisa banget nonton video selengkapnya di Zenius! Caranya gampang banget, tinggal klik banner di bawah ini dan elo bisa akses video lengkapnya! Oh, ya, jangan lupa log in akun dan berlangganan dulu, ya!

materi belajar Pengertian Peta dan Jenis-jenis Peta

Nah, kalau elo belum berlangganan paket belajar Zenius, klik gambar di bawah ini ya! Dijamin belajar elo bakal lebih asik!

SKU-BELI-PAKET-BLJR-1

Referensi:

Rostianingsih, Silvia dan Gunadi, Kartika. Pemodelan Peta Topografi ke Objek Tiga Dimensi. 2004. JURNAL INFORMATIKA Vol. 5, No. 1.

Pengertian, Syarat, dan Jenis-jenis Proyeksi Peta Beserta Fungsinya

Udah paham materi proyeksi peta belum, nih? Yuk, kita bahas bareng-bareng mulai dari pengertian, syarat, jenis-jenis, fungsi hingga cara membuat proyeksi peta.

Penulis: Nada Alfi Aliyah

Halo, Sobat Zenius! Kalian semua pasti tahu kalau Bumi yang kita tinggali ini merupakan ruang berbentuk tiga dimensi yang berbentuk bulat menyerupai ellipsoid. Kita juga sudah sering kali melihat kenampakan Bumi dalam bentuk dua dimensi seperti pada peta, termasuk Google Maps ataupun Waze yang biasa kita pakai untuk pergi ke tempat-tempat hidden gem

Nah, pernah kepikiran nggak sih gimana cara mengubah representasi Bumi dari tiga dimensi menjadi dua dimensi?

Ternyata, dalam proses mengubah bentuk Bumi dari tiga dimensi menjadi dua dimensi dibutuhkan elemen penting yang disebut proyeksi peta, loh! Apa itu proyeksi peta? 

Di sini, gue akan jelasin ke kalian apa sih pengertian proyeksi peta, apa saja macam-macam proyeksi peta beserta fungsinya, syarat proyeksi peta, gambar proyeksi peta dan cara membuatnya. Langsung aja, let’s check this out!

Pengertian Proyeksi Peta

Sebelum masuk ke pengertian proyeksi peta, gue akan bahas sedikit nih sejarah tentang proyeksi peta. Seperti yang kalian tahu pada awal abad ke-15, manusia mulai memasuki abad penjajahan. Otomatis frekuensi pelayaran semakin meningkat, dong? Karena frekuensi pelayaran semakin meningkat, kebutuhan peta untuk navigasi pelayaran pun semakin dibutuhkan.

Kemudian pada tahun 1569, seorang kartografer Belgia bernama Gerardus Mercator berhasil mewujudkan kemudahan dalam navigasi. Mercator menemukan bahwa proyeksi peta merupakan suatu fungsi matematika yang digunakan untuk mengonversi lokasi di permukaan Bumi ke lokasi pada peta.

contoh peta dunia
Peta Dunia tahun 2004 (Dok. Wikipedia)

Nah, udah kebayang belum nih definisi proyeksi peta? Proyeksi dalam sebuah peta berguna untuk menyajikan representasi wilayah dari globe Bumi berbidang lengkung ke bidang datar. Sampai sini paham? Oke lanjut kita bahas jenis-jenis proyeksi peta.

Kalau mau mengulang belajar tentang Konsep Peta secara keseluruhan, kamu bisa baca artikel ini: Pengertian Peta, Fungsi, Unsur, Jenis, dan Contohnya.

Jenis-jenis Proyeksi Peta

Setelah elo paham konsep dan pengertian dari proyeksi peta, gue akan jelasin jenis-jenis proyeksi peta beserta fungsinya. Jadi, dalam proses penyajian representasi wilayah dari globe Bumi berbidang lengkung ke bidang datar, terjadi distorsi atau ketidaksempurnaan dalam proses tersebut. 

Nah, untuk meminimalisir ketidaksempurnaan ini proyeksi peta terbagi jadi bermacam-macam. Ada proyeksi peta berdasarkan garis karakter, dan ada proyeksi peta berdasarkan  bidang proyeksinya. Yuk, kita bahas satu-satu!

Proyeksi Peta Berdasarkan Bidang Proyeksi

Jenis Proyeksi Peta Berdasarkan Bidang Proyeksi
Jenis Proyeksi Peta Berdasarkan Bidang Proyeksi (Dok. Arsip Zenius)
  1. Proyeksi Azimuthal/Zenithal

Proyeksi peta azimuthal/zenithal menggunakan bidang datar untuk digunakan sebagai proyeksinya. Proyeksi ini mengenai bola Bumi yang hanya berpusat pada satu titik yang umumnya digunakan di bagian kutub permukaan Bumi atau daerah yang cakupannya kecil. Jadi, proyeksi peta yang digunakan untuk memetakan daerah kutub adalah proyeksi Azimuthal.

  1. Proyeksi Kerucut

Proyeksi peta kerucut menggunakan bidang kerucut untuk digunakan sebagai bidang proyeksinya. Proyeksi ini mengenai bagian Bumi wilayah lintang tengah seperti Benua Eropa. Wilayah lintang tinggi dan kutub akan mengalami distorsi yang besar sehingga lebih cocok jika menggunakan proyeksi kerucut.

  1. Proyeksi Silinder

Proyeksi peta silinder menggunakan bentuk silinder untuk digunakan sebagai bidang proyeksinya. Proyeksi ini cocok memetakan Bumi di daerah khatulistiwa dan tidak cocok jika digunakan untuk bagian wilayah kutub.

Proyeksi Peta Berdasarkan Garis Karakter

Jenis Proyeksi Peta Berdasarkan Garis Karakter
Jenis Proyeksi Peta Berdasarkan Garis Karakter (Dok. Arsip Zenius)
  1. Proyeksi Normal

Pada proyeksi normal, garis karakteristik bidang proyeksi berimpitan dengan sumbu bola Bumi.

  1. Proyeksi Miring

Pada proyeksi miring, garis karakteristik bidang proyeksinya membentuk sudut lancip dengan sumbu bola Bumi.

  1. Proyeksi Transversal

Pada proyeksi transversal, garis karakteristik bidang proyeksi berpotongan tegak lurus dengan sumbu bola Bumi.

Sekarang, kita udah tahu pembagian jenis proyeksi peta berdasarkan garis karakter dan bidang proyeksinya. Apa akibatnya jika menggunakan proyeksi peta yang tidak tepat? Hal ini akan menyebabkan terjadinya distorsi atau ketidaksempurnaan fitur-fitur yang penting pada peta. Oleh sebab itu, dalam proses pembuatan peta kita perlu memilih model proyeksi peta yang sesuai dengan kebutuhannya. 

Syarat Proyeksi Peta

Untuk membuat proyeksi peta juga dibutuhkan beberapa syarat, lho! Artinya, suatu proyeksi peta harus memenuhi kriteria yang telah ditetapkan sebagai syarat-syarat proyeksi peta. Bagja Waluya (2015) mengatakan syarat yang berlaku dalam proyeksi peta adalah sebagai berikut:

  1. Bentuk yang diubah harus tetap
  2. Luas permukaan yang diubah harus tetap
  3. Jarak antara satu titik dengan titik lain di atas permukaan yang diubah harus tetap
  4. Sebuah peta yang diubah tidak mengalami penyimpangan arah

Selain proyeksi peta, kamu juga perlu tahu Komponen Peta dan Penjelasannya. Baca selengkapnya di sini: 10 Komponen Peta dan Keterangannya.

Gambar Proyeksi Peta dan Cara Membuatnya

Seperti yang udah dibahas di atas, ada syarat-syarat atau ketentuan dalam membuat proyeksi peta. Namun, untuk memenuhi keempat syarat itu adalah hal yang tidak mungkin karena rangka peta meliputi wilayah yang sangat besar.

Oleh sebab itu, untuk membuat proyeksi peta dibagi lagi berdasarkan garis karakter dan bidang proyeksinya. Proyeksi peta berdasarkan garis karakter yaitu proyeksi peta normal, miring, dan transversal. Sementara proyeksi peta berdasarkan bidang proyeksinya yaitu peta azimuthal, kerucut, dan silinder.

Proyeksi Peta Mercator
Proyeksi Peta Mercator (Dok. Wikipedia)

Setiap jenis proyeksi tentu memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing tergantung dari tujuan pembuatan peta dan bagian dari permukaan Bumi yang ingin diproyeksikan. Selain itu, untuk membuat proyeksi peta kita perlu skala peta. Skala peta merupakan perbandingan jarak di peta dengan jarak sebenarnya di lapangan. Sampai sini paham, kan?

