Pemberontakan Andi Azis – Latar Belakang, Kronologi, hingga Tokohnya

Dulu Soekarno pernah berkata, “Perjuanganku lebih mudah karena melawan penjajah, namun perjuangan kalian akan lebih sulit karena melawan bangsa sendiri”.

Setelah gue pikir-pikir lagi, perkataan dari Bung Karno itu ada benarnya juga, bahkan kata-katanya masih relevan sampai saat ini.

Buktinya, masyarakat Indonesia masih sering berselisih dengan saudara sebangsanya. Mulai dari yang remehtemeh sampai ke masalah-masalah sensitif seperti pilpres beberapa tahun lalu.

Eits, bukan cuma kejadian-kejadian yang baru terjadi beberapa tahun lalu, beberapa tahun setelah Indonesia merdeka aja perkataan dari Bung Karno langsung terbukti benarnya. Bisa dilihat dari banyaknya peristiwa pemberontakan yang mengancam nilai persatuan.

Sebut saja Pemberontakan PKI Madiun dan Pemberontakan DI/TII yang terjadi pada tahun 1948. Kemudian ada pula 3 pemberontakan yang terjadi pada tahun 1950, salah satunya adalah Pemberontakan Andi Azis.

Nah, kira-kira kenapa ya Andi Azis ini bisa memberontak? Terus juga apa sih tujuan Pemberontakan Andi Azis ini, emang nggak bisa diomongin baik-baik?

Kalau elo mau tahu, kebetulan banget karena sekarang gue mau ceritain soal pemberontakan beliau.

Siapa itu Andi Azis?

Buat memahami latar belakang Pemberontakan Andi Azis, kita bisa telusuri dulu nih, riwayat hidup tokoh di balik peristiwa ini. 

Dalam catatan yang diterbitkan Seminar Series in Humanities and Social Sciences (2019), Andi Azis disebut sebagai putera kelahiran Simpangbinanga, Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan, pada 19 September 1924.  

Sedari berusia 9 tahun, Andi Azis pindah ke Belanda bersama seorang pensiunan asisten residen berkebangsaan Belanda. Jadi memang sejak Andi Azis masih kecil, circle pergaulannya dikelilingi orang Belanda. 

Di negeri itu, tumbuh keinginannya untuk bergabung dengan pasukan militer Belanda. Tapi hasratnya tersebut kandas setelah Perang Dunia II berkecamuk. Ia terpaksa mengungsi ke Inggris, daerah Sekutu yang saat itu dinilai paling aman dibandingkan negara sekutu lainnya di Eropa. 

Saat berada di Inggris itulah, Andi Azis menjalani pendidikan di akademi militer dan lulus dengan pujian. 

Ketika Indonesia udah merdeka, Andi Azis mendengar kabar tersebut dan langsung rindu akan kampung halamannya. Dia diberi pilihan untuk berdinas ke Jepang atau di gugus selatan (Indonesia). Andi Azis pun memilih bertugas di Indonesia karena berharap bisa sesekali berkunjung ke rumah orang tuanya di Makassar.

Andi Azis mendarat di Jawa pada tahun 1946 dan mendapat penugasan di daerah Cilincing. Nggak lama setelah itu, tepatnya pada tahun 1947, Andi Azis diminta bergabung dengan Koninklijk Nederlandsch Indisch Leger (KNIL), angkatan perang Belanda, dan diberi pangkat letnan dua.

Masih pada tahun yang sama, Andi Azis diangkat menjadi ajudan dari Sukowati, presiden Negara Indonesia Timur (NIT). 

Lah, terus apa alasan Andi Azis melakukan pemberontakan terhadap pemerintah Indonesia? Padahal kan dia udah dapet jabatan segala macem.

Nah, selanjutnya gue bakal ceritain nih apa penyebab Pemberontakan Andi Azis bisa terjadi di tanah Makassar.

Baca Juga: Latar Belakang Pemberontakan APRA, Tujuan, dan Kronologinya

Latar Belakang Pemberontakan Andi Azis

Sejarah Pemberontakan Andi Azis bermula dari berakhirnya Konferensi Meja Bundar (KMB) pada akhir tahun 1949. Pada konferensi itu, KNIL dibubarkan dan Negara Indonesia Timur (NIT) disahkan sebagai bagian dari Republik Indonesia Serikat (RIS).

Keputusan tersebut kemudian ditentang oleh Andi Azis yang nggak setuju kalau NIT bergabung dengan RIS. Sejak awal, Andi Azis menginginkan Indonesia menjadi negara federasi. 

Yaps, usai kemerdekaan, rakyat Indonesia sempat terpecah karena sebagian menginginkan Indonesia menjadi negara republik, lainnya menginginkan negara federasi. 

Ada usaha-usaha Belanda di balik perpecahan itu. Ide negara federasi dicetuskan Van Mook yang menjadi pemimpin Belanda saat itu. Yah, sebenarnya pembentukan negara federasi merupakan bagian dari strategi politik pecah belah ala Belanda, devide et impera.

