Kupas Tuntas Sistem Tanam Paksa atau Cultuurstelsel

Halo Sobat Zenius, di kesempatan kali ini gue akan membahas sistem tanam paksa. Gue ajak elo cari tahu mulai dari latar belakang, tujuan, teknis pelaksanaan, lokasi, jenis tanaman yang wajib ditanam, hingga dampak dari sistem ini.

Oh iya, kalo elo ingin ditemani audio pas lagi baca, silahkan play video di bawah ini:

Bicara tentang sistem tanam paksa ini kita akan menjelajahi era pendudukan Belanda pada tahun 1830-an. Masa ketika rakyat dipaksa hidup di bawah bayang-bayang kebijakan “Cultuurstelsel” atau yang biasa disebut sebagai tanam paksa. 

Kebijakan ini berjalan selama 40 tahun lamanya sebelum akhirnya dihentikan setelah mendapatkan berbagai kritikan berkepanjangan dari para pejuang hak kemanusiaan. Wah, memangnya seperti apa ya peraturan tanam paksa sampai menyita perhatian para aktivis dan tokoh lainnya? Langsung saja kita selami bersama setelah poll yang satu ini.

Loading ... Loading …

Apakah tanam paksa itu?

Kupas Tuntas Sistem Tanam Paksa atau Cultuurstelsel 17
Sistem tanam paksa (Dok. Wikimedia Commons)

Secara teori, Tanam Paksa adalah sebuah kebijakan yang diterapkan oleh Pemerintahan Kolonial Belanda di mana rakyat Hindia Belanda harus menyerahkan seperlima hasil tanaman ekspor mereka sejak tahun 1830.

Mungkin sekilas seperlima hasil pertanian terdengar memungkinkan untuk dipenuhi, namun kenyataannya rakyat sangat menderita karena pada implementasinya peraturan ini sangat menyimpang dan memberi dampak buruk terhadap ekonomi dan kesejahteraan sosial rakyat Indonesia saat itu. Mekanisme pelaksanaan sistem ini akan dibahas lebih lanjut nanti. Sekarang kita cari tahu dulu yuk, siapa sih yang punya ide buat bikin sistem tanam paksa?

Siapakah yang menerapkan tanam paksa?

Kalo ngebicarain tokoh yang berperan besar dalam implementasi sistem ini, tentu saja kita harus singgung pencetus sistem tanam paksa atau cultuurstelsel adalah Gubernur Johannes van den Bosch. Kalo elo penasaran, ini nih fotonya.

Foto Jenderal Johannes van den Bosch
Gubernur Johannes van den Bosch (1780-1844) (Dok. Wikimedia Common)

Johannes van den Bosch adalah orang berkebangsaan Belanda yang menjabat sebagai Gubernur-Jenderal Hindia Belanda yang ke-43 pada tahun 1830-1834.

Sistem tanam paksa ini udah nggak asing lagi ya, tapi elo tau nggak nih alasan sistem ini berlaku? Eitss sebelum lanjut cari tahu, download yuk aplikasi Zenius. Elo bisa nonton langsung video belajar di mana aja dan kapan aja. Nikmati juga akses lainnya secara gratis. Yuk klik di bawah ini!

cta banner donwload apps zenius

Download Aplikasi Zenius

Tingkatin hasil belajar lewat kumpulan video materi dan ribuan contoh soal di Zenius. Maksimaln persiapanmu sekarang juga!

icon download playstore
icon download appstore
download aplikasi zenius app gallery

Latar belakang sistem tanam paksa

Oke, sekarang elo udah tau siapa pelaku di balik kebijakan ini. Lalu buat apa dong pemberlakuan sistem seperti ini?

Untuk mengetahui tujuan pemerintah kolonial belanda melaksanakan sistem tanam paksa, elo harus tahu dulu kondisi keuangan pemerintah Belanda saat itu. Kalo kita ngintip ke masa-masa sebelum pemberlakuan sistem ini, kondisi kas pemerintah Belanda itu sedang berada di ujung tanduk alias mau bangkrut. Kok bisa gitu?

Lambang VOC
Lambang VOC (Dok: Hans Nissen (CC BY-NC-SA))

Singkatnya sih beberapa dekade sebelumnya, Belanda terus menerus merasakan kehilangan dana entah karena korupsi maupun perang. Sebelumnya mungkin elo udah pernah dengar kalo VOC, salah satu kompeni yang dulunya kebanggaan Belanda, harus dibubarkan karena pegawainya pada korup banget dan menggunakan dana yang terkumpul untuk kehidupan mewah dan berfoya-foya. Bahkan,  VOC meninggalkan utang sebesar 136,7 juta gulden ketika dibubarkan pada 31 Desember 1799.