Untuk belajar lebih lanjut tentang rumus skala peta, klik link berikut: Cara Menghitung Skala Peta dan Mencari Jarak Sebenarnya.

Supaya pemahaman elo makin melekat di otak, coba kerjain contoh soal di bawah ini, yuk!

Contoh Soal dan Pembahasan

1. Proyeksi peta berdasarkan garis karakter terbagi menjadi tiga. Manakah di bawah ini yang termasuk ke dalam proyeksi peta berdasarkan garis karakter?

A. Silinder
B. Kerucut
C. Azimuthal
D. Transversal

Jawaban:

Seperti yang udah kita bahas di atas, proyeksi peta terbagi menjadi berbagai macam berdasarkan garis karakter dan bidang proyeksinya.

Nah, pada opsi A, B, dan C kita tahu bahwa itu semua merupakan proyeksi peta berdasarkan bidang proyeksi. Kita juga tahu bahwa proyeksi peta berdasarkan garis karakter terbagi menjadi tiga yaitu proyeksi peta normal, miring, dan transversal. Maka dari itu, jawabannya adalah D. Transversal

****

Nah, itu dia tadi penjelasan tentang pengertian, jenis-jenis, fungsi serta syarat proyeksi peta yang bisa elo pelajari.

Kalau elo masih kepo dan pengen tau lebih lanjut lagi tentang penjelasan jenis-jenis proyeksi peta, elo bisa banget nonton video selengkapnya di Zenius! Caranya gampang banget, tinggal klik banner di bawah ini dan elo bisa akses video lengkapnya! Oh, ya, jangan lupa log in akun dan berlangganan dulu, ya!

Pengertian, Syarat, dan Jenis-jenis Proyeksi Peta Beserta Fungsinya 9

Nah, kalau elo belum berlangganan paket belajar Zenius, Sobat Zenius tinggal klik gambar di bawah ini untuk pengalaman belajar yang lebih asik!

SKU-BELI-PAKET-BLJR-1

Referensi:

Bagja Waluya. Peta, Globe, dan Atlas. (2015).

Cara Menghitung Rumus Skala pada Peta dan Mencari Jarak Sebenarnya

Hai Sobat Zenius, kali ini elo akan gue ajak belajar tentang rumus skala pada peta materi geografi kelas 10. Mulai dari pengertian, cara menghitung hingga contoh soal skala peta beserta pembahasannya ada di artikel ini.

Pernah gak saat elo pergi ke suatu tempat, kemudian elo merasa kurang mengetahui jalan dan kemudian membuka peta (biasanya peta elektronik) supaya bisa mencapai tujuan tanpa tersesat?

Nah, setelah elo membuka dan membaca peta itu, pernah gak terpikirkan bahwa apa yang tertulis di peta, mulai dari jalan, bangunan hingga segala petunjuk arah adalah sesuai dengan keadaan sebenarnya tapi dalam ukuran yang lebih kecil?

Pada dasarnya peta adalah representasi visual dari seluruh area atau bagian dari suatu area pada permukaan yang datar. 

Oh ya, karena adanya sistem skala yang akurat ini, orang yang membuat peta juga gak boleh orang sembarangan lho. Orang yang ahli membuat peta disebut ahli pemetaan atau kartografer. 

Untuk menjadi seorang kartografer, mereka harus memiliki beberapa keahlian khusus misalnya keahlian meneliti, mengumpulkan, menyusun, dan menyajikan informasi tentang bentuk geografis dalam representasi visual seperti peta, grafik, bagan, rencana, dan gambar. 

Mereka juga harus bisa menganalisis survei lapangan, penggunaan lahan dan data pengelolaan lahan, foto udara dan informasi geografis lainnya untuk mempersiapkan representasi dalam sebuah peta.

Lembaga-lembaga yang memakai jasa mereka dapat berasal dari lembaga pemerintah dalam lingkup lokal maupun nasional, perusahaan utilitas, konsultan swasta hingga penerbit peta komersial.

Saat membaca peta, elo perlu mengacu pada serangkaian instruksi untuk memahami perbedaan jarak di peta dengan kehidupan nyata. Maka, di sinilah skala peta diperlukan.

Tapi, pertanyaannya apa itu skala?

Skala peta adalah perbandingan jarak pada peta dengan jarak sebenarnya di lapangan. Untuk menghitung skala peta, elo bisa mengacu pada rasio yang tertulis pada peta tersebut.

Misalnya nih, elo sedang melihat peta atau globe, terus ada tulisan skala perbandingan skala 1:500.000. Itu maksudnya apa sih? Bagaimana cara menghitung skala peta?

Atau dengan skala 1:500.000 elo mau mencari jarak sebenarnya di kehidupan nyata, gimana ya caranya?

Nah, pertanyaan-pertanyaan ini bisa dijawab kalo elo udah memahami rumus cara membaca skala peta.

Penasaran bagaimana rumus skala pada peta dan pengertiannya? Yuk, simak terus penjelasan di bawah ini. Keep reading ya!

Apa Itu Skala?

Sebelum masuk ke rumus dan cara menghitung skala peta, kita harus paham dulu pengertiannya. 

Pengertian skala adalah angka yang menunjukkan perbandingan antara jarak sebenarnya dengan jarak pada peta.

Kan gak mungkin tuh kartografer menggambar peta wilayah tapi pakai ukuran jarak yang sebenarnya. Jadi, untuk merepresentasikan hal tersebut dibuatlah skala.

Dengan begitu, pembaca peta bisa mengetahui jarak yang sebenarnya di lapangan.

Skala peta adalah representasi penentu jarak sebenarnya di lapangan
Skala peta adalah representasi penentu jarak sebenarnya di lapangan.
(Dok. unsplash.com by Adolfo Felix)

Pembahasan lain mengenai rumus skala pada peta, meliputi macam-macam skala dan jenis peta berdasarkan skala, ada di artikel berikut: Skala Peta, Rumus, dan Macamnya.

Rumus Skala

Rumus skala pada peta: Contoh Skala Angka atau Numerik
Contoh skala yang bisa dihitung dengan rumus (Dok. Manajemen Sekolah)

Contoh skala di atas adalah contoh skala yang ditulis dalam bentuk Skala Angka atau Skala Numerik. 

Misalnya 1:100.000, 1:500.000. 1:1.000.000 dan seterusnya. 

Terus kalau dalam sebuah peta skalanya ditulis 1:400.000 bagaimana cara mencari jarak sebenarnya?

Angka 1 pada 1:400.000 artinya, 1 cm pada peta mewakili 400.000 cm pada jarak sebenarnya. 

Misalnya jarak antara kecamatan A dan kecamatan B di suatu peta dengan skala 1:400.000 adalah 2 cm maka jarak sebenarnya adalah 2 cm  X 400.000 cm = 800.000 cm atau 8 km.

Supaya elo bisa menghitung jarak sebenarnya di lapangan hanya dengan melihat peta, maka gunakan rumus skala dengan sistem piramida berikut ini:

Macam-macam rumus skala pada peta
Piramida Rumus Skala Peta (Arsip Zenius)

Dari ketiga rumus di atas, elo bisa sesuaikan lagi dengan kebutuhan. Apa yang mau elo cari. Kalau elo ingin tau cara menghitung jarak sebenarnya, elo bisa membagi ukuran pada peta dengan skala yang tertera di peta tersebut.

Untuk belajar Konsep Peta beserta Jenis, Generalisasi, dan Toponiminya, kamu bisa baca artikel berikut: Pengertian Peta, Fungsi, Unsur, Jenis, dan Contohnya.

Contoh Soal Skala Peta dan Pembahasan

Contoh Peta Dunia yang Digunakan dengan Skala Peta
Contoh Peta Dunia (Dok. Pexels by Lara Jameson)

Nah, sekarang udah tau rumus skala pada peta dan rumus lainnya kan. Kita mulai latihan soalnya supaya elo lebih paham lagi, yuk!

Kalian bisa menerapkan rumus skala peta lewat soal di bawah ini.

Cara Menghitung Skala Peta

Jarak antara kota A dan B pada suatu peta adalah 6 cm. Jarak sebenarnya antara kota A dan B tersebut adalah 120 km. Berapakah skala peta tersebut?

Jawab:

Coba elo inget lagi dari yang udah gue jabarin di atas, rumus yang digunakan untuk menghitung skala pada peta adalah ukuran peta dibagi ukuran sebenarnya.

Skala =  Ukuran pada peta : Ukuran sebenarnya

Skala = 6 cm : 120 km = 6 cm : 12.000.000 = 1 : 2.000.000

Jadi, skala pada peta tersebut adalah 1 : 2.000.000.

Selain di Geografi SMA, skala juga masuk dalam ragam rumus Matematika. Klik artikel ini untuk belajar kumpulan rumus matematika lain: Kumpulan Rumus Matematika Lengkap dengan Keterangannya.

