Sejarah Perkembangan Revolusi Industri 1.0 Sampai 4.0

Halo Sobat Zenius, salam kenal, gue Marcel. Di artikel ini, gue mau ngomongin perihal sejarah perkembangan revolusi industri, mulai dari revolusi industri 1.0 sampai revolusi industri 4.0. Hal ini berkaitan banget dengan hobi gue yaitu Sejarah dan Ekonomi Makro.

Berbicara mengenai topik ini, sebagian besar dari elo pasti udah pernah denger istilah ini. Tapi sebenarnya apa yang dimaksud dengan revolusi industri itu?

Biasanya, di pelajaran Sejarah sering banget membahas ini. Kalau lagi ngomongin revolusi industri biasanya di belakangnya ada embel-embel angka tuh mulai dari 1.0, 2.0, 3.0 hingga 4.0.

Sebenarnya apa sih maksudnya dan kenapa ada tahapan revolusi industri sampai 4.0?

Belakangan ini banyak banget yang membicarakan tentang revolusi industri 4.0. Enggak tokoh nasional, enggak tokoh internasional, berkali-kali ngomong soal “Bersiaplah menyongsong industri 4.0” atau “Kita tidak boleh tergilas oleh industri 4.0” atau “Kita harus bisa memanfaatkan fenomena Industri 4.0.”

Nah, melalui artikel ini, gue akan mengupas tuntas mengenai perkembangan revolusi industri kepada elo semua. Yuk, langsung simak penjelasan lengkapnya di bawah ini!

revolusi industri
Ilustrasi hasil revolusi industri (Arsip Zenius)

Definisi Revolusi Industri

Di bagian pertama ini gue akan menjawab pertanyaan elo mengenai apa yang dimaksud dengan revolusi industri?

Secara simpel, pengertian dari revolusi industri adalah perubahan besar dan radikal terhadap cara manusia memproduksi barang. 

Perubahan besar ini tercatat sudah terjadi tiga kali, dan saat ini kita sedang mengalami revolusi industri yang keempat. 

Setiap perubahan besar ini selalu diikuti oleh perubahan besar dalam bidang ekonomi, politik, bahkan militer dan budaya. Sudah pasti ada jutaan pekerjaan lama menghilang, dan jutaan pekerjaan baru yang muncul.

Lebih detailnya elo harus lihat di setiap revolusi industri, tapi kasarnya adalah, beberapa hal yang semula begitu sulit, begitu lama, begitu mahal dalam proses produksi mendadak jadi mudah, cepat, dan murah. 

Ingat, Ekonomi membicarakan macam-macam upaya manusia menghadapi kelangkaan.

revolusi industri
Munculnya pabrik sebagai tanda revolusi Industri. (dok. Ant Rosetzky on Unsplash)

Revolusi industri menghasilkan penurunan, malah terkadang menghilangkan beberapa kelangkaan tersebut, sehingga waktu, tenaga, dan uang yang semula digunakan untuk mengatasi kelangkaan-kelangkaan tersebut mendadak jadi bebas.

Jadi, bisa digunakan untuk hal lain untuk mengatasi kelangkaan yang lain.

Hilangnya atau berkurangnya sebuah kelangkaan otomatis mengubah banyak aspek dalam kehidupan bermasyarakat. 

Apalagi kalau ternyata beberapa kelangkaan menghilang! Nah, kita lihat satu persatu, sesuai urutannya.

Revolusi industri terjadi pada tahun 1770-an akhir pada revolusi industri 1.0 hingga 4.0 di sekitar tahun 2011

Cerita lengkapnya perkembangan revolusi industri bisa Sobat Zenius simak di bawah ini!

Sebelum itu, Sobat Zenius bisa banget, lho, download aplikasi Zenius terlebih dahulu buat mempersiapkan diri berbagai macam ujian sekolah.

Lewat aplikasi, elo bisa menemukan beragam fitur menarik, seperti akses video pembelajaran, simulasi ujian try out, hingga ZenBot.