Selain masalah kompeni, Kerajaan Belanda juga harus menghadapi hutang yang mereka dapatkan setelah berperang. Contohnya dari Perang Napoleon, Perang Belgia, dan Perang Diponegoro. Dari Perang Diponegoro, Belanda diperkirakan harus mengeluarkan dana sebesar 25 juta gulden. Sedangkan dari kekalahan Perang Napoleon, Belanda harus mengganti seluruh pengeluaran perang kedua pihak. Gimana nggak bengkak utangnya?

Karena itulah Johannes van den Bosch diangkat menjadi gubernur jenderal dengan harapan bisa mengolah daerah jajahan Belanda agar menghasilkan pundi-pundi uang untuk menutup utang tersebut dan mengisi kas Belanda.

Bagaimana tanam paksa dilaksanakan?

Tanam Paksa di Jawa - Rakyat Indonesia Bekerja Sortir Hasil Panen
Pelaksanaan Tanam Paksa (Dok. Negatief.)

Seperti yang tadi gue udah jelaskan sistem tanam paksa dilaksanakan dengan cara mewajibkan petani untuk menanami seperlima tanahnya dengan tanaman tertentu. Namun pada pelaksanaannya bahkan lebih merugikan rakyat.

Untuk memahami teknis pelaksanaan sistem tanam paksa, kita bisa lihat beberapa kebijakan yang tertuang di dalam Lembaran Negara (Staatsblad) tahun 1834 no. 22. Supaya lebih gampang membandingkan kebijakan secara teori dan praktiknya, kita jadikan tabel saja ya seperti ini.

Kebijakan TertulisPraktik Nyata
Penduduk (petani) diwajibkan untuk menyediakan 20% lahan pertanian ditanami tanaman ekspor yang sudah ditentukan pemerintah Hindia Belanda. Lahan yang terpakai untuk tanaman penghasil komoditi ekspor jauh di atas 20%. Kalo ada kelebihan panen pun nggak dibalikin ke petani. Gara-gara ini petani jadi nggak bisa menanam tumbuhan lokal untuk kebutuhan pangan mereka sendiri.
Lahan pertanian yang digunakan untuk tanam paksa tidak dikenakan pajak.Sudah diminta hasil tanamannya, para petani juga ternyata tetap harus bayar pajak. 
Nilai jual hasil pertanian petani diatur dan ditentukan oleh pihak Belanda.Harga jual tanaman dimonopoli sehingga nilainya rendah dan rakyat pun miskin.
Bila petani mengalami gagal panen maka pemerintah hindia belanda akan bertanggung jawab.Petani sendiri yang tanggung jawab.
Para petani yang menggarap lahan pertanian tanam paksa berada di pengawasan penguasa pribumi.Para bupati dan pejabat desa yang bertugas mengawasi pelaksanaan Tanam Paksa justru ikut korup demi keuntungan, cape deh.
Penduduk yang bukan bekerja sebagai petani, wajib bekerja di perkebunan dan pabrik yang dimiliki pihak Belanda selama 66 hari dalam setahun.Nyatanya mereka yang tidak punya tanah harus bekerja lebih dari 66 hari, bahkan ada yang mengatakan setahun penuh.

Wah gimana perasaan elo ngeliat praktik nyata dari kebijakan tertulisnya? Bayangin elo harus kerja keras, tapi sekeras apapun elo kerja, elo nggak akan sejahtera. Sederas apapun keringat elo ngucur ngurusin tanaman ekspor penjajah, tetap aja nggak ada lahan dan waktu lebih buat menanam tanaman lokal yang bisa dimakan sebagai makanan pokok. Rasa lelah, putus asa, dan lapar bercampur menjadi satu. 

Gimana dari sisi Belanda? Kerajaan Belanda akhirnya bisa bernapas lega setelah meraup keuntungan yang diperkirakan mencapai keuntungan 967 juta gulden dan bisa melunasi utang-utang mereka. 

Pencetus “Cultuurstelsel”,  Gubernur Jenderal Johannes van den Bosch pun diberi penghargaan oleh Kerajaan Belanda.

Sebenarnya awalnya sistem tanam paksa dilaksanakan di sebagian jawa oleh Gubernur Jenderal Johannes van den Bosch. Namun seiring berjalannya waktu, tanam paksa juga diimplementasikan di daerah lain yang juga memiliki tanah yang subur. Kira-kira inilah gambaran persebaran area tanam paksa di Nusantara.