Karena itu, hasil KMB mendapat penolakan dari golongan pro-federasi. Sebab, keputusan dari konferensi tersebut menyatakan Belanda menyerahkan kedaulatan atas Indonesia sepenuhnya kepada RIS. 

Dengan begitu, seluruh negara bagian menjadi bagian dari RIS. Hal ini yang ditentang Andi Azis. Apalagi, sisa tentara KNIL diminta bergabung dengan TNI di bawah Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat (APRIS). 

Menurut Andi Azis, APRIS merupakan biang kerok dari permasalahan gejolak politik yang sedang terjadi di NIT. Bahkan dia menganggap kalau pemerintah pusat RIS adalah dalang di balik semua itu.

Hal tersebut juga lalu mengakibatkan ribut-ribut dan membagi rakyat NIT ke dalam dua golongan, yaitu golongan unitaris (pro-Republik Indonesia) dan golongan federalis (pro-NIT).

Bagi golongan unitaris, pembentukan negara federal merupakan hal yang nggak perlu. Mereka beranggapan kalau rakyat Indonesia itu satu nusa, satu bangsa, dan satu bahasa. Sehingga nggak perlulah terpecah-pecah menjadi beberapa negara bagian.

Lain halnya dengan golongan federalis yang mengalami trust issue dengan Soekarno dan kawan-kawan yang berasal dari Jawa. Mereka berpikiran kalau orang-orang Sulawesi nggak akan dipikirkan oleh Soekarno c.s.

Perselisihan kedua golongan tersebut menjadi semakin memanas, sampai-sampai sisa tentara KNIL yang bertugas di NIT harus turun tangan untuk mengamankan persoalan ini.

Potret pasukan KNIL berseragam rapi.
Tentara KNIL sebagai pengaman NIT. (Dok. Wikimedia Commons)

Situasi di NIT kian nggak stabil. Menurut catatan Historia, pemerintah RIS kemudian mengirimkan sekitar 900 tentara APRIS yang berasal dari TNI di bawah pimpinan Mayor H. V. Worang.

Setibanya APRIS di Makassar, KNIL langsung menolak seakan berkata, “Lho, ini permasalahan NIT, kenapa kalian repot-repot ke sini?”. Nggak mau kalah, APRIS juga berargumen kalau mereka punya wewenang untuk mengamankan perselisihan di NIT.

Gara-gara kejadian tersebut, pemberontakan KNIL yang dipimpin oleh Andi Azis pun dimulai.

Jadi, sekarang udah tahu ya kalau latar belakang terjadinya Pemberontakan Andi Azis adalah karena Andi Azis nggak setuju dengan bergabungnya NIT ke dalam RIS serta ikut campurnya APRIS ke dalam masalah NIT.

Nah, terus kapan Pemberontakan Andi Azis itu dimulai?

Baca Juga: Pemberontakan RMS (Republik Maluku Selatan)

Kronologi Pemberontakan Andi Azis

Pemberontakan Andi Azis dimulai pada tanggal 5 April 1950 pukul 05.00 pagi. Saat itu, pasukan KNIL yang dipimpin oleh Andi Azis langsung menyerbu markas APRIS yang berada di Makassar. Pasukan KNIL yang dipimpin oleh Andi Azis ini diberi nama Pasukan Bebas.

Beberapa tentara APRIS pun menjadi korban dalam penyerangan ini, bahkan beberapa perwira dari APRIS seperti Letkol A. J. Mokoginta pun turut menjadi tawanan Pasukan Bebas.

Dalam tempo waktu yang singkat, Andi Azis beserta pasukannya berhasil menduduki markas APRIS sekaligus menguasai kota Makassar.

Melihat Makassar udah dikuasai Andi Azis, upaya pemerintah dalam menghadapi Pemberontakan Andi Azis yaitu mengirim 12.000 tentara yang dipimpin oleh Letkol A. E. Kawilarang pada 7 April 1950.

Dikarenakan Makassar menjadi kacau balau, pada tanggal 8 April 1950, pemerintah RIS memberikan ultimatum kepada Andi Azis agar melapor ke Jakarta dan mempertanggungjawabkan perbuatannya dalam waktu yang udah ditentukan.

Selain itu, Andi Azis juga diminta untuk mengembalikan senjata rampasan, menghentikan pasukan, hingga membebaskan semua tawanan.

Akan tetapi, Andi Azis malah ngeyel dan enggan berangkat ke Jakarta sesuai waktu yang udah ditentukan. Hal itu membuat Bung Karno secara tegas menyatakan bahwa Andi Azis adalah seorang pemberontak dan memerintahkan pasukan ekspedisi untuk segera menumpasnya.

Ketika Soekawati, Presiden NIT saat itu, mengetahui Andi Azis dicap sebagai pemberontak, beliau menyarankan Andi Azis untuk menyerahkan diri ke pemerintah RIS di Jakarta.

Merasa nggak punya pilihan lain, Andi Azis pun akhirnya menyerahkan diri dengan berangkat ke Jakarta pada tanggal 15 April 1950. Kemudian Andi Azis pun diadili sebagai pemberontak dan divonis 14 tahun penjara.