Yuk, download aplikasinya sekarang! Gratis!

cta banner donwload apps zenius

Download Aplikasi Zenius

Fokus UTBK untuk kejar kampus impian? Persiapin diri elo lewat pembahasan video materi, ribuan contoh soal, dan kumpulan try out di Zenius!

icon download playstore
icon download appstore
download aplikasi zenius app gallery

Revolusi Industri 1.0

Revolusi industri muncul pertama kali di negara Inggris pada akhir 1770-an dan menyebar ke seluruh dunia, termasuk Amerika Serikat, pada tahun 1830-an dan 40-an.

Jadi bisa dibilang negara Eropa yang pertama kali melaksanakan revolusi industri adalah Inggris. Diikuti oleh negara-negara Eropa lainnya seperti Belgia, Prancis, dan Jerman.

Terus, bagaimana revolusi industri pertama bisa terjadi?

Secara spesifik ada 3 faktor utama yang mendorong 1.0 yaitu: Revolusi Pertanian, peningkatan populasi, dan keunggulan Inggris Raya. 

Revolusi Industri menganggap era waktu yang penting karena teknik pertanian yang lebih baik, pertumbuhan populasi, dan keunggulan Inggris Raya yang memengaruhi negara-negara di seluruh dunia.

Era revolusi industri 1.0 dimulai di Inggris dengan ditemukannya mesin uap lalu digunakan dalam proses produksi barang.

Penemuan ini penting sekali, karena sebelum adanya mesin uap, manusia cuma bisa mengandalkan tenaga otot, tenaga air, dan tenaga angin untuk menggerakkan apapun.

Dan masalahnya, tenaga otot amat terbatas. Misalnya, manusia, kuda, sapi dan tenaga-tenaga otot lainnya tidak mungkin bisa mengangkat barang yang amat berat, bahkan dengan bantuan katrol sekalipun. 

Butuh istirahat secara berkala untuk memulihkan tenaga tersebut, sehingga proses produksi kalau mau berjalan 24 jam sehari membutuhkan tenaga.

Selain dengan otot, tenaga lain yang sering digunakan adalah tenaga air dan tenaga angin. Biasanya ini digunakan di penggilingan. 

Untuk memutar penggilingan yang begitu berat, seringkali manusia menggunakan kincir air atau kincir angin. 

Masalah utama dari dua tenaga ini adalah, manusia tak bisa menggunakannya di mana saja. Manusia cuma bisa menggunakannya di dekat air terjun dan di daerah yang berangin.

Untuk tenaga angin, masalah tambahan adalah tenaga angin tak bisa diandalkan 24 jam sehari. Ada kalanya benar-benar tak ada angin yang bisa digunakan untuk memutar kincir.

Masalah ini juga muncul ketika tenaga angin menjadi andalan transportasi internasional, yaitu transportasi laut.

Sebagai gambaran, di era VOC, butuh waktu sekitar 6 bulan untuk kapal dari Belanda untuk mencapai Indonesia, lalu 6 bulan lagi untuk berlayar dari Indonesia ke Belanda. 

Artinya, kalau mau berlayar bolak balik Batavia-Amsterdam-Batavia, butuh waktu setahun! Maklum, terkadang ada kalanya benar-benar tak ada angin di laut, terkadang ada angin tetapi berlawanan dengan arah yang diinginkan.

Penemuan mesin uap yang jauh lebih efisien dan murah dibandingkan mesin uap sebelumnya oleh James Watt di tahun 1776 mengubah semua itu.

Kini tak ada lagi batasan waktu untuk menggerakkan mesin. Asal dipasang mesin uap rancangan James Watt ini, sebuah penggilingan bisa didirikan di mana saja, tak perlu dekat air terjun atau daerah berangin. 

Sebuah kapal bahkan bisa berlayar 24 jam, selama mesin uapnya dipasok dengan kayu atau batu bara. 

Ini berdampak langsung dalam waktu perjalanan dari Belanda ke Indonesia terpangkas jauh, hitungannya bukan setahun lagi, tapi jadi cuma sekitar 2 bulan.

Ini yang jarang dibahas di buku-buku sejarah, yaitu mengenai revolusi industri memungkinkan bangsa Eropa mengirim kapal perang mereka ke seluruh penjuru dunia dalam waktu jauh lebih singkat. 

