Silsilah Kerajaan Majapahit & Masa Kejayaannya

Kali ini, kita bakal melakukan kilas balik ke masa lalu karena kita akan belajar sejarah Kerajaan Majapahit mulai dari awal berdiri, silsilah kerajaan, kehidupan di kerajaan dari berbagai aspek, masa kejayaan kerajaan, hingga penyebab runtuhnya kerajaan tersebut.

Elo pasti udah nggak asing sama Kerajaan Majapahit. Mungkin sejauh ini, paling nggak elo pernah denger kalau kerajaan tersebut merupakan kerajaan Hindu-Buddha terbesar di Indonesia.

Atau mungkin elo pernah baca juga istilah “Sumpah Palapa” dan tokoh-tokoh seperti Hayam Wuruk dan Gajah Mada. Hal-hal tersebut merupakan bagian dari sejarah kejayaan Kerajaan Majapahit.

Mumpung elo udah tahu sedikit tentang kerajaan ini, kita perdalam lagi bareng-bareng yuk. Sini, gue ceritain tentang sejarah Kerajaan Majapahit!

Awal Berdirinya Kerajaan Majapahit

Kalau ngomongin awal berdirinya Majapahit, elo harus tahu kalau pendiri Kerajaan Majapahit adalah Raden Wijaya, menantu dari Kertanegara, raja terakhir Kerajaan Singosari. Lho, kok bisa? Gimana tuh, ceritanya?

Singkat cerita, Kertanegara, raja terakhir dari Kerajaan Singosari dulu pernah melakukan ekspedisi Pamalayu untuk mencegah kedatangan Mongol ke Singosari untuk kedua kalinya. Nah, waktu pasukan Mongol masih otw menginvasi Kerajaan Singosari, salah satu anak buah Kertanegara, Jayakatwang, yang merupakan Adipati Kerajaan Kediri, malah melakukan pemberontakan. Waktu itu Kerajaan Singosari kondisinya lagi “kosong” karena sedang dalam ekspedisi Pamalayu, jadi Singosari di-takeover oleh Jayakatwang.

Tiba-tiba, datanglah pasukan Mongol bersama dengan Raden Wijaya, menantunya Kertanegara. Mereka datang untuk mengalahkan Jayakatwang dan mengambil alih Kerajaan Singosari. Tapi, setelah itu, Raden Wijaya malah mengusir Mongol dari wilayah yang telah mereka rebut bersama. Jadi kayak “menusuk” dari belakang gitu, deh. Akhirnya, kerajaan tersebut jatuh ke tangan Raden Wijaya yang kemudian menjadi raja pertama Kerajaan Majapahit.

Elo bisa nonton video belajar Zenius ini untuk cerita lebih rincinya, ya!

Peta Kerajaan Majapahit Zenius
Peta Kerajaan Majapahit (Dok. Wikimedia Commons)

Kerajaan Majapahit berdiri selama 227 tahun dari 1293 sampai 1520. Wilayah kekuasaan Majapahit menyebar dari ujung barat hingga timur Nusantara, bahkan sampai sedikit bagian dari Filipina, dengan ibukota yang terletak di Trowulan, Jawa Timur. Makanya sering dibilang kalau Kerajaan Majapahit dulu itu merupakan cikal bakal dari wilayah Indonesia yang sekarang.

Kerajaan Majapahit termasuk dalam materi Kerajaan Hindu Buddha. Kamu bisa pelajari sejarah kerajaan lainnya di sini: Daftar Kerajaan Maritim Hindu Buddha di Indonesia.

Sebelum lanjut belajar sejarah Kerajaan Majapahit, download dulu dong aplikasi Zenius. Pake Zenius elo bisa tuh lebih mudah ngerjain soal matematika pake ZenBot atau main game sambil belajar bareng ZenCore. Nggak lupa video materi belajar gratis pastinya, yuk buruan download!

cta banner donwload apps zenius

Download Aplikasi Zenius

Tingkatin hasil belajar lewat kumpulan video materi dan ribuan contoh soal di Zenius. Maksimaln persiapanmu sekarang juga!

icon download playstore
icon download appstore
download aplikasi zenius app gallery

Struktur Pemerintahan Kerajaan Majapahit

Kalau diperhatikan, struktur pemerintahan Kerajaan Majapahit itu nggak jauh beda sama yang kita pakai sekarang, lho, hanya beda istilahnya aja.

Pusat dari kerajaan yang dipimpin oleh raja di mana wilayah tersebut juga menjadi tempat tinggal raja beserta keluarganya disebut dengan Bhumi. Bisa dibilang, Bhumi merupakan ibukota negara yang jadi titik utama pelaksanaan sistem pemerintahan.

Berikutnya ada kerajaan bawahan yang disebut Nagara yang setingkat dengan provinsi. Pemimpinnya disebut paduka bhattara yang posisinya mirip dengan seorang gubernur. Pemimpin Nagara merupakan orang-orang kerajaan yang memang dipercaya oleh raja untuk memegang wilayah-wilayah tersebut.

Untuk wilayah setingkat kabupaten disebut Watek dengan pemimpin seorang wiyasa atau tumenggung, kemudian yang setingkat lebih tinggi dari kecamatan atau kademangan disebut Kuwu yang dipimpin oleh seorang lurah atau demang, setingkat desa disebut Warua dan dipimpin oleh seorang thani, dan akhirnya wilayah terkecil adalah Kabuyutan–setingkat dusun dan dipimpin oleh kepala dusun.

Struktur Pemerintahan Kerajaan Majapahit Zenius
Struktur Pemerintahan Kerajaan Majapahit (Arsip Zenius)

Sistem ini juga disebut dengan sistem mandala dimana wilayah yang berbeda-beda dengan otonomi daerah dan budayanya masing-masing berderajat sama atau “Mitreka Satata” dan tetap tunduk ke negara agung/kerajaannya.

Silsilah Kerajaan Majapahit

Tadi kan gue udah cerita kalau yang mendirikan Kerajaan Majapahit adalah Raden Wijaya. Beliau kemudian menjabat sebagai raja dari tahun 1293 sampai 1309. Setelah itu, tahtanya diturunkan kepada anaknya, Jayanegara. 

Waktu dijadikan raja, Jayanegara masih berusia 15 tahun. Wah kalau emak elo tahu nih, entar bisa-bisa elo dibanding-bandingin, “Si Jayanegara aja umur 15 tahun udah jadi raja!”

Tapi nggak mudah buat Jayanegara, karena banyak pihak yang nggak sreg kalau anak semuda itu udah jadi raja, jadi ada beberapa pemberontakan. Setelah memimpin dari tahun 1309 hingga 1328, Jayanegara digantikan oleh Tribuana Tunggadewi. Nope, bukan anak dari Jayanegara melainkan salah satu kerabatnya. Tribuana Tunggadewi ini memimpin sebagai ratu di Kerajaan Majapahit dari tahun 1328 hingga 1350.