Cara Mencari Jarak Sebenarnya

Kalau elo udah ngerti tentang rumus skala, sekarang lanjut belajar rumus jarak sebenarnya lewat contoh di bawah ini.

Jarak antara kota C dan D pada peta adalah 6 cm. Jika skala pada peta yang digunakan adalah 1:500.000, bagaimana cara mencari jarak sebenarnya kedua kota tersebut?

Jawab:

Jarak sebenarnya= Ukuran pada peta : Skala

Jarak sebenarnya= 6 : (1:500.000) = 6 x 500.000 = 3.000.000 cm

Jadi, jarak sebenarnya antara kota A dan B adalah 3.000.000 cm atau 30 km.

Cara Mencari Jarak Pada Peta

Diketahui jarak sebenarnya dari kota A ke kota B adalah 120 km, jika terdapat sebuah peta dengan skala 1: 400.000, maka jarak pada peta dari kota A ke kota B adalah?

Jawab:

Jarak pada peta = Skala x Jarak Sebenarnya 

Jarak pada peta = 1 banding 400.000 x 120 km

Jarak pada peta = 1/400.000 x 12.000.000 cm 

Jarak pada peta = 30 cm

Itu dia penjelasan mengenai cara membaca skala peta plus rumus skala pada peta yang digunakan untuk menghitungnya. Sekarang udah paham dan bisa menghitung jarak sebenarnya pada peta, kan?

Untuk lanjut belajar tentang rumus skala pada peta yuk klik banner di bawah ini dan dapatkan penjelasan lengkapnya dari Zen Tutor!

pelajari rumus skala di video pembahasan zenius

Ngomong-ngomong gue punya informasi yang pastinya akan sangat berguna terutama buat elo yang sering nemu soal tentang rumus dan matematika yang sulit dijawab. Jangan panik, santai aja, karena ada fitur terbaru Zenius namanya ZenBot!

Fitur ini adalah temen 24 jam yang akan selalu siap bantu elo cari solusi dari segala masalah matematika. Untuk menjawab soal-soal tentang akar polinomial misalnya, elo bisa banget manfaatkan fitur ZenBot!

Nggak nyampe situ aja banyak lagi fitur-fitur Zenius yang bantu elo makin jago dalam belajar. Makanya yuk cobain beli paket belajar Zenius untuk ikut live class atau kupas tuntas latihan soal untuk ujian sekolah. Semua itu bisa elo dapat dengan berlangganan. Info lengkapnya klik di bawah ini ya!

Langganan Zenius
Langganan sekarang!

Updated by: Sabrina Mulia Rhamadanty & Silvia Dwi
Date: April 13, 2021

Rumus Skala Peta Geografis, Jenis & Contoh Soal

Halo, Sobat Zenius! Kali ini gue mau ngajak elo semua buat membahas skala peta, mulai dari pengertian, rumus skala peta geografis, jenis, hingga contoh soal dan pembahasannya.

Sobat Zenius tahu nggak, sih? Kalau skala itu adalah salah satu elemen penting yang ada di dalam peta? Eits, kenapa tuh? 

Hal ini dikarenakan skala itu yang bertanggung jawab menjadi pembatas antara realita di lapangan dan informasi yang ada di peta. 

Elo bayangin, deh, kalau nggak ada skala, peta-peta yang ada di dunia ini nggak bakal beres-beres deh bikinnya! Bakalan gede banget, Sob.

Nah, kira-kira seperti apa jenis-jenis skala peta? Sebelum beranjak ke situ, gue mau mulai artikel ini dengan pengertiannya.

Apa Itu Skala Peta?

skala peta
Sumber: Andrew Neel dari Pexels

Peta adalah gambaran kenampakan wilayah permukaan bumi, baik itu sebagian atau seluruhnya, yang disajikan pada bidang datar yang ukurannya telah diperkecil berdasarkan skala tertentu.

Peta berguna sebagai suatu alat atau pedoman bagi elo yang lagi kepingin pergi ke suatu tempat, biar nggak nyasar.

Kalau zaman sekarang sih, elo mungkin kenalnya sama bentuk peta yang lebih modern, yaitu Google Maps atau Waze.

Selain itu, peta juga ngasih berbagai macam informasi dari suatu wilayah. Misalnya, bentuk suatu wilayah, jarak, potensi sumber daya, dan sebagainya.

Sementara itu, yang dimaksud dengan skala peta adalah perbandingan antara ukuran atau jarak dari suatu wilayah tertentu yang ada di peta dengan ukuran atau jarak sebenarnya yang ada di lapangan.

Skala gunanya buat apaan, sih? Misal, elo pengen tahu jarak antara dua wilayah tertentu nih, elo bisa langsung tengok ke jarak antara kedua wilayah itu yang ada di peta deh.

Dari situ, elo tinggal ngitung-ngitung dikit, terus ketahuan deh, jarak aslinya! Jadi elo nggak perlu repot-repot datang langsung ke wilayah tersebut di dunia nyata, Sobat Zenius.

Rumus Skala Peta Geografis

Rumus Skala itu sebenernya cukup sederhana. Cukup kayak yang ada di bawah ini.

Skala = Jarak sebenarnya di lapangan : Jarak pada peta

Nah, kalau elo otak-atik nih, dari rumus skala di atas tadi, bisa jadi kayak gini:

Jarak pada peta = Jarak sebenarnya : Skala

Jarak sebenarnya = Skala x Jarak pada peta

Nah, ada juga nih, cara ngitung ketika suatu skala pada peta itu mau elo perbesar atau perkecil.

Skala baru setelah diperkecil = Skala x Jumlah pengecilan

Skala baru setelah diperbesar = Skala : Jumlah perbesaran

Untuk belajar Rumus Skala beserta Contoh Soalnya, klik link berikut: Cara Menghitung Skala Peta dan Mencari Jarak Sebenarnya.

Macam-macam Skala pada Peta

Nah, setelah mengetahui pengertiannya, mari kita lanjut membahas mengenai jenis skala peta.

Skala Angka atau Numerik

Skala angka atau numerik ini mungkin adalah jenis skala yang paling sering elo temukan. Penulisan skala ini menggunakan angka.

Contoh Skala Angka atau Numerik
Ilustrasi skala numerik (Sumber: Manajemen Sekolah)

Misalnya, nih, terdapat sebuah skala berikut di peta, yakni 1 : 100.000. Itu berarti, jarak 1 cm di peta tersebut mewakili jarak 100.000 cm di lapangan.

Skala Garis atau Grafis

Skala grafis atau grafis merupakan jenis skala yang ditunjukkan dengan menggunakan garis lurus yang terbagi ke dalam ruas-ruas.

Nah, setiap ruasnya ini memiliki ukuran yang sama.

Contoh Skala Garis atau Grafis
Ilustrasi skala garis (Dok. Manajemen Sekolah)

Misalnya, satu ruas pada suatu skala garis itu mewakili 10 km di lapangan. Itu berarti, 1 cm di peta tersebut sama dengan jarak 10 km di lapangan.

Skala grafis adalah skala peta yang mempunyai bentuk batang atau garis-garis.

Skala Verbal

Sesuai dengan namanya, skala verbal merupakan jenis skala yang ditunjukkan dengan menggunakan kalimat.

Nah, misalnya dituliskan begini di sebuah peta “Skala 1 cm untuk 5 km”. Itu berarti, 1 cm di peta mewakili jarak 5 km di lapangan.

Pelajari lebih lanjut Konsep Peta dengan membaca artikel berikut: Pengertian Peta, Fungsi, Unsur, Jenis, dan Contohnya.

Macam-Macam Peta Berdasarkan Skala

Peta Kadaster atau Teknik

skala peta
Sumber: Materi Ipa

Peta kadaster atau teknik merupakan jenis skala peta yang memiliki skala antara 1 : 100 hingga 1 : 5000.

Peta ini biasanya digunakan untuk melakukan penggambaran ukuran suatu tanah tertentu. Jadi, kalau elo mau bikin sertifikat tanah, bisa pake peta ini.

Peta Skala Besar

Contoh Peta Skala Besar
Ilustrasi peta skala besar (Dok. Kecamatan Batununggal)

Peta skala besar adalah peta yang skalanya berukuran antara 1 : 5000 hingga 1 : 250.000.

Peta ini biasanya digunakan untuk menunjukkan wilayah-wilayah yang relatif kecil dan sempit, kayak kelurahan, kecamatan, atau desa.

Peta Skala Sedang

Skala peta
Sumber: Peta Tematik Indo

Peta skala sedang merupakan jenis peta yang memiliki skala antara 1 : 250.000 hingga 1 : 500.000.