Tidak ada lagi cerita tentara-tentara Eropa kelelahan saat menyerang benteng milik Kerajaan Asia. Semua daerah yang bisa terjangkau oleh kapal laut, sudah pasti terjangkau oleh kekuatan imperialis Eropa. 

Negara-negara Imperialis di Eropa ini rame–rame ngegas menjajah kerajaan-kerajaan di Afrika dan Asia. Ingat, di akhir 1800an inilah Belanda akhirnya menaklukkan daerah-daerah terakhir di Indonesia seperti Aceh dan Bali, yang belum ditaklukkan.

revolusi industri 1.0
Revolusi Industri pertama mengubah peta geopolitik Afrika di abad IX

Jadi, karena kini tenaga mesin tidak dibatasi oleh otot, angin, dan air terjun, terjadilah penghematan biaya dalam jumlah luar biasa di bidang produksi, transportasi, bahkan militer. 

Barang-barang yang diproduksi menjadi jauh lebih banyak, lebih murah, dan lebih mudah didapat.

Uang yang semula dipakai untuk memproduksi dan membeli barang-barang mahal tersebut kini bisa dipakai untuk hal lain, sehingga barang-barang yang tak diproduksi menggunakan mesin uap pun menjadi jauh lebih laku.

Revolusi industri 1.0 ini juga mengubah masyarakat dunia, dari masyarakat agraris di mana mayoritas masyarakat bekerja sebagai petani, menjadi masyarakat industri.

Intinya, kelangkaan tenaga yang semula mendominasi kesukaran manusia dalam berlayar, dalam memproduksi, mendadak lenyap.

Tenaga tidak lagi dipasok cuma oleh otot, angin, dan air terjun, tapi juga oleh mesin uap yang jauh lebih kuat, lebih fleksibel, dan lebih awet.

Terakhir, kelangkaan yang dikurangi adalah kelangkaan tenaga kerja. Semula begitu banyak manusia dibutuhkan untuk menjalankan mesin-mesin produksi. Kini mendadak semua tenaga itu digantikan mesin uap.

Artinya, mendadak semua tenaga manusia tersebut jadi bebas, mereka bisa dipekerjakan di bidang lain.

Perubahan-perubahan ini amat penting sebab perubahan ini berarti menghilangkan keistimewaan para bangsawan. Berkat mesin uap, produksi kini bisa berlangsung di mana saja. Berkat mesin uap, produksi besar-besaran bukan cuma monopoli para tuan tanah yang memiliki ladang/sawah berhektar-hektar.

Kini orang-orang kaya yang memiliki mesin-mesin uap bisa memproduksi barang padahal tanah mereka tak seberapa dibanding tanahnya para bangsawan ini. 

Orang-orang biasa juga bisa memproduksi barang tanpa memiliki tanah pertanian. Dan orang-orang bisa jadi kaya tanpa gelar bangsawan. 

Dominasi kaum bangsawan yang berlangsung atas kaum non-bangsawan selama ribuan tahun terpatahkan sudah.

revolusi industri
Penampakan mesin uap Watt, yang menjadi pijakan untuk revolusi industri pertama.

Namun, dampak negatif revolusi industri 1.0 ini, selain pencemaran lingkungan akibat asap mesin uap dan limbah-limbah pabrik lainnya yang sudah elo pelajari di buku teks sekolah adalah penjajahan di seluruh dunia. 

Tanpa mesin uap, Imperialis Eropa takkan bisa menaklukkan Asia dan Afrika secepat dan semudah ini. 

Perkembangan revolusi industri 1.0 tidak berhenti sampai di situ saja, prosesnya terus berkembang hingga pada tahap revolusi industri 2.0.

Lalu apa perbedaan antara keduanya? Langsung baca di bawah ini ya. 

Revolusi Industri 2.0

Revolusi industri pertama memang penting dan mengubah banyak hal, namun yang tak banyak dipelajari adalah revolusi industri 2.0 yang terjadi di awal abad ke-20. 