Timeline Pemberontakan Andi Azis dari 5 April 1950 s/d 15 April 1950.
Timeline kejadian Pemberontakan Andi Azis. (Arsip Zenius)

Penyerahan diri tersebut menandakan titik akhir Pemberontakan Andi Azis. Akan tetapi, tongkat estafet pemberontakan di NIT dilanjutkan oleh salah satu pengikut Andi Azis, yaitu Dr. Soumokil.

Bisa dibilang salah satu dampak Pemberontakan Andi Azis adalah munculnya pemberontakan baru di NIT. Karena kelak, Dr. Soumokil akan memicu pemberontakan baru tersebut yang dikenal sebagai Pemberontakan Republik Maluku Selatan (RMS).

Baca Juga: 7 Pemberontakan yang Pernah Terjadi di Indonesia

Tokoh Pemberontakan Andi Azis

  1. Andi Azis

Udah jelas banget pasti namanya bakal muncul, lah wong peristiwanya aja pake nama dia. Karena seperti yang kita tahu bahwa Pemberontakan Andi Azis dipimpin oleh Andi Azis sendiri, atau bisa dibilang dia merupakan tokoh utama dari peristiwa ini.

  1. Presiden Soekawati
Potret Presiden Soekawati
Soekawati, Presiden NIT kala itu. (Dok. Wikimedia Commons)

Merupakan pemimpin dari Negara Indonesia Timur yang juga sangat dihormati oleh Andi Azis. Beliau jugalah yang menyarankan Andi Azis untuk menyerahkan diri ke Jakarta.

  1. Mayor H. V. Worang
Sosok yang memimpin 900 pasukan APRIS pada Pemberontakan Andi Azis.
Mayor H.V. Worang, pemimpin 900 pasukan APRIS pada Pemberontakan Andi Azis. (Dok. Wikimedia Commons)

Pemimpin pasukan APRIS yang diutus oleh pemerintah RIS untuk menangani konflik internal di NIT antara golongan unitaris dan golongan federalis.

  1. Letkol A. E. Kawilarang
Potret Letkol Alex Kawilarang yang memimpin 12.000 pasukan ekspedisi pada Pemberontakan Andi Azis.
Letkol Alex Kawilarang, pemimpin 12.000 pasukan ekspedisi pada Pemberontakan Andi Azis. (Dok. Wikimedia Commons)

Pasukan ekspedisi yang menumpas Pemberontakan Andi Azis dipimpin oleh beliau. Nggak tanggung-tanggung, Letkol Kawilarang memimpin sebanyak 12.000 pasukan!

  1. Presiden Soekarno
Soekarno sebagai Presiden RIS saat peristiwa Pemberontakan Andi Azis.
Soekarno sebagai Presiden RIS saat peristiwa Pemberontakan Andi Azis. (Dok. Wikimedia Commons.)

Soekarno menjabat sebagai Presiden RIS pada waktu itu. Dalam peristiwa pemberontakan ini beliau yang menyatakan bahwa Andi Azis adalah pengkhianat dan harus ditumpas.

Baca Juga: Sukarno: Kehidupan & Perjuangan Sang Pendiri Bangsa

Contoh Soal dan Pembahasan

Gimana tadi materinya, udah ngerti? Kalau udah, boleh kali pemahamannya diuji dengan soal di bawah ini!

1. Pemberontakan Andi Azis yang muncul di Sulawesi Selatan disebabkan oleh …

a. keinginan untuk mendirikan negara baru

b. konflik antara KNIL dan TNI

c. keinginan untuk mengkudeta pemerintah pusat

d. pengaruh yang besar dari komunisme

e. menolak hasil dari Konferensi Meja Bundar (KMB)

Jawaban:

Pemberontakan yang dipimpin oleh Andi Aziz terjadi pada April 1950. Pemberontakan ini dilatarbelakangi oleh konflik militer ketika Andi Aziz menolak adanya peleburan antara KNIL dan TNI ke dalam APRIS. Selain itu, pemberontakan ini juga dilatarbelakangi oleh tindakan Andi Aziz yang ingin mempertahankan Negara Indonesia Timur.

Jadi, jawaban yang tepat adalah b. konflik antara KNIL dan TNI

*****

Nah, itu dia latar belakang, kronologi, hingga tokoh-tokoh dari Pemberontakan Andi Azis yang bisa gue kasih tahu.

Kalau elo masih kepo dan pengen tau lebih dalam nih terkait Pemberontakan Andi Azis, Zenius punya materi videonya biar elo bisa lebih gampang buat memahaminya.

Caranya gimana? Gampang banget! Elo cukup klik aja banner di bawah ini, dengan begitu elo bisa belajar tentang Pemberontakan Andi Azis di mana pun dan kapan pun!

Pemberontakan Andi Azis – Latar Belakang, Kronologi, hingga Tokohnya 9

Nggak cuma sosiologi elo juga bisa belajar mata pelajaran lainnya dengan berlangganan paket belajar Zenius! Klik banner di bawah ini ya untuk pengalaman belajar yang lebih asik!

