Proses Pembentukan dan Pengelolaan Minyak Bumi

Apa yang ada di pikiran lo ketika mendengar minyak bumi akan habis? Oke, sebelum elo panik ada baiknya kita dalami dulu nih proses pembentukan minyak bumi. Dengan memahami materi ini diharapkan penggunaan minyak bumi kita bisa menjadi lebih bijak. 

Minyak bumi  termasuk sumber daya yang penting karena manfaatnya yang begitu banyak, mulai dari bahan baku industri, bahan bakar kendaraan, bahan pembuat perabotan rumah tangga, bahkan bahan produk kesehatan dan kecantikan. 

Sama halnya seperti gas alam dan batu bara, minyak bumi termasuk dalam daftar bahan bakar fosil. Bahan bakar fosil ini merupakan bahan bakar yang tidak dapat diperbarui sebab proses pembentukannya membutuhkan waktu berjuta-juta tahun. 

Proses Pembentukan dan Pengelolaan Minyak Bumi 42
Bahan Bakar Fosil (Arsip Zenius)

Minyak bumi adalah hasil proses alami hidrokarbon yang berada dalam kondisi tekanan dan temperatur atmosfer berupa fasa cair atau padat. Contohnya kayak aspal, lilin mineral atau ozokerit, dan batubara atau endapan hidrokarbon lain yang berbentuk padat.

Baca juga : Ikatan Kimia dan Jenisnya – Materi Kimia Kelas 10

Proses Pembentukan Minyak Bumi

Proses Pembentukan dan Pengelolaan Minyak Bumi 43
Photo by Zachary Theodore on Unsplash

Terus gimana sih proses pembentukan minyak bumi ini?

Pembentukan minyak bumi dimulai ketika jasad organisme yang mati jatuh dan terkubur di dasar laut. Ketika terkubur, jasad pun mengalami tekanan, adanya pengaruh temperatur dengan waktu yang sangat lama perlahan mengubahnya menjadi bahan bakar fosil yang dapat kita gunakan. 

Hasil akhir bahan bakar fosil bergantung pada jenis organisme, suhu, waktu, dan tekanan yang dialaminya. Mikroorganisme seperti plankton ternyata dapat menghasilkan minyak bumi dan gas alam, tapi si plankton ini baru bisa terbentuk menjadi gas alam jika mengalami tekanan dan suhu yang tinggi. Sedangkan batu bara berasal dari tanaman-tanaman yang terkubur. Ketiga jenis bahan bakar fosil ini semuanya mengandung senyawa hidrokarbon.

Baca Juga :  Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit – Materi Kimia Kelas 10

Pengelolaan Minyak Bumi

Minyak bumi yang sudah diambil dari dasar laut, pastinya perlu diolah sebelum dapat kita gunakan. Pada proses pengelolahan terdapat beberapa tahap, pertama adalah proses distilasi yaitu metode pemisahan senyawa-senyawa lalu proses konversi di mana struktur-strukturnya akan mengalami perubahan untuk mencapai kualitas tertentu. Kita bahas lebih detail yuk prosesnya.  

  1. Distilasi 

Minyak bumi memiliki berbagai macam senyawa hidrokarbon, semakin panjang rantai maka semakin tinggi titik didih yang dimilikinya. Distilasi merupakan proses pemisahan senyawa berdasarkan titik didihnya. Senyawa yang memiliki titik didik rendah akan mengalami penguapan lebih cepat sehingga dapat dipisahkan dari senyawa-senyawa lainnya.

Untuk lebih jelasnya elo bisa lihat gambar di bawah ini.

Proses Pembentukan dan Pengelolaan Minyak Bumi 44
Pengelolaan Minyak Bumi
  1. Konversi

Seperti yang udah gue bilang sebelumnya, konversi bertujuan untuk meningkatkan kualitas maupun kuantitas hasil minyak bumi. Konversi adalah proses penyusunan kembali struktur hidrokarbon dengan tujuan memperoleh jenis fraksi yang diinginkan. 