Saat itu, produksi memang sudah menggunakan mesin. Tenaga otot sudah digantikan oleh mesin uap, dan kini tenaga uap mulai digantikan dengan tenaga listrik. 

Namun, proses produksi di pabrik masih jauh dari proses produksi di pabrik modern dalam hal transportasi. 

Pabrik mobil Ford model T sebelum revolusi industri 2.0
Pabrik mobil Ford model T sebelum revolusi industri 2.0. (dok. The Henry Ford.org)

Di akhir 1800-an, mobil mulai diproduksi secara massal. Namun, di pabrik mobil, setiap mobil dirakit dari awal hingga akhir di titik yang sama. 

Semua komponen mobil harus dibawa ke si tukang-perakit. Seorang tukang-perakit memproses barang tersebut dari nol hingga produk jadi. 

Perhatikan foto di atas, yang merupakan foto sebuah pabrik mobil sebelum industri 2.0. 

Setiap mobil akan dirakit oleh seorang tukang yang “Generalis” yang memproses mobil tersebut dari awal hingga selesai, dari merakit ban, pintu, setir, lampu, dst., sampai lengkap.

Proses produksi ini memiliki kelemahan besar yaitu perakitan dilakukan secara paralel. 

Artinya, untuk merakit banyak mobil, proses perakitan harus dilakukan oleh banyak tukang secara bersamaan. Ini membuat setiap tukang harus diajari banyak hal seperti memasang ban, memasang setir, memasang rem dll.

Seandainya ada masalah dalam proses perakitan, mobil yang belum jadi harus “digeser” dan si tukang harus meminta mobil baru sehingga proses produksi mobil bisa berjalan terus. 

Butuh waktu untuk memindahkan mobil bermasalah ini dan butuh waktu mendapatkan mobil baru, dan proses perakitan harus mulai dari 0 lagi. Karena itu, proses perakitan mobil seperti ini akan memakan waktu sangat banyak.

Ketika perusahaan mobil Ford di Amerika Serikat meluncurkan mobil murah pertama di dunia, bernama “Ford Model T”, mereka kebanjiran pesanan. 

Namun, demand yang tinggi tidak didukung dengan sumber daya yang tinggi pula hingga Ford akhirnya tidak bisa memenuhi keinginan pasar. 

Dibutuhkan waktu sekitar 12 jam 30 menit buat seorang tukang untuk merakit Ford Model T.

Di tahun 1912, Ford cuma bisa memproduksi 68.773 mobil dalam setahun. Artinya, sistem “Satu perakit, satu mobil” tak bisa dipertahankan. Sistem produksi harus direvolusi.

Tanda dimulainya revolusi industri 2.0 adalah dengan terciptanya “Lini Produksi” atau Assembly Line yang menggunakan “Ban Berjalan” atau conveyor belt di tahun 1913. 

Hasil dari penemuan terkait dengan roda berjalan untuk meningkatkan output barang yang diproduksi oleh pabrik.

Selain itu, perubahan sistem pada pekerja juga dilakukan untuk mempercepat proses produksi. Yaitu dengan tidak ada lagi satu tukang yang menyelesaikan satu mobil dari awal hingga akhir.

Para tukang yang tadinya mengerjakan banyak tugas diorganisir untuk menjadi spesialis dan cuma mengurus satu bagian saja, memasang ban misalnya.

Produksi Ford Model T dipecah menjadi 45 pos, mobil-mobil tersebut kini dipindahkan ke setiap pos dengan conveyor belt, lalu dirakit secara serial. 

Misalnya, setelah dipasang ban dan lampunya, barulah dipasang mesinnya seperti gambar di bawah. Semua ini dilakukan biasanya dengan bantuan alat-alat yang menggunakan tenaga listrik, yang jauh lebih mudah dan murah daripada tenaga uap.

revolusi industri 2.0
Proses perakitan mobil Ford model T jauh lebih efisien dengan bantuan conveyor belt.

Penggunaan tenaga listrik, ban berjalan, dan lini produksi ini menurunkan waktu produksi secara drastis, kini sebuah Ford Model T bisa dirakit cuma dalam 95 menit!

