Konsep Enzim, Struktur, Sifat, Cara Kerja, dan Fungsinya

Kali ini kita akan membahas konsep enzim, termasuk struktur, sifat, cara kerja, dan fungsinya bagi kehidupan. Materi ini kita pelajari pada mata pelajaran Biologi.

Elo tahu nggak sih, ada berbagai aktivitas reaksi biokimia yang ada di dalam tubuh kita, sehingga kita bisa hidup dengan baik hingga sekarang, lho.

Aktivitas tersebut biasanya kita sebut sebagai metabolisme. Nah, metabolisme ini erat banget kaitannya sama peran enzim.

Hmm, memangnya enzim itu apa, dan apakah sepenting itu untuk tubuh kita? Tak kenal maka tak sayang, mari kita kenalan sama enzim yang sangat krusial bagi kehidupan makhluk hidup.

Sebagai catatan, materi enzim ini biasanya kita pelajari di mata pelajaran Biologi kelas 12, ketika mulai memasuki bab enzim dan energi.

Tanpa berlama-lama, yuk kita mulai pembahasan mengenai enzim dari pengertian, struktur, sifat, fungsi, cara kerja, serta contohnya.

Apa Itu Enzim?

Definisi enzim itu sebenarnya simpel. Enzim adalah biokatalis. Yap, itu saja sudah cukup mendefinisikan enzim.

Namun, biokatalis itu apa? Biokatalis itu merupakan zat yang mempercepat reaksi dalam tubuh. Nah, semua jenis enzim adalah biokatalis, namun tidak semua biokatalis adalah enzim.

Kalau Sobat Zenius ingin pengertian enzim yang lebih panjang, kita bisa bilang bahwa, enzim adalah makromolekul yang berperan sebagai katalis dalam makhluk hidup, dengan mengatur laju reaksi kimia tanpa berubah di akhir reaksi.

Untuk penjelasan yang lebih dalam dan asyik soal konsep enzim ini, elo bisa banget lho nonton video materi katalis dan energi di aplikasi Zenius.

Video ini tidak cuma sekedar ngasih definisi, tapi benar-benar memberikan pemahaman dan pengetahuan lebih lanjut tentang konsep enzim.

Untuk menonton videonya, elo tinggal klik link di bawah ini aja ya. Selamat menonton!

Video: Katalis dan Energi

video katalis dan energi yang menjelaskan konsep enzim
Yuk, nonton video katalis dan energi yang menjelaskan konsep enzim! (Arsip Zenius)

Gimana, setelah menonton video tersebut, elo jadi paham kan gimana konsep enzim sebagai biokatalis dan kaitannya dengan metabolisme? Next, kita lanjut membahas struktur enzim ya.

Struktur Enzim

Secara umum, struktur enzim biasa digambarkan seperti ini nih, Sobat Zenius.

Struktur enzim terdiri dari apoenzim dan kofaktor.
Struktur enzim. (Arsip Zenius)

Bisa dilihat dari ilustrasi tersebut, enzim (atau yang disebut holoenzim) itu tersusun dari apoenzim (struktur protein) dan kofaktor (struktur nonprotein).

Nah, kalau kita lihat bentuk ilustrasi enzim di sebelah kiri, di situ ada yang namanya sisi aktif dan kofaktor.

Sisi aktif merupakan sisi yang berikatan dengan substrat. Sedangkan, kofaktor adalah bagian tambahan berupa ion anorganik, gugus prostetik, dan koenzim.

Berita baik nih, Sobat Zenius. Gue punya rekomendasi video yang jelas dan to the point banget tentang struktur enzim.

Video materi struktur enzim Zenius ini menjelaskan tiap bagian dari struktur enzim secara bertahap. Sehingga, kita bisa memahami materi dengan mudah, lho!

Langsung saja nonton penjelasan tentang strukturnya melalui link video di bawah ini.

Video: Struktur Enzim

video materi struktur enzim dari Zenius Education.
Yuk, nonton video materi struktur enzim dari Zenius Education! (Arsip Zenius)

Oh ya, setiap video materi di Zenius itu dilengkapi dengan latihan soal. Jadi, setiap selesai nonton video, elo bisa tes pemahaman juga. Mantap banget ya?

Selanjutnya, kita bahas sifat-sifat enzim.

Sifat-Sifat Enzim

Enzim memiliki beberapa karakteristik sebagai berikut.

  • Sebagai katalisator, dapat mempercepat reaksi kimia.
  • Dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti suhu dan pH.
  • Bisa digunakan berulang-ulang.
  • Bekerja pada substrat yang spesifik. Misalnya enzim protease hanya bisa memecah protein menjadi asam amino saja.
  • Bersifat sama seperti sifat protein pada umumnya.

Baca Juga: Struktur Protein Beserta Sifat dan Fungsinya – Materi Kimia Kelas 12

Nah, sifat-sifat enzim ini akan semakin terlihat seiring semakin dalamnya pembahasan kita nanti. Oleh karena itu, mari kita bahas cara kerja dan faktor yang mempengaruhi kerja enzim.

Cara Kerja Enzim

Secara umum, cara kerja enzim itu seperti ini. Jadi, ada substrat yang berikatan dengan sisi aktif enzim. Dari situ, terbentuklah kompleks enzim substrat yang dalam bahasa Inggris disebut enzyme-substrate complex.

Selanjutnya, kompleks enzim substrat tersebut diubah menjadi produk. Nah, setelah reaksi tersebut selesai, enzim itu tetap sama alias nggak berubah-ubah.

Makanya, enzim bisa dipakai secara berulang-ulang, seperti yang diilustrasikan siklus di bagian kanan ilustrasi berikut.

Cara kerja enzim zenius education.
Cara kerja enzim. (Arsip Zenius)

Sampai sini, sudah jelas ya bagaimana cara kerja enzim secara umum. Lalu, bagaimana dengan ilustrasi di sebelah kiri ilustrasi di atas? 

Di situ, kita bisa lihat ada sebutan lock and key dan induced fit. Nah, itu dua-duanya merupakan teori mengenai cara kerja enzim.

Kalau dilihat-lihat, kedua teori tersebut agaknya mirip ya dengan cara kerja enzim secara umum. Namun, masing-masing model memiliki perbedaan tuh di bagian sisi aktif. Seperti apa ya perbedaannya?

Temukan jawabannya melalui video mekanisme kerja enzim yang membahas cara kerja secara umum serta model lock and key dan induced fit di bawah ini.

Video: Mekanisme Kerja Enzim

video materi mekanisme kerja enzim di Zenius
Yuk, nonton video materi mekanisme kerja enzim di Zenius! (Arsip Zenius)

Mantap, sekarang kita sudah paham nih soal cara kerja enzim. Nah, kerja enzim ini dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor lho, Sobat Zenius.