Peta ini biasanya digunakan untuk menggambarkan wilayah yang relatif cukup luas, seperti kota atau provinsi.

Peta Skala Kecil

Contoh Peta Skala Kecil
Ilustrasi peta skala kecil (Dok.The Book)

Peta skala kecil merupakan jenis peta yang memiliki skala antara 1 : 500.000 hingga 1 : 1.000.000.

Peta ini biasanya digunakan untuk menunjukkan wilayah-wilayah yang lebih luas, seperti pulau atau negara.

Peta Geografi

Contoh Peta Geografi
Peta dunia umumnya punya skala lebih dari 1:1.000.000 (Dok. Geology.com)

Peta geografi merupakan jenis peta yang memiliki skala lebih dari 1 : 1.000.000. Peta ini biasanya digunakan untuk menggambarkan wilayah regional, benua, hingga seluruh dunia.


Materi Video – Penentuan Skala Peta

Gimana sih cara menentukan skala peta? Buat yang sudah berlangganan paket belajar Zenius, kamu bisa temukan jawabannya lewat empat video pembahasan khusus tentang Penentuan Skala Peta. Jangan lupa login dulu ya, untuk mengaksesnya!


Contoh Soal Skala Peta dan Pembahasan

Contoh Soal 1

Diketahui, jarak sebenarnya antara kota Y ke Z adalah 2 km. Di peta, terdapat skala 1 : 50.000. Berapakah jarak kota Y ke kota Z pada peta tersebut?

Pembahasan:

a). 2 km = 200.000 cm.

b). Jarak pada peta = jarak sebenarnya : skala

Jarak pada peta = 200.000 cm : 50.000 cm

Jarak pada peta = 4 cm.

Jadi, jarak kota Y ke kota Z pada peta tersebut adalah 4 cm.

Contoh Soal 2

Diketahui sebuah peta memiliki skala 1 : 1.000.000. Berapa skala peta tersebut setelah diperkecil sebanyak 2 kali?

Pembahasan:

Skala peta baru = skala x jumlah pengecilan

Skala peta baru = 1.000.000 x 2

Skala peta baru = 2.000.000

Jadi, skala peta baru tersebut adalah 1 : 2.000.000.

Demikian penjelasan singkat mengenai peta skala beserta jenis, rumus, hingga contoh soal dan pembahasannya.

Buat Sobat Zenius yang mau belajar materi di atas lewat video pembelajaran, elo bisa banget belajar dari Zenius.

Lewat video pembelajaran, materinya dikemas dengan menarik sehingga memudahkan elo untuk memahaminya.

Klik banner di bawah ini, ya, buat aksesnya!

pelajari materi geografi ini lebih dalam di video pembahasan zenius

Kemudian, Sobat Zenius juga bisa mengakses materi mata pelajaran lainnya lewat video pembelajaran beserta contoh soal dan pembahasan melalui paket belajar Aktiva Sekolah dari Zenius.

Lewat paket tersebut, elo juga berkesempatan ikut ujian try out sekolah hingga mengikuti sesi live class per minggu bareng ZenTutor.

Jangan sampai kelewatan, ya! Klik banner di bawah ini buat berlangganan dari sekarang!

Skala Peta, Rumus, dan Jenisnya - Materi Geografi Kelas 10 9

Gimana, Sobat Zenius? Wah, ternyata skala banyak macamnya dan menarik, ya? Semoga artikel ini bisa bermanfaat untuk menambah wawasan elo dan bikin elo semangat buat cari tahu lebih banyak, ya!

Originally published: September 7, 2021
Updated by: Maulana Adieb

Peta Konsep, Prinsip dan Pendekatan Geografi

Hi Sobat Zenius, kali ini kita akan menyelam lebih dalam lagi mengenai konsep prinsip dan pendekatan geografi. Sebelumnya kita udah pernah membahas tentang ruang lingkup, aspek, dan objek studi geografi.

Dari situ elo tahu kalau ruang lingkup geografi ternyata gak hanya membahas peta dan batuan aja, melainkan juga mempelajari atmosfer, hidrosfer, litosfer, biosfer, dan antroposfer. Luas banget kan?

Sebelum gue sharing peta konsep Geografi kelas 10, gue mau mengajak elo kenalan sama Silicon Valley terlebih dahulu. Apa sih yang elo tahu dari Silicon Valley? Suatu daerah di Amerika Serikat? Pusat teknologi dunia? Yap, Silicon Valley (Lembah Silikon) adalah suatu julukan bagi pusat teknologi dunia yang terletak di California, Amerika Serikat.

Baca Juga: Mengenal Objek Studi Geografi – Materi Geografi Kelas 10

Lho, kenapa kok dijuluki seperti itu? Simpelnya, berbagai perusahaan di Silicon Valley menghasilkan komponen elektronik dan komputer dalam jumlah besar dengan bahan silikon.

Yap, di Silicon Valley terdapat ribuan perusahaan besar berbasis teknologi, termasuk Google, Microsoft, Yahoo, Intel, Apple, Netflix, dan Facebook. Hmm.. kenapa ya kok perusahaan besar teknologi dunia berkumpul di tempat yang sama dan produksinya sama-sama bisa mendunia? Sebenarnya ada apa sih di Silicon Valley?

pendekatan geografi
Sistem aglomerasi pada Silicon Valley (Dok. Zenius)

Oke, coba analisis dari sisi geografi ya. Studi perkotaan menunjukkan bahwa kesuksesan Silicon Valley dikarenakan proses pengelompokan perusahaan besar dalam satu lokasi, yang disebut aglomerasi.

Ketika semua terpusat di satu tempat, maka akan berimbas juga kepada SDM (Sumber Daya Manusia) yang terlatih, infrastruktur yang dibangun khusus untuk kebutuhan industri, hingga komunikasi yang lancar untuk pusat industri. Dengan fasilitas-fasilitas yang mendukung itulah Silicon Valley bisa menjamin produknya semakin unggul baik secara riset dan pengembangan.

Selain Silicon Valley, ada daerah lain juga yang menggunakan sistem aglomerasi, lho. Ayo, coba tebak ya!

Loading ... Loading …

Konsep Geografi

Untuk menganalisis apa yang ada di balik kesuksesan Silicon Valley, kita menggunakan konsep geografi. Nah, kira-kira konsep geografi itu apa sih? Ada berapa konsep dalam geografi? Yap, di sini gue akan berikan 10 prinsip geografi dan contohnya, yaitu:

Lokasi

Gue akan coba menjelaskan prinsip-prinsip Geografi, dari yang paling awal, yaitu: lokasi. Di sini gue punya analogi sederhana begini:

Gue mau ke rumah elo, cepet kirimin lokasinya!”

“Oke, ini gue shareloc (share location) ya.

konsep geografi lokasi zenius
Ilustrasi berbagi lokasi kepada teman (dok. support.apple.com)

Ada dua jenis lokasi, yaitu lokasi absolut dan lokasi relatif. Sesuai namanya, lokasi absolut itu udah pasti banget, karena ada titik koordinatnya. Misalnya angka -6.233008,106.832384 muncul di titik lokasi elo saat ini. 

Untuk angka yang depan (-6.233008) merupakan garis bujurーkalau di peta bisa dilihat dengan garis vertikalー dan angka setelahnya (106.832384) merupakan garis lintangーkalau di peta dilihat dengan garis horizontal.

Selain lokasi absolut, ada lagi nih yang namanya lokasi relatif. Lokasi ini menggunakan orientasi objek lain, bukan menggunakan titik koordinat. Contohnya pada percakapan berikut ini:

“Gue mau main ke rumah elo, di mana sih lokasinya?”

“Rumah gue yang ada di seberang masjid Al Hidayah.”

Atau

“Rumah gue samping jembatan merah, yang catnya warna biru, dan di sebelahnya ada pohon beringin.”

Selain itu, lokasi relatif juga bisa digunakan sebagai patokan harga lahan lho. Elo pasti udah gak asing lagi kan sama istilah, “Rumah di pinggir jalan apalagi di kota mah mahal-mahal” dan “Rumah itu sebelahan sama tempat pemakaman umum, serem pasti, dan harganya pasti lebih murah nih”.

Jarak

Rumah gue ke tempat jualan boba kurang lebih 1 km.”

konsep geografi jarak zenius
Jarak dari rumah ke tempat jual boba

Antara satu tempat ke tempat lainnya terdapat jarak. Coba deh elo buka peta atau Google Maps, terus ketik dari Jakarta ke Bandung. Nah, di situ akan muncul jarak dengan satuan km, misalnya 165 km. Jarak tersebut dinamakan jarak absolut, karena tetap dan pasti. 