Akibatnya, produksi Ford Model T melonjak, dari 68 ribuan mobil di tahun 1912, menjadi 170 ribuan mobil di tahun 1913, 200 ribuan mobil di tahun 1914, dan tumbuh terus sampai akhirnya menembus 1 juta mobil per-tahunnya di tahun 1922.

Dan nyaris mencapai 2 juta mobil di puncak produksinya, di tahun 1925. Totalnya, hampir 15 juta Ford Model T diproduksi sejak 1908 sampai akhir masa produksinya di tahun 1927.

Produksi mobil murah secara besar-besaran ini mengubah bukan cuma industri mobil Amerika, bukan cuma industri mobil dunia, tapi juga budaya seluruh dunia. Loh, kok bisa sejauh itu?

Begini, produksi mobil murah secara massal seperti itu berarti membuat mobil menjadi barang terjangkau.

Sejak Model T diproduksi massal, bukan cuma orang kaya yang membeli dan menggunakan mobil, kelas menengah bisa membelinya, bahkan kelas miskin bisa menyicilnya atau meminjamnya.

Mendadak, ratusan ribu, bahkan jutaan orang jadi punya mobil. Mendadak, transportasi dari rumah ke tempat kerja

Perkembangan Teknologi Informasi Komunikasi dan Dampaknya

Perkembangan teknologi informasi komunikasi (TIK) menjadi hal yang patut kita syukuri saat ini. Pekerjaan kita menjadi lebih mudah dengan adanya perkembangan ini. Namun, pernahkah elo mengulik gimana sejarah perkembangan TIK? Simak uraiannya di sini, ya!

Halo, Sobat Zenius! Tahukah elo, bagaimana perkembangan teknologi informasi saat ini? Gua tanya yang ringan dulu, deh, elo baca tulisan ini lewat mana? Laptop, HP, atau tablet?

Teknologi yang elo gunakan saat ini, baik laptop, HP, atau tablet itu nggak ujug-ujug datang. Tentu ada perkembangannya. Gue ingat banget, zaman gue SD dulu, gue masih mengalami yang namanya wartel. Wartel merupakan singkatan dari warung telepon atau warung telekomunikasi.

Ilustrasi wartel sebagai contoh perkembangan teknologi informasi dan komunikasi.
Wartel atau warung telekomunikasi yang saat ini sudah punah. (dok.Wikimedia Commons)

Sekarang, coba elo cari wartel di daerah elo, ada nggak? Gue yakin udah nggak ada. Yap, wartel udah punah.

Dulu, HP masih menjadi barang mahal, guys. Jadi, yang nggak punya HP dan ingin menghubungi kerabat harus datang ke wartel. Semakin lama durasi ngobrolnya, maka semakin tinggi juga tarifnya. Jadi, teleponan tuh cuma yang penting-penting aja.

Nggak seperti sekarang, kita bisa ngobrol berjam-jam sama teman, bahkan ada yang teleponan sampai ketiduran! Bahkan, semenjak pandemi, ada perkembangan teknologi informasi komunikasi (TIK) lagi berupa teleconference, yaitu komunikasi jarak jauh secara daring atau online.

Contoh di atas merupakan perkembangan teknologi informasi komunikasi di Indonesia. Hmm, ternyata perkembangan TIK itu pesat juga, ya? Eh, iya nggak, sih? Coba kita uraikan perkembangan teknologi informasi komunikasi di bawah ini, yuk!

Sejarah Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi

Ketika berbicara mengenai perkembangan teknologi informasi komunikasi, kita nggak bisa jauh-jauh dari tokoh yang satu ini.

Foto Alexander Graham Bell
Ini dia Alexander Graham Bell. (dok. PxHere)

Yap, tokoh tersebut adalah Alexander Graham Bell.

Salah satu tonggak penting dalam perkembangan teknologi informasi komunikasi di dunia dimulai pada tahun 1875, ketika Alexander Graham Bell menjadi orang pertama yang mematenkan telepon yang dapat bekerja. Peristiwa ini merupakan momen yang penting, karena,dari telepon inilah kemudian muncul TKI-TKI yang lebih modern lainnya.