Kira-kira, apa saja faktor yang mempengaruhi kerja enzim? Mari kita bahas di bagian selanjutnya.

Baca Juga: Prinsip Dasar Bioteknologi & Contoh Penggunaannya

Faktor Yang Mempengaruhi Kerja Enzim

Setidaknya, ada lima faktor yang mempengaruhi kerja enzim, yaitu suhu, pH, konsentrasi enzim, konsentrasi substrat, dan inhibitor. Wah, gimana tuh maksudnya?

Gue bakal jelasin satu per satu melalui tabel di bawah ini.

Faktor yang mempengaruhu kinerja enzim
Faktor yang mempengaruhu kinerja enzim

Wah, ternyata kerja enzim dapat diganggu oleh inhibitor. Sebagai catatan, inhibitor itu ada dua jenis ya: inhibitor kompetitif dan inhibitor non kompetitif.

Bedanya apa? Dari namanya aja kan kompetitif ya, inhibitor kompetitif itu berkompetisi dengan substrat buat berikatan dengan sisi aktif.

Sedangkan inhibitor non kompetitif itu tidak berlomba dengan substrat, namun bisa mengubah bentuk sisi aktif dengan berikatan dengan sisi alosterik enzim.

Sobat Zenius, di playlist Zenius itu ada lho video-video yang membahas faktor yang mempengaruhi kerja enzim. Elo bisa mulai dari video di bawah ini.

Video: Faktor Yang Mempengaruhi Enzim

Faktor yang mempengaruhi enzim.
Yuk, cari tahu apa faktor yang mempengaruhi enzim. (Arsip Zenius)

Setelah selesai nonton video tersebut, elo bisa lanjut ke pembahasan tentang Turnover Rate dan Inhibitor.

Turnover rate di sini berkaitan dengan faktor konsentrasi substrat yang juga mempengaruhi kerja enzim. Ini link videonya.

Video: Turnover Rate dan Inhibitor

Macam-Macam Enzim Dan Fungsinya

Di dalam tubuh kita, ada berbagai jenis enzim dengan fungsi yang berbeda. Setiap jenis dan fungsi enzim ini sangat penting. 

Secara umum, sebenarnya fungsi enzim itu intinya mempercepat reaksi. Pertanyaannya, reaksi itu untuk apa ya?

Mari kita lihat contoh macam-macam enzim dan fungsinya, berdasarkan informasi dari situs Cleveland Clinic dan Alodokter di bawah ini.

  • Amilase, berfungsi untuk memecah zat pati atau karbohidrat menjadi glukosa.
  • Lipase, bertugas memecah lemak menjadi asam lemak.
  • Pepsin, memecah protein menjadi peptida
  • Protease, berfungsi memecahkan protein menjadi asam amino.
  • Laktase, berfungsi memecah gula laktosa yang biasanya berasal dari susu.

Baca Juga: Mengenal Sistem Pencernaan dan Organ-Organ yang Terlibat

Contoh Soal Konsep Enzim

Berikut ini contoh soal materi ini dan pembahasannya.

Contoh Soal 1

Pernyataan berikut yang tidak benar mengenai enzim adalah.…

A. Enzim adalah biokatalis yang mempercepat reaksi di dalam tubuh.

B. Enzim lipase  berfungsi memecah lemak menjadi asam lemak.

C. Inhibitor merupakan zat yang mendukung laju kerja reaksi enzim.

D. Enzim atau holoenzim tersusun oleh apoenzim dan kofaktor.

E. Suhu mempengaruhi kerja enzim.

Pembahasan:

Pada soal ini, kita diminta mencari jawaban yang nggak benar. Nah, kalau kita lihat satu per satu, semua jawaban di atas sudah dibahas lho pada artikel ini.

Di antara pilihan jawaban tersebut, ada pernyataan yang salah nih, yaitu bahwa inhibitor merupakan zat yang mendukung laju kerja reaksi enzim.

Soalnya, inhibitor justru menghambat kerja enzim ya, Sobat Zenius. Ingat, inhibitor berkompetisi dengan substrat atau bisa juga mengubah bentuk sisi aktif.

Oleh karena itu, jawabannya adalah C.

Contoh Soal 2

Enzim memiliki sifat sebagai berikut, kecuali …

A. katalistator

B. dipengaruhi pH

C. spesifik

D. bisa digunakan berulang kali

E. memecah berbagai substrat

Pembahasan:

Sebelumnya, kita sudah tahu bahwa enzim merupakan katalisator yang mempercepat reaksi kimia dalam tubuh.

Nah, kerja enzim ini dipengaruhi oleh pH dan faktor lainnya. Berhubung enzim nggak berubah setelah reaksi, enzim bisa digunakan kembali.

Selain itu, enzim memiliki sifat spesifik, dalam arti enzim dapat memecah substrat yang spesifik.

Oleh karena itu, salah ya kalau dibilang enzim bisa memecah berbagai substrat. Jadi, jawabannya adalah E.

Contoh Soal 3

Penyusun utama enzim dalam bentuk molekul protein adalah …

A. apoenzim

B. haloenzim

C. prozim

D. kofaktor

E. holotor

Pembahasan:

Masih ingat kan bahwa enzim atau holoenzim itu terdiri dari apoenzim dan kofaktor? Apoenzim merupakan struktur protein, sedangkan kofaktor adalah struktur non protein. Jadi, jawabannya adalah A.

Contoh Soal 4

Enzim disebut sebagai biokatalisator yang berarti …

A. senyawa organik yang menghambat metabolisme

B. zat anorganik yang menghambat metabolisme

C. zat organik yang memberhentikan metabolisme

D. senyawa anorganik yang mempercepat metabolisme

E. senyawa organik yang mempercepat metabolisme

Pembahasan:

Ingat, katalisator itu artinya zat yang mempercepat reaksi dalam tubuh. Nah, reaksi dalam tubuh ini adalah metabolisme. Nah, sebagai catatan enzim itu merupakan senyawa organik ya.

Maka, jawaban yang tepat adalah E.

Baca Juga: Contoh Soal PTS Biologi Kelas 12 Semester 1 dan Pembahasan

*********

Oke Sobat Zenius, itulah pembahasan singkat mengenai enzim. Kalau elo ingin mempelajari materi Biologi lainnya dengan lebih dalam dan asyik, coba deh nonton video materi Zenius dan akses soal-soalnya.

materi biologi

Pastikan elo log in akun Zenius elo ya supaya bisa akses video dan soalnya.

Biar lebih lengkap elo juga bisa berlangganan paket belajar Zenius. Tinggal klik banner di bawah ini biar elo bisa coba asiknya belajar sama Zenius!

