Kehidupan Kerajaan Aceh dan Silsilahnya – Materi Sejarah Kelas 10

Hai Sobat Zenius! Di artikel ini gue mau ngebahas tentang kehidupan kerajaan Aceh, mulai dari kehidupan sosial, politik dan ekonomi, latar belakang, letak kerajaan hingga peninggalan Kesultanan Aceh Darussalam.

Elo masih inget nggak bencana alam tsunami yang terjadi di Aceh tanggal 26 Desember 2004? Kira-kira kalian udah lahir belum ya?

Kalo gue sih udah hehe. Tahu nggak sih kalau ada sebuah bangunan yang tetap berdiri kokoh di tengah terjadinya tsunami? Namanya adalah Masjid Raya Baiturrahman. Terus kenapa jadi ngomongin masjid nih? Katanya mau jalan-jalan ke Aceh?

Nah, jadi gini Masjid Raya Baiturrahman adalah masjid yang udah berdiri sejak lama banget, bisa dibilang bangunan ini jadi saksi bisu perkembangan Aceh. Kali ini gue mau ngajak elo buat cari tahu tentang Kerajaan Aceh yang berdiri dan berkembang di Aceh. 

Penasaran kan? Makanya langsung aja nih kita bahas sama-sama!

Kerajaan Aceh
Masjid Raya Baiturrahman (Dok. Unsplash)

Latar Belakang Kerajaan Aceh

Kerajaan Aceh terletak di Aceh, tepatnya adalah yang kita kenal sekarang sebagai Banda Aceh. Kerajaan Aceh merupakan kerajaan bercorak Islam yang didirikan oleh Ali Mughayat Syah yang memimpin Kerajaan Aceh selama tahun 1514-1530 M. Wilayah kekuasaan Kerajaan Aceh meliputi Provinsi Aceh, Pesisir Sumatera Utara, dan Semenanjung Melayu. Sebelumnya daerah kekuasaan Kerajaan Aceh merupakan daerah kekuasaan Kerajaan Lamuri yang bercorak agama Hindu. Namun setelah Aceh menyerang, Kerajaan Lamuri pun kalah dan wilayahnya menjadi wilayah kekuasaan Kerajaan Aceh. Nah di bawah ini ada gambar peta letak kerajaan Aceh Darussalam.

Peta Kerajaan Aceh
Peta Letak Kerajaan Aceh (Arsip Zenius)

Baca Juga: Jejak Peninggalan Kerajaan Kalingga – Materi Sejarah Kelas 10

Silsilah Kerajaan Aceh

Kalau ngomongin tentang silsilah dari Kerajaan Aceh, pasti panjang banget. Nah, maka gue akan ngajak elo buat kenalan sama keturunan atau raja-raja yang paling berpengaruh di Kerajaan Aceh. Ada siapa aja ya?

  1. Ali Mughayat Syah (1514-1530)

Sebelumnya udah gue singgung di atas, kalau Raja Ali Mughayat Syah merupakan raja pertama sekaligus pendiri dari Kerajaan Aceh. Pada kekuasaan beliau, Kerajaan Aceh melakukan ekspansi ke beberapa daerah seperti Pasai, Daya, Lidic, Nakur, dan Pedir.

Setelah Ali Mughayat Syah meninggal, ia digantikan oleh putranya, yaitu Sultan Salahuddin. Sayangnya pada masa pemerintahan Salahuddin, beliau ini kurang perhatian gitu sama negara, sehingga Aceh mengalami kemerosotan, sehingga beliau digantikan oleh saudaranya yaitu Alaudin Ri’ayat Syah.

  1. Alauddin Ri’ayat Syah (1589-1604)

Dalam kepemimpinannya, Alauddin Ri’ayat Syah melakukan penyerangan ke Malaka yang saat itu dikuasai oleh Portugis dan juga menyerang Kerajaan Aru.

Sebenarnya sudah sejak lama nih Kerajaan Aceh ingin menguasai Malaka, namun Portugis lebih dahulu menguasai Malaka. Namun, penyerangan ke wilayah Malaka dan Aru gagal. Hal ini disebabkan karena wilayah Malaka dikuasai Portugis yang lebih unggul dalam teknologi pertempuran, sedangkan Kerajaan Aru mendapatkan bantuan dari Johor untuk mempertahankan wilayahnya.

Selain itu di bawah kepemimpinan Alauddin Ri’ayat Syah, Kerajaan Aceh mulai melakukan hubungan diplomasi politik dengan Turki. 

  1. Iskandar Muda (1607-1636)

Sultan Iskandar Muda memerintah Kerajaan Aceh tahun 1607–1636 M. Di bawah pemerintahannya, Kerajaan Aceh mengalami kejayaan. Dalam masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda, Aceh mengalami kemajuan pada beberapa bidang, antara lain:

  • Bidang Perdagangan: Kemajuan pada bidang perdagangan terutama pedagang lada yang merupakan komoditas utama Aceh. Selain itu karena ada larangan untuk para pedagang Islam untuk berdagang di Malaka oleh pemerintah Portugis, menyebabkan para pedagang datang ke Aceh dan meramaikan perdagangan di Aceh. Jadi nih kalau dimisalkan pasar, Aceh ini jadi pasar yang serba ada, karena banyak pedagang yang datang untuk berdagang di Aceh. 
  • Bidang Politik: Dalam kehidupan politik kerajaan Aceh, Kerajaan Aceh berhasil menginvasi wilayah lain, seperti Johor, Pohong, Kedah, Aru, dan yang lainnya, sehingga Kerajaan Aceh memiliki wilayah yang sangat luas.
  • Diplomasi: Hubungan diplomasi antara Aceh dan Turki menjadi semakin erat, selain itu Aceh juga bekerja sama dengan negara Timur Tengah lainnya. Hal ini dilakukan sebagai strategi agar Aceh mendapat perlindungan dari negara Barat.
  • Pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda, penyebaran Agama Islam semakin meluas
  • Tata negara di bawah pemerintahan Sultan Iskandar Muda menjadi lebih tertata, dan aturan-aturan yang diberlakukan adalah aturan berdasarkan kaidah Islam. 
  1. Iskandar Thani (1636-1641)

Setelah Sultan Iskandar Muda wafat, tahta Kerajaan Aceh digantikan oleh menantunya, Sultan Iskandar Thani.

Di bawah kepemimpinan Iskandar Thani, beliau melanjutkan tradisi kekuasaan yang sebelumnya dilakukan oleh Sultan Iskandar Muda karena beliau masih merasa kalau tradisi tersebut masih baik dan cocok untuk dilakukan. Pada masa pemerintahannya, muncul seorang ulama besar yg bernama Nuruddin ar-Raniri. Ia menulis buku sejarah Aceh berjudul Bustanu’ssalatin. 

Gimana? Menurut elo siapa sih Raja yang paling berpengaruh untuk Kerajaan Aceh? Kalau elo masih mau kepoin tentang para Raja ini, elo bisa klik banner di bawah ini!

belajar materi pelajaran sejarah di zenius

Sumber Sejarah Kerajaan Aceh

Sobat Zenius, biar elo makin percaya nih akan keberadaan Kerajaan Aceh, ada beberapa sumber sejarah Kerajaan Aceh yang elo bisa temuin, antara lain:

  1. Kitab Bustahu’ssatin

Di atas tadi gue udah menyinggung sedikit tentang Kitab Bustahu’ssatin. Kitab ini ditulis oleh Nuruddin ar-Raniri, isi kitab ini menjelaskan tentang sejarah Kerajaan Aceh, Undang-undang Islam yang diterapkan di Aceh, sejarah para raja dan karakteristik raja yang baik dan buruk.

  1. Masjid Baiturrahman

Di awal tadi gue juga udah singgung, kalau Masjid Baiturrahman merupakan saksi bisu dari perkembangan Kerajaan Aceh yang ada bahkan hingga sekarang. Masjid ini dibangun pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda.

  1. Masjid Indrapuri

Nah, masjid yang satu ini dulunya merupakan sebuah candi lho. Kok bisa? Jadi Masjid Indrapuri ini dulunya merupakan candi Hindu milik Kerajaan Lamuri. Namun karena Kerajaan Lamuri berhasil dikuasai oleh Kerajaan Aceh, kemudian oleh Sultan Iskandar Muda candi tersebut diubah menjadi sebuah masjid, yaitu Masjid Indrapuri. 

  1. Makam Sultan Iskandar Muda

Makam Sultan Iskandar Muda menjadi salah satu bukti eksistensi Kerajaan Aceh.

Peninggalan Kerajaan Aceh
Makam Sultan Iskandar Muda (Arsip Zenius)

Baca Juga: Silsilah dan Peninggalan Kerajaan Kutai – Materi Sejarah Kelas 10

Kehidupan Sosial Kerajaan Aceh

Dalam kehidupan sosial, perkembangan ajaran agama Islam di Aceh semakin meluas. Selain itu masyarakat di Aceh dibagi menjadi beberapa golongan. Golongan pertama disebut dengan Teuku, yaitu mereka yang merupakan bangsawan. Golongan kedua adalah Teungku yang merupakan para ulama. Golongan keempat adalah Uleebalang yang adalah para prajurit dan yang terakhir adalah rakyat.  

Kehidupan Ekonomi Kerajaan Aceh 

Letak kesultanan Aceh Darussalam yang strategis membuat perekonomian Aceh berkembang pesat. Ditambah lagi wilayah kekuasaan yang semakin luas dan hubungan dengan pihak asing menjadi faktor kemajuan ekonomi Aceh.

Penguasaan Aceh atas beberapa daerah di Semenanjung Malaka menyebabkan bertambahnya badan ekspor penting seperti timah dan lada. Lada sendiri menjadi komoditas perdagangan utama di Aceh pada saat itu.

Kemunduran Kerajaan Aceh

Kemunduran Kerajaan Aceh dipicu oleh beberapa hal di antaranya:

  • Pemimpin yang kurang cakap

Setelah meninggalnya Sultan Iskandar Thani, Kerajaan Aceh tidak memiliki pemimpin yang terampil dan cakap. Sehingga hal ini memicu kemunduran Kerajaan Aceh. 

Melemahnya kerajaan Aceh juga dipicu oleh timbulnya perang antar golongan, yaitu golongan teuku dan teungku. Selain itu para ulama juga bertikai karena adanya perbedaan aliran.

  • Kuatnya kekuatan bangsa Eropa (Belanda)

Sebelum lanjut, download dulu yuk aplikasi Zenius buat dapetin ribuan materi pelajaran yang lebih lengkap dan akses ke fitur-fitur gratis. Pilih sesuai gadget yang elo pake ya!

Baca Juga: Kerajaan Samudera Pasai, Masa Kejayaan dan Silsilahnya – Materi Sejarah Kelas 10

Contoh Soal dan Pembahasan

Masjid yang awalnya merupakan sebuah candi yang berada di wilayah kekuasaan Kerajaan Aceh adalah masjid …

A. Baiturrahman

B. Indrapuri

C. Agung Aceh

D. Mujahidin

Jawaban: B. Indrapuri

Pembahasan: Masjid Indrapuri ini dulunya merupakan candi Hindu yang merupakan milik Kerajaan Lamuri, namun karena Kerajaan Lamuri berhasil dikuasai oleh Kerajaan Aceh kemudian oleh Sultan Iskandar Muda candi tersebut diubah menjadi sebuah masjid, yaitu Masjid Indrapuri. 

Nah, itu tadi materi yang kali ini bisa gue bahas, jangan lupa buat langsung buka aplikasi Zenius. Elo juga bisa cek paket belajar Zenius aktiva yang memiliki fitur canggih dan lengkap untuk nemenin elo belajar, dengan klik banner di bawah ini, agar elo makin tercerahkan!

Kehidupan Kerajaan Aceh dan Silsilahnya - Materi Sejarah Kelas 10 9

Originally Published: January 25, 2022
Updated By: Arieni Mayesha

Pengertian Nilai Mutlak dan Contoh dalam Kehidupan

Haiii Sobat Zenius, kembali lagi bersama gue, Grace! Kali ini gue akan membahas mengenai apa itu nilai mutlak, sifat, dan contoh penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

Coba, kalau Sobat Zenius mendapatkan pertanyaan seperti ini, “Sebutkan contoh nilai mutlak dalam kehidupan sehari-hari minimal 3!”, kira-kira apa jawaban elo?

Kalau masih bingung, tenang aja guys. Karena di artikel ini gue akan membahas secara lengkap mengenai apa itu nilai mutlak, mulai dari pengertian hingga aplikasi nilai mutlak dalam kehidupan sehari-hari.

Tapi sebelum itu, gue mau cek ombak dulu nih. Tes semangat elo dengan mengisi survey di bawah ini ya!

Loading ... Loading …

Apa Itu Nilai Mutlak?

Ilustrasi angka sebagai simbol dari nilai mutlak (Dok: Magda Ehlers via Pexels)
Ilustrasi angka sebagai simbol dari nilai mutlak (Dok: Magda Ehlers via Pexels)

Oke, bagian pertama dalam artikel ini gue akan menjelaskan pengertian dari apa itu nilai mutlak. 