Setelah telepon, muncul penemuan radio pada tahun 1895 oleh Guglielmo Marconi asal Italia. Namun, elo jangan berpikir bahwa radio yang ditemukan oleh Guglielmo Marconi itu sama seperti radio yang elo kenal sekarang, ya. Di mana, radio yang sekarang itu ada penyiar dan pemutar musik.

Radio pertama menggunakan sinyal analog yang digunakan oleh para pelaut. Tujuannya untuk mengirimkan pesan telegraf menggunakan kode morse antara kapal yang sedang berlayar dan operatornya yang ada di daratan. Jadi, si operator bakal ngasih tahu kalau akan terjadi badai. Dengan begitu, awak kapal akan lebih berhati-hati dan bisa menyiapkan strategi untuk menghindarinya.

Nah, di masa Perang Dunia, kedua alat komunikasi tersebut menjadi penting untuk menggerakkan pasukan, berkoordinasi, menyampaikan pesan diplomatik, dan untuk memata-matai musuh.

Baca Juga: Guglielmo Marconi, Sosok di Balik Teknologi Komunikasi Nirkabel

Selanjutnya, ada penciptaan televisi pada tahun 1884 oleh Paul Gootlieb Nipkow asal Jerman. Namun, televisi tersebut baru dijual secara komersial untuk pertama kalinya pada tahun 1920-an. Lha, kenapa jaraknya jauh banget?

Ilustrasi penjualan televisi di Amerika Serikat pasca Perang Dunia I.
Pasca Perang Dunia I, televisi pertama kalinya dijual secara komersial. (Arsip Zenius)

Karena, pada tahun 1914-1918 ada Perang Dunia I. Pasca Perang Dunia I, orang-orang masih merasa stress dan trauma dengan kejadian yang mereka alami. Bisa dibilang, tahun 1920-an itu menjadi masa Roaring Twenties. Sehingga, banyak hiburan yang diadakan, seperti sirkus, jazz, dan televisi. Yap, televisi itu awalnya diciptakan untuk hiburan, guys.

Dari situ, ada perkembangan teknologi informasi komunikasi lagi berupa kemunculan kaset video mulai tahun 1970-an. Kemudian, kaset video mengalami perkembangan menjadi cakram laser, DVD, Blu-ray, hingga akhirnya televisi bisa diakses melalui internet.

Baca Juga: Sejarah Hari Televisi Sedunia dan Dampaknya untuk Kita (21 November)

Setelah itu, elo bisa menebak, nggak, teknologi penting apa yang diciptakan selanjutnya? Yap, penciptaan komputer pertama kali oleh Angkatan Bersenjata Amerika Serikat pada tahun 1945. Komputer pertama tersebut dinamakan Electronic Numerical Integrator and Computer (ENIAC). Tentu saja tujuannya untuk kepentingan militer.

Namun, penciptaan komputer tersebut tidak lepas dari tokoh bernama Charles Babbage yang hidup di abad ke-19. Penemuannya berupa mesin hitung pada tahun 1882, membuat Amerika Serikat terinspirasi untuk mengembangkan komputer.

Sayangnya, komputer zaman dulu itu nggak berukuran kecil seperti sekarang ini. Komputer zaman dulu itu sebesar ruangan, lho!

Nah, setelah komputer, sekarang lanjut ke penemuan internet (Interconnection Networking) oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat pada tahun 1969. Nama internet tersebut adalah ARPANET.

Gue kaget, sih, waktu awal-awal tahu, bahwa teknologi informasi komunikasi yang saat ini kita gunakan itu dulunya banyak ditemukan oleh pihak militer untuk tujuan militer. Elo merasa gitu juga, nggak, sih?

Oke, lanjut lagi, yuk! Masih belum selesai, nih. Selanjutnya, kita bahas tentang awal mula kemunculan social media.

Social media muncul pada tahun 1995 dengan berbasis website yang bernama Geocities. Namun, kalau dilihat-lihat, Geocities ini lebih mirip 4shared yang kita kenal sekarang. Karena, kita bisa share file ke situs tersebut dan orang lain bisa mengunduhnya. Begitu pun sebaliknya.