Tribuana Tunggadewi memiliki dua orang anak, yaitu Hayam Wuruk dan Dyah Nertaja. Akhirnya, kita sampai ke raja yang namanya mungkin paling sering elo denger. Hayam Wuruk memimpin Kerajaan Majapahit dari tahun 1350 sampai 1389. 

Hayam Wuruk juga dikaruniai 2 orang anak. Wirabumi, yang merupakan putra Hayam Wuruk dari seorang selir dan Kusumawardhani yang merupakan putri sah Hayam Wuruk. Karena merupakan anak seorang selir, Wirabumi tidak dijadikan raja. Nah, ini ada ceritanya lagi, gue susulin nanti.

Kepemimpinan kerajaan diturunkan kepada Kusumawardhani yang menjabat sebagai ratu, berdampingan dengan suaminya yakni Wikramawardhana. Kalau elo perhatiin silsilahnya, Kusumawardhani dan Wikramawardhana tuh masih saudara. Dulu, masih lazim bagi orang-orang untuk menikah dengan kerabat yang masih cukup dekat relasinya.

Mereka memiliki anak bernama Rajasakusuma yang menjabat sebagai raja Majapahit dalam waktu yang singkat hingga beliau meninggal. Akhirnya, Rajasakusuma digantikan oleh anak-anak dari Wikramawardhana dengan beberapa selir, di antaranya Dewi Suwita, kemudian Brawijaya I, dan akhirnya Brawijaya V yang merupakan raja terakhir Kerajaan Majapahit.

Brawijaya V bertemu dengan Siu Ban Ci, seorang wanita dari Tiongkok dan melahirkan Raden Patah yang di kemudian hari menjadi pendiri dari Kerajaan Demak, kerajaan Islam pertama di Indonesia.

Silsilah Keluarga Kerajaan Majapahit Zenius
Silsilah Keluarga Kerajaan Majapahit (Arsip Zenius)

Kalau elo mau denger lebih lanjut tentang silsilah Kerajaan Majapahit, elo bisa cus nonton video belajar Zenius ini.

Kalau kita telaah lebih jauh, sejarah itu banyak kaitannya dengan satu sama lain. Bayangin deh tadi kita mulai dari Kerajaan Singosari, terus Kerajaan Majapahit, eh tahu-tahu nemu Kerajaan Demak aja!

Kehidupan Kerajaan Majapahit

Ekonomi

Di bidang agraris, Kerajaan Majapahit memanfaatkan Sungai Brantas untuk pengairan. Banyaknya pegunungan aktif di wilayah kerajaan juga memberi keuntungan berupa tanah yang subur. Komoditas unggulan Kerajaan Majapahit waktu itu adalah beras. In fact, mereka jadi pengekspor beras terbesar di Nusantara.

Selain untuk pengairan, sungai juga digunakan untuk mengembangkan sektor maritim. Sungai Brantas difungsikan sebagai pelabuhan untuk mempersilakan orang-orang asing datang. Pendapatan pun datang dari hasil pemanfaatan pelabuhan tersebut.

Karena ekonominya semakin maju dan kompleks, nggak efektif dong kalau misalnya mau mempertahankan sistem barter, jadi Kerajaan Majapahit mengeluarkan terobosan berupa mata uang gobog & kepeng. Kalau di zaman sekarang, rupanya itu kayak uang-uang receh yang sering kita cemplungin ke toples celengan buat ditukar ke warung pas udah banyak jumlahnya, hehe.

Agama

Agama yang berkembang sepanjang masa Kerajaan Majapahit adalah agama Hindu dan Buddha, dengan lembaga agama Dharmadyaksa Ring Kasaiwan untuk agama Hindu dan Dharmadyaksa Ring Kasogatan untuk agama Buddha.

Meskipun dalam Kitab Sutasoma disebutkan bahwa kedua agama tersebut merupakan yang utama dalam kerajaan, namun agama-agama lain seperti agama Islam dan Kejawen tetap diperbolehkan, lho. Karena pada masa itu, rakyat Kerajaan Majapahit sangat bertoleransi.

Bahkan, semboyan negara Indonesia saat ini yakni Bhinneka Tunggal Ika sebenarnya adalah cerminan dari toleransi di Kerajaan Majapahit dulu. Keren banget, ya! Bayangin deh kalau kita bisa pertahanin nilai toleransi itu sampai sekarang.

Politik

Pada tahun 1357, ketika Hayam Wuruk menjabat sebagai raja Majapahit, beliau ingin memperluas wilayah kekuasaan kerajaan dengan menguasai wilayah-wilayah yang ada di Nusantara, salah satunya adalah Kerajaan Sunda.

Gimana caranya Hayam Wuruk mau menguasai Sunda adalah dengan menikahi salah satu putri Sunda yaitu Dyah Pitaloka. Anggapannya, kalau sang putri mau menikah dengan Hayam Wuruk, maka Sunda tunduk kepada Majapahit.

Dyah Pitaloka mengira Hayam Wuruk emang cuma mau nikah aja nggak ada maksud lain, eh ternyata Hayam Wuruk malah membawa pasukan ke Sunda hingga terjadilah Perang Bubat. Dyah Pitaloka kemudian bunuh diri sebagai bukti pengabdian terhadap Kerajaan Sunda.

Anyways, tadi gue udah janji bakal ceritain tentang Wirabumi, salah satu anak Hayam Wuruk dari seorang selir, kan? Nah, dulu Wirabumi ngerasa kalau dia pun berhak buat menjabat sebagai Raja. Dia pun memberontak. Alhasil pada tahun 1405, terjadilah Perang Paregreg antara Raja Wikramawardhana yang kala itu mendampingi istrinya yang menjadi ratu di Majapahit alih-alih Wirabumi yang menjadi raja. Tapi pada akhirnya. Raja Wikramawardhana lah yang memenangkan perang tersebut.

Sosial

Melalui perdagangan juga, Kerajaan Majapahit menjalin hubungan yang baik dengan negara-negara tetangga.

Bahkan nih ya, ada negara-negara di luar Nusantara, masih dalam cakupan Asia Tenggara yang meskipun secara geografis jauh banget dari wilayah Kerajaan Majapahit, tapi mereka tunduk kepada kerajaan tersebut. Maksudnya tunduk di sini lebih ke gimana mereka tuh sering memberikan upeti atau kiriman buat kerajaan tersebut.

Budaya

Pada masa berdirinya Kerajaan Majapahit, banyak juga dihasilkan karya-karya yang menjadi bagian dari budaya kerajaan. Di antaranya ada candi-candi seperti Candi Penataran di Blitar dan Candi Tikus di Trowulan.