Nilai mutlak, yang juga disebut sebagai nilai absolut atau modulus, merupakan jarak suatu bilangan ke bilangan nol pada garis bilangan riil.

Hah, gimana tuh maksudnya? Gini-gini, coba elo liat garis ini:

Garis Bilangan (Dok: Zenius Education)
Garis Bilangan (Dok: Zenius Education)

Kalau elo lihat garis tersebut, kan di situ ada angka -2, 0, dan 2. Nah, jarak dari -2 ke 0 itu bernilai 2; dan jarak dari angka 2 ke 0 juga bernilai 2. Iyakan? 

Kan jarak nggak bisa minus. Elo mau ke kanan, mau ke kiri, mau ke utara, mau ke selatan. Namanya jarak, ya nggak ada minusnya.  

Jadi, nilai mutlak ini adalah bilangan riil tanpa tanda tambah (+) maupun tanda minus (-). Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa nilainya akan selalu lebih dari atau sama dengan 0. Bisa juga dideskripsikan dengan tanda ini: ≥ 0.

Nah, nilai ini dapat ditulis dengan lambang dua garis seperti ini |x|. Coba sekarang kita aplikasikan ya:

  • x=-4; |-4| = 4 
  • Jadi kalau kita lihat contoh seperti ini |-10| berarti nilai mutlaknya 10
  • Lalu gimana kalo |10|? Ya tetap nilai mutlaknya 10. 

Sekarang coba elo kerjain sendiri ya: 

  • |-324| = …
  • |672| = …
  • |x-5| =…

Sekarang elo udah paham pengertian dari apa itu nilai mutlak. Sebelum gue lanjut ke bagian sifat-sifat dan contoh nilai mutlak dalam kehidupan sehari-hari, gue punya info penting yang gak boleh elo lewatkan. 

Kalo elo mengalami kesulitan dalam memahami mata pelajaran Matematika atau Mata Pelajaran lainnya seperti Kimia, Biologi, Ekonomi, atau Sejarah, elo gak perlu khawatir. 

Soalnya, Zenius akan bantu elo dengan rangkuman materi dan soal-soal akurat terbaru, lengkap dengan penjelasan yang komprehensif dari para tutor profesional.

Kalo mau, elo boleh coba ikutan belajar bareng Zenius dengan cara klik banner di bawah ini ya~

cta banner donwload apps zenius

Download Aplikasi Zenius

Tingkatin hasil belajar lewat kumpulan video materi dan ribuan contoh soal di Zenius. Maksimaln persiapanmu sekarang juga!

icon download playstore
icon download appstore
download aplikasi zenius app gallery

Sifat Nilai Mutlak

Karena elo sekarang sudah paham bahwa nilai yang satu ini tidak pernah minus dan selalu lebih atau sama dengan 0, maka dapat disimpulkan bahwa nilai mutlak adalah nilai yang memiliki sifat sebagai berikut:

Daftar sifat dari nilai mutlak (Dok: Zenius)
Daftar sifat dari nilai mutlak (Dok: Zenius)

Wadoooh banyak ya sifat-sifatnya. Sebenarnya nggak juga sih, ini itu cuma permainan logika aja, ya nggak sih?

Maksud gue, kalo elo emang udah paham sama materi yang satu ini, ya otomatis elo juga paham sifat-sifat ini.

Contoh Nilai Mutlak dalam Kehidupan Sehari-hari

Nah, sekarang elo udah banyak belajar, nih, tentang materi yang satu ini, mulai dari definisinya hingga sifat-sifatnya.

Kira-kira elo bisa jawab nggak, nih, ketika ditanya, “Sebutkan aplikasi yang menggunakan konsep nilai mutlak!”

Nah, supaya elo dapat menjawabnya dan semakin memahami materi yang satu ini, gue akan memberikan tiga contohnya dengan cara permainan seperti di bawah ini:

Nilai Mutlak Perumpamaan
Loading ... Loading …

1. Jarak

Nah pesawat pribadi yang sedang elo tumpangi bersama orang tersebut saat ini sedang berada di Bandara Sukaterbang. 

Berhubung ini adalah pesawat pribadi elo, elo bebas deh mau ke mana pun. Kira-kira 4 km di sebelah barat bandara tersebut, ada Pantai Suka Panas. 

Lalu, 5 km di sebelah timur bandara tersebut, ada Kota Suka Tidur. Di bagian selatan 6 km dari bandara, ada Menara Sukamiring. 

Terakhir, di bagian utara 5 km dari bandara, ada Taman Suka Bunga. Kira-kira beginilah gambarannya:

Contoh Nilai Mutlak Jarak
Gambaran jarak masing-masing orang di Bandara Sukaterbang (Arsip Zenius)

Apapun destinasi pilihan elo, mau di utara, selatan, barat, maupun timur, jarak yang elo tempuh itu nilainya mutlak, alias nggak mungkin minus atau di bawah nol. 

Misalnya kalau elo pergi ke Menara Bisa Miring, walau di situ ada tulisan -6, tapi tetap aja kan nilai jaraknya 6 km? 

Jadi inilah salah satu aplikasi mutlak dalam kehidupan sehari-hari. Nah, kalau elo pergi ke Pantai Suka Panas, berapa nih jaraknya?

2. Umur

Salah satu contoh nilai mutlak dalam kehidupan adalah umur (Dok: Kei Scampa via Pexels)
Salah satu contoh nilai mutlak dalam kehidupan adalah umur (Dok: Kei Scampa via Pexels)

Umur itu juga nilai mutlak, bener nggak? Kan nggak mungkin kan umur elo minus lima tahun gitu. Elo hidup di kandungan sebagai fetus pun juga sudah berumur.

Biasanya disebut juga sebagai umur kandungan. Nggak pernah kan elo dengar orang bilang, “oh anak elo umurnya -3 bulan ya, berarti 3 bulan lagi lahir?”

Ngomong-ngomong soal umur. Ada hal menarik nih, orang Korea menghitung umur mereka sejak mereka mulai tumbuh di kandungan. 

Makanya, orang Korea biasanya menyebutkan umur mereka 1 sampai 2 tahun lebih tua dari umur internasional mereka.

3. Baris-berbaris

Sobat Zenius pernah ikut latihan baris-berbaris? Yap, dalam kegiatan yang satu ini ternyata juga memakai penerapan nilai mutlak, lho!

Lho, kok, bisa gitu? Misalnya, Budi diperintahkan oleh seorang Danton untuk melangkah ke samping kanan sebanyak empat kali.

Maka, otomatis langkah yang harus dijalankan oleh Budi nilainya mutlak, yaitu sebanyak empat kali dari posisi awal.

Persamaan dan Pertidaksamaan Nilai Mutlak Bag 1 Zenius
Materi nilai dan pertidaksamaan nilai mutlak (Arsip Zenius)

Demikian penjelasan singkat dari gue mengenai apa itu nilai mutlak. Ternyata berguna banget, kan ya dalam kehidupan kita?

Selain materi Matematika, Zenius juga punya kumpulan materi pelajaran lainnya bahkan hingga kumpulan materi UTBK SBMPTN terlengkap, lho!

Ditambah, elo juga bisa dapetin ribuan materi belajar dan ikut live class bareng para tutor berpengalaman. Klik gambar di bawah ini buat info selanjutnya, ya!

PTS Ekonomi

Nah, kalau elo mau memahami nilai mutlak lebih dalam lagi, sebaiknya elo mengakses video pembelajaran dari tutor Zenius.

Pasalnya, di sana elo akan menangkap banyak ilmu tentang sifat nilai mutlak, entah sifat pembagiannya, sifat perkaliannya, dan lain sebagainya.

Sobat Zenius tinggal klik banner di bawah ini untuk bisa mengaksesnya. Jangan lupa, login dulu, ya! Kalau belum punya akun Zenius, segera daftar!

Kalau kalian ada pertanyaan, langsung aja tanya di kolom komentar ya, ciao!

nilai mutlak

Baca Juga Artikel Lainnya:

Persamaan dan Pertidaksamaan Nilai Mutlak

Grafik Fungsi Eksponen

Dimensi Tiga Matematika

Originally published: September 04, 2021
Updated by: Maulana Adieb dan Sabrina Mulia Rhamadanty 

Kehidupan Masyarakat pada Zaman Praaksara

Sekarang, kita hidup di zaman serba teknologi. Elo bisa belajar, berkomunikasi, sampai mendapatkan makanan dengan mudah lewat bantuan alat-alat berteknologi canggih.

Tapi, elo pernah kepikiran, nggak? Gimana sama kehidupan masyarakat praaksara? Jangankan teknologi, aksara atau tulisan aja, mereka belum kenal. Terus, gimana cara mereka bertahan hidup?

Nah, pas banget, nih. Topik tentang kehidupan masyarakat pada zaman praaksara akan kita bahas selengkapnya di artikel kali ini. Mulai dari pengantar kehidupan praaksara, kemunculan makhluk hidup, manusia purba, sampai warisan peradaban mereka.

materi Sejarah Kelas 10 Manusia Indonesia Masa Praaksara meliputi pengantar kehidupan praaksara, awal kemunculan makhluk hidup, manusia purba, dan warisan peradaban manusia purba.
Materi yang akan dipelajari dalam topik Manusia Indonesia Masa Praaksara, mata pelajaran Sejarah Kelas 10. (Arsip Zenius)

Langsung aja kalau gitu, yuk, kita bahas satu per satu!

Pengantar Kehidupan Praaksara

Sobat Zenius, kegiatan kita sehari-hari nggak bisa lepas dari yang namanya huruf atau tulisan. Contoh sederhananya, untuk mengerti materi ini, elo harus memahami setiap tulisannya. Atau, saat bepergian, elo harus bisa membaca petunjuk jalan supaya nggak kesasar.

Kegiatan-kegiatan di atas membuktikan kalau kita nggak bisa jauh dari tulisan. Sementara, kalau kita tarik waktu ke belakang, manusia purba udah hidup sebelum adanya tulisan di zaman praaksara.

Istilah praaksara berasal dari kata “pra” yang berarti sebelum dan “aksara” yang berarti tulisan. Jadi, zaman praaksara adalah masa di mana belum ditemukannya tulisan.

Perbedaan pengertian istilah masa prasejarah, masa praaksara, dan manusia purba.
Perbedaan masa prasejarah, masa praaksara, dan manusia purba. (Arsip Zenius)

Elo bisa menebak, nggak? Kira-kira, kapan zaman praaksara ini berlangsung?

Dalam buku Masa Praaksara (2019), disebutkan kalau zaman praaksara terjadi selama kurun waktu sebelum manusia menciptakan tulisan. Artinya, zaman ini udah dimulai sejak bumi terbentuk sekitar 4,6 miliar tahun yang lalu. Wah, lama banget, ya!

Terus, kapan zaman praaksara ini berakhir? Setiap wilayah di dunia punya awal dan akhir masa praaksara yang berbeda-beda. 

Di Indonesia sendiri, zaman praaksara berakhir pada abad IV Masehi yang ditandai dengan masuknya peradaban Hindu-Buddha ke Indonesia dan penemuan prasasti.

Namun, sebelum masuk ke pembahasan masyarakat praaksara, gue mau membawa elo ke masa yang jauh sebelumnya nih, jauh sebelum manusia hadir di muka bumi. Bahkan, bukan hanya manusia saja, tapi juga masa sebelum bumi dihuni oleh makhluk hidup apa pun. 

Nah, terus kalau begitu, gimana sih awal kemunculan makhluk hidup di bumi?

Munculnya Makhluk Hidup di Bumi

Awal munculnya makhluk hidup terjadi melalui berbagai kejadian dan proses. Karena itu, ada dua hal yang perlu elo pelajari terkait hal ini, yaitu periodisasi geologis dan periodisasi litik.

Periodisasi Geologis

Periodisasi geologis berkaitan sama proses terbentuknya bumi sampai munculnya kehidupan. Di periode ini, elo bisa tahu kalau ternyata, kemunculan makhluk hidup membutuhkan proses yang lama, bahkan sejak awal bumi terbentuk. Elo bisa lihat tabel perkembangannya di bawah ini.

periodisasi geologis masa praaksara meliputi masa arkeozoikum, paleozoikum, mesozoikum, dan neozoikum.
Tabel periodisasi geologis masa praaksara. (Arsip Zenius)

Nggak cuma paham tentang proses perkembangan bumi, selanjutnya, elo juga harus tahu gimana akhirnya makhluk hidup yang ada di bumi bisa beraneka ragam. Pembahasan ini bakal elo pelajari selengkapnya lewat teori evolusi.

Apa itu teori evolusi? Sobat Zenius ada yang tau artinya?

Jadi, teori evolusi adalah teori yang menjelaskan asal-usul keanekaragaman hayati yang berasal dari perkembangan bertahap dan lambat. 

Kalau gue sebutkan nama Charles Darwin dan Alfred Russel Wallace, elo pasti udah nggak asing lagi. Iya, keduanya adalah tokoh yang paling terkenal dalam membahas teori evolusi ini.