SKU-BELI-PAKET-BLJR-1

Sekian dari gue, semoga ada pelajaran berharga dari peristiwa yang udah gue ceritain di atas. See you!

Referensi

Bahtiar, Ansaar, dan Sritimuryati. Peristiwa Andi Azis di Sulawesi Selatan 5 April 1950. 2019. Seminar Series in Humanities and Social Sciences No. 1. 

Agar Sulawesi Tetap Indonesia – Historia (2015)

Pemberontakan PRRI – Latar Belakang, Tujuan, dan Tokohnya

Sobat Zenius, apa yang muncul di pikiran elo, kalau dengar kata “merdeka”? Kalau gue pribadi memaknai kata merdeka kayak semacam kebebasan gitu.

Contohnya kayak Indonesia yang merdeka pada 17 Agustus 1945. Kalau kita ingat-ingat lagi, kemerdekaan yang para pejuang raih saat itu adalah kebebasan dari para penjajah asing yang mencoba menguasai Indonesia.

Tapi, ngomong masalah kemerdekaan Indonesia, kira-kira para rakyat Indonesia sendiri sudah merasa merdeka belum, ya, saat itu?

Karena ternyata setelah Indonesia merdeka, masih banyak terjadi pemberontakan yang dilakukan oleh rakyat Indonesia sendiri. Contohnya kayak Pemberontakan PRRI. Pemberontakan ini merupakan salah satu pemberontakan yang terjadi tidak lama setelah Indonesia meraih kemerdekaannya.

Kira-kira masalah awalnya seperti apa, ya? Hmm, kalau gitu kita cari tahu, yuk! Apa saja sih yang melatarbelakangi adanya pemberontakan ini? Simak terus sampai selesai, ya!

Latar Belakang Pemberontakan PRRI

Wait wait, dari tadi gue sebut-sebut PRRI, elo sudah tahu belum kepanjangan dari PRRI? Hm, siapa tahu ada yang lupa atau memang belum tahu, gue jelaskan sedikit, ya.

Jadi, PRRI merupakan singkatan dari Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia. Nah, PRRI ini merupakan sebuah gerakan yang dilakukan pemerintah daerah untuk menentang pemerintah RI (pusat).

Terus apa, sih, latar belakang munculnya gerakan PRRI ini?

Oke, jadi latar belakang terjadinya pemberontakan PRRI adalah adanya kesenjangan antara kesejahteraan di wilayah pemerintah pusat dengan pemerintah daerah. Hal ini membuat para pejabat daerah merasa tidak puas dengan kebijakan yang dibuat oleh pemerintah pusat.

Namun, latar belakang pemberontakan PRRI ini tidak sesederhana itu. Gue bisa membagi latar belakang ini menjadi tiga bagian, yaitu berdasarkan keadaan politik, ekonomi, dan militernya.

Latar Belakang Politik

Oke, kita mulai dari latar belakang politiknya. Jadi, sebenarnya ada apa, sih, dengan keadaan politik pasca kemerdekaan? Sampai-sampai muncul gerakan PRRI.

Ternyata, pada tahun 1950 sampai 1959 terdapat undang-undang yang berlaku, yaitu Undang-Undang Dasar Sementara (UUDS). Nah, UUDS ini yang menentukan jalannya politik pada masa tersebut.

Apa yang dimaksud menentukan jalannya politik?

Jadi, UUDS ini mengubah sistem pemerintahan di Indonesia, yang sebelumnya merupakan sistem presidensial, menjadi sistem parlementer. Di mana sistem ini membuat seorang presiden merangkap menjadi kepala negara sekaligus kepala pemerintahan.

Begitu Sobat Zenius. Kalau elo masih penasaran perbedaan antara kepala negara dengan kepala pemerintahan, elo bisa cek di artikel “Ciri-Ciri Demokrasi Liberal, Pemerintahan Dikepalai Perdana Menteri” ini, ya.

Latar Belakang Ekonomi

Nah, sekarang kita coba masuk ke permasalahan ekonomi yang menjadi latar belakang pemberontakan.

Jadi, yang menjadi masalah utama perekonomian pada pemberontakan PRRI adalah pembangunan yang tidak merata. Pada tahun 1950-an, Indonesia mengalami keadaan ekonomi yang bisa dibilang kurang baik.

Hal tersebut dikarenakan adanya kesenjangan yang terjadi antara pembangunan di Pulau Jawa dan di luar Pulau Jawa. Padahal menurut angka ekspor Indonesia pada waktu itu, sebesar 71% dari angka ekspor Indonesia berasal dari Sumatra, sedangkan Jawa hanya menyumbang sekitar 17%.

Angka tersebut membuat para warga Sumatra merasa bahwa mereka dieksploitasi oleh pemerintah pusat. Karena kesejahteraannya tidak diperhatikan oleh pemerintah pusat, meskipun daerah mereka menyumbang sebagian besar dari keseluruhan ekspor Indonesia.