Paket Belajar Zenius

Sampai di sini dulu artikel kali ini, dan sampai jumpa di artikel selanjutnya!

Referensi:

Enzymes – Cleveland Clinic (Updated 2021)

Ketahui Macam-macam Enzim Pencernaan dan Fungsinya di Sini – Alodokter (Updated 2021)

Pengertian dan Jenis-jenis Peta Beserta Fungsinya

Pada materi Geografi kelas 10 akan dipelajari pengertian dan jenis-jenis peta. Zenius punya pembahasan lengkapnya, termasuk fungsi peta dan contoh soal. Yuk, simak!

Penulis: Nada Alfi Aliyah

Pernah kebayang nggak, sih? Seandainya di dunia ini nggak ada peta, kira-kira gimana ya kita bisa jalanin hidup sehari-hari? Kayaknya, mau ngopi deket rumah aja kalau nggak ngecek  dulu lokasinya di Google Maps atau Waze kayak ada yang kurang gitu. Apalagi kalau peta itu sendiri dari awal nggak pernah dibuat?

Waduh, kayaknya bakal nggak ada tuh segala kemudahan yang kita bisa rasakan saat ini. Misal, kita bakal sulit mengetahui rute perjalanan ke tujuan kita sedang dalam keadaan macet atau lengang. Secara, mata kita kan diciptakan nggak secanggih satelit untuk bisa menerawang sampai ke ujung dunia. 

Big thanks to Abraham Ortellius karena beliau udah menciptakan peta dunia untuk pertama kalinya pada tahun 1570. Sebenarnya peta itu sendiri udah pernah diciptakan oleh Bangsa Babilonia pada sekitar 2300 tahun Sebelum Masehi yang dibuat dari tanah liat. Tapi untuk peta dunia yang benar-benar jelas itu baru diciptakan tahun 1570. Dan sampai saat ini, peta sendiri sudah berkembang nggak cuma seputar peta dunia aja, tapi masih banyak lagi. 

Nah, di sini gue akan jelasin nih jenis-jenis dan klasifikasi peta yang ada di dunia. Mulai dari peta umum, peta khusus, peta berdasarkan bentuk, dan peta berdasarkan skala. So, let’s check this out!

Peta Umum

Sebelum masuk pembahasan tentang peta umum, gue akan ingetin dulu nih definisi dari peta supaya kalian bisa lebih paham dengan apa yang akan kita bahas, okay? 

Peta merupakan gambaran permukaan Bumi yang disajikan dalam bidang datar dengan skala tertentu. Nah, skala itu sendiri terbagi lagi ke beberapa jenis, nih. Ada skala numerik, skala grafis, dan juga skala verbal.

Sekarang, kita masuk ke pengertian peta umum. Peta umum adalah peta yang menggambarkan permukaan Bumi secara umum. Pada peta jenis ini, terdapat informasi-informasi yang bersifat umum. Contoh peta umum yaitu ada peta topografi dan peta korografi.

Peta Topografi

Peta topografi adalah peta yang menggambarkan permukaan Bumi lengkap dengan reliefnya. Dilansir dari Jurnal Informatika (2004), peta topografi memiliki informasi tentang ketinggian permukaan tanah pada suatu tempat terhadap permukaan laut yang digambarkan dengan garis-garis kontur. Garis-garis ini menunjukkan permukaan Bumi atau perbedaan ketinggian pada suatu tempat. Misalnya sungai, jalan, pemukiman dan lain-lain.

contoh peta topografi
Contoh Peta Topografi (Dok: Muhammad Nasri via Wikimedia Commons)

Mengingat peta topografi memberikan gambaran Bumi secara realitis, peta ini biasa dimanfaatkan untuk membantu pencarian fosil, perencanaan pembangunan, pendakian, konversi lingkungan, dan lain sebagainya. 

Wah, ternyata perumahan, sekolah-sekolah, jembatan penyeberangan, sampai gedung-gedung tinggi yang ada di sekeliling kita saat ini tuh bisa ada berkat bantuan peta topografi, ya! 

Kalau mau mengulang belajar tentang Konsep Peta secara keseluruhan, kamu bisa baca artikel ini: Pengertian Peta, Fungsi, Unsur, Jenis, dan Contohnya.

Peta Korografi

Peta korografi adalah jenis peta yang menggambarkan seluruh atau sebagian permukaan Bumi yang bersifat umum. Peta korografi ini biasanya berskala sedang. Nanti bakal gue jelasin skala sedang tuh peta yang kayak gimana. 

Nah, contoh peta korografi yaitu atlas. Kalian pasti udah nggak asing lagi sama peta yang satu ini. Yap, istilah atlas yang selama ini kalian kenal itu rupanya merupakan contoh dari peta korografi, loh! Fungsi dari peta ini yaitu untuk menggambarkan suatu daerah yang luas. Mulai dari suatu provinsi, negara, bahkan dunia.

jenis-jenis peta, salah satunya atlas yang merupakan contoh peta korografi.
Atlas merupakan contoh peta korografi. (Dok. Arsip Zenius)

Peta Khusus/Tematik

Kebalikan dari peta umum yang menggambarkan permukaan Bumi secara umum, peta khusus atau peta tematik menggambarkan permukaan Bumi yang mencakup informasi dengan tema tertentu. Contoh dari peta tematik yaitu seperti peta persebaran Covid-19, peta objek wisata, peta persebaran penduduk, dan peta-peta lain yang menggambarkan suatu informasi khusus. 

Fungsi dari peta khusus/tematik yaitu untuk menggambarkan persebaran suatu fenomena secara geografis. Jadi, kalau peta persebaran Covid-19 itu berarti peta yang menggambarkan persebaran kasus positif Covid-19 di wilayah tertentu. Sampai sini paham, kan? 

Berikut ada contoh peta sebaran Covid-19 di Jawa Timur.

Jenis-jenis peta salah satunya peta khusus/tematik, seperti peta persebaran Covid-19 di suatu daerah.
Contoh Peta Khusus/Tematik: Peta Persebaran Covid-19 di Jawa Timur. (Dok. Wikimedia Commons)

Peta Berdasarkan Bentuk

Seperti yang udah gue singgung sedikit tadi, peta dapat dibedakan berdasarkan bentuk dan skalanya. Sekarang gue akan bahas dulu nih peta apa aja sih yang bisa dibedakan berdasarkan bentuknya? Peta berdasarkan bentuk terbagi menjadi tiga, yaitu peta datar, peta timbul, dan peta digital. Langsung aja, yuk, bahas satu-satu!

Peta Datar

Peta datar atau peta planimetri merupakan peta dua dimensi yang permukaannya berbentuk datar. Elo tentu paham dong yang namanya dua dimensi berarti hanya bisa dilihat dari satu sisi. Peta ini digambarkan menggunakan perbedaan warna atau simbol. Secara kegunaan, peta datar atau peta planimetri berfungsi untuk mengamati kenampakan Bumi.