Menurut Darwin, evolusi makhluk hidup terjadi karena proses adaptasi terhadap lingkungannya atau melewati proses seleksi alam. Individu yang sesuai dengan keadaan sekitar akan bisa bertahan, sedangkan yang nggak kuat akan mati.

Sejalan dengan Darwin, Wallace juga mempunyai pemikiran yang sama. Teori evolusi Wallace merupakan pengembangan dari teori seleksi alam Darwin, di mana setiap makhluk hidup perlu menyesuaikan diri dengan lingkungannya agar bisa bertahan.

Tapi, sebenarnya, apa hubungannya sejarah kehidupan praaksara dengan teori evolusi di atas? 

Well, dari sini, elo bisa memahami kalau seiring kemunculan makhluk hidup di bumi, mereka akan beradaptasi dengan lingkungan agar bisa terus bertahan. Proses adaptasi inilah yang kemudian memunculkan keanekaragaman makhluk hidup di bumi.

Secara lebih detail, elo bisa baca teori evolusi dari berbagai tokoh dengan klik link berikut: Perkembangan Teori Evolusi Darwin, Lamarck, dll. 

Periodisasi Litik

Sementara itu, periodisasi litik berkaitan dengan munculnya kehidupan makhluk hidup yang memanfaatkan benda-benda alam dalam kegiatan mereka. Contohnya, manusia purba yang menggunakan kayu dan tulang untuk mengolah makanan.

Berdasarkan periodisasi litik, elo bisa lihat kalau selain proses adaptasi lingkungan, keberagaman makhluk hidup, khususnya manusia purba, juga ditentukan oleh kebudayaan dan corak kehidupannya. Maka dari itu, periodisasi litik meliputi masa paleolitikum, mesolitikum, neolitikum, dan megalitikum.

Materi Video Kemunculan Makhluk Hidup

Pelajari selengkapnya tentang proses kemunculan makhluk hidup di bumi lewat video materi yang ada di Zenius. Klik tombol di bawah ini buat nonton videonya secara gratis. Jangan lupa login dulu, ya!

Manusia Purba di Masa Praaksara

Sebelumnya, gue udah sebutkan kalau manusia purba merupakan manusia yang hidup di masa praaksara. Tapi sebenarnya, setiap daerah memiliki jenis manusia purbanya sendiri yang berubah-ubah lewat serangkaian proses yang panjang. 

Gimana tahap perkembangan manusia purba sampai muncul manusia modern? Oke, kita bahas lebih lanjut, ya.

Asal Usul Manusia Secara Umum

Secara umum, semua manusia yang ada di bumi berasal dari Afrika. Lama-kelamaan, jenis manusia itu berpindah, bermigrasi, atau hilang, sampai akhirnya menghasilkan jenis Homo sapiens (manusia modern). Elo bisa perhatikan detail perubahannya lewat gambar di bawah ini.

Proses perubahan manusia purba Australopithecus afarensis menjadi manusia modern Homo sapiens.
Diagram pohon perubahan manusia purba ke manusia modern atau Homo sapiens. (Arsip Zenius)

Nah, dalam perkembangannya, ada beberapa pendapat yang menjelaskan bagaimana asal usul manusia. Pendapat-pendapat itu selanjutnya berkembang jadi suatu teori, di antaranya:

  • Teori Out of Africa = manusia modern berasal dari bangsa Afrika karena jenis manusia purba tertua berasal negara tersebut.
  • Teori Out of Taiwan = manusia modern berasal dari Taiwan karena keseluruhan bahasa yang digunakan suku-suku Indonesia mempunyai rumpun yang sama dengan Austronesia yang berada di Taiwan.
  • Teori Out of Yunan = manusia modern berasal dari Yunan karena adanya kesamaan bahasa dan teknologi.
  • Teori Nusantara = manusia modern Nusantara berasal dari bangsa Indonesia itu sendiri karena merupakan keturunan dari Homo soloensis dan Homo wajakensis.

Oke, dari gambar sebelumnya dan teori yang bermunculan, elo jadi tahu kalau manusia purba melalui tahap perkembangan yang panjang untuk jadi manusia modern. Tapi, elo tahu, nggak, apa aja perbedaan keduanya?

Sebenarnya, perbedaan manusia purba dan manusia modern yang paling jelas bisa elo lihat dari sisi fisik. Contohnya, manusia purba punya bentuk rahang dan gigi yang besar. Sebaliknya, manusia modern punya bentuk rahang dan gigi yang lebih kecil.

Selain itu, perbedaan keduanya juga terlihat dari sisi nonfisiknya. Misalnya, dalam hal kebiasaan, salah satu yang bisa elo temukan adalah kebiasaan manusia purba dalam konsumsi makanan. Karena bergantung dengan alam, manusia purba cenderung herbivora, sementara manusia modern cenderung omnivora.

Pembahasan tentang manusia purba dan manusia modern selengkapnya bisa elo baca dengan klik link berikut: Perbedaan Manusia Purba dan Manusia Modern.

Asal Usul Manusia di Indonesia

Sekarang, yang jadi pertanyaan, dari mana asal usul nenek moyang bangsa Indonesia? Apakah berasal dari Afrika langsung, atau dari Afrika ke Cina lalu ke Indonesia, atau udah ada manusia asli dari Indonesia yang bukan dari Afrika? Elo percaya sama teori yang mana?

Hm… kalau menurut tinjauan sejarah, daerah Nusantara pada awalnya adalah tanah tak bertuan. Sampai akhirnya, bermunculan pendatang dari Afrika sejak zaman Homo erectus.

Seperti yang gue tuliskan sebelumnya, manusia purba bergantung banget sama alam. Karena alasan itulah, mereka berpindah dari satu daerah yang ke daerah yang lain untuk mendapatkan sumber makanan dan memenuhi kebutuhan mereka.

Masyarakat praaksara sangat bergantung dengan alam, sehingga mereka berpindah dari satu daerah ke daerah lain untuk memenuhi kebutuhan.
Perpindahan dan perkembangan manusia purba salah satunya disebabkan oleh keadaan untuk memenuhi kebutuhan mereka. (Arsip Zenius)

Bisa dibilang, kebiasaan manusia purba ini mirip-mirip sama elo pas lagi lapar. Kalau elo nggak menemukan makanan di meja makan, elo pasti bakal pindah ke dapur, kulkas, dan berakhir ke warteg. Sama aja, kan, kayak manusia purba yang pindah dari satu tempat ke tempat lain? Hehehe.

Selain Homo erectus, Homo sapiens juga melakukan migrasi besar-besaran ke seluruh penjuru dunia, termasuk Indonesia. Terus, seiring perubahan dan perkembangannya, semakin banyak jenis rumpun yang ada di Indonesia sampai akhirnya menyebut Indonesia sebagai rumah mereka.

Pembahasan asal usul manusia di Indonesia berujung pada pertanyaan siapa suku asli Indonesia. Temukan penjelasan jawabannya dengan klik link berikut: Siapakah Orang Asli Pribumi Indonesia?.

Materi Video Manusia Purba

Pembahasan tentang Teori Out of Africa, Teori Out of Yunan, Teori Out of Taiwan, Teori Nusantara, dan asal usul manusia Indonesia bisa elo tonton selengkapnya secara gratis di video materi Zenius. Login dulu, ya, biar bisa akses videonya!

Nah, dari awal kita udah bahas tentang zaman praaksara, bagaimana manusia muncul di bumi, dan asal usul mereka di Indonesia. Sekarang, waktunya elo buat mengenal kehidupan dan kebudayaan masyarakat praaksara beserta pembagiannya. Cus, langsung aja kita bahas bareng-bareng!

Warisan Peradaban Masyarakat Praaksara

Kehidupan awal masyarakat praaksara masih sederhana banget. Hal ini bisa elo lihat dari ketergantungan mereka sama alam. Contohnya, untuk melakukan perburuan, mereka masih menggunakan alat-alat dari batu.

Tapi, seiring berjalannya waktu, kehidupan masyarakat praaksara terus berubah dan berkembang. Corak kehidupannya juga semakin kompleks dan jauh lebih modern dari sebelumnya. Jadi, bagaimana corak kehidupan masyarakat praaksara?

Berdasarkan hasil penelitian dari fosil dan artefak yang ditemukan, diperkirakan manusia praaksara mengembangkan pola kehidupan berburu dan meramu, terus berlanjut ke arah bercocok tanam.

Karena itu, kalau dilihat dari corak kehidupannya, masyarakat praaksara dibagi ke dalam masa berburu dan mengumpulkan makanan, masa bercocok tanam dan beternak, serta masa perundagian.

Masa Berburu dan Mengumpulkan Makanan

Masa berburu dan mengumpulkan makanan terjadi selama periodisasi Paleolitikum (Zaman Batu Kuno) dan Mesolitikum (Zaman Batu Tengah). Di masa ini, manusia mulai menghasilkan alat-alat yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dari alam.

Maka dari itu, ciri kehidupan masyarakat praaksara masa berburu dan meramu adalah sebagai berikut:

  1. mengumpulkan makanan atau food gathering yang bersumber dari alam.
  2. hidup secara nomaden atau berpindah dari satu tempat ke tempat lain karena menyesuaikan ketersediaan makanan.
  3. menggunakan alat-alat sederhana yang terbuat dari batu, tulang, dan kayu.
manusia purba berlindung dari bahaya binatang buas, terik matahari, dan hujan dengan cara tinggal di dalam gua.
Cara manusia purba di masa berburu dan mengumpulkan makanan bertahan hidup. (Arsip Zenius)

Pelajari lebih lanjut kehidupan masyarakat praaksara di masa berburu dan meramu melalui artikel Zenius. Caranya, klik link berikut: Kehidupan Masa Berburu dan Mengumpulkan Makanan.

Masa Bercocok Tanam dan Beternak

Mengikuti perubahan kondisi alam, kehidupan manusia purba di masa praaksara juga mulai berkembang. Mereka yang awalnya hanya bisa bertahan hidup dengan cara berburu dan meramu, di tahap ini bisa mendapatkan makanan dengan cara bercocok tanam.

Kehidupan masyarakat praaksara dengan bercocok tanam dan beternak terjadi di masa Neolitikum (Zaman Batu Muda) dan Megalitikum (Zaman Batu Besar). Di masa ini, manusia purba mulai menciptakan alat-alat yang sesuai untuk pertanian dan peternakan.

Dengan kata lain, masa bercocok tanam adalah periode di mana manusia purba memenuhi kebutuhannya dengan cara membersihkan hutan dan menanam tanaman. Mereka juga mulai mengenal cara beternak supaya tidak perlu lagi bergantung pada berburu binatang.

Oke, kalau gue tanya, apa perbedaan masa bercocok tanam dan beternak dengan masa kehidupan masyarakat praaksara sebelumnya? Nah, kalau di masa sebelumnya manusia purba hanya bisa food gathering, di tahap ini mereka sudah melakukan food producing atau menghasilkan makanan sendiri.

Jadi, bisa disimpulkan bahwa ciri-ciri masa bercocok tanam dan beternak di antaranya:

  1. Menghasilkan makanan sendiri dengan cara bercocok tanam dan beternak.
  2. Mulai hidup menetap di suatu wilayah.
  3. Memperhalus peralatan yang digunakan agar lebih efektif dan efisien.
  4. Mengenal sistem perdagangan berupa barter.  

Kegiatan perdagangan sederhana yang dilakukan di masa bercocok tanam dan beternak membuka kesempatan bagi masyarakat untuk berinteraksi dengan kelompok luar. Menurut elo, apa dampaknya?

Iya, tentu aja. Lewat interaksi itu, terjadi proses transfer teknologi dari kelompok luar yang punya kebudayaan lebih maju ke kelompok pedalaman yang masih tertinggal. 

Teknologi di sini bukan berarti gadget atau komputer, ya. Tapi, lebih ke arah alat-alat atau kebudayaan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Karena itu, muncullah masa selanjutnya yaitu masa perundagian.

Masa Perundagian 

Masa perundagian adalah masa di mana manusia purba mempunyai kemahiran teknik. Di tahap ini, muncul golongan undagi yang terdiri dari orang-orang ahli dalam bidang tertentu. Contohnya, membuat rumah, meleburkan logam, membuat gerabah, dan membentuk perhiasan.

Namanya juga keahlian, tidak semua orang bisa memilikinya. Karena itu, di masa perundagian, manusia mulai mengenal pembagian kerja. Terjadi pelapisan sosial yang memisahkan antara pembuat dan pemilik, pedagang dan pembeli, sampai pemimpin dan masyarakat.

Lebih jelasnya, ciri-ciri dari masa perundagian antara lain:

  1. Kehidupan sosial ekonomi jauh meningkat dibandingkan masa sebelumnya karena adanya kemampuan untuk mengolah perunggu dan besi.
  2. Mempunyai sistem kemasyarakatan yang teratur.
  3. Mengenal sistem pembagian kerja yang baik.
  4. Menggunakan alat-alat pertanian dari

Pengertian Ilmu Sosiologi dan Penerapannya dalam Kehidupan Sehari-hari

Hola Sobat Zenius! Di artikel kali ini gue akan membahas mengenai prinsip sosiologi. By the way, khususnya buat elo anak jurusan IPS, elo pernah gak sih kepikiran, kenapa kita nih harus belajar ilmu sosiologi?