Latar Belakang Militer

Setelah permasalahan politik, kemudian juga ekonomi, lalu ada apa dengan permasalahan militer pada masa itu?

Ternyata terjadi pengurangan divisi pada brigade angkatan darat yang ada di Sumatra, Sobat Zenius. Nah, masalah ini membuat sebagian para pejuang dan tokoh militer merasa kecewa dengan pemerintah pusat.

Baca Juga: 7 Pemberontakan di Indonesia – Materi Sejarah Kelas 12

Jalannya Pemberontakan PRRI

Nah, Sobat Zenius, tadi kita sudah bahas mengenai penyebab pemberontakan PRRI. Sekarang kita akan cari tahu juga, bagaimana jalannya pemberontakan ini.

Namun, sebelum lanjut lebih jauh, kita juga perlu tahu, nih. Sebenarnya apa sih tujuan pemberontakan PRRI ini?

Jadi, tujuan pemberontakan PRRI adalah menuntut pembubaran Kabinet Djuanda, dengan pembentukan pemerintahan sementara yang dipimpin oleh Mohammad Hatta dan Sultan Hamengkubuwono IX hingga pemilihan umum selanjutnya, dan juga menuntut Soekarno untuk kembali ke posisi konstitusionalnya.

Suatu pergerakan pasti bisa terjadi karena ada yang memulai. Nah, dalam kejadian ini, pemberontakan PRRI dipimpin oleh Kolonel Ahmad Husein. Namun, tentunya beliau tidak bergerak sendiri. Ada pihak-pihak yang ikut bergabung dan mendukung adanya PRRI, seperti pada gambar di bawah ini.

Deretan pemimpin pemberontakan PRRI.
Pemimpin Pemberontakan PRRI (Arsip Zenius)

Selain ketua dewan-dewan di Sumatra, adapun beberapa pelopor PRRI lainnya, seperti:

  • Sjafruddin Prawiranegara
  • Assaat Dt. Mudo
  • Soemitro Djojohadikoesoemo
  • Moh. Sjafei
  • J. F. Warouw
  • Saladin Sarumpaet
  • Muchtar Lintang
  • Saleh Lahade
  • Ayah Gani Usman
  • Dahlan Djambek

Kembali kepada jalannya pemberontakan ini. Awal mula pemberontakan ini dimulai adalah ketika para tokoh pemberontakan PRRI yang telah disebutkan di atas, mengadakan pertemuan di Sumatra Barat.

Pertemuan yang dihadiri tokoh-tokoh militer tersebut dilaksanakan pada 9 – 13 Januari 1958. Adapun keputusan yang dihasilkan dari pertemuan tersebut, yaitu akan dibuat sebuah pemerintahan tandingan jika tuntutan dari PRRI tidak dipenuhi.

Mulai dari situ, Kolonel Ahmad Husein yang memiliki kekuasaan di bidang militer, mulai melakukan penyelundupan senjata ke Sumatra Tengah, di mana pada masa itu Sumatra Barat belum memiliki otonomi daerahnya sendiri.

Sayangnya, ultimatum yang ditujukan kepada Kabinet Djuanda dan Presiden Soekarno, ditolak secara tegas oleh Perdana Menteri Djuanda.

Adanya penolakan dari Perdana Menteri Djuanda ini membuat Ahmad Husein sebagai Ketua Dewan Perjuangan melakukan tindakan selanjutnya, yaitu membentuk pemerintahan tandingan yang bernama Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia.

Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia
Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (Dok. James Burke)

Terjadilah pemberontakan PRRI pada 15 Februari 1958. Lokasi pemberontakan PRRI terletak di Bukittinggi, Sumatra Tengah, dengan membentuk Kabinet PRRI di mana Sjarifuddin Prawiranegara menjabat sebagai Perdana Menterinya.

Baca Juga: Pemberontakan PKI Madiun – Latar Belakang, Tokoh, dan Dampaknya

Upaya Penyelesaian Pemberontakan PRRI

Adanya pemberontakan yang dilakukan PRRI ini pasti mendapat tanggapan dari pemerintah pusat. Nah, ternyata ada beberapa upaya, yang dilakukan oleh pemerintah untuk menumpas pemberontakan ini.

Rencana penumpasan pemberontakan PRRI direncanakan oleh Ir. Djuanda dan A.H. Nasution, yang kemudian didorong oleh Presiden Soekarno dengan menyokong gencatan senjata.

Sementaraitu, Wakil Presiden Mohammad Hatta memiliki pendapat bahwa pemberontakan ini perlu diselesaikan secara damai melalui perundingan, dan bukan melalui pendekatan militer. Sayangnya, usaha perdamaian melalui perundingan gagal dijalankan.

Karena gagalnya usaha perdamaian melalui perundingan, akhirnya Presiden Soekarno melakukan operasi militer yang dibantu dengan Angkatan Perang Republik Indonesia (APRI). Berikut proses operasi militer yang dijalankan pemerintah pusat.