Jenis-jenis peta salah satunya peta datar.
Peta Datar (Dok. Arsip Zenius)

Peta Timbul

Peta timbul atau peta stereometri merupakan peta dengan permukaan tiga dimensi. Peta ini mirip dengan keadaan sebenarnya di permukaan Bumi. Jadi, bentuknya tuh bener-bener kayak asli. Misal, ada peta yang menggambarkan gunung, bentuknya beneran menjulang kayak gunung yang sebenarnya cuma versi diperkecil dengan skala tertentu aja. 

Nah, kalau peta datar tadi fungsinya untuk mengamati kenampakan Bumi. Sedangkan peta timbul berfungsi untuk mengamati keadaan permukaan Bumi berdasarkan ketinggian suatu daerah. Jadi bisa memudahkan dan mengenali medan yang dimaksud secara visual.

Jenis-jenis peta, salah satunya peta timbul.
Peta Timbul (Dok. Arsip Zenius)

Kamu juga perlu tahu lho apa saja unsur penyusun peta dan komponennya. Lanjut ke link berikut untuk membacanya: 10 Komponen Peta dan Keterangannya.

Peta Digital

Nah, kalau peta yang satu ini pasti kalian sering banget jumpai di kehidupan sehari-hari. Peta digital merupakan peta hasil pengolahan data digital yang tersimpan dalam komputer. Kayak Google Maps, Waze, dan peta-peta yang bisa didapatkan di gadget kalian itu yang disebut peta digital. 

Peta digital berfungsi untuk memberikan representasi akurat dari suatu daerah tertentu, merinci jalan utama dan tempat-tempat lainnya.

Jenis-jenis peta salah satunya peta digital, seperti Google Maps dan Waze.
Peta Digital (Dok. Arsip Zenius)

Peta Berdasarkan Skala

Oke, selanjutnya gue bakal bahas tentang peta berdasarkan skala. Ada apa aja sih jenis-jenis peta berdasarkan skala? Gue sebutin ya, peta ini diklasifikasikan menjadi lima jenis, yaitu peta kadaster, peta skala besar, peta skala sedang, peta skala kecil, dan peta geografis. Sini, gue jelasin satu-satu.

Peta Kadaster

Yang pertama ada peta kadaster atau peta teknik. Peta ini memiliki skala 1:100 – 1:5000. Peta kadaster biasanya dipakai sebagai penggambaran luas tanah atau bisa juga untuk sertifikat tanah. Informasi yang disajikan peta ini ada banyak, loh! Contohnya ada kepadatan penduduk, kepemilikan tanah, jaringan jalan utama, kemampuan lahan, dan penggunaan lahan.  

Peta Skala Besar

Lanjut yang kedua! Setelah membahas peta kadaster, gue bakal jelasin peta skala besar. Peta skala besar memiliki skala 1:5000 – 1:250.000. Kalian tau kan peta kelurahan, peta kecamatan, peta desa, dan peta kota? Nah, peta-peta yang sekiranya seukuran segitu merupakan contoh dari peta skala besar. 

Peta Skala Sedang

Yang ketiga! Peta skala sedang. Peta skala sedang memiliki skala 1:250.000 – 1:500.000. Nah, cakupan wilayah yang digambar dalam peta ini contohnya seperti provinsi, pulau, dan sebagainya.

Peta Skala Kecil

Selanjutnya ada peta skala kecil. Peta skala kecil memiliki skala 1:500.000 – 1:1.000.000. Untuk peta skala kecil gambaran cakupan wilayahnya cukup luas. Misal suatu negara.

Peta Skala Geografis

Nah, yang terakhir nih! Peta skala geografis adalah peta yang memiliki skala lebih dari 1:1.000.000. Contoh cakupan wilayah peta skala geografis yaitu peta benua atau peta dunia. 

Untuk belajar cara menghitung skala peta, kamu bisa baca artikel ini: Cara Menghitung Skala Peta dan Mencari Jarak Sebenarnya.

Contoh Soal dan Pembahasan

1. Bangsa yang pertama kali membuat peta adalah ….

  1. Mesir Kuno
  2. Babilonia
  3. Indian
  4. Inca 
  5. Yunani

Jawab :

Peta pertama kali dibuat oleh bangsa Babilonia sekitar 2300 tahun SM dengan menggunakan tanah liat sebagai bahan dasar. Kemudian pada tahun 1570, peta dunia pertama kali dibuat oleh Abraham Ortelius, ahli kartografi dari Belgia. Kemudian peta lengkap Benua Eropa dibuat pada tahun 1595 oleh Gerardus Mercator. Jadi, jawaban yang tepat yaitu B. Babilonia.

****

Nah, itu dia tadi jenis-jenis dan klasifikasi peta beserta fungsinya yang bisa elo pelajari. Kalau elo masih kepo dan pengen tau lebih lanjut lagi tentang penjelasan jenis-jenis peta, elo bisa banget nonton video selengkapnya di Zenius! Caranya gampang banget, tinggal klik banner di bawah ini dan elo bisa akses video lengkapnya! Oh, ya, jangan lupa log in akun dan berlangganan dulu, ya!

materi belajar Pengertian Peta dan Jenis-jenis Peta

Nah, kalau elo belum berlangganan paket belajar Zenius, klik gambar di bawah ini ya! Dijamin belajar elo bakal lebih asik!

SKU-BELI-PAKET-BLJR-1

Referensi:

Rostianingsih, Silvia dan Gunadi, Kartika. Pemodelan Peta Topografi ke Objek Tiga Dimensi. 2004. JURNAL INFORMATIKA Vol. 5, No. 1.

Unsur-unsur Pajak & Fungsinya – Materi Ekonomi Kelas 11

Halo Sobat Zenius! Di artikel kali ini gue akan membahas mengenai materi pajak kelas 11. Nah, materi ini adalah salah satu materi Ekonomi penting yang elo pahami. 

Dan melalui artikel ini juga gue mau ngajak elo semua buat mengupasnya lebih dalam lagi, mulai dari definisi, unsur-unsur pajak, hingga fungsinya di kehidupan kita sehari-hari.

Istilah pajak udah sering banget terdengar di mana-mana. Ibarat kata, semua yang dilakukan pasti ada aja pajaknya. 

Contoh paling sederhananya gini deh. Ketika elo lagi makan bareng sama temen-temen di restoran, pas mau bayar, pasti bakal nemuin tuh istilah “PPN” di struknya, ya kan? 

Nah, Pajak Pertambahan Nilai atau PPN ini merupakan pajak yang harus elo bayarkan ke restoran tersebut.