Oke, tapi sebelum membahas mengenai ilmu sosiologi adalah apa. Gue mau membahas dulu suatu hal yang masih sering disalahartikan oleh banyak orang, yaitu perbedaan antropologi, psikologi, dan sosiologi. Elo sendiri tahu gak perbedaan dari ketiga ilmu tersebut?

Perbedaan ilmu sosiologi, antropologi, dan psikologi
Perbedaan ilmu sosiologi, antropologi, dan psikologi (dok. Giphy)

Ketiga ilmu tersebut memang memiliki persamaan, yaitu mempelajari tentang manusia. Tapi, ketiganya memiliki fokus yang berbeda-beda. Kalau psikologi membahas tentang manusia, tapi berfokus pada individu. 

Selain itu, psikologi juga membahas yang berkaitan dengan perilaku dan kondisi mental. Sedangkan, antropologi dan sosiologi membahas kelompok manusia atau masyarakat. Bedanya, antropologi itu membahas tentang bahasa (linguistik), arkeologi, fisik (biologi), dan sosial budaya. 

Misalnya, bagaimana sih adat pernikahan di suatu daerah itu dilaksanakan atau kalau ada kematian apa sih yang biasa dilakukan oleh masyarakat di suatu daerah. Lalu, bagaimana dengan ilmu sosiologi? 

Ilmu sosiologi adalah ilmu yang membahas tentang struktural, seperti bagaimana kehidupan sosial bermasyarakat dan perubahan sosial dari zaman ke zaman. 

Jadi, udah jelas ya kalau psikologi, antropologi, dan sosiologi itu memiliki perbedaan fokus tentang manusia. Nah, di artikel kali ini, kita akan membahas lebih dalam tentang ilmu sosiologi. Simak selengkapnya di bawah ini!

Baca Juga: Kupas Tuntas Jurusan Ilmu Psikologi

Apa Itu Sosiologi?

Ilmu yang satu ini terbilang baru bagi elo yang baru masuk SMA, betul gak? Karena, di SMP gak ada mata pelajaran ini. 

Ya meskipun beberapa dari elo udah ada yang mendengar istilah “sosiologi” sebelumnya, tapi tahu gak sih arti dari sosiologi itu apa? Kita coba telusuri asal usul istilah ini, yuk!

Istilah sosiologi pertama kali diciptakan pada tahun 1838 oleh seorang filsuf asal Perancis bernama Auguste Comte. Anak sosiologi pasti udah gak asing nih sama nama tersebut, karena ia dijuluki sebagai Bapak Sosiologi. 

Comte merasa bahwa sains itu gak hanya mempelajari alam, melainkan juga dunia sosial. Ia berpikir bahwa analisis ilmiah juga bisa lho menemukan hukum yang mengatur kehidupan sosial kita. 

Dari sini lah, Comte memperkenalkan konsep positivisme kepada sosiologi, yaitu cara yang digunakan dalam memahami dunia sosial berdasarkan fakta ilmiah. Dengan begitu, Comte berharap masa depan bisa dibangun menjadi lebih baik lagi.

apa itu sosiologi zenius
Auguste Comte “Bapak Sosiologi” (dok. Wikimedia Commons)

Comte menjelaskan bahwa istilah sosiologi berasal dari bahasa Latin socius yang berarti kawan atau sesama dan logos dari bahasa Yunani yang berarti pengetahuan atau ilmu.

Dengan begitu, secara bahasa sosiologi adalah ilmu kawan. Lalu, gimana pengertian sosiologi menurut para ahli? Kita ambil pendapatnya Max Weber yang mengatakan bahwa:

“Sosiologi adalah ilmu yang berupaya memahami tindakan-tindakan sosial”

Dari dalam negeri, ada pendapat Selo Soemardjan dan Soemardi yang mengatakan bahwa:

“Sosiologi adalah ilmu kemasyarakatan yang mempelajari struktur dan proses sosial, termasuk perubahan sosial”

Jadi, kalau kita coba simpulkan, sosiologi merupakan ilmu yang mempelajari masyarakat secara struktural. Masyarakat yang gimana nih? Masyarakat yang dimaksud merupakan sekelompok orang yang memiliki kehidupan sosial atau kebudayaan bersama dalam wilayah tertentu.

Kita ambil contoh ilmu Sosiologi diterapkan saat Hari Raya Idul Fitri ada budaya mudik di Indonesia. Nah, budaya itu hanya ada di negara-negara tertentu aja, gak semua negara ada budaya mudik. 

Contoh ilmu sosiologi lainnya adalah menggunakan batik atau kebaya kalau datang ke undangan pernikahan, kenapa sih kok gak pakai jas seperti orang-orang barat. 

Nah, itu merupakan contoh kajian sosiologi, yang mana sosiologi itu mempertanyakan dan mencoba mencari penjelasan tentang fenomena-fenomena yang ada di masyarakat.

Baca Juga: Belajar Sosiologi Buat Apa?

Fungsi Ilmu Sosiologi

Setelah elo tahu pengertian dari dan contoh ilmu sosiologi yang diterapkan sehari-hari, selanjutnya yang gak kalah penting yaitu elo harus tahu fungsi dari belajar ilmu sosiologi. 

Kenapa sih harus belajar sosiologi? Kenapa gak belajar ilmu alam aja? Apa sih ngaruhnya ke kehidupan gue?

  1. Sosiologi sebagai pembangunan

Fungsi ilmu sosiologi yang pertama akan kita bahas yaitu pembangunan. Dalam bermasyarakat, pasti akan ada perubahan yang terjadi. 

Nah, fungsi sosiologi dalam pembangunan yaitu membantu supaya perubahan tersebut dapat berjalan dengan baik, mulai dari membuat perencanaan, pelaksanaan, hingga proses evaluasi. 

Tujuannya supaya perubahan tersebut bisa memberikan dampak positif yang lebih besar kepada masyarakat.

  1. Sosiologi dalam perencanaan sosial

Maksud dari fungsi yang kedua ini yaitu sosiologi berusaha untuk mempersiapkan individu di dalam masyarakat supaya meminimalisir kemungkinan-kemungkinan timbulnya masalah sosial di kalangan masyarakat. 

Yap, kita semua tahu nih kalau di dalam masyarakat itu akan ada banyak perubahan, seperti perubahan pola perilaku, norma, dan nilai. Nah, perubahan sosial itu gak hanya membawa dampak positif, pasti ada aja dampak negatifnya. Maka dari itu, sosiologi berusaha untuk melakukan perencanaan sosial atau antisipasi.

  1. Sosiologi dalam penelitian

Dalam setiap masalah sosial, kita pasti ingin tahu kan faktor penyebabnya apa? Kita perlu data-data pendukung mengenai permasalahan tersebut, supaya kita bisa menemukan solusi yang paling cocok. 

Maka dari itu, dibutuhkan penelitian seperti mengumpulkan data atau wawancara untuk mengumpulkan informasi yang kredibel.

  1. Sosiologi dalam pemecahan masalah sosial

Dalam kehidupan masyarakat ada banyak sekali masalah, seperti tawuran antar pelajar, kemiskinan, dan pengangguran. Untuk menangani masalah tersebut, kita harus tahu faktor penyebabnya apa dan bagaimana solusinya. 

Nah, sosiologi berusaha menjawab faktor-faktor penyebab, dampak, dan solusi dari permasalahan sosial tersebut.

Cara Berpikir Sosiologi atau Imajinasi Sosiologi

Untuk memudahkan kita dalam memahami ilmu sosiologi, kita perlu adanya imajinasi sosiologi. Tapi sebelum itu, elo pernah gak sih memikirkan hal-hal seperti: 

Kenapa ya kok orang-orang lebih banyak yang ingin masuk IPA daripada IPS?” atau “Kenapa sih kita harus upacara bendera setiap hari Senin atau tiap ada momen penting?”. 

Kalau elo pernah dan sering mempertanyakan hal-hal seperti itu, berarti elo udah memegang prinsip imajinasi sosiologi yang pertama. Wah apa itu?

Prinsip 1: Seeing the strange in familiar

Konsep seeing the strange in familiar adalah ketika elo melihat hal-hal aneh yang udah familiar atau umum terjadi di masyarakat. Contohnya tadi, kenapa mayoritas orang ingin masuk IPA daripada IPS. 

Hal itu gak hanya berlaku di sekolah elo atau daerah elo aja, melainkan di sekolah dan daerah lain.

cara berpikir ilmu sosiologi atau imajinasi sosiologi zenius
Sosiologi imagination atau cara berpikir sosiologi (dok. ThoughtCo)

Prinsip 2: Seeing the general in particular

Setelah elo melihat hal-hal aneh yang ternyata umum, elo akan melihat pola dari fenomena tersebut. 

Misalnya dari contoh tadi, elo tahu polanya kalau ternyata banyak sekolah yang lebih banyak kelas IPA daripada IPS-nya. Kemudian, banyak lowongan kerja yang berasal dari jurusan IPA atau saintek.

Prinsip 3: Seeing personal choices in social contexts

Prinsip yang kedua sebelumnya hanya membahas pola yang udah elo temukan secara individu, dengan arti pola tersebut belum mengacu pada konteks sosialnya. 

Belum ada alasan atau penjelasan dari lingkup sosial atau masyarakatnya. Nah, ketika elo udah masuk ke prinsip ketiga, elo akan tahu nih kalau ternyata orang-orang lebih memilih IPA karena faktor dorongan keluarga. 

Selain itu, ada juga yang beralasan bahwa banyak lowongan kerja berasal dari jurusan IPA atau saintek.

Memang untuk mendapatkan data pasti kenapa suatu fenomena terjadi itu dibutuhkan penelitian mendalam. Tapi, ketika elo udah memiliki imajinasi sosial dengan ketiga prinsip di atas, setidaknya cara berpikir elo udah sosiologi banget deh. 

Hal itu akan memudahkan elo dalam melihat fenomena-fenomena yang ada di sekitar elo.

Oke, itu tadi penjelasan gue mengenai pengertian, prinsip dan contoh ilmu Sosiologi di kehidupan nyata. 

Oke deh, uraian di atas menjadi pengantar ilmu sosiologi untuk elo supaya lebih mudah dalam memahami sosiologi ke depannya. Karena memang luas banget bahasa Sosiologi, walaupun luas, tapi seru banget. 

Kita jadi tahu alasan-alasan dari fenomena yang terjadi di masyarakat, seperti kenapa kita mengadakan upacara bendera setiap hari Senin, gimana perbedaan kehidupan di Jakarta dan Papua, kenapa ibu-ibu lebih suka nonton sinetron atau drama, dan lain sebagainya.

Dan buat elo yang lebih suka belajar menggunakan video daripada tulisan, elo bisa langsung meluncur ke video materi belajar Zenius >> Pengantar Ilmu Sosiologi.

Selain Sosiologi, elo juga bisa akses semua mata pelajaran, ikut live class bareng Zen Tutor, terus ngerjain latihan soal kalo berlangganan paket belajar Zenius Aktiva Sekolah.Buat daftar, elo langsung aja klik banner di bawah ini ya.

Mengenal Seluk Beluk Ilmu Sosiologi - Materi Sosiologi Kelas 10 9

Baca Juga Artikel Lainnya

Materi Sosiologi Kelas 10: Sosialisasi

Materi Sosiologi Kelas 11: Stratifikasi Sosial

Materi Sosiologi Kelas 11: Multikulturalisme

Originally published: December 7, 2021
Updated by: Sabrina Mulia Rhamadanty

Apa Itu Pelajaran Sosiologi & Penerapannya Dalam Kehidupan Sehari-Hari

Halo Sobat Zenius, apa kabar? Apa itu pelajaran Sosiologi? Kali ini gue mau sharing tentang pelajaran yang gue suka banget, yaitu Sosiologi. Simak sampai selesai ya!

Kalo elo semua suka baca Zenius Blog, pasti udah familiar, dong, dengan tulisan-tulisan keren para tutor Zenius. 

Topik-topiknya juga keren banget, dari Fisika, Sejarah, Matematika, Biologi, Teknologi, Linguistik, sampe Filosofi juga ada! 

Namun, kayaknya mata pelajaran Sosiologi belum terlalu banyak dikupas, nih. Makanya gue pengen banget nulis tentang Sosiologi.

Nah, sering banget, nih, kalo gue ketemu orang, mereka denger sebuah ilmu yang bernama Sosiologi aja udah “sensi” duluan. Kesannya kayak belajar sosiologi boring, gak explorable, dll. 

Padahal, kebanyakan orang belum tau mengapa pengetahuan sosiologi perlu diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dan sebenernya nih banyak banget yang dibahas di Sosiologi, meski cabang ilmu ini acap kali dianaktirikan karena banyaknya miskonsepsi serta salah kaprah.