Operasi operasi militer untuk menumpas pemberontakan PRRI.
Operasi Militer Pemerintah Pusat (Arsip Zenius)

Akhir dari pemberontakan PRRI terjadi karena kurangnya tenaga perlawanan dan adanya keretakan yang terjadi di kalangan PRRI. Diketahui jumlah pasukan PRRI tidak seimbang dengan pasukan dari APRI, sehingga pada 29 Mei 1961, Ahmad Husein dan pasukannya menyerahkan diri.

Dampak Pemberontakan PRRI

Pemberontakan PRRI yang terjadi selama 3 tahun pastinya membawa berbagai dampak bagi kehidupan Indonesia. Nah, berikut beberapa dampak yang disebabkan oleh pemberontakan PRRI:

  1. Sebanyak 22.174 jiwa menjadi korban pemberontakan ini, 4.360 orang mengalami luka-luka dan 8.072 orang menjadi tawanan.
  2. Perekonomian semakin tidak stabil.
  3. Negara kekurangan bahan makanan.
  4. Adanya perpecahan hubungan persaudaraan.
  5. Munculnya kesadaran bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki masing-masing masalah di wilayahnya.

Baca Juga: Latar Belakang Pemberontakan APRA, Tujuan, dan Kronologinya – Materi Sejarah Kelas 12

Latihan Soal Pemberontakan PRRI dan Pembahasannya

Contoh Soal 1

Latar belakang munculnya gerakan PRRI adalah sebagai berikut, kecuali….

A. Pembangunan yang tidak merata antara Pulau Jawa dengan luar Pulau Jawa

B. Berubahnya sistem pemerintahan menjadi sistem parlementer

C. Wilayah Sumatra Barat diberikan kekuasaan otonomi daerah

D. Pengurangan divisi pada brigade angkatan darat di Sumatra

E. Terjadi kesenjangan pada kesejahteraan rakyat

Jawaban: C. Wilayah Sumatra Barat diberikan kekuasaan otonomi daerah

Pembahasan:

Nah, jangan sampai terkecoh, ya. Sebelumnya sudah gue jelaskan latar belakang terjadinya pemberontakan PRRI bisa kita bagi menjadi latar belakang politik, ekonomi, dan militer. Dari pilihan jawaban di atas, jawaban yang tidak termasuk ke dalam tiga bagian di atas adalah pilihan C. Di mana terjadinya pemberian kekuasaan kepada Sumatra Barat untuk mengolah daerahnya sendiri. Justru, yang terjadi adalah pembatasan otonomi daerah oleh pemerintah pusat. Jadi, Sumatra Barat tidak memiliki kekuasaan untuk mengolah daerahnya sendiri.

Contoh Soal 2

Salah satu ultimatum yang diberikan PRRI kepada pemerintah pusat adalah…

A. Presiden Soekarno menyerahkan diri ke PRRI

B. Pembubaran Kabinet Djuanda

C. Perluasan divisi pada brigade angkatan darat di Sumatra

D. Mengembalikan sistem pemerintahan menjadi sistem presidensial

E. Pengalihan kekuasaan Sumatra Tengah

Jawaban: B. Pembubaran Kabinet Djuanda

Pembahasan:

Yap, seperti yang gue sempat jelaskan di atas. Ultimatum yang diberikan PRRI terhadap pemerintah pusat adalah pembubaran Kabinet Djuanda, dengan membuat pemerintahan sementara yang dipimpin oleh Mohammad Hatta dan Sultan Hamengkubuwono IX. Nah, ultimatum lainnya diberikan kepada Presiden Soekarno, yaitu untuk kembali kepada posisi konstitusionalnya.

Oke Sobat Zenius, gue rasa materi pemberontakan PRRI sampai sini aja, ya. Tapi elo nggak usah khawatir. Elo masih bisa nonton penjelasan yang tentunya lebih seru dengan klik banner di bawah ini!

Pemberontakan PRRI - Latar Belakang, Tujuan, dan Tokohnya 9

Biar belajar elo lebih komplet, elo juga bisa coba berlangganan paket belajar kita. Zenius punya berbagai pilihan paket yang bisa elo pilih sesuai kebutuhan masing-masing. Tinggal klik banner di bawah ini untuk lebih lengkapnya!

SKU-BELI-PAKET-BLJR-1

References:

Pemberontakan PRRI di Sumatera Barat Tahun 1958-1961 – Joko Suryanto (2009)

PRRI: Latar Belakang, Tuntutan, Anggota, Penumpasan, dan Dampaknya – Kompas.com (2021)

Cara Mengatasi Pemberontakan di Indonesia

Hai Sobat Zenius!

Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945, tidak semerta-merta membuat Indonesia menjadi negara bebas. Banyak tantangan yang terus dihadapi oleh bangsa kita, salah satu tantangan tersebut adalah pemberontakan dari dalam negeri. Yap! Beberapa kelompok masyarakat kala itu sempat memberontak, namun pemerintah melakukan berbagai cara mengatasi pemberontakan di Indonesia.