Masih bingung? Oke, kita coba lagi. Elo pernah nggak ketika mau beli barang, ketemu sama istilah “harga sudah termasuk pajak/PPN”? 

Kalau gini situasinya, artinya harga yang harus elo bayarkan untuk barang tersebut udah termasuk pajak ekonomi. Jadi, nggak perlu lagi deh bayar pajak karena udah termasuk di harga tersebut.

Tak bisa dimungkiri, buat elo yang ambil jurusan IPS sudah pasti akan bertemu materi pajak di kelas 11 ini ya. 

Oke, tanpa basa-basi lagi, yuk, simak artikel terkait materi pajak kelas 11 di bawah ini!

Pengertian Pajak

pajak
Ilustrasi Pajak yang tercatat dalam struk pembelian (Dok. Freepik)

Nah, bagian pertama dari materi pajak kelas 11 ini adalah elo perlu memahami dulu pengertian dari pajak. 

Dari contoh yang udah gue kasih tau di atas, bisa disimpulkan kalau pajak itu adalah iuran wajib yang bersifat memaksa, dalam pengaturannya diatur oleh Undang-undang dan balas jasanya tidak bisa dirasakan langsung oleh masyarakat.

Loh, kok sifatnya maksa, sih?

Ya, betul banget. Pajak itu sifatnya memaksa karena transaksi apapun yang dilakukan pasti akan dibebani pajak. Mau itu belanja di supermarket, makan di restoran, beli baju, atau bahkan beli tiket bioskop. 

Hal tersebut mutlak dan nggak bisa menolak untuk membayar pajak ketika melakukan transaksi tersebut karena itu wajib untuk dibayarkan.

Pemungutannya juga nggak sembarangan dilakukan loh, karena pajak telah diatur oleh Undang-undang. 

Jadi, semua aturan mengenai pajak seperti berapa besar tarif pajak yang harus elo bayar ketika melakukan transaksi itu juga semuanya udah diatur oleh Undang-undang, sehingga aturannya jelas dan sesuai untuk diaplikasikan ke kehidupan sehari-hari.

Oh ya, balas jasa setelah elo bayar pajak juga nggak bisa dirasakan langsung ya. Biasanya suka ada yang nanya “ini kita bayar pajak buat apa sih?”. Nah, pembayaran yang elo lakukan itu akan memberikan dampak yang sifatnya jangka panjang atau istilahnya bisa elo rasakan di kemudian hari, nggak langsung. 

Misalnya aja, hasil pajaknya digunakan untuk pembangunan dan peningkatan fasilitas umum supaya lebih nyaman, atau untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat akibat adanya pengeluaran negara yang memang memberikan dampak positif untuk mensejahterakan masyarakat.

Oke, sekarang elo udah ngerti kan mengenai definisi dari pajak dan kenapa pajak adalah hal yang wajib hukumnya buat dibayarkan. 

Nah, bagian selanjutnya dari materi pajak kelas 11 ini adalah kita akan mengenal unsur-unsur pada pajak. 

Unsur-Unsur Pajak

pajak
Unsur-unsur pajak (Dok. Pixabay)

Setelah memahami pengertiannya, kini beralih ke pembahasan tentang unsur-unsur pajak. 

Unsur-unsur di sini adalah segala hal yang harus elo ketahui mengenai pajak ekonomi supaya bisa memahaminya dengan lebih mudah. 

Nah, apa saja unsur-unsur pajak? Yuk, langsung aja dibahas.

1. Subjek Pajak

Elo pasti familiar dengan istilah “subjek” di bahasa Indonesia, kan

Di sini juga sama, di mana subjek pajak adalah orang atau lembaga yang tinggal di suatu negara. 

Gampangnya, siapapun yang tinggal di suatu negara itu bisa disebut sebagai subjek pajak. Gue, elo, bapak, ibu, kakek, nenek, adik, kakak, semuanya ini adalah subjeknya. 

Perlu diingat juga bahwa nggak ada batasan seseorang atau lembaga untuk disebut sebagai subjek pajak selama tinggal di suatu negara.

2. Wajib Pajak

Unsur yang kedua adalah wajib pajak. Loh, bedanya apa nih sama subjek pajak? Bukannya sama aja?!

Ya betul, subjek pajak sama wajib pajak emang cukup sering ketuker, tapi sebenarnya keduanya ini beda loh Sobat Zenius. 

Kalau subjek pajak itu adalah orang atau lembaga yang tinggal di suatu negara, wajib pajak adalah orang atau lembaga yang sudah memenuhi syarat untuk membayar pajak. 

Seseorang atau suatu lembaga dikatakan wajib membayar pajak ketika mereka udah memenuhi syarat-syarat tertentu.

Wajib pajak udah pasti bagian dari subjek pajak, tetapi subjek pajak belum tentu bagian dari wajib pajak

3. Objek Pajak

Ketika liat kata “objek” kira-kira apa nih maksudnya? Objek yang dimaksud di sini adalah barang atau jasa. Jadi, pengertian objek pajak adalah barang atau jasa yang harus dibayarkan pajaknya. 

Misalnya benda (rumah, toko) atau penghasilan orang yang udah bekerja kemudian dikenakan pajak, berarti itu adalah objek pajak. Ada PPN di struk pembayaran ketika elo makan di restoran juga itungannya masuk ke objek pajak.

4. Tarif Pajak

Dari namanya sendiri yaitu “tarif”, udah dapat dipastikan kalau tarif pajak merupakan pengenaan besaran pajak atau banyaknya tarif yang harus dibayarkan. 

Perlu diingat kalau pajak memiliki besaran tarif yang berbeda-beda, jadi bisa aja elo nemuin tarif di resto A lebih tinggi daripada tarif di resto B dan sebaliknya.

Nah, sekarang elo udah paham kan apa aja unsur-unsur pajak. Sekarang kalo gue punya pertanyaan kayak gini: terangkan yang termasuk unsur-unsur pajak. Kira-kira jawabannya apa?

Ini sih gampang banget ya guys, jawabannya cukup elo rangkum dari bagian unsur-unsur pajak di artikel ini. 

Unsur-unsur pajak ada empat yaitu: 

Yaitu orang atau masyarakat siapapun yang tinggal di suatu negara dan diwajibkan untuk membayar pajak.

Wajib pajak adalah orang atau lembaga yang sudah memenuhi syarat untuk membayar pajak. 

Objek sini adalah barang atau jasa. Jadi, pengertian objek pajak adalah barang atau jasa yang harus dibayarkan pajaknya.

Tarif pajak merupakan pengenaan besaran pajak atau banyaknya tarif yang harus dibayarkan

Fungsi Pajak dan Contohnya

pajak
Ilustrasi 4 fungsi pajak (Dok. Pixabay)

Segala sesuatu pasti punya fungsi dan manfaat masing-masing yang bikin beda antara satu sama yang lain. Bukan cuma sekedar harus dibayarkan aja, pajak sendiri juga punya fungsi dan manfaat menarik yang berguna untuk banyak hal nih. 