Nah di sini gue akan buktikan ke elo bahwa Sosiologi adalah cabang ilmu yang menarik, gak kalah menariknya dengan cabang-cabang ilmu lain yang populer. So, izinkan gue untuk meyakinkan elo akan hal tersebut dengan spill tujuan belajar Sosiologi itu apa?

Sosiologi itu belajar tentang apa, sih? Banyak yang mikir bahwa Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang moral & etika. 

Gak sedikit juga yang menganggap bahwa Sosiologi itu “cuma” teori doang. Terus, yang bener apa, dong? Nah, di artikel ini, secara khusus gue akan mengupas sosiologi mempelajari tentang apa melalui berbagai kesalahpahaman orang terhadapnya.

Sosiologi itu Belajar tentang Etika

Sebelum menjelaskan maksud dari poin pembahasan pertama, mungkin gue perlu bahas dulu apa itu etika? 

Etika adalah salah satu cabang filsafat yang mempelajari tentang hal yang dianggap baik dan buruk. Dalam suatu masyarakat, etika menjadi standar penilaian atau penentuan moral.

Dalam Sosiologi, prinsip etika tertuang dalam konsep norma. Norma itu apa, sih? Norma adalah seperangkat aturan dalam masyarakat yang menentukan hal mana yang dianggap baik dan mana yang dianggap buruk. 

Sebagai contoh, di masyarakat Indonesia yang menghargai norma kesopanan, berbicara dengan cara yang tidak sopan kepada orang tua bisa dianggap sebagai sesuatu yang tidak etis (tidak sesuai dengan etika).

Tujuan  mempelajari ilmu sosiologi mempelajari tentang memahami apa yang dianggap baik dan apa yang dianggap buruk oleh suatu masyarakat. Namun, itu bukan berarti bahwa mempelajari Sosiologi sama dengan belajar beretika, atau mempelajari bagaimana caranya menjadi seorang anggota masyarakat yang baik. 

Walau tentunya hal ini bisa saja dilakukan dengan menyesuaikan perilaku dan perbuatan kita dengan norma yang berlaku dalam suatu masyarakat yang kita amati. 

Dengan belajar Sosiologi, elo menjadi tahu konteks besar dalam pandangan bermasyarakat, tapi bukan berarti ilmu Sosiologi menyuruh atau menuntun kita menjadi masyarakat yang “baik” atau “buruk”.

Apakah ini berarti bahwa bertindak sesuai kehendak masyarakat adalah suatu hal yang tidak penting? Nggak juga. 

Sosiologi mengamati seseorang, memahami mengapa suatu fenomena sosial terjadi di masyarakat. Bahkan, jika memang perlu, akan lebih baik lagi jika orang tersebut dapat memahami bagaimana fenomena atau permasalahan sosial harus ditanggapi atau diselesaikan.

Kemudian, untuk dapat memahami mengapa suatu fenomena sosial terjadi pada masyarakat dengan sebaik-baiknya, seseorang yang mempelajari Sosiologi perlu “melepas” seperangkat nilai dan norma yang dimilikinya agar ia tidak memandang fenomena tertentu secara bias. 

Bias yang dimaksud adalah perbenturan yang terjadi di antara nilai dan norma yang dimiliki seseorang dengan hal yang diamatinya.

Misalnya nih, elo lagi mengamati fenomena transgender. 

Ketika  elo tumbuh di sebuah masyarakat yang secara dominan hanya mendikotomikan gender ke dalam dua kelompok—laki-laki dan perempuan—mungkin akan membuat elo nganggap bahwa perilaku para transgender menyimpang atau bahkan salah. 

Ketika elo sudah terlebih dahulu memberikan penilaian atau penghakiman bahwa perilaku para transgender tersebut menyimpang atau salah, bisa jadi elo malah melupakan tugas utama elo, yaitu memahami mengapa para transgender berperilaku dengan cara-cara tertentu atau pola-pola tertentu. 

Ingat, tujuan belajar sosiologi atau menjadi seorang sosiolog dan researcher dalam bidang sosiologi berarti elo harus menyampingkan nilai-nilai individu yang menurut elo secara pribadi benar, kemudian elo harus fokus pada metodologi yang valid dalam mengupas sebuah fenomena kemasyarakatan dari sudut pandang yang netral.

Dalam mempelajari masyarakat, penting agar kita menghindari pandangan yang bias. Alasannya sederhana, pandangan yang bias justru akan menjauhkan kita dari pemahaman yang obyektif tentang suatu masyarakat. 

Pembahasan ini berkenaan dengan salah satu sifat Sosiologi yang kita pelajari, yaitu non-etis. 

Seperti yang telah kita ketahui, sikap non-etis berarti memandang dan memahami fenomena sosial tanpa memberikan penilaian baik/buruk maupun benar/salah. 

Tujuan akhir dari bersikap non-etis adalah memahami masyarakat secara objektif atau tanpa bias, sehingga kita dengan sebaik-baiknya dapat memahami mengapa suatu fenomena sosial terjadi.

Jadi dari poin ini bisa disimpulkan bahwa Sosiologi itu sifatnya NON-ETIS, yang mana berarti seorang sosiolog tidak dapat menilai sesuatu fenomena kemasyarakatan itu adalah hal yang baik/benar/ataupun salah.

Sosiologi itu Bukanlah Ilmu Pengetahuan (Science)

Kayak yang gue bilang tadi, Sosiologi seringkali menjadi subyek yang dipandang sebelah mata, khususnya oleh mereka yang hanya mengenal subyek ini di sekolah. 

Salah satu alasan mengapa subyek ini seringkali dipandang sebelah mata bisa jadi karena isi bahasannya yang membicarakan fenomena sosial sehari-hari. Karena “hanya” membahas fenomena sosial yang biasa ditemui sehari-hari, Sosiologi seringkali dianggap tidak ilmiah.

Padahal ada alasan mengapa pengetahuan sosiologi perlu diterapkan dalam kehidupan sehari hari seperti ilmu pengetahuan lainnya, yaitu, Sosiologi menawarkan perspektif dan penjelasan yang lebih mendalam tentang fenomena yang terjadi setiap hari.

Selain itu, Sosiologi juga memenuhi salah satu syarat sebagai ilmu pengetahuan, yaitu memiliki metode penelitian—baik kualitatif maupun kualitatif. 

Sama seperti ilmu pengetahuan lain, teori-teori yang dihasilkan dalam Sosiologi juga dikumpulkan melalui metode-metode penelitian yang ilmiah.

Contohnya nih, misal seorang siswa mau mengetahui dampak penggunaan smartphone terhadap konsentrasi belajar teman-temannya di sekolah. 

Pertama-tama, ia merumuskan masalah atau latar belakang dari penelitian, yaitu sering digunakannya smartphone oleh teman-temannya untuk mengakses media sosial ketika belajar di kelas. 

Selanjutnya, ia akan menentukan teori-teori yang sesuai dengan tema penelitian, teori-teori ini nantinya akan digunakan sebagai acuan untuk mendukung argumen yang ia tetapkan pada bagian selanjutnya, yaitu hipotesis. 

Kemudian, sang siswa akan membuat dugaan awal atau hipotesis tentang kesimpulan penelitian, misalnya ia berargumen bahwa digunakannya smartphone di kelas berdampak buruk pada konsentrasi belajar. 

Tahap selanjutnya adalah mengumpulkan data, hal ini bisa ia lakukan dengan menyebar kuesioner ke teman-temannya di kelas. 

Data yang ia peroleh kemudian akan diolah dan dianalisis. Pada tahap ini sang siswa akan menguji kebenaran dari hipotesis yang telah ia buat di awal penelitian. 

Jika data sudah dianalisis, kemudian ia perlu menyusun kesimpulan yang menjawab apakah hipotesis yang telah dibuat di awal penelitian benar atau salah.

Teori-teori dalam Sosiologi dihasilkan dari pengumpulan fakta dan terus diuji secara ilmiah. 

Sebagai contoh, misalnya sebuah penelitian yang dilakukan sekitar dua puluh tahun lalu dengan judul “Pengaruh Ketergantungan Alkohol dengan Kecenderungan Bertindak Kriminal di Kota Bandung”. 

Ini berarti data harus dikumpulkan terlebih dahulu sampel penelitiannya di area geografis yang tepat, harus didefinisikan juga “ketergantungan alkohol” itu seberapa sering konsumsi alkoholnya. Perlu didefinisikan juga “tindakan kriminal” itu batasannya apa saja, dll.

Kemudian, jika penelitian dengan tema yang sama dilakukan sekarang dengan beberapa tahun kemudian, mungkin kesimpulan yang kita peroleh akan berbeda. Kenapa? Karena kondisi masyarakat pasti selalu berubah dan bergerak dinamis.

Jadi apakah Sosiologi itu bagian dari science? Ya tentu saja. Science itu kan upaya manusia untuk memahami segala sesuatunya bekerja, dan sosiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang masyarakat dengan menggunakan metode penelitian dengan kaidah-kaidah metodologi ilmiah.

So, untuk melakukan penelitian dalam Sosiologi, nggak sembarangan, Sobat Zenius, elo harus tetap mengikuti kaidah-kaidah dan kerangka berpikir ilmiah.

Norma Merupakan Sebuah Kebenaran

Norma merupakan suatu kesepakatan konsensus tentang hal yang dianggap baik atau buruk dalam masyarakat. Walau “disepakati”, bukan berarti bahwa norma merupakan suatu kebenaran yang bersifat mutlak, ya.

Misalnya elo manggil orang tua temen elo dengan hanya menyebut namanya (sebut saja Bunga). 

Di masyarakat Indonesia yang menjunjung tinggi nilai sopan santun, kemungkinan besar apa yang elo lakukan akan dianggap menyimpang dari norma. 

Berbeda jika elo tinggal di Amerika Serikat, perilaku memanggil orangtua dengan sebutan nama mungkin dianggap sebagai suatu hal yang wajar.

Apa yang dapat simpulkan dari contoh tadi? Norma merupakan sebuah konstruksi sosial, artinya ia dibangun berdasarkan kesepakatan setiap masyarakat. Kemudian, norma tidak bersifat absolut, melainkan kontekstual. 

Hal ini berarti keberlakuan norma di setiap masyarakat akan berbeda, sehingga apa yang dianggap baik maupun buruk di setiap masyarakat juga akan berbeda.

Jika kita telusuri secara kritis, norma juga tidak terlepas dari konteks politik. Hal ini berarti bahwa hal-hal yang disepakati sebagai norma dalam suatu masyarakat tidak akan terlepas dari siapa kelompok yang berkuasa di dalam masyarakat tersebut serta gagasan-gagasan apa yang ingin dilanggengkan untuk mempertahankan kekuasaan kelompok tersebut.

Kita ambil contoh “norma” yang berlaku di Jerman pada konteks kekuasaan Partai Nazi di tahun 1933-1945.

Di bawah kediktatoran Hitler, “norma” untuk membenci etnis Yahudi dikonstruksikan di tengah masyarakat Jerman. 

Ada berbagai pandangan yang menjelaskan mengapa kebencian terhadap etnis Yahudi dibangun oleh pemerintah Jerman pada masa tersebut. Salah satunya menurut seorang sejarawan Jerman bernama Ralf Georg Reuth adalah keterpurukan ekonomi Jerman yang dianggap turut disebabkan oleh etnis Yahudi. 

Dominasi Partai Nazi pada masa tersebut memberikan mereka kekuasaan untuk menciptakan suatu norma yang berwujud sikap anti-Yahudi.

Dari paparan di atas, dapat dilihat bahwa norma (kebencian terhadap bangsa Yahudi) yang dibangun di tengah masyarakat Jerman pada masa kepemimpinan Hitler tidak terlepas dari konteks politik. 

Kebencian terhadap bangsa Yahudi dibangun sebagai suatu “kebenaran” untuk mendukung kepentingan-kepentingan yang hendak dicapai oleh penguasa Jerman saat itu. 

Nah, dalam konteks belajar Sosiologi, elo bisa banget ngeliat efek dari “norma” ini sebagai salah satu faktor penyebab kekalahan Jerman di Perang Dunia II.

Contoh lain, mungkin elo familiar dengan jargon “penak jamanku, to” yang seringkali ditulis berdampingan dengan foto presiden kedua Indonesia, yaitu Soeharto. 

Jargon tersebut juga merupakan suatu bentuk “norma” yang tidak terlepas dari konteks politik. 

Jargon tersebut dapat dikatakan sebagai suatu norma karena ia merupakan suatu “kebenaran” yang disepakati oleh orang-orang yang mendukung keberlanjutan masa pemerintahan Soeharto.

Dua contoh yang telah dipaparkan memberikan gambaran kepada kita bahwa norma tidak mewakili suatu kebenaran absolut. “Kebenaran” dari norma yang berlaku dalam suatu masyarakat merupakan hasil konstruksi dan tidak luput dari usaha untuk mencapai atau mempertahankan kekuasaan kelompok tertentu. 