Karya sastra juga ada banyak dan jadi salah satu sumber sejarah yang bikin kita ngerti tentang mereka meskipun udah terjadi ratusan tahun yang lalu. Mungkin elo pernah denger Kitab Negarakertagama karangan Mpu Prapanca, Kitab Sutasoma dan Arjunawiwaha karangan Mpu Tantular, serta kitab-kitab lainnya.

Setelah belajar dari ekonomi, politik, sosial hingga budaya makna kerajaan majapahit dalam pembelajaran sejarah menjadi penting ya. Belajar dari sejarahnya elo jadi lebih paham mengenai keadaan sosial dan budaya pada masa itu. Dari sejarah ini pula kita jadi lebih menghargai cikal bakal bangsa kita.

Untuk elo yang mau belajar lebih jauh mengenai sejarah kerajaan Majapahit cek banner di bawah ini yuk!

belajar materi pelajaran sejarah di zenius

Puncak Kejayaan Kerajaan Majapahit

Alright, tiba di masa kejayaan Kerajaan Majapahit, nih. Momen ini kerap kali disangkutpautkan dengan sebuah sumpah yang dibuat oleh Mahapatih Gajah Mada. Beliau bersumpah tidak akan bersenang-senang sebelum bisa menyatukan Nusantara.

Sumpah ini diucapkan oleh Gajah Mada pada masa kepemimpinan Tribuana Tunggadewi, tapi dampaknya paling terasa ketika Hayam Wuruk menjadi raja. Maka dari itu, Kerajaan Majapahit mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Raja Hayam Wuruk.

Raja Hayam Wuruk bersama dengan Mahapatih Gajah Mada dianggap telah berhasil menyatukan kepulauan-kepulauan yang ada di Nusantara tanpa melakukan invasi melainkan dengan sistem mandala yang udah gue jelasin tadi. Jadi, setiap wilayah tetap punya kedaulatannya masing-masing meskipun tunduk kepada Kerajaan Majapahit.

Menurut Suma Oriental, Marco Polo, dan Ying Yai Sheng Lan, kejayaan Kerajaan Majapahit merupakan hasil dari kemakmuran ekonomi dan teraturnya infrastruktur yang mereka miliki. Dari segi agraris tadi mereka oke banget sih bisa jadi pengekspor beras paling utama. Terus di bidang maritim, mereka kembangin lalulintas perdagangan yang bagus banget dengan pembukaan pelabuhan-pelabuhan.

Juga, meskipun dalam Kerajaan Majapahit itu rakyatnya plural dari segi agama maupun latar belakang kehidupan, mereka toleransinya juga tinggi. Hal ini juga jadi faktor pendukung kejayaan kerajaan tersebut.

Pelajari selengkapnya tentang Pengaruh Peradaban Hindu Buddha di Indonesia lainnya di artikel ini: Pengaruh Peradaban Hindu-Buddha di Indonesia di Berbagai Bidang.

Penyebab Runtuhnya Kerajaan Majapahit

Sayangnya, di tengah-tengah kejayaan tersebut, ada aja faktor-faktor yang berkontribusi dalam runtuhnya Kerajaan Majapahit. Mulai dari konflik-konflik internal seperti Pemberontakan Kuti dan Perang Paregreg, meskipun berhasil diatasi, tapi pengaruhnya tetap cukup menggoyahkan ketangguhan Kerajaan Majapahit.

Kemunculan pusat-pusat perdagangan yang lain di antaranya adalah Malaka, pasar terbesar di Asia Tenggara saat itu, juga menyebabkan Majapahit kehilangan cahayanya. Para pedagang juga jadi jarang mampir ke Majapahit, lebih banyak berkumpul di Malaka.

Tadi gue jelasin kalau agama utama Kerajaan Majapahit kan Hindu-Buddha. Tapi, as time goes, ajaran Islam mulai masuk dari wilayah Jawa bagian utara. Perlahan-lahan, pengaruh ajaran Islam semakin meluas, mengurangi pengaruh Kerajaan Majapahit yang kemudian bergeser hingga ke Bali.

Elo bisa nonton video ini untuk cerita detailnya, ya!

Penutup

Fiuh, panjang juga ya, sejarah Kerajaan Majapahit. Ini baru bagian kecilnya aja, lho. Kalau elo tertarik, elo tentu bisa pelajari lebih jauh lagi cerita-cerita tentang kerajaan ini. Kayaknya kalau dibikin film bakal asyik, ya nggak sih?

Sebelum gue akhiri artikelnya, coba deh jawab pertanyaan ini:

Salah satu penyebab keruntuhan kerajaan Majapahit karena di Nusantara sudah mulai berdiri kerajaan bercorak Islam. Salah satunya kerajaan Demak yang ternyata raja pendirinya masih memiliki hubungan darah dengan Majapahit. Raja yang dimaksud adalah …

a. Raden Patah
b. Ki Ageng Pemanahan
c. Sultan Malik as-Saleh
d. Sultan Ali Mughayat Syah
e. Sultan Alanuddin Riayat Syah al-Kahar

Jawaban: a

Pembahasan: Raja terakhir Kerajaan Majapahit yaitu Brawijaya V menikah dengan seorang wanita Tiongkok bernama Siu Ban Ci. Mereka dikaruniai seorang anak bernama Raden Patah yang pada akhirnya mendirikan Kerajaan Demak.

Mau dapat lebih

Kehidupan Masa Berburu dan Mengumpulkan Makanan – Materi Sejarah Kelas 10

Zaman dulu itu nggak kayak sekarang. Pada masa berburu dan mengumpulkan makanan, manusia perlu effort lebih buat dapat makan, nggak seperti sekarang yang tinggal klik-klik hp, eh makanan nyampe depan rumah.

Zaman sekarang sudah enak, kalau elo kelaparan nggak perlu repot lagi. Tinggal buka aplikasi, terus order deh, makanan apapun yang mau elo makan.

Tapi, elo kepo nggak sih, bagaimana awal kehidupan manusia purba di Indonesia kalau mau cari makan? Boro-boro mau beli makanan, kayaknya masak sendiri aja butuh effort besar. Sebelum bisa makan, mereka perlu berburu dan mengumpulkan makanannya sendiri.

Nah, biar nggak penasaran lagi, gue mau ceritain bagaimana cara pemenuhan makanan pada masa berburu dan mengumpulkan makanan. 

Tenang, nggak cuma itu, gue juga akan menjelaskan teknologi, kehidupan sosial, dan kepercayaan pada masa berburu dan mengumpulkan makanan. Yuk, simak terus

Apa Itu Masa Berburu dan Mengumpulkan Makanan?