Dalam artikel ini, gue akan membahas tentang solusi dan cara mengatasi pemberontakan di Indonesia yang pernah dilakukan oleh pemerintah. Cara mengatasi pemberontakan di Indonesia yang akan dibahas dalam artikel ini adalah operasi militer dan diplomasi. Sedangkan, peristiwa pemberontakan yang akan kita bahas akan kita batasi dari era pasca kemerdekaan Indonesia hingga akhir orde lama (1945 – 1965).

Yuk, simak pembahasan tentang solusi dan cara mengatasi pemberontakan di Indonesia!

Pengantar: Pemberontakan di Indonesia

Berdirinya Indonesia sebagai negara daulat menemui banyak tantangan, salah satunya adalah pemberontakan. Sebagian besar, pemberontakan terjadi akibat ketidakpuasan masyarakat terhadap kebijakan pemerintah saat itu.

Ketidakpuasan tersebut akhirnya berujung pada sikap protes dari masyarakat, hingga timbul pemberontakan. Pemberontakan terjadi baik dalam lingkup kedaerahan maupun nasional. Beberapa aktor yang mempengaruhi pemberontakan tersebut datang dari dari tokoh politik, anggota militer, pejabat, dan pimpinan daerah.

Nah, selain persoalan di atas, ada beberapa alasan utama lain yang mendukung terjadinya pemberontakan. Simak, ya!

Alasan Pemberontakan di Indonesia

Ada tiga alasan yang melatarbelakangi gerakan pemberontakan di Indonesia.

Solusi dan Cara Mengatasi Pemberontakan di Indonesia - Materi Sejarah Kelas 12 17
Alasan yang melatar belakangi pemberontakan di Indonesia.

1. Keinginan Untuk Menggantikan Sistem pemerintahan yang Baru

PKI

Salah satu organisasi yang ingin mengganti sistem pemerintahan di Indonesia adalah PKI (Partai Komunis Indonesia). Partai ini ingin agar sistem negara Indonesia berlandaskan ideologi sosialisme/komunisme. Pemberontakan oleh PKI pun dilakukan sebanyak dua kali, yaitu pada tahun 1948 dan 1965.

Baca juga:

Dinamika Catatan Sejarah 30 September 1965

DI / TII

Pemimpin DI/TII
Para pemimpin DI/TTI di masing-masing wilayah (sumber: Wiki Commons)

Kelompok lainnya adalah DI/TII (Darul Islam/Tentara Islam Indonesia). Kelompok ini menghendaki agar Indonesia berpaham Islamisme dan menetapkan hukum Islam sebagai hukum negara. Pemberontakan ini berlangsung di empat  daerah, yaitu Jawa Barat yang dipimpin oleh Sekarmadji Maridjan Kartosuwiryo,  Sulawesi Selatan oleh Kahar Muzakar, Aceh oleh Daud Beureu’eh, dan Kalimantan Selatan oleh Ibnu Hajar.

APRA

Kelompok lainnya adalah APRA (Angkatan Perang Ratu Adil). Pemberontakan ini dipimpin oleh Kapten Westerling. Pemberontakan ini menghendaki agar Indonesia tetap mempertahankan bentuk federal, daripada menjadi negara kesatuan. APRA juga menghendaki agar setiap negara bagian memiliki tentara sendiri.

Baca juga:

Latar Belakang Pemberontakan APRA, Tujuan, dan Kronologinya

2. Keinginan Untuk Membentuk Negara Baru

RMS

Kelompok yang melakukan pemberontakan dengan alasan ini salah satunya adalah Gerakan RMS (Republik Maluku Selatan). Pemberontakan ini dipimpin oleh Mr. Dr. Christian Robert Steven Soumokil. Ia tidak setuju dengan pembentukan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Selain itu, ia juga menginginkan pembentukan Republik Maluku Selatan.

Baca juga:

Pemberontakan RMS (Republik Maluku Selatan) – Latar Belakang, Tokoh, dan Dampaknya

3. Kekecewaan terhadap Kebijakan Pemerintah Pusat 

PRRI/Permesta

Salah satu pemberontakan yang dilatarbelakangi oleh hal ini adalah yang dilakukan oleh Gerakan PRRI/Permesta (Pemerintahan Revolusioner Indonesia/Perjuangan Rakyat Semesta). Pemberontakan ini dipimpin oleh beberapa panglima militer di Sumatera dan Sulawesi. 

Kelompok ini menginkan kekuasaan penuh daerah Sumatera dan Sulawesi, sebagai akibat dari ketidakstabilan pemerintah pusat. Sehingga, daerah tersebut memiliki kewenangan khusus atau yang disebut sebagai otonomi

Alasan lainnya adalah militer yang terbengkalai. Banyak anggota laskar, KNIL, atau PETA yang tidak mampu untuk masuk ke dalam TNI. Selain itu, gaji anggota militer yang kecil membuat mereka akhirnya memberontak.