Kenapa perlu mengetahui fungsinya? Pastinya supaya meningkatkan kesadaran untuk mentaati aturan yang diberikan pemerintah. Makin penasaran? Yuk kita langsung cari tahu 4 fungsi pajak.

1. Fungsi Budgeter

Fungsi yang pertama adalah fungsi budgeter atau yang biasa lebih akrab disebut dengan fungsi anggaran. Gue yakin istilah “anggaran” ini nggak asing di telinga kan?

Secara bersama sudah diketahui bahwa pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang paling besar, jadi fungsi anggaran di sini masih berkaitan dengan Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN). 

Pajak nantinya akan digunakan sebagai alat penerimaan kas negara yang bisa berfungsi untuk membiayai kegiatan-kegiatan negara misalnya kayak kegiatan pembangunan ekonomi, kegiatan belanja rutin pemerintah pusat, dan untuk meningkatkan perekonomian suatu negara.

2. Fungsi Stabilitas

Fungsi yang kedua adalah fungsi stabilitas. Fungsi ini berkaitan dengan fiskal, karena pajak sendiri merupakan instrumen dari kebijakan fiskal. Karena instrumen kebijakan fiskal bisa digunakan untuk menstabilkan ekonomi, maka fungsi stabilitas di sini nantinya akan berperan untuk menjaga stabilitas ekonomi di suatu negara.

Yang dimaksud menjaga stabilitas ekonomi misalnya jika di suatu negara terjadi masalah ekonomi seperti inflasi ataupun resesi, nantinya masalah ini bisa diatasi dengan kebijakan fiskal yang berkaitan dengan pajak. 

Contoh sederhana ketika terdapat masalah ekonomi di suatu negara, pemerintah bisa mengatasinya menggunakan kebijakan fiskal dengan melakukan pengaturan (menaikkan atau menurunkan) pajak.

3. Fungsi Regulasi

Apa sih yang diatur? Apa bedanya sama fungsi stabilitas, kan sama-sama ngatur?

Di dalam fungsi regulasi atau pengaturan, fungsi ini berperan dalam mengatur kebijakan di bidang sosial dan ekonomi. 

Contohnya pemerintah Indonesia mau mengatur kebijakan mengenai konsumsi rokok. Nah, karena angka konsumsi rokok di Indonesia dianggap terlalu tinggi sehingga bisa memperburuk kesehatan, akhirnya pemerintah Indonesia menetapkan regulasi di mana cukai rokok/tembakau itu dinaikkan. 

Kenapa cukai yang dinaikkan? Oke, karena cukai merupakan bagian dari pajak, jadi hal ini sengaja dilakukan supaya harga rokoknya juga naik. Dengan begitu, pemerintah bisa menekan jumlah masyarakat untuk membeli rokok yang semakin mahal.

“Segala sesuatu yang sifatnya non-fiskal juga bisa diatasi oleh pajak melalui fungsi regulasi”

4. Fungsi Redistribusi Pendapatan

Mungkin Sobat Zenius pernah menemukan soal seperti ini, “jelaskan manfaat pajak sebagai redistribusi pendapatan”.

Kalau elo pernah menemukannya, gue punya jawaban yang bisa elo gunakan.

Fungsi yang terakhir adalah fungsi redistribusi pendapatan. Kalau dilihat dari kalimatnya sendiri, berarti fungsi ini berperan dalam pemerataan ekonomi, di mana pendapatan yang dihasilkan dari pajak akan didistribusikan kembali untuk pemerataan ekonomi di suatu negara.

Semakin tinggi penghasilan seseorang, maka akan semakin tinggi juga pajak yang harus ia bayarkan. Pajak yang dibayarkan tersebut kemudian akan masuk ke pemerintah. 

Di sinilah fungsi redistribusi pendapatan nantinya akan mendistribusikan kembali pajak yang diterima kepada masyarakat.

Distribusi yang dimaksud di sini contohnya seperti program beasiswa yang diberikan oleh pemerintah untuk memberikan kesempatan kepada siswa/i yang terhambat biaya agar tetap bisa melanjutkan sekolah ke tingkat lanjutan.

Kalau nggak bayar pajak, apa boleh?

Eits, setelah membaca pembahasan di atas, menurut elo boleh nggak kalau kita sebagai seorang warga negara yang baik mangkir atau ogah buat bayar pajak ekonomi? Tentu aja jawabannya nggak!

Dari awal udah disebut berkali-kali kalau pajak itu adalah iuran wajib, yang namanya wajib berarti harus dibayarkan dong. Toh pajak yang dibayarkan juga nantinya akan kembali lagi ke kita, jadi nggak ada ruginya untuk mengikuti aturan pemerintah yang satu ini ya, Sobat Zenius!

Demikian penjelasan gue mengenai materi perpajakan kelas 11. Semoga bisa elo pelajari dan cerna dengan saksama ya.

Dan semoga setelah membaca ini Sobat Zenius jadi semakin paham tentang materi yang satu ini. 

Oh iya, selain materi Ekonomi, elo juga bisa belajar mata pelajaran lainnya lho bareng Zenius. Kayak Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Fisika, Kimia, dll. 

Caranya gampang, elo tinggal download aplikasi Zenius atau klik banner di bawah ini ya!

Unsur-unsur Pajak & Fungsinya - Materi Ekonomi Kelas 11 9

Bagi elo yang mungkin ingin mendalami materi pajak kelas 11, elo bisa banget belajar dari video pembelajaran Zenius.

Zenius menyediakan video pembelajaran yang menarik dengan tutor yang membawakannya dengan enak sehingga mudah dicerna oleh para user.

Elo bisa mengaksesnya lewat banner di bawah ini. Tinggal klik aja, lalu nikmati deh bab per bab dari materi pajak kelas 11.

Selamat belajar bersama Zenius dengan menyenangkan, ya!

pajak

Baca Juga Artikel Lainnya:

Rumus ROA (Return on Assets)

Materi Ekonomi: Pertumbuhan Ekonomi

Coba Ngertiin Ilmu Ekonomi dari Jenis-jenisnya Deh!

Originally published: September 27, 2021
Updated by: Maulana Adieb dan Sabrina Mulia Rhamadanty

Pengertian, Syarat, dan Jenis-jenis Proyeksi Peta Beserta Fungsinya

Udah paham materi proyeksi peta belum, nih? Yuk, kita bahas bareng-bareng mulai dari pengertian, syarat, jenis-jenis, fungsi hingga cara membuat proyeksi peta.