Sedangkan, ketika elo menemukan ada pernyataan, “Jarak dari rumah gue ke tempat boba dekat kok, sekitar 10 menit”. Nah, pernyataan tersebut dinamakan jarak relatif, karena bisa jadi hari ini jarak tersebut ditempuh 10 menit saja, tapi besok jadi 30 menit karena macet. Dengan begitu, jarak merupakan ruang yang terdapat di antara dua objek.

Keterjangkauan

Keterjangkauan adalah kemudahan untuk mengakses atau menjangkau suatu objek. Misalnya elo lagi merencanakan untuk pergi ke suatu tempat, “Hmm.. kira-kira untuk mencapai ke lokasi itu, gue harus naik apa ya?”, gitu kan? Kalau naik mobil susah, karena jalannya sempit. Jalan kaki terlalu jauh. Salah satu cara termudah dengan menggunakan motor.

Pola

Pola merupakan susunan atau persebaran fenomena di muka bumi. Misalnya suatu jalan yang terbentang dari A ke B, nah, kawasan penduduk di sekitar jalan itu tentu akan mengikuti pola jalanannya, seperti berjajar di pinggir jalan secara teratur. Atau bisa juga elo lihat pada kawasan sungai seperti pada sungai Ciliwung berikut ini.

konsep geografi pola penduduk zenius
Pola pemukiman di sekitar sungai Ciliwung Jakarta (dok. dwrm.gov.vn)

Pada konsep pola, ada beberapa jenis, yaitu:

  1. Pola liner (memanjang): pola ini membentuk jaringan jalan, rel KA, sungai (contohnya pada pola pemukiman di sekitar sungai Ciliwung).
  2. Pola random (acak): pola ini bersifat acak, membentuk sumber air, kesuburan tanah, dan bahan baku industri.
  3. Pola konsentrik (memusat): pola ini berorientasi pada satu pusat, membentuk jarak dari pusat kota, daya tarik pusat, dan biaya transportasi.

Morfologi

Morfologi merupakan gambaran bentuk muka bumi akibat proses alam atau aktivitas manusia. Contohnya pada daerah dataran rendah dan dataran tinggi, dari situ aja kita sudah tahu perbedaan bentuk muka dan lingkungannya, iya kan?

Aglomerasi

Sebelumnya, kita sudah bahas tentang aglomerasi pada pusat teknologi dunia di Silicon Valley. Nah, konsep aglomerasi merupakan kecenderungan pengelompokkan fenomena dalam suatu wilayah. Contohnya kawasan rumah TNI yang ada di satu kompleks, kawasan industri di Karawang, pusat teknologi dunia di Silicon Valley.

Nilai Guna

Sesuai dengan namanya, berarti ada nilai guna dalam konsep geografi ini. Misalnya di daerah sekitar pantai. Ketika waktu liburan tiba, banyak orang dari berbagai daerah yang akan berkunjung ke pantai. Nah, momen tersebut dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar pantai untuk mendirikan warung-warung makanan dan menyediakan berbagai fasilitas seperti alat berselancar. Nah, jadi nilai guna bisa diartikan dengan manfaat suatu wilayah.

Interaksi atau Interdependensi

Setiap wilayah memiliki perbedaan karakteristik, misalnya wilayah A merupakan kawasan industri, dan wilayah B merupakan kawasan pertanian. Nah, antar kedua wilayah tersebut akan ada interaksi, wilayah B mengirimkan peralatan pertanian kepada wilayah A, dan wilayah A mengirimkan hasil pertanian kepada wilayah B. Bisa kita simpulkan bahwa interaksi atau interdependensi merupakan hubungan wilayah dengan wilayah lain karena saling membutuhkan.

Diferensiasi Area

Diferensiasi area merupakan karakter unik atau khas dari suatu wilayah. Jadi, karakter itu hanya ada di wilayah itu dan menjadi ciri khasnya. Misalnya puncak gunung Everest yang tertutup salju. Wilayah yang tertutup salju dengan keadaan jalan yang terjal itu akan menjadi ciri khas puncak Everest.

Keterkaitan Ruang

Keterkaitan ruang merupakan suatu wilayah yang mempengaruhi wilayah lain. Misalnya ada kasus kebakaran di wilayah A. Nah, asap dari kebakaran ini ternyata berimbas juga ke wilayah lain di sekitarnya.

Mau materi dan video pembelajaran tentang Geografi yang lebih lengkap? Download Zenius di gadget elo ya, biar belajar makin seru. Klik tombol download di bawah ini, ya!

Prinsip Geografi

Sebelum masuk ke pendekatan geografi, kita perlu membahas dulu nih tentang prinsip geografi. Dengan adanya prinsip geografi, maka geografi bisa konsisten dan memiliki pegangan dalam melihat fenomena. Tujuan dari adanya prinsip ini tentu saja sebagai dasar untuk menjelaskan fenomena fisik dan sosial. Selain itu, bisa juga digunakan untuk memahami karakteristik dan keterkaitan fenomena dengan fenomena lain.

Prinsip geografi ada 4, yaitu:

Prinsip Persebaran

Setiap wilayah memiliki karakteristik yang berbeda. Dengan begitu, prinsip ini dibutuhkan untuk menentukan wilayah mana sih yang kira-kira memiliki kesamaan dan mana saja yang berbeda. Ini bisa digunakan untuk mencocokkan suatu wilayah dengan kegiatannya. Berikut adalah prinsipnya:

  1. Persebaran geografi dan fakta yang gak merata di permukaan bumi.
  2. Geografi menganalisis mengapa bisa berbeda dan sama di setiap wilayah.

Contohnya, persebaran kawasan industri dan fauna endemik.

prinsip geografi persebaran zenius
Persebaran fauna endemik di Indonesia (dok. kumparan.com)

Prinsip Interelasi

Prinsip ini merupakan hubungan timbal balik atau keterkaitan antara satu fenomena dengan fenomena yang lain. Contohnya wilayah pertanian banyak di sekitar gunung api di daerah Magelang. Hal itu dikarenakan tephra (istilah untuk abu vulkanis) mengandung mineral primer yang mempunyai unsur hara tinggi.

Selain itu, tephra juga punya kemampuan untuk menyerap karbon dari atmosfer dalam jumlah besar, kemudian karbon tersebut akan disimpan di dalam tanah. Hal itu akan membuat tanah di sekitar gunung berapi menjadi subur. Ya meskipun proses pelapukan abu vulkanis dalam memperbaharui tanah butuh waktu yang cukup lama.

Prinsip Deskripsi

Prinsip deskripsi menjelaskan atau menguraikan dalam bentuk peta, grafik, dan kalimat analisis. Contohnya jumlah penduduk di Kabupaten Lumajang meningkat dan persebarannya tidak merata. Jadi, prinsip ini berhubungan sama data-data.

Prinsip Korologi

Prinsip korologi merupakan perpaduan dari ketiga prinsip di atas. Contohnya persebaran hujan menggunakan peta prinsip persebaran, kemudian kita tahu kalau hujan yang intensitasnya tinggi akan menyebabkan banjir dengan prinsip interelasi, terakhir kita buat data-data analisisnya fasilitas publik apa saja yang terdampak banjir menggunakan prinsip deskripsi. 

Jadi, jika ada pertanyaan mengapa prinsip korologi menjadi prinsip geografi yang paling lengkap, jawabannya karena meliputi semua prinsip geografi. Oke, paham ya, Sobat Zenius?

Apa Itu Pendekatan Geografi?

Pendekatan geografi merupakan cara pandang atau cara kita melihat gejala geosfer (atmosfer, litosfer, hidrosfer, biosfer, dan antroposfer). Karena, wilayah di muka bumi ini kan memiliki perbedaan karakteristik. Nah, dengan adanya cara pandang atau sudut pandang geografi, kita bisa menganalisis karakteristik suatu wilayah.

Tanpa berlama-lama, langsung aja deh kita bahas macam-macam pendekatan geografi dan contohnya sebagai berikut:

Pendekatan Keruangan Geografi

Pendekatan ini merupakan cara pandang yang menekankan pada ruang. Selain itu, dalam memandang juga kita perlu melihat persamaan, perbedaan, dan persebaran ruang. Pendekatan ini bisa ditunjukkan dengan peta.

Contohnya pada peta sebaran COVID-19 di suatu kabupaten.

Pendekatan Geografi Kelingkungan

Pendekatan kelingkungan atau ekologi merupakan cara pandang untuk memahami lingkungan secara holistik atau menyeluruh, mulai dari unsur alam hingga sosialnya. Pendekatan ini dikuatkan oleh pengetahuan atau teori.

Contohnya wilayah pertanian di suatu kabupaten, seperti apa jenis tanahnya, kemiringan, kesuburan, dan budaya masyarakat sekitarnya.