Nah, kalau penemuan social media seperti yang kita kenal saat ini terjadi pada tahun 1997-1999 dengan nama Sixdegree dan Classmates. Hingga akhirnya, social media terus mengalami perkembangan hingga lahirlah Friendster pada tahun 2002.

Itu dia sejarah perkembangan teknologi informasi komunikasi. Elo bisa lihat sejarahnya dalam timeline singkat di bawah ini.

Ilustrasi timeline perkembangan teknologi informasi dan komunikasi.
Timeline sejarah perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. (Arsip Zenius)

Dari uraian di atas, elo udah sekaligus mengetahui contoh perkembangan teknologi informasi komunikasi, lho. Ada telepon, radio, televisi, komputer, internet, hingga social media.

Baca Juga: Seperti Apa sih, Teknologi Digital Itu?

Dampak Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi

Perkembangan TIK tentu ada pengaruh positif dan negatifnya. Apa dampak positif dengan adanya perkembangan teknologi informasi komunikasi? Lalu, apa saja dampak negatif dari perkembangan tersebut? Langsung aja kita bahas satu per satu, yuk!

Dampak Positif

Pertama, kita akan bahas dampak positif atau manfaat dari perkembangan TIK, ya. Apa manfaat perkembangan teknologi informasi komunikasi?

1. Demokratisasi Akses Informasi

Dulu, informasi hanya bisa diakses lewat media koran, televisi, dan radio. Itu pun nggak semua orang bisa mengaksesnya secara mudah. Nah, sejak adanya perkembangan TIK, semua orang jadi bisa mengakses informasi secara mudah dan cepat. Kita juga bisa menyaring informasi mana yang ingin kita terima atau tolak.

2. Memajukan Berbagai Bidang Kehidupan

Perkembangan TIK juga bisa memajukan berbagai bidang kehidupan. Misalnya, ketika mau bayar pajak tahunan, sekarang kita nggak perlu datang langsung ke kantor pajak. Kita bisa laporan di rumah secara daring.

Dalam bidang kesehatan, kita juga bisa konsultasi dari rumah secara daring, jadi nggak perlu datang ke klinik atau rumah sakit hanya untuk konsultasi dengan dokter. Nah, bisakah elo menyebutkan contoh pada bidang lain yang terbantu dengan adanya perkembangan teknologi informasi komunikasi?

3. Mendekatkan yang Jauh

Perkembangan TIK juga sangat membantu kita dalam mendekatkan teman dan keluarga yang jauh. Kita tetap bisa berkomunikasi sekadar menanyakan kabar lewat pesan, pesan suara, atau panggilan video yang dilakukan secara daring.

Benar-benar bisa dilakukan seperti tanpa batasan jarak dan waktu, deh.

Dampak Negatif

Meskipun ada banyak manfaat perkembangan teknologi informasi, namun tetap aja ada dampak buruk atau negatif dari perkembangan tersebut. Sekarang, kita bahas dampak negatifnya, ya.

1. Munculnya Kejahatan Siber (Cyber Crime)

Kejahatan seperti ini udah sering terjadi. Elo tentu udah nggak asing dengan istilah scamming (penipuan), hacking (meretas), dan cyber-bullying (bullying orang lain di internet).

Iya, penipuan dan bullying memang dari dulu di dunia nyata sudah ada. Namun, adanya perkembangan TIK membuat kejahatan-kejahatan seperti ini semakin berkembang ke dunia maya, dan bisa lebih tersebar dengan lebih cepat.

Baca Juga: Fenomena Cyberbullying, Kenapa Pelaku Suka Merundung?

2. Maraknya Berita Bohong (Hoax)

Dulu, informasi yang tersebar di masyarakat itu dilakukan secara terpusat, guys. Maksudnya, ketika ada informasi, maka yang menyampaikan informasi tersebut dari sumber yang resmi. Kalau di Indonesia, kita mengenal adanya stasiun televisi TVRI dan stasiun radio RRI. melalui radio.