Contohnya seperti proses konversi yang terjadi pada fraksi bensin. Rantai karbon bensin yang lurus diubah menjadi rantai karbon yang bercabang demi meningkatkan kualitas bensin. Dalam proses pengolahan, konversi ini banyak banget jenisnya:

  1. Cracking adalah proses pemecahan molekul senyawa hidrokarbon yang besar menjadi struktur senyawa hidrokabron yang lebih kecil. Contohnya ada pada proses penguraian fraksi kerosen (minyak tanah) menjadi bensin. Tujuan prosesnya adalah memperbaiki kualitas serta perolehan fraksi gasoline (bensin).
  2. Polimerisasi adalah proses penggabungan molekul-molekul yang kecil menjadi molekul yang lebih besar. Contohnya adalah pembuatan bensin berkualitas tinggi yang dihasilkan dari gabungan senyawa isobutena dan senyawa isobutana. 
  3. Alkilasi adalah proses yang bertujuan untuk meningkatkan bilangan oktan pada fraksi minyak bumi. Dalam prosesnya sering kali menggunakan asam sulfat untuk mengkombinasikan olefin dengan isobutana. Asam sulfat ini akan menghasilkan bensi dengan sifat anti knocking tinggi dengan pembakaran yang bersih. 
  4. Reforming adalah proses yang bertujuan meningkatkan kualitas bensin yang kurang baik menjadi bensin yang bermutu tinggi dengan mengubah struktur karbonnya.
  5. Treating adalah proses yang bertujuan untuk menghilangkan pengotor yang terdapat di dalam fraksi minyak bumi seperti sulfur. Selain sebagai penghilang kotoran, proses ini juga berfungsi untuk perbaikan warna, menghilangkan bau, dan menghilangkan fraksi berat seperti aspal.
  6. Blending adalah proses mencampurkan zat aditif ke dalam fraksi yang bisa meningkatkan kualitas produk tersebut. 

Nah, sekian pembahasan dari gue mengenai proses pembentukan dan pengelolaan minyak bumi. Kalau Sobat Zenius pengen belajar materi minyak bumi lebih dalam, lo tinggal klik banner di bawah ini untuk materi lengkapnya ya.

Proses Pembentukan dan Pengelolaan Minyak Bumi 45

Oh ya biar lo makin mantap belajar, di Zenius nggak cuma mereview materi aja, tetapi lo juga bakal dikasih latihan soal buat mengukur pemahaman lo. Gue ada rekomendasi paket Aktiva yang isinya pelajaran sekolah, yuk langsung aja klik gambar di bawah ini

paket belajar zenius

Potensi, Persebaran, dan Pengelolaan Terumbu Karang di Indonesia

Hai Sobat Zenius!

Kali ini gue akan membahas materi yang seru banget buat kita bahas, yaitu sebuah ekosistem di bawah laut yang bentuknya indah banget, namanya adalah terumbu karang.  

Indonesia merupakan negara maritim dengan kekayaan laut melimpah yang terkenal akan kecantikannya dengan jutaan terumbu karang dan tumbuhan laut.  Yuk, langsung saja kita simak pembahasan mengenai terumbu karang mulai dari potensi, persebaran, dan pengelolaannya.

Mengenal Terumbu Karang

Terumbu karang merupakan ekosistem di laut yang terbentuk oleh biota laut penghasil kapur, seperti karang batu, alga berkapur serta biota lain yang hidup di dasar lautan. Ekosistem ini merupakan tempat organisme hewan maupun tumbuhan mencari makan dan tempat berlindung.

Terumbu karang juga merupakan ekosistem dinamis yang memiliki kekayaan keragaman hayati serta berperan penting pada produktivitas peneliti, nelayan, maupun wisatawan.

Potensi Terumbu Karang Indonesia (Ekonomis, Ekologis, dan Sosial-Ekonomi)

Oke, selanjutnya gue akan membahas manfaat terumbu baik dari segi ekonomis, ekologis, dan sosial-ekonomi.