Pendekatan Geografi Kompleks Wilayah

Pendekatan ini merupakan cara pandang yang menggunakan kekuatan pengetahuan dan teori. Selain itu, pendekatan ini juga akan melihat bahwa setiap tempat memiliki keunikan (saling tersebar, saling terhubung, dan saling mempengaruhi).

Contohnya persebaran peta wisata di suatu kabupaten.

*****

Gimana nih, sampai sini udah paham kan tentang konsep pendekatan prinsip dan aspek geografi? Elo tentunya juga sudah bisa nih menjelaskan prinsip-prinsip pendekatan keruangan serta macam-macam pendekatan geografi lainnya.

Kemudian, kalau elo mau pelajari materi Geografi lainnya bisa langsung klik banner di bawah ini, lho!

Konsep, Prinsip, dan Pendekatan Geografi - Materi Geografi Kelas 10 9

Terus kalo mau belajar elo lebih efektif, cobain deh langganan paket belajar Zenius Aktiva Sekolah. Elo akan dapet akses ke ribuan materi pelajaran, latihan soal, try out, sampai live class bareng Zen Tutor yang asik-asik. Klik gambar di bawah ini buat info lengkapnya, yah!

indeks harga

Baca Juga Artikel Lainnya

Materi Geografi: Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia

Skala Peta, Rumus, dan Macamnya – Materi Geografi Kelas 10

Dinamika Kependudukan Indonesia: Geografi Kelas 11

Wilayah dan Tata Ruang Indonesia – Materi Geografi Kelas 12

Originally Published: December 6, 2021
Updated By: Arum Kusuma Dewi & Arieni Mayesha

Peta Persebaran Flora dan Fauna di Indonesia

Kali ini kita akan membahas peta persebaran flora dan fauna di Indonesia, nih. Kira-kira bagaimana ya persebarannya? Yuk, kita cari tahu bersama-sama.

Sobat Zenius, siapa di sini yang pernah pergi ke ke kebun binatang, cagar alam, kebun raya, atau taman safari?

Loading ... Loading …

Kalau elo sudah pernah, apa saja hewan atau tumbuhan yang paling berkesan buat elo? Coba jawab di kolom komentar ya.

Orang utan merupakan bagian dari keragaman flora dan fauna Indonesia.
Berkunjung ke kebun binatang di Indonesia. (Arsip Zenius)

Gue jadi nostalgia nih. Waktu dulu gue pergi ke taman safari untuk pertama kalinya, gue melihat berbagai hewan, seperti gajah, harimau, monyet, dan lainnya di sana.

Selain ke Taman Safari, gue juga pernah pergi ke sebuah kebun burung di Jakarta. Keren banget, ada banyak macam burung di sana. Kalau diingat-ingat lagi, banyak lho hewan-hewan yang gue lihat itu asli berasal dari Indonesia. 

Nah, sehubungan dengan hal tersebut, kali ini kita akan membahas tentang hewan serta tumbuhan yang ada di Indonesia.

Atau, lebih tepatnya, kita akan membahas mengenai persebaran flora dan fauna di Indonesia. Materi ini kita pelajari pada mata pelajaran Geografi kelas 11.

Yuk, kita cari tahu soal persebaran flora dan fauna di Indonesia.

Persebaran Flora dan Fauna di Indonesia

Melihat keragaman flora dan fauna indonesia, jadi penasaran nggak sih, kenapa ya flora dan fauna di dunia itu bisa beda-beda?

Untuk mendapatkan jawaban tersebut, elo bisa menonton video di bawah ini. Silahkan klik link videonya. Selamat menonton!

Video: Mengapa Tumbuhan dan Hewan di Dunia Berbeda-Beda?

Video materi tentang penjelasan beragamnya flora dan fauna di dunia.
Yuk, nonton video materi tentang penjelasan beragamnya flora dan fauna di dunia. (Arsip Zenius)

Wah, ternyata keadaan tiap daerah benar-benar mempengaruhi kehidupan organisme di dalamnya, ya. 

Selanjutnya, kita akan membahas flora dan fauna di Indonesia beserta asalnya, dimulai dengan melihat peta persebaran flora dan fauna di Indonesia terlebih dahulu.

Baca Juga: Apa Itu Biosfer? – Materi Geografi Kelas 11

Peta Persebaran Flora dan Fauna di Indonesia

Sobat Zenius, daerah persebaran flora dan fauna di Indonesia itu dibagi menjadi tiga. Elo bisa tebak nggak, mengapa di Indonesia terdapat 3 daerah pembagian persebaran flora fauna?

Nih, lihat dulu pembagiannya. Gue sudah menarik garis titik-titik untuk memberi batas tiap bagian.

Peta Garis Wallace dan Garis Weber.
Peta Garis Wallace dan Garis Weber. (Arsip Zenius)

Seperti yang bisa lihat, Garis Wallace merupakan garis yang membatasi zona Asiatis dan zona Peralihan. Sementara Garis Weber membatasi zona Peralihan dan zona Australis.

Garis-garis tersebut membagi daerah Indonesia sesuai dengan kondisi geografis dan geologis daerah tersebut, serta flora dan fauna yang ada di dalamnya.

Nah, secara geologis, Indonesia terbagi menjadi dataran Sunda (Asiatis) dan dataran Sahul (Australis).

Berhubung Indonesia itu penuh dengan pulau yang terpisahkan oleh laut, bisa terbayang kan, betapa beragamnya persebaran flora dan fauna.

Apa kaitan antara adanya laut yang memisahkan pulau, dengan keberagaman? Laut menyebabkan adanya isolasi geografis, sehingga persebaran flora dan fauna di tiap pulau menjadi begitu beragam.

Lantas, bagaimana persebaran flora dan fauna di Indonesia? Supaya pembahasannya lebih jelas, mari kita bahas contoh flora indonesia bagian barat, tengah, dan timur.

Persebaran Flora di Indonesia

Apa saja jenis tumbuhan yang ada di Indonesia? Coba elo lihat ilustrasi di bawah ini.

Peta persebaran flora dan fauna di Indonesia untuk flora.
Peta persebaran flora dan fauna di Indonesia untuk flora. (Arsip Zenius)

Sebelum membahas flora di tiap zona, gue mau memberi tahu fakta menarik nih soal salah satu bunga yang ada di Indonesia.

Kemungkinan, elo pernah dengar kan yang namanya bunga bangkai, atau nama ilmiahnya, Rafflesia arnoldii. Kabarnya, bunga raksasa yang kadang disebut sebagai padma raksasa ini hanya bisa ditemukan di Indonesia, lho.

Lebih tepatnya, habitat bunga ini berada di daerah Sumatera Barat. Gue belum pernah melihat bunga ini secara langsung. Jadi penasaran deh gimana bentuk dan baunya secara nyata. 

Oke, back to our main topic, mari kita lihat contoh jenis tumbuhan yang ada di zona-zona di Indonesia.

Flora di Zona Asiatis Indonesia

Terdapat tiga pulau besar di zona ini, yaitu Sumatera, Kalimantan, dan Jawa. Apa saja contoh tumbuhannya?

  • Hutan hujan tropis di daerah Kalimantan.
  • Hutan bakau di Sumatera.
  • Hutan gugur (contoh: Pohon Jati) di Jawa.

Flora di Zona Peralihan Indonesia

Ada Sulawesi dan Nusa Tenggara di zona bagian ini. Berikut ini contoh flora di sana.

  • Pohon lontar dan hutan gugur di Sulawesi.
  • Sabana di Nusa Tenggara.

Ngomong-ngomong, elo masih ingat kan apa itu sabana? Sabana merupakan padang rumput dengan semak-semak dan beberapa jenis pohon.

Flora di Zona Australis Indonesia

Di bagian zona ini, ada Papua dan Maluku. Kira-kira apa tumbuhan yang ada di sana?

  • Hutan hujan tropis di Maluku.
  • Hutan bakau di Papua bagian selatan.
  • Tumbuhan pakis, eboni, dan matoa.

Pasti Sobat Zenius penasaran banget ya, gimana bentuk tumbuhan-tumbuhan yang sudah gue sebut tadi.

Oleh karena itu, gue sarankan elo nonton video materi sebaran flora di Indonesia melalui aplikasi Zenius, melalui link di bawah ini.

Video: Sebaran Flora di Indonesia

Video sebaran flora di Indonesia.
Yuk, nonton video sebaran flora di Indonesia. (Arsip Zenius)

Wih keren banget ya, video tersebut tdiak cuma menjelaskan berbagai contoh flora dan persebarannya di Indonesia, tapi juga memperlihatkan foto-fotonya. Insightful banget, deh!

Next, kita lanjut ke pembahasan persebaran fauna di Indonesia.