Jadi, masa berburu dan mengumpulkan makanan terjadi pada masa zaman Praaksara. Lebih tepatnya terjadi pada periodisasi Paleolitikum dan Mesolitikum.

Sebentar, biar makin jelas gue kasih tahu dulu apa maksud kata “litikum” dalam kata Paleolitikum dan Mesolitikum.

Kata “litikum” berasal dari kata lithos, yang dalam bahasa Yunani artinya adalah batu.

Nah, sementara dalam bahasa Yunani, paleo berarti kuno dan meso berarti tengah. Jadi, bisa diartikan bahwa Paleolitikum adalah Zaman Batu Kuno, sedangkan Mesolitikum adalah Zaman Batu Tengah.

Kenapa ya, kok, disebutnya masa berburu dan mengumpulkan makanan?

Oke, elo kalau mau bertahan hidup pasti perlu yang namanya makan, dong. Nah, salah satu cara mereka untuk bertahan hidup adalah mengumpulkan makanan dengan cara berburu.

Pada masa itu, cara mendapat bahan makanan nggak semudah sekarang. Dari nama zamannya aja sudah ketahuan ya, kalau mereka hidup di Zaman Batu yang belum kenal teknologi secanggih sekarang.

Manusia purba bertahan hidup dengan cara berburu dan mengumpulkan makanan.
Cara manusia purba bertahan hidup. (Dok. Zenius)

Selain itu, pada zaman Paleolitikum dan Mesolitikum belum kenal yang namanya sistem pertanian, sehingga yang mereka lakukan untuk mendapatkan bahan makanan adalah dengan cara berburu hewan di sekitar mereka.

Dilansir dari Historia, hewan yang diburu manusia purba antara lain rusa, banteng, kerbau, kambing, ikan, dan masih banyak hewan lainnya.

Aduh, nggak kebayang deh, kalau gue udah lapar, tapi harus berburu dulu.

Baca Juga: Pengertian Zaman Paleozoikum, Ciri-Ciri, dan Pembagiannya

Teknologi pada Masa Berburu dan Mengumpulkan Makanan

Eh, tapi elo penasaran nggak sih, mereka berburunya pakai apa, ya? Kan, teknologinya belum secanggih sekarang?

Nah, inilah yang membuat manusia purba lebih spesial dari manusia modern. Karena harus bertahan hidup di alam liar, mereka memiliki kecerdasan yang berbeda dengan manusia modern.

Kira-kira bedanya tuh kayak gimana, sih? Yuk, kita coba telaah sedikit.

Manusia modern saat ini mungkin kecerdasannya bisa mengembangkan berbagai teknologi canggih seperti robot, smartphone, dan berbagai gadget lainnya. Namun, kalau mereka disuruh bertahan hidup tanpa teknologi tersebut di tengah-tengah alam liar, apakah mereka bisa bertahan? Belum tentu, kan?

Nah, perbedaannya di sini. Manusia purba bisa bertahan hidup di tengah alam liar meski tanpa teknologi canggih. Mereka memanfaatkan berbagai sumber daya yang disediakan oleh alam.

Contohnya, alat-alat yang digunakan pada masa berburu dan mengumpulkan makanan yaitu batu yang dibentuk menjadi berbagai macam bentuk menyesuaikan kebutuhan mereka.

Ya sudah, biar elo nggak makin bingung mikirin bentuk batunya, nih simak ya, teknologi yang mereka gunakan untuk bertahan hidup.

1. Kapak Perimbas

Alat ini dipakai pada zaman Paleolitikum. Bisa dilihat juga kalau bentuknya masih sederhana dan permukaannya juga cenderung kasar. Alat ini dipakai mereka untuk memecahkan sesuatu.

2. Alat Serpih (Flakes)

Masih sama kayak kapak perimbas, alat serpih juga dipakai saat zaman Paleolitikum. Bahkan bentuknya agak mirip sama kapak perimbas, tapi alat serpih ini kayak versi kecilnya gitu. Alat ini mereka pakai untuk menusuk.

Namun, setelah memasuki zaman Mesolitikum, tekstur dari alat serpih ini menjadi lebih halus dan semakin runcing. Bentuknya juga semakin jelas seperti bentuk wajik.

3. Alat Tulang

Alat terakhir yang dipakai pada zaman Paleolitikum. Alat ini berasal dari tulang rusuk hewan besar pada masa itu. Karena bentuknya yang runcing, alat ini memungkinkan untuk dipakai menusuk.

4. Kapak Genggam

Alat ini ditemukan pada zaman Mesolitikum. Bisa dibilang kapak genggam ini merupakan evolusi dari kapak perimbas, namun dengan bentuk yang lebih terdefinisi dan tekstur yang lebih halus dari sebelumnya.

5. Kapak Pendek

Terakhir ada kapak pendek yang juga ditemukan pada zaman Mesolitikum. Bentuk kapak ini lebih mirip dengan cobek dapur. Namun, masih dengan tekstur yang agak kasar. Kapak ini digunakan untuk memotong buah atau daging hewan buruan.

Teknologi yang digunakan untuk berburu oleh manusia purba antara lain kapak perimbas, tulang, flakes, kapak pendek, dan kapak genggam.
Teknologi masa berburu dan mengumpulkan makanan. (Dok. Zenius)

Baca Juga: Pentingnya Teknologi untuk Membuat Dunia yang Lebih Baik

Keadaan Manusia Indonesia pada Masa Berburu dan Mengumpulkan Makanan

Nah, sekarang elo sudah tahu, apa yang dimaksud dengan masa berburu dan mengumpulkan makanan beserta teknologinya pada masa itu.

Tapi elo tahu nggak sih, bagaimana awal kehidupan manusia pada masa berburu dan mengumpulkan makanan di Indonesia?

Kalau belum tahu, pas banget, nih. Pada bagian ini, gue akan menceritakan kehidupan awal manusia Indonesia beserta kehidupan sosial dan kepercayaannya.

Kayak yang sudah gue mention sebelumnya, manusia purba pada masa berburu dan mengumpulkan makanan itu hidup di alam liar. Selain itu, mereka juga hidup nomaden, alias hidup berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain.

Tujuan mereka hidup berpindah-pindah adalah untuk bertahan hidup. Apabila area yang mereka tempati saat ini mulai kehabisan bahan makanan, mereka akan mulai mencari area yang memiliki persediaan bahan makanan lebih banyak. Hal ini karena mereka belum mengenal sistem pertanian.

Nah, elo perlu tahu nih, manusia modern saat ini atau yang diketahui sebagai Homo Sapiens bukan manusia pertama yang menduduki wilayah Indonesia. Sebelumnya, ada Homo Erectus dan Meganthropus Paleojavanicus yang lebih dulu menduduki wilayah Indonesia.