Hal ini berdampak pada “kebenaran” yang seringkali jadi mengacu pada apa yang dianggap benar oleh kelompok yang berkedudukan dominan dalam masyarakat.

Sosiologi itu Isinya Teori Doang

Banyak orang berpendapat bahwa tujuan belajar sosiologi hanya sebatas tentang memahami masyarakat secara teoretis dan nggak ada “langkah nyata” untuk menyelesaikan permasalahan dalam masyarakat. 

Pandangan ini kurang tepat, karena Sosiologi memiliki dimensi-dimensi yang lebih pragmatis dari hanya sekadar mengenal masyarakat melalui teori.

Meski nampak abstrak, sebenarnya Sosiologi bisa banget nawarin langkah nyata dalam merespons suatu fenomena. Langkah nyata ini biasanya diolah melalui salah satu cabang Sosiologi yang disebut sebagai Applied Sociology atau yang juga dikenal dengan nama Practical Sociology

Seperti Sosiologi pada umumnya, cabang yang dikenal sebagai Sosiologi terapan ini mempelajari masyarakat melalui penelitian serta teori-teori Sosiologi untuk memahami mengapa suatu fenomena sosial terjadi dalam masyarakat. 

Namun, tidak berhenti di situ, hasil penelitian yang telah dibuat kemudian digunakan sebagai acuan untuk melakukan perubahan sosial yang dapat menyelesaikan berbagai permasalahan yang ada di dalam masyarakat.

Sebagai contoh, seseorang melihat masalah yang dihadapi oleh masyarakat miskin dalam mengakses pendidikan. 

Dengan menggunakan teori Sosiologi tentang pendidikan, ia kemudian mengajukan solusi yang dapat mempermudah akses masyarakat miskin terhadap pendidikan. 

Solusi yang telah dirumuskan kemudian diwujudkan sebagai rekomendasi kebijakan pemerintah atau dapat juga direalisasikan melalui program Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang bergerak di bidang pendidikan.

Walaupun lebih berfokus pada penyelesaian masalah secara praktis, Applied Sociology ujung-ujungnya akan tetap mengacu pada teori atau hasil suatu penelitian yang telah dilakukan. 

Pada akhirnya, kesinambungan teori dan praktik tidak dapat dipisahkan dari satu dengan yang lainnya karena solusi yang baik hanya dapat dihasilkan ketika masalah yang hendak diselesaikan dapat dipahami secara mendalam, salah satu caranya melalui teori. 

Serba balanced, lah. Nggak “cuma” teori, kan?

Ahli Sosiologi Nggak Punya Banyak Pilihan Karier

Terus, kalo gue ngambil jurusan Sosiologi untuk kuliah, gue bisa kerja jadi apa?

Selama berkuliah, orang-orang yang lulus dari jurusan Sosiologi nggak hanya belajar teori, salah satu hal lain yang juga dipelajari secara mendalam adalah metode penelitian. 

Berbagai metode penelitian kuantitatif maupun kualitatif dipelajari untuk digunakan dalam berbagai macam penelitian sosial. 

Jadi, berbagai jenis pekerjaan yang berkenaan dengan penelitian sangat cocok untuk lulusan jurusan Sosiologi. 

Sekarang coba ya gue eksplorasi apa saja pekerjaan-pekerjaan tersebut dan kenapa lulusan jurusan Sosiologi ideal

Contoh Opportunity Cost Dalam Kehidupan Sehari-Hari

Dalam memenuhi kebutuhan, manusia sering sekali dihadapkan dengan berbagai macam pilihan dan tidak jarang elo bingung dalam menentukan pilihan tersebut. Biasanya, biaya peluang yang biasa disebut juga opportunity cost adalah solusi yang tepat untuk menangani kasus seperti ini. Nah, di artikel ini gue akan kasih contoh opportunity cost dalam kehidupan sehari hari.

Sobat Zenius pernah mendengar istilah Ekonomi yang satu ini? Yap, buat elo yang saat ini duduk di kelas 10, biaya peluang menjadi materi yang harus elo pelajari dengan baik. Lalu elo juga akan diberikan contoh biaya peluang dalam kehidupan sehari hari.

Dalam kehidupan sehari-hari, opportunity cost bisa elo terapkan dengan baik dalam menentukan pilihan. Jadi, ada salah satu pilihan yang elo pilih dan satunya lagi dikorbankan.

Biaya peluang disebut juga biaya kesempatan. Jadi, apa maksud dari istilah yang satu ini?

Supaya lebih jelas mengenai pengertian hingga ciri-ciri biaya peluang dan penerapannya di kehidupan sehari-hari, gue akan membahas materi ekonomi kelas 10 ini secara detail.

Oke tanpa berlama-lama, langsung masuk ke pembahasannya aja ya.

Pengertian Biaya Peluang (Opportunity Cost)

Opportunity Cost
Ilustrasi Opportunity Cost (dok. Pixabay)

Menurut Robert B. Ekelund, seorang ekonom dari Amerika Serikat, menyebutkan bahwa pengertian opportunity cost atau biaya peluang adalah biaya penggunaan sumber daya ekonomi dengan tujuan tertentu yang diukur berdasarkan keuntungan yang tidak jadi diperoleh karena tidak memilih alternatif tersebut dibandingkan dengan komoditi yang diperoleh sebagai gantinya karena alternatif lain. 

Dengan kata lain, alternatif terbaik yang dikorbankan ketika menetapkan pilihan disebut biaya peluang atau opportunity cost

Biaya peluang muncul disebabkan oleh sebuah kebutuhan, sebagai manusia elo memiliki banyak kebutuhan yang tak terhingga jumlahnya.

Namun, tidak semua kebutuhan yang elo inginkan bisa didapatkan. Sobat Zenius harus menentukan pilihan dan menentukan mana yang menjadi kebutuhan utama atau kebutuhan prioritas yang  harus dipenuhi. 

Dalam pemikiran ekonomi lain menyebutkan bahwa biaya identik dengan memilih satu hal di dalam dunia kelangkaan yang menyebabkan elo harus menyerahkan atau mengorbankan sesuatu lain. 

Biaya peluang sangat penting dalam kegiatan ekonomi karena membantu elo untuk menentukan suatu prioritas ataupun menghemat pengeluaran bisnis.

Ciri-ciri Biaya Peluang (Opportunity Cost)

Nah, di awal tadi elo udah memahami pengertian dari biaya peluang, di bagian ini elo akan diperkenalkan dengan ciri-ciri biaya peluang. 

Berbeda dengan biaya jenis lain, ada beberapa ciri-ciri yang harus dipenuhi agar suatu biaya bisa disebut opportunity cost.

Biaya peluang tidak menyangkut kelangsungan hidup sehari-hari

Biaya yang dikeluarkan dalam biaya peluang bukanlah untuk biaya kebutuhan sehari-hari. Namun, opportunity cost ini hanya mengorbankan satu pilihan dari pilihan yang telah dipilih dengan harapan menjadi sebuah pilihan yang tepat. 

Penerapan biaya peluang ini ibaratnya elo sedang menentukan pasangan atau pacar. Di mana elo harus memilih mana yang tepat untuk elo, tidak hanya dari satu sisi tetapi juga dari banyak sisi.

Opportunity cost tidak hanya ditentukan dengan uang saja. Ada faktor lain yang mempengaruhinya seperti kesenangan, waktu, keuntungan di masa depan dan faktor-faktor lain yang berkaitan.

Inilah perbedaan biaya peluang dan biaya sehari hari, kalau biaya peluang elo harus memilih antara dua pilihan atau lebih dengan memperhitungkan berbagai faktor. 

Sedangkan biaya sehari-hari adalah biaya yang memang selalu dikeluarkan tanpa memperhitungkan kerugian antara dua atau lebih pilihan. 

Pengambilan keputusan dalam biaya peluang tergantung pada tujuan dan situasi

Individu memiliki kebutuhan dan kemauan yang tentunya berbeda satu dengan yang lain. Mungkin saja pilihan yang satu merupakan suatu pilihan yang tepat untuk si A namun bisa jadi pilihan merupakan pilihan yang kurang tepat untuk si B.

Semua keputusan ini akan dikembalikan pada tujuan dan situasi masing-masing individu. 

Contohnya, karena si A merasa haus dan kepanasan, ia lebih memilih membeli es krim daripada sepiring nasi goreng. Karena tujuannya adalah menghilangkan haus. 

Sedangkan si B karena merasa belum sarapan dari pagi, ia memilih membeli nasi goreng. 

Pilihan ini akan berbeda, tergantung pada elo melihatnya dari sisi mana.

Biaya peluang dihitung dari nilai yang terbaik yang dikorbankan

Ciri dari biaya peluang yang selanjutnya adalah melihat dari nilai terbaik yang dikorbankan jika terdapat lebih dari dua pilihan. 

Semakin sedikit nilai yang harus dikorbankan maka pilihan itu lebih baik dibandingkan pilihan yang lain. Karena keuntungan dari pilihan lebih banyak.

Supaya elo makin paham dengan opportunity cost, langsung saja gue kasih beberapa contoh biaya peluang dalam kehidupan sehari-hari berikut ini. 

Contoh Biaya Peluang (Opportunity Cost) dalam Kehidupan

Ilustrasi Penggunaan Uang dalam Biaya Peluang (Arsip Zenius)
Ilustrasi Penggunaan Uang dalam Biaya Peluang (Arsip Zenius)

Pertimbangan pengeluaran uang sangat berkaitan dengan konsep opportunity cost.

Berikut ini adalah beberapa contoh dari konsep biaya peluang dalam kegiatan ekonomi adalah tindakan memilih dan yang sering ditemui sehari-hari:

  1. Contoh pertama, saat di kantin sekolah elo memutuskan untuk pergi ke warung siomay saat jam istirahat dan ternyata di warung siomay itu juga menjual batagor.

    Elo ingin membeli keduanya namun sayangnya uang saku yang elo punya tidak cukup untuk membeli kedua siomay dan batagor tersebut. Untuk itu elo harus memilih salah satu dari kedua pilihan tersebut antara membeli siomay dan batagor.

    Pada akhirnya elo akan mempertimbangkan apakah elo akan membeli siomay atau batagor. Dengan berbagai pertimbangan akhirnya elo memutuskan untuk memilih siomay (pertimbangan ini mungkin karena siomaynya lebih enak, porsinya lebih banyak atau orang yang mengantre untuk membeli lebih sedikit).

    Dari kedua pilihan tersebut maka opportunity cost-nya adalah 1 porsi batagor karena elo gagal membeli batagor tersebut.

  2. Contoh kedua, ini biasanya berkaitan dengan kehidupan elo sebagai seorang siswa. Elo sebagai ketua OSIS diberikan kesempatan untuk mengikuti studi banding ke luar kota dengan ditanggung berbagai akomodasi oleh sekolah elo.

    Elo juga akan diajak jalan-jalan pada saat studi banding tersebut. Sebagai ketua OSIS, elo memiliki kesempatan juga untuk mencari banyak teman dan relasi melalui program ini atau bisa saja elo menemukan pacar atau gebetan.

    Namun pada waktu yang bersamaan elo juga lolos untuk mengikuti olimpiade tingkat nasional sebagai perwakilan dari sekolah.

    Nah, sekarang elo dihadapkan dengan dua pilihan yang harus elo tentukan. Elo tidak bisa memilih keduanya karena waktu yang bersamaan, dengan berbagai macam pertimbangan akhirnya elo memilih untuk tetap mengikuti olimpiade nasional sebagai salah satu perwakilan dari sekolah.

    Nah, itu artinya opportunity cost-nya adalah program studi banding yang elo korbankan. 

  3. Contoh ketiga, setelah lulus SMA, Dika dihadapkan dengan dua pilihan antara melanjutkan ke perguruan tinggi atau langsung bekerja. 

    Jika Dika memilih untuk langsung bekerja dia bisa mendapat gaji sebesar 2.000.000 per bulan. Jika dia kuliah dia perlu membayar uang SPP, uang buku, transportasi, pakaian dan biaya lainya yang bisa mencapai 3.000.000 per bulan.

    Dengan segala pertimbangan akhirnya Dika memilih untuk tetap melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi, maka opportunity cost Dika adalah sebesar 24.000.000 (gaji bekerja selama satu tahun). 

  4. Contoh keempat, ketika lulus SMA Ali mendapat dua tawaran pekerjaan, pertama bekerja sebagai pelayan toko di dekat rumahnya dengan gaji 400.000 per bulan dan yang kedua adalah bekerja sebagai pelayan restoran dengan gaji 800.000 per bulan.

    Dengan berbagai pertimbangan (ingin lebih dekat dengan rumah dan keluarga) akhirnya Ali memilih untuk bekerja sebagai penjaga toko di dekat rumahnya.

    Dengan demikian Ali telah menghilangkan opportunity cost untuk bekerja sebagai pelayan restoran yang sebenarnya bisa mendapatkan gaji lebih besar dari pada penjaga toko.