Penulis: Nada Alfi Aliyah

Halo, Sobat Zenius! Kalian semua pasti tahu kalau Bumi yang kita tinggali ini merupakan ruang berbentuk tiga dimensi yang berbentuk bulat menyerupai ellipsoid. Kita juga sudah sering kali melihat kenampakan Bumi dalam bentuk dua dimensi seperti pada peta, termasuk Google Maps ataupun Waze yang biasa kita pakai untuk pergi ke tempat-tempat hidden gem

Nah, pernah kepikiran nggak sih gimana cara mengubah representasi Bumi dari tiga dimensi menjadi dua dimensi?

Ternyata, dalam proses mengubah bentuk Bumi dari tiga dimensi menjadi dua dimensi dibutuhkan elemen penting yang disebut proyeksi peta, loh! Apa itu proyeksi peta? 

Di sini, gue akan jelasin ke kalian apa sih pengertian proyeksi peta, apa saja macam-macam proyeksi peta beserta fungsinya, syarat proyeksi peta, gambar proyeksi peta dan cara membuatnya. Langsung aja, let’s check this out!

Pengertian Proyeksi Peta

Sebelum masuk ke pengertian proyeksi peta, gue akan bahas sedikit nih sejarah tentang proyeksi peta. Seperti yang kalian tahu pada awal abad ke-15, manusia mulai memasuki abad penjajahan. Otomatis frekuensi pelayaran semakin meningkat, dong? Karena frekuensi pelayaran semakin meningkat, kebutuhan peta untuk navigasi pelayaran pun semakin dibutuhkan.

Kemudian pada tahun 1569, seorang kartografer Belgia bernama Gerardus Mercator berhasil mewujudkan kemudahan dalam navigasi. Mercator menemukan bahwa proyeksi peta merupakan suatu fungsi matematika yang digunakan untuk mengonversi lokasi di permukaan Bumi ke lokasi pada peta.

contoh peta dunia
Peta Dunia tahun 2004 (Dok. Wikipedia)

Nah, udah kebayang belum nih definisi proyeksi peta? Proyeksi dalam sebuah peta berguna untuk menyajikan representasi wilayah dari globe Bumi berbidang lengkung ke bidang datar. Sampai sini paham? Oke lanjut kita bahas jenis-jenis proyeksi peta.

Kalau mau mengulang belajar tentang Konsep Peta secara keseluruhan, kamu bisa baca artikel ini: Pengertian Peta, Fungsi, Unsur, Jenis, dan Contohnya.

Jenis-jenis Proyeksi Peta

Setelah elo paham konsep dan pengertian dari proyeksi peta, gue akan jelasin jenis-jenis proyeksi peta beserta fungsinya. Jadi, dalam proses penyajian representasi wilayah dari globe Bumi berbidang lengkung ke bidang datar, terjadi distorsi atau ketidaksempurnaan dalam proses tersebut. 

Nah, untuk meminimalisir ketidaksempurnaan ini proyeksi peta terbagi jadi bermacam-macam. Ada proyeksi peta berdasarkan garis karakter, dan ada proyeksi peta berdasarkan  bidang proyeksinya. Yuk, kita bahas satu-satu!

Proyeksi Peta Berdasarkan Bidang Proyeksi

Jenis Proyeksi Peta Berdasarkan Bidang Proyeksi
Jenis Proyeksi Peta Berdasarkan Bidang Proyeksi (Dok. Arsip Zenius)
  1. Proyeksi Azimuthal/Zenithal

Proyeksi peta azimuthal/zenithal menggunakan bidang datar untuk digunakan sebagai proyeksinya. Proyeksi ini mengenai bola Bumi yang hanya berpusat pada satu titik yang umumnya digunakan di bagian kutub permukaan Bumi atau daerah yang cakupannya kecil. Jadi, proyeksi peta yang digunakan untuk memetakan daerah kutub adalah proyeksi Azimuthal.

  1. Proyeksi Kerucut

Proyeksi peta kerucut menggunakan bidang kerucut untuk digunakan sebagai bidang proyeksinya. Proyeksi ini mengenai bagian Bumi wilayah lintang tengah seperti Benua Eropa. Wilayah lintang tinggi dan kutub akan mengalami distorsi yang besar sehingga lebih cocok jika menggunakan proyeksi kerucut.

  1. Proyeksi Silinder

Proyeksi peta silinder menggunakan bentuk silinder untuk digunakan sebagai bidang proyeksinya. Proyeksi ini cocok memetakan Bumi di daerah khatulistiwa dan tidak cocok jika digunakan untuk bagian wilayah kutub.

Proyeksi Peta Berdasarkan Garis Karakter

Jenis Proyeksi Peta Berdasarkan Garis Karakter
Jenis Proyeksi Peta Berdasarkan Garis Karakter (Dok. Arsip Zenius)
  1. Proyeksi Normal

Pada proyeksi normal, garis karakteristik bidang proyeksi berimpitan dengan sumbu bola Bumi.

  1. Proyeksi Miring

Pada proyeksi miring, garis karakteristik bidang proyeksinya membentuk sudut lancip dengan sumbu bola Bumi.

  1. Proyeksi Transversal

Pada proyeksi transversal, garis karakteristik bidang proyeksi berpotongan tegak lurus dengan sumbu bola Bumi.

Sekarang, kita udah tahu pembagian jenis proyeksi peta berdasarkan garis karakter dan bidang proyeksinya. Apa akibatnya jika menggunakan proyeksi peta yang tidak tepat? Hal ini akan menyebabkan terjadinya distorsi atau ketidaksempurnaan fitur-fitur yang penting pada peta. Oleh sebab itu, dalam proses pembuatan peta kita perlu memilih model proyeksi peta yang sesuai dengan kebutuhannya. 

Syarat Proyeksi Peta

Untuk membuat proyeksi peta juga dibutuhkan beberapa syarat, lho! Artinya, suatu proyeksi peta harus memenuhi kriteria yang telah ditetapkan sebagai syarat-syarat proyeksi peta. Bagja Waluya (2015) mengatakan syarat yang berlaku dalam proyeksi peta adalah sebagai berikut:

  1. Bentuk yang diubah harus tetap
  2. Luas permukaan yang diubah harus tetap
  3. Jarak antara satu titik dengan titik lain di atas permukaan yang diubah harus tetap
  4. Sebuah peta yang diubah tidak mengalami penyimpangan arah

Selain proyeksi peta, kamu juga perlu tahu Komponen Peta dan Penjelasannya. Baca selengkapnya di sini: 10 Komponen Peta dan Keterangannya.

Gambar Proyeksi Peta dan Cara Membuatnya

Seperti yang udah dibahas di atas, ada syarat-syarat atau ketentuan dalam membuat proyeksi peta. Namun, untuk memenuhi keempat syarat itu adalah hal yang tidak mungkin karena rangka peta meliputi wilayah yang sangat besar.