Baca juga:

Pemberontakan PRRI – Latar Belakang, Tujuan, dan Tokohnya

Cara Mengatasi Pemberontakan di Indonesia

Cara Mengatasi Pemberontakan di Indonesia
Dua cara mengatasi pemberontakan

Ada dua cara mengatasi pemberontakan di Indonesia yang dilakukan oleh Pemerintah, yaitu operasi militer dan diplomasi.

1. Operasi Militer

Cara mengatasi pemberontakan di Indonesia yang pertama adalah dengan melakukan operasi militer.

Operasi Pemberontakan PKI Madiun 1946

Ketika terjadi pemberontakan PKI di Madiun pada tahun 1946, Pemerintah Indonesia, melalui Panglima Besar Jenderal Soedirman menggunakan operasi militer sebagai cara mengatasi pemberontakan. Kolonel Gatot Subroto (Panglima Divisi II Jawa Tengah bagian Timur) dan Kolonel Sungkono (Panglima Divisi Jawa Timur) untuk menumpas PKI.

Pemberontakan PKI di Madiun pun dapat ditumpas pada 30 September 1948. Musso dan Amir Syarifuddin, sebagai pimpinan pemberontakan tewas dalam pelarian. Operasi militer ini dilaksanakan hingga Desember 1948, guna menumpas beberapa anggota pemberontakan yang masih tersisa.

Operasi Pagar Betis

Operasi militer lainnya adalah Operasi Pagar Betis yang dilakukukan oleh pasukan TNI dari divisi Siliwangi di Jawa Barat. Operasi ini bertujuan untuk menumpas pemberontakan DI/TII pimpinan Kartosuwiryo. Operasi ini pun berhasil berjalan dengan lancar, hingga Kartosuwiryo ditangkap dan dijatuhi hukuman mati.

Operasi 17 Agustus

Cara mengatasi pemberontakan di Indonesia melalui operasi militer yang berikutnya adalah Operasi 17 Agustus. Operasi ini bertujuan untuk menumpas pemberontakan PRRI di Sumatera. Operasi ini juga bertugas untuk mencegah meluasnya pengaruh-pengaruh asing akibat pemberontakan. Dari operasi militer ini, Pekanbaru berhasil diamankan pada 14 Maret 1958 dan Bukit Tinggi diamankan pada 4 Mei 1958.

Diplomasi

Cara mengatasi pemberontakan di Indonesia yang kedua adalah dengan diplomasi. Bentuk dari dari diplomasi dapat berupa negosiasi dan amnesti. Negosiasi berarti upaya perundingan dari pemerintah Indonesia terhadap pihak yang berkonflik guna mencapai kesepakatan bersama. Sedangkan, amnesti adalah pengampunan yang diberikan pemerintah terhadap pemberontak.

Salah satu cara mengatasi pemberontakan di Indonesia dengan jalur diplomasi adalah upaya penyelesaian kasus DI/TII di Aceh. Melalui Panglima Daerah Militer TNI, yaitu Kolonel Jasin, diadakan Musyawarah Kerukunan Rakyat Aceh. Upaya ini berhasil dilakukan sehingga tercipta penyelesaian pemberontakan secara damai.

Cara mengatasi pemberontakan di Indonesia lainnya yang menggunakan diplomasi adalah upaya penyelesaian pemberontakan RMS. Diplomasi ini dilakukan oleh Pemerintah Indonesia melalui Dr. J. Leimena. Upaya ini bertujuan agar RMS kembali menjadi bagian NKRI. Namun, upaya diplomasi tidak menemui titik terang, sehingga pemerintah pun melakukan penyelesaian melalui operasi militer.

Kesimpulan

Kesimpulannya, terdapat tiga alasan utama yang melatarbelakangi pemberontakan di Indonesia, yakni mengganti sistem pemerintahan, memisahkan diri dari negara, dan kekecewaan terhadap kebijakan pemerintahan pusat. Beberapa contoh dari pemberontakan ini adalah PKI pada tahun 1948, gerakan RMS pada tahun 1950, dan PRRI/Permesta pada 1958.

Namun, terdapat dua cara mengatasi pemberontakan di Indonesia. Pertama adalah upaya militer, seperti Operasi Militer 17 Agustus dan Operasi Pagar Betis. Kedua adalah melalui upaya diplomasi dan negosiasi. Dalam hal ini, upaya diplomasi untuk menumpas DI/TII di Aceh dan diplomasi RMS di Maluku.

Penutup

Nah, itu dia penjelasan tentang cara mengatasi pemberontakan di Indonesia. Nah, kalau elo mau mempelajari materi ini lebih dalam, jangan lupa untuk klik banner di bawah ini.

Solusi dan Cara Mengatasi Pemberontakan di Indonesia - Materi Sejarah Kelas 12 18

Zenius punya beberapa paket belajar untuk elo. Elo bisa pilih paket yang paling sesuai dengan kebutuhan elo. Jadi, elo bisa belajar hingga benar-benar memahami dan mengerti konsepnya. Yuk, langsung aja klik banner di bawah ini!

Langganan Zenius

Terima kasih sudah membaca artikel ini, semoga bermanfaat dan selamat belajar!

Penulis: Luis Moya