Apa Manfaat Menerapkan Konsep Opportunity Cost dalam Kehidupan Sehari-hari?

Penerapan Biaya Peluang (Opportunity Cost) dalam Keputusan Investasi (dok. Pixabay)
Penerapan Biaya Peluang (Opportunity Cost) dalam Keputusan Investasi (dok. Pixabay)

Dengan pengetahuan mengetahui konsep biaya peluang dalam kegiatan ekonomi, elo juga bisa meminimalkan risiko investasi. 

Di samping manfaat dalam berinvestasi, beberapa manfaat yang bisa elo dapat dari penerapan opportunity cost baik dari segi ekonomi dan dari segi keperluan pribadi adalah sebagai berikut:

  • Memudahkan dalam Menentukan Prioritas.

    Manfaat biaya peluang (opportunity cost) yang pertama adalah elo bisa memilih mana yang paling penting dan paling menguntungkan untuk elo sesuai dengan kondisi dan keperluan elo masing-masing.

    Pada umumnya, elo memiliki berbagai macam ide dan juga pilihan yang ingin dicapai, namun kadang kala tidak semua bisa elo dapat secara bersamaan. Opportunity cost ini akan membantu elo untuk menentukan pilihan. 

  • Membuka Kesempatan dan Meminimalkan Risiko.

    Dengan memanfaatkan opportunity cost, elo bisa melakukan sejumlah perbandingan dalam menentukan keputusan yang cocok dan membawa faktor risiko yang cukup besar jika terjadi sesuatu di luar dugaan.

    Contohnya dalam menjalankan sebuah usaha akan selalu ada risiko, dengan adanya penghitungan opportunity cost maka elo sudah meminimalkan risiko yang mungkin terjadi. 

  • Membantu Perhitungan Modal.

    Perhitungan terhadap modal menjadi fundamental penting untuk setiap orang atau perusahaan banyak pihak-pihak yang ingin meminjamkan modal dengan syarat dan ketentuan yang berlaku untuk membangun sebuah bisnis.

    Nah, manfaat biaya peluang (opportunity cost) yang selanjutnya adalah untuk memprediksi berapa kisaran modal yang harus dimiliki sebelum membangun sebuah bisnis dengan rencana dan keseriusan.

Demikian tadi pembahasan tentang pengertian biaya peluang (opportunity cost) dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. 

Semoga bisa bermanfaat dan berguna untuk elo dalam menentukan sebuah pilihan yang tepat.

Bagi Sobat Zenius yang sekiranya masih tertarik untuk mempelajari materi belajar Ekonomi kelas 10, 11, dan 12 lebih mendalam, elo bisa banget, kok, belajar melalui video pembelajaran dari tutor Zenius.

Di video tersebut, tutor akan menjelaskan materi dengan bahasa yang mudah dimengerti dan juga disisipkan berbagai macam contoh soal yang bisa dijadikan bahan belajar buat elo.

Gimana cara aksesnya? Gampang banget! Elo tinggal klik banner di bawah ini aja dan ketik materi yang elo butuhkan di kolom pencarian, ya!

opportunity cost

Sobat Zenius, sebelum artikel ini diakhiri gue mau kasih info dulu nih mengenai paket belajar Zenius yang bisa menemani elo untuk belajar. Ada paket Zenius Aktiva yang fiturnya sudah lengkap banget, elo bisa belajar mengenai soal-soal yang jawabannya dibahas dengan video. Langsung aja klik banner di bawah untuk info selengkapnya ya!

Biaya Peluang (Opportunity Cost) Dalam Kehidupan Sehari-hari – Ekonomi Kelas 10 9

Baca Juga Artikel Lainnya:

Rumus Multiplier Effect

Pengertian Pasar Input

Manajemen Keuangan

Originally published: February 21, 2020
Updated by: Maulana Adieb & Arieni Mayesha

Kehidupan Masa Berburu dan Mengumpulkan Makanan – Materi Sejarah Kelas 10

Zaman dulu itu nggak kayak sekarang. Pada masa berburu dan mengumpulkan makanan, manusia perlu effort lebih buat dapat makan, nggak seperti sekarang yang tinggal klik-klik hp, eh makanan nyampe depan rumah.

Zaman sekarang sudah enak, kalau elo kelaparan nggak perlu repot lagi. Tinggal buka aplikasi, terus order deh, makanan apapun yang mau elo makan.

Tapi, elo kepo nggak sih, bagaimana awal kehidupan manusia purba di Indonesia kalau mau cari makan? Boro-boro mau beli makanan, kayaknya masak sendiri aja butuh effort besar. Sebelum bisa makan, mereka perlu berburu dan mengumpulkan makanannya sendiri.

Nah, biar nggak penasaran lagi, gue mau ceritain bagaimana cara pemenuhan makanan pada masa berburu dan mengumpulkan makanan. 

Tenang, nggak cuma itu, gue juga akan menjelaskan teknologi, kehidupan sosial, dan kepercayaan pada masa berburu dan mengumpulkan makanan. Yuk, simak terus

Apa Itu Masa Berburu dan Mengumpulkan Makanan?

Jadi, masa berburu dan mengumpulkan makanan terjadi pada masa zaman Praaksara. Lebih tepatnya terjadi pada periodisasi Paleolitikum dan Mesolitikum.

Sebentar, biar makin jelas gue kasih tahu dulu apa maksud kata “litikum” dalam kata Paleolitikum dan Mesolitikum.

Kata “litikum” berasal dari kata lithos, yang dalam bahasa Yunani artinya adalah batu.

Nah, sementara dalam bahasa Yunani, paleo berarti kuno dan meso berarti tengah. Jadi, bisa diartikan bahwa Paleolitikum adalah Zaman Batu Kuno, sedangkan Mesolitikum adalah Zaman Batu Tengah.

Kenapa ya, kok, disebutnya masa berburu dan mengumpulkan makanan?

Oke, elo kalau mau bertahan hidup pasti perlu yang namanya makan, dong. Nah, salah satu cara mereka untuk bertahan hidup adalah mengumpulkan makanan dengan cara berburu.

Pada masa itu, cara mendapat bahan makanan nggak semudah sekarang. Dari nama zamannya aja sudah ketahuan ya, kalau mereka hidup di Zaman Batu yang belum kenal teknologi secanggih sekarang.

Manusia purba bertahan hidup dengan cara berburu dan mengumpulkan makanan.
Cara manusia purba bertahan hidup. (Dok. Zenius)

Selain itu, pada zaman Paleolitikum dan Mesolitikum belum kenal yang namanya sistem pertanian, sehingga yang mereka lakukan untuk mendapatkan bahan makanan adalah dengan cara berburu hewan di sekitar mereka.

Dilansir dari Historia, hewan yang diburu manusia purba antara lain rusa, banteng, kerbau, kambing, ikan, dan masih banyak hewan lainnya.

Aduh, nggak kebayang deh, kalau gue udah lapar, tapi harus berburu dulu.

Baca Juga: Pengertian Zaman Paleozoikum, Ciri-Ciri, dan Pembagiannya

Teknologi pada Masa Berburu dan Mengumpulkan Makanan

Eh, tapi elo penasaran nggak sih, mereka berburunya pakai apa, ya? Kan, teknologinya belum secanggih sekarang?

Nah, inilah yang membuat manusia purba lebih spesial dari manusia modern. Karena harus bertahan hidup di alam liar, mereka memiliki kecerdasan yang berbeda dengan manusia modern.

Kira-kira bedanya tuh kayak gimana, sih? Yuk, kita coba telaah sedikit.

Manusia modern saat ini mungkin kecerdasannya bisa mengembangkan berbagai teknologi canggih seperti robot, smartphone, dan berbagai gadget lainnya. Namun, kalau mereka disuruh bertahan hidup tanpa teknologi tersebut di tengah-tengah alam liar, apakah mereka bisa bertahan? Belum tentu, kan?

Nah, perbedaannya di sini. Manusia purba bisa bertahan hidup di tengah alam liar meski tanpa teknologi canggih. Mereka memanfaatkan berbagai sumber daya yang disediakan oleh alam.

Contohnya, alat-alat yang digunakan pada masa berburu dan mengumpulkan makanan yaitu batu yang dibentuk menjadi berbagai macam bentuk menyesuaikan kebutuhan mereka.

Ya sudah, biar elo nggak makin bingung mikirin bentuk batunya, nih simak ya, teknologi yang mereka gunakan untuk bertahan hidup.

1. Kapak Perimbas

Alat ini dipakai pada zaman Paleolitikum. Bisa dilihat juga kalau bentuknya masih sederhana dan permukaannya juga cenderung kasar. Alat ini dipakai mereka untuk memecahkan sesuatu.

2. Alat Serpih (Flakes)

Masih sama kayak kapak perimbas, alat serpih juga dipakai saat zaman Paleolitikum. Bahkan bentuknya agak mirip sama kapak perimbas, tapi alat serpih ini kayak versi kecilnya gitu. Alat ini mereka pakai untuk menusuk.

Namun, setelah memasuki zaman Mesolitikum, tekstur dari alat serpih ini menjadi lebih halus dan semakin runcing. Bentuknya juga semakin jelas seperti bentuk wajik.

3. Alat Tulang

Alat terakhir yang dipakai pada zaman Paleolitikum. Alat ini berasal dari tulang rusuk hewan besar pada masa itu. Karena bentuknya yang runcing, alat ini memungkinkan untuk dipakai menusuk.

4. Kapak Genggam

Alat ini ditemukan pada zaman Mesolitikum. Bisa dibilang kapak genggam ini merupakan evolusi dari kapak perimbas, namun dengan bentuk yang lebih terdefinisi dan tekstur yang lebih halus dari sebelumnya.

5. Kapak Pendek

Terakhir ada kapak pendek yang juga ditemukan pada zaman Mesolitikum. Bentuk kapak ini lebih mirip dengan cobek dapur. Namun, masih dengan tekstur yang agak kasar. Kapak ini digunakan untuk memotong buah atau daging hewan buruan.

Teknologi yang digunakan untuk berburu oleh manusia purba antara lain kapak perimbas, tulang, flakes, kapak pendek, dan kapak genggam.
Teknologi masa berburu dan mengumpulkan makanan. (Dok. Zenius)

Baca Juga: Pentingnya Teknologi untuk Membuat Dunia yang Lebih Baik

Keadaan Manusia Indonesia pada Masa Berburu dan Mengumpulkan Makanan

Nah, sekarang elo sudah tahu, apa yang dimaksud dengan masa berburu dan mengumpulkan makanan beserta teknologinya pada masa itu.

Tapi elo tahu nggak sih, bagaimana awal kehidupan manusia pada masa berburu dan mengumpulkan makanan di Indonesia?

Kalau belum tahu, pas banget, nih. Pada bagian ini, gue akan menceritakan kehidupan awal manusia Indonesia beserta kehidupan sosial dan kepercayaannya.

Kayak yang sudah gue mention sebelumnya, manusia purba pada masa berburu dan mengumpulkan makanan itu hidup di alam liar. Selain itu, mereka juga hidup nomaden, alias hidup berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain.

Tujuan mereka hidup berpindah-pindah adalah untuk bertahan hidup. Apabila area yang mereka tempati saat ini mulai kehabisan bahan makanan, mereka akan mulai mencari area yang memiliki persediaan bahan makanan lebih banyak. Hal ini karena mereka belum mengenal sistem pertanian.

Nah, elo perlu tahu nih, manusia modern saat ini atau yang diketahui sebagai Homo Sapiens bukan manusia pertama yang menduduki wilayah Indonesia. Sebelumnya, ada Homo Erectus dan Meganthropus Paleojavanicus yang lebih dulu menduduki wilayah Indonesia.

Kalau elo mau tahu lebih lanjut mengenai jenis manusia purba, tonton videonya di sini, yuk!Oke, balik lagi ke pembahasan. Karena hidup manusia purba yang nomaden, mereka juga diketahui melakukan perjalanan untuk sampai di wilayah Indonesia, contohnya kayak Homo Erectus. Sementara fosil Meganthropus Paleojavanicus ditemukan pada 1941 di wilayah Ngandong dan Pacitan oleh Von Koenigswald, seorang geolog asal Jerman.

Manusia purba hidup nomaden dan memanfaatkan gue dan tepian pantai sebagai tempat tinggal, buktinya bisa dilihat pada ukiran di dinding gua.
Gua peninggalan manusia purba. (Dok. Zenius)

Sekarang kita lanjut ke pembahasan tentang kehidupan sosial pada masa berburu dan mengumpulkan makanan. Nah, manusia purba pada waktu itu juga hidup berkelompok lho, tapi dalam skala kecil.

Namun, mengapa pada masa berburu dan mengumpulkan makanan manusia hidup berkelompok?

Oke gue jawab. Jadi, mereka hidup berkelompok dengan alasan bahwa hidup dengan kelompok kecil akan menguatkan hubungan mereka dan membuat mereka menganggap bertahan hidup akan lebih mudah.

Walaupun mereka hidup berkelompok, dulu tuh mereka nggak punya tingkatan/strata sosial lho. Selain itu, pada zaman Mesolitikum, manusia purba mulai membagi peran pekerjaan sesuai dengan gender.