Persebaran Fauna di Indonesia

Sama seperti persebaran flora, persebaran fauna di Indonesia juga bermacam-macam. Berikut ini ilustrasi persebarannya.

Peta persebaran flora dan fauna di Indonesia untuk fauna.
Peta persebaran flora dan fauna di Indonesia untuk fauna. (Arsip Zenius)

Kangguru di Papua? Nggak salah tuh? Kan kangguru itu tinggalnya di Australia. Eitss, ada lho kanguru yang tinggalnya di Papua, namanya kanguru pohon.

Jadi makin penasaran, apa saja sih contoh fauna di berbagai zona di Indonesia? Check it out!

ZonaAsiatisPeralihanAustralis
Pulau besarSumatera, Kalimantan, dan JawaSulawesi dan Nusa TenggaraMaluku dan Papua
Contoh faunaBadak bercula satuGajah SumateraHarimau SumateraOrang UtanRusaTapirMacan KumbangAnoaBabi rusaKomodoKuskusMaleoTarsiusCendrawasihKangguru pohonKasuariMerakNuri Kabare

Supaya elo bisa mengenali hewan-hewan di atas dengan lebih baik, gue rekomendasikan video materi Zenius tentang sebaran fauna di Indonesia ini.

Video: Sebaran Fauna Di Indonesia

Video sebaran fauna di Indonesia.
Yuk, nonton video sebaran fauna di Indonesia. (Arsip Zenius)

Oke, sampai sini kita sudah membahas persebaran flora dan fauna di Indonesia, nih. Pertanyaannya, kok bisa ya persebarannya seperti itu?

Tentunya, ada berbagai faktor yang mempengaruhi persebaran flora dan fauna di Indonesia. Oleh karena itu, mari kita bahas di bagian selanjutnya.

Baca Juga: Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia – Materi Geografi Kelas 11

Faktor yang Mempengaruhi Persebaran Flora dan Fauna di Indonesia

Kira-kira apa ya faktor yang mempengaruhi persebaran flora dan fauna di Indonesia? Berikut ini video yang membahas faktor persebaran flora dan fauna.

Video: Faktor Persebaran Flora Dan Fauna

Gimana, Sobat Zenius? Sekarang elo jadi paham kan apa saja faktornya. Coba gue review secara singkat ya. Berikut ini faktor yang mempengaruhi persebaran flora dan fauna.

  • Iklim, seperti suhu, curah hujan, kelembaban udara, dan lain-lain.
  • Edafik (tanah), jenis dan kesuburan tanah mempengaruhi jenis tumbuhan. Untuk penjelasan lebih lanjut elo bisa nonton videonya di sini
  • Topografi, merupakan keadaan geografis muka bumi, seperti kemiringan dan ketinggian tempat.

Ingat ya, elo bisa nonton video di Zenius untuk penjelasan bagaimana faktor-faktor di atas mempengaruhi persebaran flora dan fauna. 

Sekarang, kita lanjut ke contoh soal dan pembahasannya, yuk.

Contoh Soal

Berikut ini contoh soal dan pembahasannya.

Contoh Soal 1

Persebaran flora Indonesia dari wilayah barat ke timur adalah …

A. Hutan musim, hutan hujan tropik, sabana tropik

B. Sabana tropik, hutan hujan tropik, hutan musim

C.  Hutan hujan tropik, hutan musim, sabana tropik

D. Hutan hujan tropik, sabana tropik, hutan musim

E. Hutan musim, sabana tropik, hutan hujan tropik

Pembahasan

Oke, kalau kita urutkan dari yang paling barat, itu ada Sumatera yang didominasi hutan hujan tropik. Lalu bergeser ke Jawa, ada hutan musim seperti hutan jati. Lalu ke timurnya lagi, ada Nusa Tenggara dengan daerah sabana tropik.

Jadi, jawabannya adalah C.

Contoh Soal 2

Jenis flora yang banyak terdapat di Indonesia bagian timur adalah …

A. Teh

B. Jati

C. Bunga Bangkai

D. Padma

E. Sagu

Pembahasan

Indonesia bagian timur itu utamanya meliputi Papua dan Maluku ya. Biasanya, Sulawesi dan Kepulauan Nusa Tenggara juga termasuk sebagai Indonesia timur. Nah, kira-kira dari pilihan di atas mana nih yang paling tepat?

Nah, Sobat Zenius perlu tahu, bahwa orang Maluku, Papua, dan bahkan Nusa Tenggara itu banyak yang mengonsumsi sagu sebagai makanan pokok, lho.

Jadi, pastinya sagu ini banyak di sana. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa pilihan yang paling tepat adalah E.

Baca Juga: Sebaran dan Pengelolaan Sumber Daya Alam Indonesia – Materi Geografi Kelas 11

*********

Oke Sobat Zenius, itulah pembahasan singkat mengenai persebaran flora dan fauna di Indonesia. Kalau elo ingin mempelajari materi Geografi lainnya dengan lebih dalam dan asyik, coba deh nonton video materi Zenius dan akses soal-soalnya.

Peta Persebaran Flora dan Fauna di Indonesia - Materi Geografi Kelas 11 9

Biar makin mantap, Zenius bisa menemani proses belajar lo. Ada beberapa paket belajar yang bisa lo pilih sesuai kebutuhan. Nggak cuman review materi aja, tetapi juga latihan soal untuk mengukur pemahaman lo. Langsung aja klik banner di bawah ini.

SKU-BELI-PAKET-BLJR-1

Pastikan elo log in akun Zenius elo ya supaya bisa akses video dan soalnya. Sampai di sini dulu artikel kali ini, dan sampai jumpa di artikel selanjutnya!

Tujuan Berdirinya ASEAN dan Peta Negara Anggota

Hai Sobat Zenius, apa kabar? Masih semangat belajarnya kan? Kali ini, gue mau bahas tentang tujuan berdirinya ASEAN, sejarah hingga latar belakang pembentukannya nih. Yuk, baca artikel ini sampai selesai!

Sebelumnya, gue mau tanya, apa sih kepanjangan ASEAN? Yap, betul sekali, ASEAN adalah Association of Southeast Asian Nations atau kalau di Indonesia disebut sebagai Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara. ASEAN ini sudah dibentuk sejak 55 tahun yang lalu lho, tepatnya pada 8 Agustus 1867.

Tapi, elo sudah tahu nggak kenapa negara-negara di Asia tenggara itu jadi satu circle? Apa sih tujuan berdirinya atau latar belakang pembentukan ASEAN? Apa karena mereka punya hobi yang sama? Atau karena kesamaan nasib? Terus negara apa aja nih yang bergabung? Biar lebih jelas, gue mau ngajak kalian cari tahu sama-sama.

Sejarah Terbentuknya ASEAN

Di paragraf sebelumnya gue sudah jelasin kan, kalau ASEAN dibentuk pada tanggal 8 Agustus 1967. Saat itu, semua negara yang bergabung hadir di pertemuan yang diadakan di Bangkok, Thailand. Ada lima negara yang menginisiasi berdirinya ASEAN, yaitu Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand melalui penandatanganan Deklarasi Bangkok.

Elo udah tahu belum siapa aja sih para tokoh pelopor yang dikenal sebagai bapak pendiri organisasi ini? Mereka adalah  Adam Malik dari Indonesia, Tun Abdul Razak dari Malaysia, S. Rajaratnam dari Singapura, Thanat Khoman dari Thailand, dan Narciso R. Ramos dari Filipina.

Ilustrasi tokoh yang melatar belakangi sejarah dan tujuan berdirinya ASEAN
Tokoh Pendiri ASEAN (Arsip Zenius)

Dilansir dari laman resminya, latar belakang pembentukan ASEAN dimulai pada era 1960-an, saat kawasan Asia Tenggara sedang berada pada situasi rawan konflik. Sedang terjadi perebutan pengaruh ideologi negara-negara besar dan konflik antar negara yang dapat mengganggu stabilitas dan menghambat pembangunan kawasan Asia Tenggara. Nah, hal inilah yang membuat para pendiri akhirnya setuju membentuk organisasi untuk menciptakan kawasan Asia Tenggara yang damai, aman, stabil, dan sejahtera. 

Selain itu organisasi ini berhasil terbentuk karena adanya latar belakang yang sama antara negara-negara anggotanya, yaitu:

  1. Persamaan letak wilayah atau geografis di kawasan Asia Tenggara
  2. Persamaan nasib sebagai negara terjajah (kecuali Thailand)
  3. Persamaan budaya negara-negara di Asia Tenggara
  4. Persamaan kepentingan
cta banner donwload apps zenius

Download Aplikasi Zenius

Tingkatin hasil belajar lewat kumpulan video materi dan ribuan contoh soal di Zenius. Maksimaln persiapanmu sekarang juga!

icon download playstore
icon download appstore
download aplikasi zenius app gallery

Baca Juga: Latar Belakang dan Tujuan NATO

Apa Tujuan Dibentuknya ASEAN?