Kalau elo mau tahu lebih lanjut mengenai jenis manusia purba, tonton videonya di sini, yuk!Oke, balik lagi ke pembahasan. Karena hidup manusia purba yang nomaden, mereka juga diketahui melakukan perjalanan untuk sampai di wilayah Indonesia, contohnya kayak Homo Erectus. Sementara fosil Meganthropus Paleojavanicus ditemukan pada 1941 di wilayah Ngandong dan Pacitan oleh Von Koenigswald, seorang geolog asal Jerman.

Manusia purba hidup nomaden dan memanfaatkan gue dan tepian pantai sebagai tempat tinggal, buktinya bisa dilihat pada ukiran di dinding gua.
Gua peninggalan manusia purba. (Dok. Zenius)

Sekarang kita lanjut ke pembahasan tentang kehidupan sosial pada masa berburu dan mengumpulkan makanan. Nah, manusia purba pada waktu itu juga hidup berkelompok lho, tapi dalam skala kecil.

Namun, mengapa pada masa berburu dan mengumpulkan makanan manusia hidup berkelompok?

Oke gue jawab. Jadi, mereka hidup berkelompok dengan alasan bahwa hidup dengan kelompok kecil akan menguatkan hubungan mereka dan membuat mereka menganggap bertahan hidup akan lebih mudah.

Walaupun mereka hidup berkelompok, dulu tuh mereka nggak punya tingkatan/strata sosial lho. Selain itu, pada zaman Mesolitikum, manusia purba mulai membagi peran pekerjaan sesuai dengan gender.

Untuk laki-laki, mereka ditugaskan untuk berburu hewan. Sedangkan, perempuan ditugaskan untuk meramu atau memasak bahan makanan.

Udah ada pembagian tugas seperti zaman now, kan? Nah, yang jadi pertanyaan sekarang adalah kepercayaan yang mereka anut. Berbicara kehidupan sosial itu nggak akan jauh dari sistem beragama, iya nggak?

Pasalnya, agama ibarat perekat dalam kehidupan bermasyarakat. Nah, untuk menjawab pertanyaan, gue akan lanjut ke pembahasan berikutnya tentang kepercayaan pada masa berburu dan mengumpulkan makanan.

Kepercayaan mereka yang berhasil ditemukan adalah kepercayaan kubur-mengubur jenazah. Karena, masa ini terjadi pada saat belum mengenal tulisan, peninggalan yang dapat ditemukan adalah kepercayaan tentang kubur-mengubur.

Mereka percaya bahwa arwah jenazah akan lebih tenang jika dikubur. Ada dua jenis kuburan yang berhasil ditemukan setelah masa berburu selesai, kurang lebih dimulai pada masa bercocok tanam atau Zaman Neolithikum, nih, yaitu kubur batu dan kubur langsung (kubur primer).

Baca Juga: Apa Betul Hewan Purba Itu Moyangnya Hewan Sekarang? Tahu dari Mana?

Peninggalan Masa Berburu dan Mengumpulkan Makanan

Kalau dahulu kala ada sebuah kehidupan, pasti ada saja yang ditinggalkan. Nah, kali ini gue mau kasih tahu, apa aja sih yang menjadi peninggalan dari kehidupan manusia purba.

1. Kjokkenmoddinger

Hayo, di sini ada nggak yang belum pernah dengar tentang kjokkenmoddinger? Melansir dari Kompas, kjokkenmoddinger merupakan bahasa Denmark yang berasal dari gabungan kata, kjokken yang berarti dapur, dan modding yang berarti sampah.

Jadi, kjokkenmoddinger ini semacam tumpukan sampah dapur yang sudah ribuan tahun mengendap dan telah mengeras. Sampah ini berasal dari zaman Mesolitikum dan biasanya letaknya di tepian pantai.

Orang-orang sedang berada di sekitar kjokken moddinger yang merupakan tumpukan sampah dapur sejak zaman Mesolitikum.
Kjokkenmoddinger (Dok. Wikimedia Commons)

2. Abris Sous Roche

Kalau ini apa, ya? Nah, Abris Sous Roche ini semacam tempat tinggal yang terletak di gua. Dalam Bahasa Indonesia, Abris Sous Roche disebutnya gua ceruk karang. Dilansir dari Kompas, Abris Sous Roche pertama kali diteliti oleh seorang arkeolog bernama Van Stein Callenfels, pada tahun 1928 di Gua Lawa, Ponorogo.

Abris Sous Roche sebagai peninggalan masa berburu dan mengumpulkan makanan.
Bentuk dari Abris Sous Roche (Dok.Wikimedia Commons)

Itulah beberapa peninggalan dari manusia purba yang hidup pada Zaman Batu. Wah, kayaknya sudah cukup ya materi kali ini. Sekarang gue mau coba tes apakah elo paham dengan penjelasan gue tadi.

Contoh Soal Masa Berburu dan Mengumpulkan Makanan

1. Manakah teknologi pada masa berburu dan mengumpulkan makanan yang digunakan selama zaman Paleolitikum sampai Mesolitikum?

A. Kapak Genggam.

B. Alat Tulang.

C. Alat Serpih.

D. Kapak Perimbas.

E. Kapak Pendek.

Jawaban dan Pembahasan:

Jawaban: C. Alat Serpih.

Ingat, cuma ada alat serpih yang ditemukan di kedua zaman tersebut. Hanya saja, alat serpih mengalami perbaikan bentuk dan tekstur yang menjadi lebih jelas dan lebih halus.

2. Mengapa manusia purba hidup secara nomaden?

Jawaban dan Pembahasan: Karena, manusia purba hidup di alam liar dan bergantung kepada alam. Mereka mencari bahan makanan dengan memburu hewan di sekitar area yang mereka tempati. Jika dirasa bahan makanan di area tersebut mulai menipis, mereka akan berpindah ke tempat yang memiliki bahan makanan lebih banyak.

Nah, jadi begitulah gambaran kehidupan pada masa berburu dan mengumpulkan makanan pada Zaman Batu. Kalau elo mau mendalami materi ini, elo juga bisa tonton materinya lewat aplikasi Zenius. Yuk, langsung aja klik banner di bawah ini!

Materi Warisan Peradaban Purba - Sejarah Indonesia

Sobat Zenius, sudah download aplikasi Zenius kan? Kalau elo mau daftar paket belajarnya untuk menemani elo belajar kapanpun dan dimanapun, langsung aja klik banner di bawah ya!