Untuk laki-laki, mereka ditugaskan untuk berburu hewan. Sedangkan, perempuan ditugaskan untuk meramu atau memasak bahan makanan.

Udah ada pembagian tugas seperti zaman now, kan? Nah, yang jadi pertanyaan sekarang adalah kepercayaan yang mereka anut. Berbicara kehidupan sosial itu nggak akan jauh dari sistem beragama, iya nggak?

Pasalnya, agama ibarat perekat dalam kehidupan bermasyarakat. Nah, untuk menjawab pertanyaan, gue akan lanjut ke pembahasan berikutnya tentang kepercayaan pada masa berburu dan mengumpulkan makanan.

Kepercayaan mereka yang berhasil ditemukan adalah kepercayaan kubur-mengubur jenazah. Karena, masa ini terjadi pada saat belum mengenal tulisan, peninggalan yang dapat ditemukan adalah kepercayaan tentang kubur-mengubur.

Mereka percaya bahwa arwah jenazah akan lebih tenang jika dikubur. Ada dua jenis kuburan yang berhasil ditemukan setelah masa berburu selesai, kurang lebih dimulai pada masa bercocok tanam atau Zaman Neolithikum, nih, yaitu kubur batu dan kubur langsung (kubur primer).

Baca Juga: Apa Betul Hewan Purba Itu Moyangnya Hewan Sekarang? Tahu dari Mana?

Peninggalan Masa Berburu dan Mengumpulkan Makanan

Kalau dahulu kala ada sebuah kehidupan, pasti ada saja yang ditinggalkan. Nah, kali ini gue mau kasih tahu, apa aja sih yang menjadi peninggalan dari kehidupan manusia purba.

1. Kjokkenmoddinger

Hayo, di sini ada nggak yang belum pernah dengar tentang kjokkenmoddinger? Melansir dari Kompas, kjokkenmoddinger merupakan bahasa Denmark yang berasal dari gabungan kata, kjokken yang berarti dapur, dan modding yang berarti sampah.

Jadi, kjokkenmoddinger ini semacam tumpukan sampah dapur yang sudah ribuan tahun mengendap dan telah mengeras. Sampah ini berasal dari zaman Mesolitikum dan biasanya letaknya di tepian pantai.

Orang-orang sedang berada di sekitar kjokken moddinger yang merupakan tumpukan sampah dapur sejak zaman Mesolitikum.
Kjokkenmoddinger (Dok. Wikimedia Commons)

2. Abris Sous Roche

Kalau ini apa, ya? Nah, Abris Sous Roche ini semacam tempat tinggal yang terletak di gua. Dalam Bahasa Indonesia, Abris Sous Roche disebutnya gua ceruk karang. Dilansir dari Kompas, Abris Sous Roche pertama kali diteliti oleh seorang arkeolog bernama Van Stein Callenfels, pada tahun 1928 di Gua Lawa, Ponorogo.

Abris Sous Roche sebagai peninggalan masa berburu dan mengumpulkan makanan.
Bentuk dari Abris Sous Roche (Dok.Wikimedia Commons)

Itulah beberapa peninggalan dari manusia purba yang hidup pada Zaman Batu. Wah, kayaknya sudah cukup ya materi kali ini. Sekarang gue mau coba tes apakah elo paham dengan penjelasan gue tadi.

Contoh Soal Masa Berburu dan Mengumpulkan Makanan

1. Manakah teknologi pada masa berburu dan mengumpulkan makanan yang digunakan selama zaman Paleolitikum sampai Mesolitikum?

A. Kapak Genggam.

B. Alat Tulang.

C. Alat Serpih.

D. Kapak Perimbas.

E. Kapak Pendek.

Jawaban dan Pembahasan:

Jawaban: C. Alat Serpih.

Ingat, cuma ada alat serpih yang ditemukan di kedua zaman tersebut. Hanya saja, alat serpih mengalami perbaikan bentuk dan tekstur yang menjadi lebih jelas dan lebih halus.

2. Mengapa manusia purba hidup secara nomaden?

Jawaban dan Pembahasan: Karena, manusia purba hidup di alam liar dan bergantung kepada alam. Mereka mencari bahan makanan dengan memburu hewan di sekitar area yang mereka tempati. Jika dirasa bahan makanan di area tersebut mulai menipis, mereka akan berpindah ke tempat yang memiliki bahan makanan lebih banyak.

Nah, jadi begitulah gambaran kehidupan pada masa berburu dan mengumpulkan makanan pada Zaman Batu. Kalau elo mau mendalami materi ini, elo juga bisa tonton materinya lewat aplikasi Zenius. Yuk, langsung aja klik banner di bawah ini!

Materi Warisan Peradaban Purba - Sejarah Indonesia

Sobat Zenius, sudah download aplikasi Zenius kan? Kalau elo mau daftar paket belajarnya untuk menemani elo belajar kapanpun dan dimanapun, langsung aja klik banner di bawah ya!

Kehidupan Masa Berburu dan Mengumpulkan Makanan - Materi Sejarah Kelas 10 9

Baca Juga: Pengertian Zaman Mesozoikum, Ciri-Ciri, dan Peninggalannya

Ditulis oleh: Karina Dwi Agustina dari Universitas Indonesia, bagian dari Kampus Merdeka 2022

Diperbarui oleh: Maulia Indriana Ghani & Arieni Mayesha

Originally Published: April 28, 2022

Referensi:

Pengertian Abris Sous Roche dan Kjokkenmoddinger – Kompas (2022)

Kitchen midden at Elizabeth Island 1888 – Wikimedia Commons (2007)

Masa Berburu dan Mengumpulkan Makanan – Kompas (2022)

Peralatan Manusia Purba dan Fungsinya – Kompas (2021)

Serba Serbi Makanan Zaman Purba – Historia (2019)

Kjokkenmoddinger: Pengertian, Fungsi, dan Lokasi Penemuan – Kompas (2021)

Peranan Protista dalam Kehidupan

Halo Sobat Zenius!

Di artikel Zenius sebelumnya kita telah membahas definisi dan klasifikasi kingdom protista. Nah buat elo yang belum baca, coba elo baca dulu materinya di sini.   Kalau di artikel tersebut sudah membahas mengenai definisi dan klasifikasi, kali ini gue akan membahas apa saja peranan protista dalam kehidupan sehari-hari. 

Buat elo yang belum baca artikel tersebut atau mungkin udah lupa materinya, gue saranin untuk baca artikel tersebut yaa biar nyambung pas baca ini!

Kalau udah, yuk langsung aja kita mulai!

Pengantar Singkat Protista

protista, ganggang laut
Gambar oleh djedj dari Pixabay  

Dalam dunia taksonomi, Protista dikenal sebagai sebuah Kingdom yaitu Kingdom Protista.  Hal ini pertama kali diusulkan oleh Georg A. Goldfuss, seorang pakar biologi asal Jerman pada tahun 1830-an yang memperkenalkan istilah protozoa (protista) serta mengusulkannya agar dipisah dari makhluk hidup lainnya. Pada tahun 1860-an, John Hogg, seorang ahli Biologi asal Inggris menemukan istilah Protoctista lalu memasukkannya ke dalam empat kingdom. Menurut Irnaningtyas, dalam buku Biologi untuk SMA/MA Kelas X, Protista adalah organisme eukariotik (memiliki membran inti) yang umumnya uniseluler serta hidup soliter maupun berkoloni.

Protista sendiri memiliki anggota yang sangat beragam, agar lebih mudah dipelajari  para ahli taksonomi membagi Protista dalam tiga kategori, yaitu :

  1. Protista yang menyerupai hewan (Protozoa), memiliki sifat yang hampir sama dengan hewan yaitu tidak bisa membuat makanannya sendiri namun dapat bergerak secara aktif.
  2. Protista yang menyerupai tumbuhan (Protophyta), biasa dikenal sebagai alga atau ganggang. Protophyta memiliki ciri khas seperti tumbuhan yaitu bisa melakukan fotosintesis. 
  3. Protista yang menyerupai jamur, memiliki sifat heterotrof dan bisa membentuk struktur filamen. Namun, Protista jenis ini tidak bisa dimasukkan ke dalam kingdom Fungi karena ia tidak menghasilkan kitin. 

 Baca juga : Definisi dan Klasifikasi Kingdom Protista – Materi Biologi Kelas 10

Peranan Protista yang Menguntungkan dalam Kehidupan

Protista dikenal memberi banyak manfaat bagi manusia maupun organisme lainnya. Manfaat terbesarnya adalah sebagai penghasil oksigen dan sebagai produsen terbesar di laut. Berikut ini contoh protista yang membawa keuntungan: 

  1. Foraminifera, memiliki kerangka kosong yang mengendap di dasar laut lalu membentuk tanah globigerina yang berguna sebagai petunjuk adanya minyak bumi.
  2. Entamoeba Coli, bakteri yang hidup dalam usus besar manusia dan membantu proses pembusukan sisa-sisa makanan dan menyintesis Vitamin K.
  3. Radiolaria, hidup di dasar perairan untuk membentuk tanah radiolaria. Tanah ini mengandung zat kersik yang dapat digunakan sebagai bahan penggosok.
  4. Ganggang, pada ekosistem perairan ganggang bertindak sebagai fitoplankton yang dapat menghasilkan energi bagi organisme heterotrof karena kemampuannya melakukan fotosintesis. Sementara dalam bidang industri ganggang bisa dimanfaatkan sebagai bahan dalam pembuatan es krim, agar-agar, kosmetik, bahan penggosok, dan lainnya.
  5. Laminaria Lavaniea, memiliki kandungan kalsium yang bisa dimanfaatkan sebagai pupuk pertanian dan makanan ternak.
  6. Laminaria Digitalis, menghasilkan yodium yang dapat menjadi obat untuk penyakit gondok.
  7. Ganggang Hijau (Chlorophyta) merupakan sumber fitoplankton yang digunakan sebagai pakan ikan dan hewan air lainnya. Dengan kata lain, ganggang hijau merupakan produsen bagi hewan-hewan lainnya.
  8. Macrocystis  Pyrifera, mengandung yodium yang terdiri dari Na, P, N dan Ca yang dapat dimanfaatkan sebagai suplemen untuk hewan ternak.
  9. Porphyra, merupakan spesies alga merah yang dimanfaatkan dalam pembuatan suplemen kesehatan.

Peranan Protista yang Merugikan dalam Kehidupan

Selain membawa keuntungan, protista juga bisa membawa kerugian bagi manusia maupun organisme lainnya. Hal ini disebabkan karena banyak anggota dari protista yang bersifat parasit. Berikut ini contoh jenis protista yang membawa dampak buruk bagi makhluk hidup:

  1. Entamoeba Gingivalis, merupakan Rhizopoda parasit dalam tubuh manusia. Organisme ini menyebabkan kerusakan gigi dan gusi yang biasa disebut penyakit gingivitis.
  2. Entamoeba Histolytica, merupakan kelompok Rhizopoda penyebab penyakit disentri atau penyakit amebiasis. Penyakit ini merupakan infeksi yang disebabkan karena parasit pada usus. 
  3. Trichomonas Foetus, menyebabkan keguguran spontan pada ternak.
  4. Trypanosoma Cruzi, menyebabkan penyakit chagas atau anemia pada anak-anak.
  5. Trypanosoma Brucei, menyebabkan penyakit nagana pada hewan ternak.
  6. Giardia Lamblia, protozoa usus yang menimbulkan penyakit disentri, diare, dan kejang-kejang di bagian perut.
  7. Balantidium Coli, merupakan anggota Ciliata yang bersifat parasit pada manusia, dapat menyebabkan penyakit diare berdarah yang gejalanya sama seperti penyakit diare biasa.
  8. Plasmodium, merupakan anggota dari Sporozoa yang menyebabkan penyakit malaria.
  9. Saprolegnia Parasitica, merupakan protista mirip jamur yang bersifat parasit pada sisik dan insang ikan yang terluka.
  10. Phytophthora Nicotine, parasit yang menyebabkan penyakit pada tanaman tembakau.

Oke sip, itu dia materi mengenai peranan protista dalam kehidupan sehari-hari. Fungsi protista yang ternyata banyak mengingatkan kita bahwa setiap makhluk hidup di bumi ini memiliki peranan masing-masing. 

Nah, kalau elo gimana? Apa peran elo? Kalau gue, mengingatkan elo kalau ingin mempelajari materi ini dalam bentuk video, elo tinggal klik banner di bawah ini! Jangan lupa sign-in dulu ya ke akun Zenius lo.

Peranan Protista dalam Kehidupan 26

Last but not least, supaya proses belajar elo semakin efektif,  gue ada beberapa rekomendasi paket belajar yang dapat elo pilih sesuai kebutuhan elo! Langsung aja klik banner di bawah ini

Peranan Protista dalam Kehidupan 27

Sekian dari gue, semoga bermanfaat dan semangat belajarnya!

Penulis : Yunita Widyaningsih