Seperti yang udah sedikit disinggung di atas, pada dasarnya pembentukan organisasi ini didasari oleh keinginan negara-negara di Asia Tenggara untuk untuk menciptakan kawasan yang damai, aman, stabil, dan sejahtera. Melansir dari laman resminya lagi, tujuan berdirinya ASEAN terangkum dalam pertemuan 5 negara pembentuk yang disebut sebagai Deklarasi Bangkok atau lebih dikenal sebagai Deklarasi ASEAN, yaitu: 

  1. Mempercepat pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial, dan perkembangan kebudayaan di kawasan Asia Tenggara.
  2. Meningkatkan perdamaian dan stabilitas regional. Salah satu cara meningkatkan perdamaian dan stabilitas di wilayah Asia Tenggara adalah menganut prinsip non-intervensi. Apa sih prinsip non-intervensi itu? Prinsip non-intervensi ini diadopsi dari Piagam ASEAN, yang mengatur bahwa para anggotanya tidak boleh melakukan intervensi terhadap masalah internal yang dihadapi oleh salah satu negara anggota. Prinsip intervensi telah menjadi prinsip utama yang berperan pula dalam menjaga keharmonisan dan batasan terhadap urusan internal negara-negara kawasan sejauh ini.
  1. Meningkatkan kerjasama dan saling membantu untuk kepentingan bersama dalam bidang ekonomi, sosial, teknik, ilmu pengetahuan, dan administrasi.
  2. Memelihara kerjasama yang erat di tengah-tengah organisasi regional dan internasional yang ada.
  3. Meningkatkan kerjasama untuk memajukan pendidikan, latihan, dan penelitian di kawasan Asia Tenggara.

Kita juga patut bangga ya, negara kita menjadi salah satu negara pendiri ASEAN, keren kan!

Baca Juga: Konsep Perang Dingin atau Cold War – Materi Sejarah Kelas 12

Negara Anggota ASEAN 

Di awal pembentukannya organisasi ini memang hanya 5 negara yang menjadi anggotanya, tapi seiring berjalannya waktu organisasi ini semakin menunjukkan nilai positif yang dimilikinya. Nah negara lain di Asia Tenggara mulai nih tertarik untuk bergabung, sehingga sampai sekarang udah ada 10 negara yang bergabung. Negara mana aja sih yang bergabung?

Berikut negara-negara anggota beserta tanggal bergabungnya: 

  1. Indonesia (8 Agustus 1967)
  2. Malaysia (8 Agustus 1967)
  3. Singapura (8 Agustus 1967)
  4. Thailand (8 Agustus 1967)
  5. Filipina (8 Agustus 1967)
  6. Brunei Darussalam (8 Januari 1984)
  7. Vietnam (28 Juli 1995)
  8. Laos (23 Juli 1997)
  9. Myanmar (23 Juli 1997)
  10. Kamboja (30 April 1999)

Saat ini Sekretaris Jenderal ASEAN dijabat oleh H.E. Lim Jock Hoi, periode 2018–2022, beliau berasal dari dari Brunei Darussalam. 

H.E. Lim Jock Hoi, Sekretaris Jenderal ASEAN periode 2018 – 2022| Sumber: Sekretariat Nasional ASEAN 
H.E. Lim Jock Hoi, Sekretaris Jenderal ASEAN periode 2018 – 2022. (Dok. Sekretariat Nasional ASEAN)

Tugas dari Sekretaris Jenderal adalah membantu pelaksanaan berbagai kesepakatan ataupun keputusan organisasi, serta memantau dan melaporkan perkembangan capaian organisasi kepada KTT ASEAN, dan menyampaikan pandangan serta sikap organisasi kepada pihak luar. Tentunya sesuai pedoman kebijakan dan mandatnya. Bukan tugas yang gampang ya guys….

Dalam rangka membangun hubungan yang baik antar anggota, maka telah berlangsung beberapa pertemuan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT). Konferensi Tingkat Tinggi merupakan  puncak pertemuan tingkat tinggi para kepala negara atau pemerintahan negara anggota.  Selain itu, ada juga Japan-ASEAN Summit Meeting, dan masih banyak lagi pertemuan antara ASEAN dengan negara dan organisasi regional negara lainnya

Ilustrasi peta ASEAN yang menjadi pedoman latar belakang tujuan berdirinya ASEAN
Peta negara anggota ASEAN (Sumber: Freepik)

Baca Juga: Latar Belakang Politik Apartheid dan Dampaknya – Materi Sejarah Kelas 12

Apa Peran Indonesia di ASEAN?

Selain berperan dalam pendirian, Indonesia juga memiliki banyak peran dalam organisasi, antara lain:

  1. Indonesia sudah tiga kali menjabat sebagai Ketua, yakni pada tahun 1976, 2003, dan 2011. 
  2. Penyelenggara Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) pertama adalah Indonesia. Setelah Deklarasi Bangkok, para pendiri sepakat untuk menyelenggarakan KTT. Indonesia terpilih menjadi tuan rumah penyelenggara KTT yang pertama pada tanggal 23-24 Februari 1976 di Bali.
  3. Menginisiasi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) merupakan bentuk integrasi ekonomi ASEAN. Pembentukan MEA ini diajukan pada pertemuan KTT ASEAN di Bali.
  4. Dalam isu penanggulangan bencana, telah disepakati inisiatif Indonesia tentang Declaration on One ASEAN, One Response yang ditandatangani oleh seluruh Kepala Negara anggota pada September 2016.

Nah, sampai di sini sudah mulai paham kan sejarah, latar belakang dan tujuan berdirinya ASEAN? Biar makin paham, elo bisa nonton video pembahasannya dengan klik banner yang ada di bawah ini, ya!

belajar materi pelajaran sejarah di zenius

Baca Juga: Mengenal GNB (Gerakan Non-Blok) – Materi Sejarah Kelas 12

Contoh Soal dan Pembahasan ASEAN

1. Perhatikan daftar negara-negara berikut!

(1) Indonesia, Myanmar, Singapura, Laos

(2) Myanmar, Korea, Cina, Indonesia

(3) Brunei, Malaysia, Laos, Korsel

(4) Kamboja, Malaysia, Vietnam, Cina

Negara-negara yang merupakan anggota dari ASEAN ditunjukan oleh nomor …

A. 1

B.2

C. 3

D. 4

Jawaban: A. 1) Indonesia, Myanmar, Singapura, Laos

Pembahasan: Negara-negara yang tergabung menjadi anggota ASEAN adalah Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina, Brunei Darussalam, Vietnam, Laos, Myanmar, Kamboja.

2. Negara-negara yang tergabung dalam ASEAN memiliki kesamaan, yaitu sama-sama pernah dijajah oleh bangsa barat, kecuali…

A. Indonesia

B. Vietnam

C. Thailand

D. Singapura

E. Malaysia

Jawaban: C. Thailand

Pembahasan: Semua negara yang tergabung dalam ASEAN memiliki kesamaan, yaitu sama-sama pernah dijajah oleh bangsa barat, kecuali Thailand

3. Dalam pembentukan ASEAN terdapat 5 negara pelopor yang masing-masing diwakili oleh perwakilan dari negaranya. Tokoh yang mewakili Malaysia dalam kesepakatan tersebut adalah…

A. Adam Malik

B. Tun Abdul Razak

C. Thanat Khotman

D. S. Rajaratnam

E. Narciso Ramos

Jawaban: B. Tun Abdul Razak 

Pembahasan: Tokoh pelopor berdirinya ASEAN adalah Adam Malik dari Indonesia, Tun Abdul Razak dari Malaysia, S. Rajaratnam dari Singapura, Thanat Khoman dari Thailand, dan Narciso R. Ramos dari Filipina.

Nah, itu dia pembahasan tentang sejarah, latar belakang dan tujuan dibentuknya ASEAN. Semoga bisa menjadi referensi elo saat belajar ya. Khusus buat Sobat Zenius yang ingin punya nilai rapor yang bagus, sekaligus menambah pemahaman semua materi belajar SMA kelas 10, 11 dan 12, elo bisa berlangganan Zenius Aktiva.

Di paket ini, elo bakal diberikan akses ke ribuan video materi belajar premium, ikutan try out dan latihan soal intensif biar elo makin ahli jawab soal ujian, sampai dibimbing langsung sama tutor lewat fitur live class lho. Yuk, cari tahu info lengkapnya dengan klik banner di bawah ini!

Tujuan Berdirinya ASEAN dan Peta Negara Anggota - Materi Sejarah Kelas 12 9

Originally Published: January 17, 2022
Updated By: Rizaldi Abror