Kehidupan Masa Berburu dan Mengumpulkan Makanan - Materi Sejarah Kelas 10 9

Baca Juga: Pengertian Zaman Mesozoikum, Ciri-Ciri, dan Peninggalannya

Ditulis oleh: Karina Dwi Agustina dari Universitas Indonesia, bagian dari Kampus Merdeka 2022

Diperbarui oleh: Maulia Indriana Ghani & Arieni Mayesha

Originally Published: April 28, 2022

Referensi:

Pengertian Abris Sous Roche dan Kjokkenmoddinger – Kompas (2022)

Kitchen midden at Elizabeth Island 1888 – Wikimedia Commons (2007)

Masa Berburu dan Mengumpulkan Makanan – Kompas (2022)

Peralatan Manusia Purba dan Fungsinya – Kompas (2021)

Serba Serbi Makanan Zaman Purba – Historia (2019)

Kjokkenmoddinger: Pengertian, Fungsi, dan Lokasi Penemuan – Kompas (2021)

Romusha dalam Masa Pendudukan Jepang di Indonesia

Romusha merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan oleh Jepang ketika menduduki Indonesia dulu. Apa sih, yang dimaksud dengan Romusha? Terus, apa tujuannya? Apa aja kebijakan yang muncul? Lalu, apa dampaknya pada bangsa Indonesia?

Jepang datang ke Indonesia pada tahun 1942 dan merepresentasikan diri sebagai sahabat yang menolong bangsa Indonesia dari penjajahan Belanda dan menjanjikan kemerdekaan kepada Indonesia. Elo bisa baca cerita awal kedatangan Jepang ke Indonesia di artikel Proses Kedatangan Jepang ke Indonesia.

Namun, bangsa Indonesia mulai melakukan perlawanan semenjak Jepang mulai menetapkan kegiatan-kegiatan yang mengeksploitasi masyarakat, salah satu di antaranya adalah Romusha. Gue yakin, setelah baca artikel ini, elo bakal ngerti deh, kenapa Indonesia bisa jadi marah banget dan melawan Jepang!

Pengertian dan Tujuan Romusha

Romusha Zenius
Potret para pekerja Romusha (Dok. Wikimedia Commons)

Apa yang dimaksud dengan Romusha?

Secara harfiah, romusha artinya pekerja atau buruh. Sedangkan menurut sejarah, romusha merupakan salah satu kegiatan sosial Jepang yang berupaya mengumpulkan tenaga kerja paksa laki-laki melalui sebuah kepanitiaan yang disebut dengan Romukyokai.

Apa yang dimaksud dengan Romukyokai? Romukyokai adalah panitia yang menggerakkan para pekerja romusha pada zaman penjajahan Jepang. 

Program romusha pada masa pendudukan Jepang pada awalnya adalah untuk pembangunan dan propaganda Jepang. Pengerahan romusha bertujuan sebagai persiapan Perang Asia Timur Raya. 

Para romusha dipaksa untuk membangun gua-gua pertahanan Jepang di Mrangi, Pundong, dan Bantul pada tahun 1943-1945. Nggak cuma itu, Jepang mengerahkan romusha juga untuk memenuhi kebutuhan tentara Jepang.

Setelah tiba di Indonesia, Jepang sadar dong kalau daerah bekas jajahan Belanda yakni Indonesia tuh punya sumber daya yang kaya banget. Apa aja ada lho, mulai dari minyak, kina, besi, batu bara, karet, dan lain-lain.

Romusha dalam Masa Pendudukan Jepang di Indonesia - Materi Sejarah Kelas 11 18
Batu bara, salah satu kekayaan Indonesia (Dok. Pixabay)

Makanya begitu Jepang berhasil mengusir Belanda dari Indonesia, mereka langsung memikirkan strategi untuk mempertahankan dan melindungi kekayaan tersebut. Diperlukan infrastruktur yang baik dan tenaga kerja yang besar. Nah, tujuan romusha adalah untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

Mungkin elo ngerasa nggak asing dengan sistem seperti ini karena sebelumnya ketika masih dalam era kolonialisme Hindia-Belanda, ada kegiatan serupa yang disebut dengan kerja rodi atau kerja paksa, yang dicetuskan oleh Herman Willem Daendels.

Perbedaan rodi dan romusha terletak pada masa terjadinya dan oleh siapa kebijakannya dibuat. Secara keseluruhan, konsepnya sama, yaitu memaksa rakyat Indonesia untuk bekerja bagi mereka.

Selain Romusha, ada berbagai kegiatan sosial lain yang dilakukan oleh Jepang selama masa pendudukannya di Indonesia. Elo bisa nonton videonya dengan klik banner di bawah ini.

Baca Juga: Perlawanan Rakyat Indonesia Terhadap Jepang – Materi Sejarah Kelas 11

Romusha di Indonesia

Kebijakan Romusha

Emangnya sekeji apa, sih romusha ini? Seperti apa kebijakan pelaksanaannya? Gue ceritain, deh.

Awalnya, perekrutan untuk kegiatan ini oleh Romukyokai didasari dengan judul gerakan patriotik yang menunjukkan bahwa seseorang berbakti kepada negara Indonesia yang sedang “direncanakan” kemerdekaannya.

Kalian penasaran nggak bagaimana cara Jepang merekrut rakyat Indonesia hingga menjadi romusha? Ternyata, nggak semua perekrutannya dilakukan secara paksa, lho. Ada juga yang mendaftar secara sukarela. Nah, apa sih yang membuat beberapa sukarelawan berminat jadi romusha? 

Tindakan Jepang untuk menarik minat rakyat Indonesia menjadi romusha adalah dengan memberi janji untuk menyediakan makanan yang enak, tempat tinggal yang layak, pelayanan kesehatan, dan upah yang bagus. Ketika masih di camp pelatihan yang dikelola oleh rakyat Indonesia sendiri sebagai bentuk kontribusi mereka bagi negara, memang semuanya terpenuhi dengan baik.

Namun, begitu para mereka dikirimkan oleh Jepang ke tempat kerjanya yang jauh banget dari kampung halaman, semuanya berubah. Ketika gue bilang jauh, beneran jauh. Kerjanya nggak cuma di Indonesia tapi juga di negara-negara lain dan Jepang adalah salah satunya.

Udah jauh dari rumah, mereka juga nggak dapet apa yang menjadi hak mereka. Nggak dikasih tempat tinggal yang layak, nggak dikasih perawatan meskipun terserang penyakit menular, dan beban kerjanya amat sangat berat. Beberapa orang yang mencoba menolak atau bahkan melarikan diri berakhir dihajar oleh pihak Jepang.

Tindakan pemerintah pendudukan Jepang mengerahkan tenaga romusha menunjukkan sifat otoriter dan militeristik Jepang yang begitu kental. Jepang memang mengerahkan tenaga romusha karena membutuhkan tenaga kerja yang murah untuk kepentingan Jepang sendiri.