Oleh sebab itu, untuk membuat proyeksi peta dibagi lagi berdasarkan garis karakter dan bidang proyeksinya. Proyeksi peta berdasarkan garis karakter yaitu proyeksi peta normal, miring, dan transversal. Sementara proyeksi peta berdasarkan bidang proyeksinya yaitu peta azimuthal, kerucut, dan silinder.

Proyeksi Peta Mercator
Proyeksi Peta Mercator (Dok. Wikipedia)

Setiap jenis proyeksi tentu memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing tergantung dari tujuan pembuatan peta dan bagian dari permukaan Bumi yang ingin diproyeksikan. Selain itu, untuk membuat proyeksi peta kita perlu skala peta. Skala peta merupakan perbandingan jarak di peta dengan jarak sebenarnya di lapangan. Sampai sini paham, kan?

Untuk belajar lebih lanjut tentang rumus skala peta, klik link berikut: Cara Menghitung Skala Peta dan Mencari Jarak Sebenarnya.

Supaya pemahaman elo makin melekat di otak, coba kerjain contoh soal di bawah ini, yuk!

Contoh Soal dan Pembahasan

1. Proyeksi peta berdasarkan garis karakter terbagi menjadi tiga. Manakah di bawah ini yang termasuk ke dalam proyeksi peta berdasarkan garis karakter?

A. Silinder
B. Kerucut
C. Azimuthal
D. Transversal

Jawaban:

Seperti yang udah kita bahas di atas, proyeksi peta terbagi menjadi berbagai macam berdasarkan garis karakter dan bidang proyeksinya.

Nah, pada opsi A, B, dan C kita tahu bahwa itu semua merupakan proyeksi peta berdasarkan bidang proyeksi. Kita juga tahu bahwa proyeksi peta berdasarkan garis karakter terbagi menjadi tiga yaitu proyeksi peta normal, miring, dan transversal. Maka dari itu, jawabannya adalah D. Transversal

****

Nah, itu dia tadi penjelasan tentang pengertian, jenis-jenis, fungsi serta syarat proyeksi peta yang bisa elo pelajari.

Kalau elo masih kepo dan pengen tau lebih lanjut lagi tentang penjelasan jenis-jenis proyeksi peta, elo bisa banget nonton video selengkapnya di Zenius! Caranya gampang banget, tinggal klik banner di bawah ini dan elo bisa akses video lengkapnya! Oh, ya, jangan lupa log in akun dan berlangganan dulu, ya!

Pengertian, Syarat, dan Jenis-jenis Proyeksi Peta Beserta Fungsinya 9

Nah, kalau elo belum berlangganan paket belajar Zenius, Sobat Zenius tinggal klik gambar di bawah ini untuk pengalaman belajar yang lebih asik!

SKU-BELI-PAKET-BLJR-1

Referensi:

Bagja Waluya. Peta, Globe, dan Atlas. (2015).

Kariotipe dan Fungsinya – Materi Biologi Kelas 12

Ketika ngomongin DNA elo juga harus tahu tentang kariotipe dan juga fungsinya. Lebih jelasnya, cek artikel di bawah ini ya!

Elo sudah mempelajari DNA dan kromosom kan? Nah kariotipe ini ada hubungannya dengan DNA dan juga kromosom. Supaya nggak bingung, cek dulu ya artikel tentang DNA dan juga kromosom di bawah ini ya!

Pengertian kariotipe

Kariotipe adalah metode untuk mengidentifikasi ukuran, jumlah, dan bentuk kromosom pada individu. Sama kayak foto profil elo di jejaring sosial, kariotipe tiap orang punya kromosom yang berbeda-beda mulai dari bentuk, ukuran, dan juga jumlahnya. 

Fungsi kariotipe

Elo pasti tahu bahwa jumlah kromosom manusia itu genap. Inget gak ada berapa? Jumlah kromosom pada manusia ada 46 kromosom atau 23 pasang kromosom yang terdiri dari 22 pasang autosom dan satu pasang gonosom.

Kariotipe dan Fungsinya - Materi Biologi Kelas 12 33
Contoh Kariotipe Manusia Normal
Mary S. Gibb

Ini adalah contoh dari kariotipe milik manusia. Di sini bisa dilihat bahwa jumlah kromosomnya lengkap. Namun, ada juga manusia yang memiliki jumlah kromosom yang tidak lengkap. Kromosom yang tidak lengkap bisa mengakibatkan kelainan genetik pada manusia.  

Lewat kariotipe, elo bisa lihat apakah jumlah kromosomnya ganjil atau genap. Nah, sampai sini paham kan fungsi dari kariotipe? Fungsi kariotipe adalah untuk mengetahui kelainan kromosom. Selain itu, kariotipe juga berfungsi untuk mempelajari kromosom, hubungan taksonomi, untuk kedokteran, dan juga mengumpulkan informasi tentang peristiwa evolusi masa lalu. Wow!

Baca Juga : Pengertian, Fungsi, Jenis, dan Struktur Kromosom – Materi Biologi Kelas 12

Kelainan Kromosom

Kromosom dengan jumlah yang kurang ataupun berlebihan bisa menyebabkan kelainan pada manusia. Di bawah ini adalah contoh beberapa kelainan pada kromosom:

Sindrom Down

Penyebab dari sindrom down adalah kegagalan pembelahan sel gamet pada proses meiosis I atau II sehingga terdapat kelebihan pada kromosom ke-21. Itulah sebabnya, Sindrom Down juga disebut sebagai Trisomi 21. 

Kromosom ekstra itu bisa menyebabkan penundaan perkembangan manusia secara fisik dan juga mental/ Gejala dari sindrom down adalah perkembangan fisik dan mental yang terhambat, tubuh pendek, telinga kecil, mata kecil dan sipit, lidah besar dan menjulur. Berikut adalah kariotipe sindrom down:

Kariotipe Sindrom Down:

Kariotipe dan Fungsinya - Materi Biologi Kelas 12 34
Kariotipe Sindrom Down

Baca Juga : Mutasi Genetik, Pengertian, Dampak & Penyebabnya

Gimana? Elo sudah paham belum tentang kariotipe dan juga fungsinya? Kalau belum, elo bisa cek video Zenius tentang DNA, kromosom, dan juga kariotipe dengan cara klik banner di bawah ini!

Kariotipe dan Fungsinya - Materi Biologi Kelas 12 35

Oh iya sob, supaya nggak pusing terus tiap mengerjakan tugas, elo bisa klik banner di bawah ini untuk berlangganan. Ayo, langganan sekarang!

Kariotipe dan Fungsinya - Materi Biologi Kelas 12 36