Manfaat terumbu karang secara ekonomis

Dapat kita lihat bahwa terumbu karang adalah salah satu sumber perikanan yang cukup besar. Di dalam terumbu karang terdapat berbagai jenis ikan yang hidup dan ditangkap untuk kebutuhan pangan. Selain itu, terumbu karang juga mengandung beberapa bahan kimia yang telah diteliti oleh pakar dapat menghasilkan beberapa obat.

Manfaat terumbu karang secara ekologis

Terumbu karang berguna sebagai salah satu habitat dan sumber makanan bagi beragam jenis makhluk hidup yang ada di laut. 

Kehadiran terumbu karang juga bermanfaat sebagai pelindung bagi ekosistem lain yang ada di sekelilingnya, sebab terumbu karang dapat memperkecil energi ombak yang datang menuju daratan yang menjadi penyebab aberasi atau kerusakan. 

Manfaat terumbu karang secara sosial-ekonomi

Terumbu karang bisa menjadi penunjang kegiatan pendidikan dan penelitian sehingga ekosistem di dalam atau sekitarnya, seperti hewan dan tumbuhan dapat dikenal dan dipelajari lebih jauh. 

Terumbu karang yang juga berfungsi sebagai tempat berkembang biaknya ikan, menjadikannya sebagai sumber perikanan bagi nelayan maupun masyarakat sekitar.

Dan seperti yang gue sebut di atas, karena keindahannya terumbu karang juga dapat dimanfaatkan sebagai tempat rekreasi yang mampu menarik perhatian para wisatawan.

Baca juga :

 Terumbu Karang (Porifera), Hewan atau Tumbuhan?

Restorasi Terumbu Karang

Potensi, Persebaran, dan Pengelolaan Terumbu Karang di Indonesia - Materi Geografi Kelas 10 33

Terumbu karang merupakan ekosistem yang berperan penting dalam wilayah pesisir dan dikenal rentan terhadap perubahan, baik yang terjadi secara internal maupun eksternal. 

Sebagian besar ekosistem terumbu karang terdapat di perairan tropis yang sangat sensitif terhadap perubahan lingkungan hidupnya terutama pada suhu, salinitas, sedimentasi, eutrofikasi serta memerlukan kualitas perairan alami (pristine). 

Perubahan suhu lingkungan akibat pemanasan global yang melanda perairan tropis sejak tahun 1998 pun telah mengakibatkan pemutihan karang (coral bleaching) yang diikuti dengan kematian massal mencapai 90-95%.  Selama peristiwa pemutihan tersebut, rata-rata suhu permukaan air di perairan Indonesia meningkat 2-3° di atas suhu normal.

Di sinilah restorasi penting dilakukan. Restorasi adalah tindakan untuk membawa ekosistem yang terdegradasi kembali menjadi semirip mungkin dengan kondisi aslinya. Restorasi menjadi hal krusial yang bertujuan meningkatkan kualitas terumbu karang yang terdegradasi baik itu secara struktur atau fungsi ekosistemnya.

Baca juga :

 4 Faktor Persebaran Flora dan Fauna di Indonesia – Materi Geografi Kelas 11

Persebaran Terumbu Karang di Indonesia

Indonesia merupakan negara beriklim tropis, tempat yang memungkinkan berbagai jenis karang dapat tumbuh dan berkembang. Total kekayaaan jenis karang keras Indonesia diperkirakan sebanyak 569 jenis atau sekitar 67% dari 845 total spesies karang di dunia.

Berdasarkan kebijakan satu peta (one map policy) yang diamanatkan dalam UU No.4 tahun 2011, dirilis data bahwa total luas terumbu karang di Indonesia mencapai 2.5 juta hektar.  Informasi ini didapatkan dari citra satelit yang dikompilasi dari berbagai institusi terkait dan telah diverifikasi oleh tim yang bergabung dalam Kelompok Kerja (PokJa) Nasional Informasi Geospasial Tematik (IGT) Pesisir dibawah koordinasi BIG (Badan Informasi Geospasial).  