Ketika itu, romusha harusnya mendapatkan upah sebesar 0,40 gulden atau 40 sen. Jumlah segitu kalau menurut Tan Malaka cuma bisa buat beli pisang sebiji. Beliau juga mengatakan dalam salah satu tulisannya bahwa upah yang sangat kecil itu pun hanya hitam di atas putih. Realitanya, para romusha tidak mendapatkan bayaran sama sekali dari Jepang.

Agar lebih maksimal keberadaan romusha, Jepang memotivasi rakyat dengan sebutan Pahlawan Ekonomi. 

Dampak Romusha

Pekerja Romusha Zenius
Pekerja Romusha jatuh sakit (Dok. Wikimedia Commons)

Apa dampak pelaksanaan romusha bagi bangsa Indonesia? Bagaimana dampak dari kebijakan dan tindakan Jepang terhadap pengerahan romusha?

Elo bayangin deh perlakuan Jepang terhadap para romusha seperti yang udah gue ceritain di atas tadi. Kalau terus-terusan dipaksa bekerja yang berat banget, kalau sakit nggak diurusin, upah juga nggak dikasih, orang lama-lama juga nggak tahan,

dan nggak sedikit juga dari para romusha yang meninggal. 

Mengapa banyak romusha yang meninggal? Kalian bayangin aja, para romusha disuruh kerja terus-terusan tanpa istirahat, disiksa, nggak dikasih makan. Nggak heran kan banyak romusha yang meninggal? Demikianlah yang terjadi sama para Romusha.

Pada tahun 1944, terjadi tragedi mengenaskan. Sebuah camp romusha dengan panik menelepon suatu rumah sakit di Jakarta dan melaporkan bahwa ratusan pekerja sedang dalam keadaan sakit. Banyak pula yang berakhir meninggal. Setelah diperiksa, dugaan pertamanya adalah sakit meningitis. Tapi setelah mengetahui kalau sebelumnya para pekerja romusha udah divaksin, maka diagnosisnya diganti tetanus.

Setelah diusut oleh Profesor Ahmad Mochtar, ternyata vaksin buatan Jepang yang diterima para pekerja sebelumnya mengandung bakteri penyebab tetanus yang telah dimurnikan. Beberapa waktu setelah itu, Profesor Mochtar dijanjikan kebebasan rekan-rekannya apabila dia menandatangani pengakuan bahwa hasil penelitiannya terhadap vaksin Jepang telah ia sabotase. Banyak kok, yang nggak percaya sama “pengakuan” ini, termasuk Mohammad Hatta.

Balik lagi ke Tan Malaka, melalui sebuah data pekerja yang beliau kumpulkan, tercatat bahwa dalam sebulan, sekitar 400-500 orang meninggal dan telah dikuburkan di pemakaman Romusha yang luasnya mencapai 38 hektar.

Dari sini bisa dipahami ya, kenapa romusha menjadi salah satu alasan rakyat Indonesia melakukan perlawanan terhadap Jepang.

Oke, demikian beberapa bagian dari sejarah romusha dalam masa pendudukan Jepang di Indonesia. Sebelum gue akhiri artikel ini, gue punya pertanyaan nih, buat elo. Coba bagiin pendapat elo di kolom komentar, ya!

Seumpama Jepang waktu itu memberi hak yang emang udah seharusnya diterima oleh romusha, di mana mereka diperlakukan dengan baik dan manusiawi, kira-kira Indonesia bakal terus percaya sama Jepang atau tetap melakukan perlawanan, ya?

Kalau elo sendiri menempatkan diri di posisi rakyat Indonesia saat itu, apa nih, jawaban elo?

Baca Juga: Tan Malaka: Bapak Republik Indonesia yang Terlupakan

Referensi

War Crimes in Japan-Occupied Indonesia: Unraveling the Persecution of Achmad Mochtar – Kevin Baird, J (2016).

Cerita Pilu Korban Kerja Paksa Romusha Jepang – TEMPO Publishing (2002).

Originally Published : January 11, 2022
Updated By : Nada Alfi Aliyah (Kampus Merdeka Intern)

Hasil Kebudayaan Masa Perundagian – Materi Sejarah Kelas 10

Hi, Sobat Zenius! Tahu nggak, sih, kalau hasil kebudayaan masa perundagian adalah kapak corong dan kapak perunggu? Nah, dalam artikel ini gue mau mengupas lebih dalam lagi mengenai kehidupan manusia pada masa ini.

Perkembangan masyarakat dan teknologi selalu berjalan progresif, termasuk pada periodisasi zaman.

Menurut arkeolog Indonesia, R. Soekmono, periode prasejarah di Indonesia terbagi menjadi dua, yaitu zaman batu dan zaman logam.

Zaman batu terjadi ketika manusia mulai menggunakan peralatan yang terbuat dari batu. Zaman ini dibagi lagi menjadi paleolitikum, mesolitikum, neolitikum, dan megalitikum.

zaman prasejarah spongebob zenius education.
Spongebob pada zaman batu. (dok. Tenor)

Selanjutnya, ada zaman logam atau disebut juga dengan masa perundagian. Khusus untuk masa perundagian ini kita bahas pada poin selanjutnya ya.

Baca juga: Mengenal Skala Waktu Geologi – Materi Biologi Kelas 12

Apa Itu Masa Perundagian?

Masa perundagian adalah zaman ketika manusia udah mulai menguasai teknologi mengolah logam. Sehingga, manusia bisa membuat dan menggunakan peralatan dari logam.

Bagaimana kehidupan manusia pada masa perundagian? Apa aja hasil kebudayaan masa perundagian?

Sesuai dengan konsepnya, masa perundagian sudah menghasilkan kebudayaan terbuat dari logam. . Namun, pada awal-awal periode masih ada kok yang memakai batu.

Penggunaan logam masih di kalangan terbatas, karena ya persediaan logam juga terbatas saat itu, nggak semua orang punya bahan logam lah intinya.

Semakin lama, keterampilan membuat alat-alat dari logam mulai menyebar. Sejak periode ini, manusia modern telah memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam menghasilkan peralatan dan perkakas berbahan logam.

Periode ini dikatakan juga sebagai pertumbuhan teknologi secara eksponen, karena benda hasil kebudayaan zaman perundagian mengalami kemajuan dalam hal pembangunan dan kekuasaan.

Ya coba aja elo bayangin, saat ini kita mengenal pedang, smartphone, televisi, mobil, mesin, dan berbagai teknologi lainnya yang menunjang kehidupan kita.

Nah, teknologi tersebut nggak terlepas dari adanya logam yang ditemukan dan diasah sejak zaman logam atau masa perundagian.

Tanpa adanya logam, maka nggak ada tuh pemimpin kerajaan atau pemimpin suku—biasanya pemimpin ini yang paling kuat saat peperangan—nah peperangan butuh senjata yang terbuat dari logam. Jadi, tanpa logam ya nggak ada tuh yang namanya stratifikasi sosial.