Sedangkan, saat ini pemberian informasi nggak begitu terpusat. Akses terlalu bebas, sehingga semua orang bisa memberikan informasi. Sayangnya, berita yang beredar sering banget nggak dipastikan dulu keakuratannya. Sehingga, muncul berita bohong atau hoax.

Nah, di era perkembangan TIK ini, saran gue, elo perlu 3S ketika mau menyebarkan suatu berita atau informasi. Apa itu 3S? 3S adalah saring sebelum sharing.

Baca Juga: Senjata Ampuh untuk Membongkar Hoaks

3. Penggunaan Gawai Berlebihan

Sesuatu yang berlebihan tentu nggak baik, ya, guys. Misalnya, karena terlalu asik main gadget atau HP, elo jadi nggak ngobrol sama teman-teman yang lagi di tongkrongan sama elo. Atau elo jadi melewatkan berbagai momen keluarga, karena lebih suka main gawai sendirian di kamar dan chatting sama teman daring elo yang bahkan nggak pernah elo temui di dunia nyata.

Bisa dibilang, perkembangan TIK juga bisa menjauhkan yang dekat.

Kita juga bisa mengambil contoh anak yang terlalu sering bermain game hingga kecanduan, maka aktivitas normalnya seperti belajar, bermain dengan teman-teman di lapangan, itu menjadi terganggu. Kalau HP-nya diminta, ia bakal marah-marah sampai nggak mau sekolah. Hmm, lebih bijak lagi bermain gawainya, ya! Kita sebagai orang dewasa juga perlu mengawasi adik-adik kita dalam bermain gawai.

So, adanya perkembangan TIK ini perlu kita manfaatkan sebaik mungkin. Hindari kejahatan-kejahatan yang mungkin terjadi dan lebih bijaklah dalam menggunakan TIK. Oke?

Pengaplikasian perkembangan TIK juga udah Zenius lakukan, nih. Elo bisa belajar dari mana aja dan kapan aja dengan nonton video belajar Zenius. Klik banner di bawah ini untuk menonton materi di atas, ya! Pastikan juga elo udah login ke akun Zenius.

klik ke video Sejarah Zenius

Contoh Soal Perkembangan Teknologi Informasi Komunikasi

Untuk mengakhiri uraian materi ini, coba kerjakan contoh soal yang udah gue sediakan di bawah ini, yuk!

Contoh Soal 1

Berikut yang bukan contoh perkembangan alat teknologi informasi adalah….

A. Komputer, televisi, dan radio.

B. Televisi, HP, dan telegram.

C. Social media, laptop, dan tablet.

D. Mesin cuci, CCTV, dan microphone.

E. CPU, komputer, dan televisi.

Jawab: D. Mesin cuci, CCTV, dan microphone.

Pembahasan:

Teknologi informasi komunikasi adalah segala hal teknologi yang berkaitan dengan penyampaian informasi. Nah, opsi D itu bukanlah peralatan yang terkait dengan penyampaian informasi.

Contoh Soal 2

Berikut ini yang bukan merupakan adanya perkembangan teknologi informasi adalah….

A. Mendekatkan yang jauh.

B. Biaya pendidikan jadi mahal.

C. Proses komunikasi menjadi lebih cepat.

D. Belajar menjadi lebih menyenangkan dan interaktif.

E. Demokratisasi akses informasi.

Jawab: B. Biaya pendidikan jadi mahal.

Pembahasan:

Mahalnya biaya pendidikan bukanlah dampak dari adanya perkembangan teknologi informasi komunikasi. Justru dengan adanya perkembangan TIK, pendidikan bisa diakses dari mana saja, sehingga menjadi lebih hemat.

Baca Juga: Kenalan Sama Jurusan Ilmu Komunikasi, Yuk!

*****

Oke, segini dulu uraian mengenai perkembangan teknologi informasi komunikasi. Elo bisa mempelajari materi sejarah lainnya dengan nonton video belajar Zenius. Nah, berhubung elo udah kelas 12, gue mau menyarankan elo untuk mencoba try out yang soal-soalnya mirip banget sama UTBK Klik link di bawah ini, ya!

Try Out bareng Zenius