Untuk luas terumbu karang dari masing-masing pulau, Sobat Zenius bisa lihat pada tabel di bawah ini :

Potensi, Persebaran, dan Pengelolaan Terumbu Karang di Indonesia - Materi Geografi Kelas 10 34
Persebaran Terumbu Karang di Indonesia (Arsip Zenius)

Pengelolaan Terumbu Karang di Indonesia

Coral Reef Rehabilitation and Management Program Phase II (CORMEP II)  atau Program Rehabilitasi dan Pengelolaan Terumbu Karang Tahap II merupakan program jangka panjang yang diprakarsai oleh Pemerintah Indonesia dengan tujuan melindungi, merehabilitasi dan memanfaatkan terumbu karang secara lestari untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir.

Dalam pelaksanaan program COREMAP II, dapat diketahui persentase kondisi terumbu karang di Indonesia yang mencapai status sangat baik hanya sebesar 5,58%, kondisi baik 26,95%, cukup 36,90%, dan kondisi kurang baik 30,76%. Hmm, kondisinya cukup menyedihkan ya.

Kabar baiknya, program COREMAP II berhasil meningkatkan kondisi terumbu karang menjadi lebih sehat serta mempertahankan kondisi terumbu karang yang sehat. Pada program COREMAP II, rehabilitasi terumbu karang dilakukan secara alami yang mana tidak melalui transplantasi atau terumbu karang buatan. 

Sayangnya, upaya penyelamatan terumbu karang yang dilakukan melalui program ini hanya berdampak sedikit terhadap ekosistem terumbu karang.  Demi hasil yang maksimal, rehabilitasi alami pun perlu didukung dengan kesadaran masyarakat untuk turut berpartisipasi dalam menjaga dan memanfaatkan sumber daya secara bijaksana.

Oke Sobat Zenius, usai sudah materi mengenai terumbu karang yang ternyata memiliki peranan penting dalam ekosistem laut kita.

Sebagai warga negara Indonesia, sudah sepatutnya kita turut melestarikan ekosistem tersebut. Salah satu hal sederhana yang dapat kita lakukan adalah dengan tidak membuang sampah sembarangan terutama ketika sedang berkunjung ke pantai. 

Tahukah Sobat Zenius kalau terumbu karang ini sangat sensitif? Jika bersentuhan dengan sampah plastik, terumbu karang cenderung terjangkit penyakit, sebab sampah plastik memicu terjadinya kolonisasi mikroba patogen. Sampah yang tersangkut juga akan menutupi terumbu karang, sehingga proses fotosintesis akan terganggu.

Kalau elo mau mendalami materi terumbu karang lebih lengkap dan dengan video yang menarik, elo tinggal klik banner di bawah ini.

Potensi, Persebaran, dan Pengelolaan Terumbu Karang di Indonesia - Materi Geografi Kelas 10 35

By the way, di Zenius elo nggak cuma mereview atau menghafal materi aja, tetapi juga belajar konsep materi dan latihan soal untuk mengukur seberapa jauh pemahaman lo. Ada beberapa paket belajar yang bisa elo pilih sesuai kebutuhan lo. Yuk klik banner ini!

Potensi, Persebaran, dan Pengelolaan Terumbu Karang di Indonesia - Materi Geografi Kelas 10 36

Penulis : Yunita Widyaningsih

References

dkk, G. (2017). Status Terumbu Karang 2017. Jakarta Utara: Puslit Oseanografi – LIPI,.

NA. (2007, January 21). Peluncuran COREMAP II – Terumbu Karang Sehat, Ikan Berlimpah. Retrieved from Peluncuran COREMAP II – Terumbu Karang Sehat, Ikan Berlimpah: http://lipi.go.id/berita/peluncuran-coremap-ii—terumbu-karang-sehat-ikan-berlimpah/211#:~:text=Coral%20Reef%20Rehabilitation%20and%20Management,karang%20secara%20lestari%20untuk%20meningkatkan

Suraji. (2014, November 13). Pengelolaan Terumbu Karang di Indonesia: Pembelajaran. Retrieved from Pengelolaan Terumbu Karang di Indonesia: Pembelajaran: https://surajis.wordpress.com/2014/11/13/pengelolaan-terumbu-karang-di-indonesia-pembelajaran/