Sampai sini paham ya kenapa zaman ini sangat penting bagi perkembangan teknologi dan politik.

Sama seperti zaman batu, zaman ini dibagi lagi menjadi beberapa zaman, yaitu zaman perunggu dan zaman besi.

Kehidupan Sosial Masyarakat pada Masa Perundagian

Salah satu ciri kehidupan sosial masyarakat pada masa perundagian adalah semakin teratur. Maksudnya, pada masa ini udah ada pembagian kerja antar masyarakat berdasarkan kemampuan yang dimilikinya.

Jadi, pada masa perundagian ada golongan undagi yang merupakan golongan terampil.

Tugas mereka adalah membuat peralatan dan teknologi dari logam untuk membantu pekerjaan masyarakat, khususnya bertani.

Dari situ mulai banyak nih pekerjaan, dengan kata lain ya pekerjaan semakin kompleks. Perempuan juga nggak hanya tinggal di rumah, tetapi ada yang berdagang di pasar.

Baca juga: Stratifikasi Sosial: Pengertian, Fungsi, Sifat, dan Contohnya – Materi Sosiologi Kelas 11

Kehidupan Ekonomi Masyarakat pada Masa Perundagian

Bagaimana kehidupan ekonomi masyarakat pada masa perundagian?

Seperti yang udah gue singgung sebelumnya, bahwa pada zaman ini masyarakat udah mulai mengenal pembagian kerja dan pekerjaan juga semakin kompleks. Ada yang menjadi undagi, bertani, beternak, dan berdagang.

Logam benar-benar meningkatkan perkembangan teknologi di kalangan masyarakat.

Adanya logam memungkinkan munculnya alat-alat baru untuk menunjang kehidupan. Dari situ, kegiatan ekonomi udah mulai maju dan berkembang.

Selain itu, zaman ini juga bisa dikatakan sebagai awal mula munculnya aturan tata tertib dan norma.

Hasil Kebudayaan Masa Perundagian

Undagi merupakan golongan terampil yang membuat berbagai peralatan dari logam. Sehingga, pada zaman ini banyak sekali peninggalan berupa peralatan logam.

Dari peralatan-peralatan itulah terlihat tingkat kebudayaan yang semakin jelas.

Apa saja hasil kebudayaan masa perundagian? Seperti yang udah gue singgung di awal, bahwa masa perundagian ini terbagi menjadi dua zaman, yaitu zaman perunggu dan besi.

Hasil kebudayaan zaman perunggu yaitu temuan jenis logam dengan bahan lebih keras dari tembaga. 

Masyarakatnya udah mulai mengenal teknologi peleburan dan pencampuran logam. Hal ini dibuktikan dengan adanya penemuan perunggu yang merupakan pencampuran dari tembaga dan timah.

Memasuki zaman besi, manusia udah menemukan jenis logam lain yang ternyata lebih keras dari perunggu. Jadi, diperlukan pemanasan yang sangat tinggi untuk meleburkan logam tersebut. Namun, ternyata logam ini lebih sempurna menghasilkan peralatan daripada perunggu.

Eitss … tapi perlu elo ingat juga, bahwa pada zaman logam itu masih ada yang menggunakan batu dan masih banyak juga peralatan gerabah.

Hal itu karena ada beberapa alat atau benda yang nggak bisa digantikan dengan mudah oleh bahan logam.

Beberapa contoh hasil kebudayaan manusia purba pada masa perundagian adalah kapak corong, moko, kapak perunggu, nekara, dan bejana perunggu.

nekara hasil kebudayaan masa perundagian zenius
Nekara merupakan salah satu hasil kebudayaan masa perundagian. (dok. Kemdikbud)

Sistem Kepercayaan pada Masa Perundagian

Ngomong-ngomong masalah kepercayaan, ternyata sistem kepercayaan masyarakat pada masa perundagian nggak jauh beda dengan masa sebelumnya, yaitu zaman batu.

Mereka masih menganut sistem animisme, yaitu kepercayaan kepada makhluk halus dan roh.

Nah, masyarakat purba pada masa itu juga melakukan pemujaan kepada roh nenek moyang mereka. Selain itu, mereka juga memelihara hubungan dengan orang yang udah meninggal.

Hal itu karena mereka percaya bahwa arwah nenek moyang akan memberikan pengaruh besar terhadap perjalanan hidup manusia pada saat itu.

animisme merupakan sistem kepercayaan masyarakat masa perundagian zenius education
Animisme merupakan sistem kepercayaan masyarakat masa perundagian. (dok. Humans and Nature)

Baca juga: Ciri-Ciri dan Contoh Historiografi Tradisional – Materi Sejarah Kelas 10

Contoh Soal Masa Perundagian dan Pembahasannya

Untuk menguji sejauh mana pemahaman elo mengenai hasil kebudayaan masa perundagian, gue ada beberapa contoh soal dan pembahasan yang bisa dijadikan sebagai referensi. Cekidot!

Contoh Soal 1

Apa yang dimaksud dengan masa perundagian?

Jawab: Masa perundagian disebut juga dengan zaman logam, artinya pada periode ini manusia modern telah memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam menghasilkan peralatan dan perkakas berbahan logam.

Contoh Soal 2

Di bawah ini, manakah yang termasuk nama lain dari perundagian?

A. Fireworks

B. Flameworks

C. Metalworks

D. Frameworks

E. Teamworks

Jawab: C. Metalworks

Pembahasan: Perundagian disebut juga dengan zaman logam, dengan begitu dari nama-nama di atas yang termasuk nama lain perundagian adalah metalworks atau pekerjaan logam.

Nah, demikian penjelasan singkat mengenai hasil kebudayaan masa perundagian beserta kehidupan sosial, ekonomi, dan sistem kepercayaannya.

Buat yang lebih menyukai belajar dengan nonton video, elo bisa mengakses materi ini di video belajar Zenius, ya!

Gimana cara aksesnya? Mudah banget! Elo tinggal klik banner di bawah ini, ya!

Hasil Kebudayaan Masa Perundagian dan Kehidupan Ekonominya - Materi Sejarah Kelas 10 17

Biar makin mantap, Zenius punya beberapa paket belajar yang bisa lo pilih sesuai kebutuhan lo. Di sini lo nggak cuman mereview materi aja, tetapi juga ada latihan soal untuk mengukur pemahaman lo. Yuk langsung aja klik banner di bawah ini!

Hasil Kebudayaan Masa Perundagian dan Kehidupan Ekonominya - Materi Sejarah Kelas 10 18

Originally published: March 14, 2022
Updated by: Maulana Adieb