Daerah Area Tanam Paksa Cultuurstelsel Jawa
Daerah perkebunan Cultuutstelsel (Dok: SS Belajar

Di Pulau Jawa, daerah tanam paksa meliputi Cirebon, Pekalongan, Tegal, Semarang Jepara, Surabaya, dan Pasuruan. Sedangkan di Sumatera daerah tanam paksa meliputi Sumatera Barat, Minahasa, Minangkabau, Lampung, Palembang, Ambon, dan Banda.

Apa sih tanaman ekspor atau yang wajib di tanam di sistem tanam paksa ini? Tanaman yang wajib ditanam pada masa sistem tanam paksa adalah kopi, teh, rempah-rempah dan masih banyak lainnya. 

Tentunya jenis tanaman yang ditanam pada masa tanam paksa ya tanaman yang laku dijual di Eropa karena memang tujuan utamanya untuk mengekspor hasil pertanian. Oleh karena itu, jenis tanaman yang menjadi fokus sistem tanam paksa adalah kopi, tebu, teh, indigo (disebut juga tarum/nila), dan juga rempah-rempah (pala, cengkih, dan lada) 

Tanaman-tanaman tersebut merupakan yang memang merupakan komoditi favorit orang Eropa. Nah, karena jenis tanaman yang ditanam sudah ditentukan dan memakan sebagian besar lahan dan waktu, orang Indonesia saat itu kesulitan menanam tumbuhan lokal seperti padi maupun jagung untuk bahan pangan.

Dampak tanam paksa terhadap Indonesia

Diterapkannya sistem penanaman secara paksa tentu memberikan berbagai dampak terhadap di Indonesia. Bahkan, terdapat dampak-dampak yang mungkin mempengaruhi keadaan Indonesia sekarang. Kira-kira apa saja ya dampak tanam paksa terhadap kehidupan rakyat Indonesia saat itu?

  • Indonesia jadi kenal sama tanaman yang laku diperdagangkan secara internasional, atau dengan kata lain jadi punya komoditas ekspor yang laku seperti kopi, teh, tarum, dan lain sebagainya.
  • Tenaga buruh menjadi murah dan masyarakat pedesaan mengenal sistem permodalan sehingga terjadi perubahan pola transaksi dari pola transaksi tradisional ke arah pengembangan ekonomi moneter. 
  • Rakyat Indonesia kelaparan karena tidak bisa menanam padi maupun jagung untuk dimakan. Korban jiwa pun tidak dapat dihindari.
  • Rakyat Indonesia harus mengalami kemiskinan karena harga diatur oleh pihak Belanda. Mereka juga masih harus membayar pajak.
  • Infrastruktur Indonesia dibangun demi memperlancar distribusi hasil tanam paksa. Contohnya jembatan, jalan raya, pelabuhan, dan rel kereta api dikembangkan untuk mengangkut hasil tanam paksa. Untuk bacaan lebih lanjut, coba deh cek sejarah kereta api di Indonesia.
  • Penerapan sistem yang tidak manusiawi ini mendapatkan banyak kritik dari pejuang Indonesia serta aktivis HAM di Belanda. Pada akhirnya sistem ini dihentikan pada tahun 1970. Untuk “membalas budi” terhadap rakyat Hindia Belanda (Indonesia), Belanda menerapkan sistem Politik Balas Budi atau yang juga dikenal sebagai Politik Etis.

Penutup

Bagaimana Sobat Zenius, apakah elo ada pertanyaan seputar topik kita kali ini? Sistem tanam paksa ini memang menyengsarakan rakyat Indonesia pada masanya ya. Untuk lebih jelasnya lagi elo bisa akses videonya dengan klik banner di bawah ya!

Belajar sejarah di video materi Zenius
Yuk, lanjut belajar!

Biar makin mantap, Zenius punya beberapa paket belajar yang bisa lo pilih sesuai kebutuhan lo. Di sini lo nggak cuman mereview materi aja, tetapi juga ada latihan soal untuk mengukur pemahaman lo. Yuk langsung aja klik banner di bawah ini!

Kupas Tuntas Sistem Tanam Paksa atau Cultuurstelsel 18
langganan sekarang!

Mungkin elo punya ide untuk artikel selanjutnya? Kalau elo punya pertanyaan maupun pernyataan, jangan ragu buat komen di kolom komentar, oke? Sampai sini dulu artikel kali ini dan sampai jumpa di artikel selanjutnya, ciao!

Referensi:

Anggrani, Agnes Dian. (2006). Pelaksanaan Sistem Tanam Paksa di Jawa pada tahun 1830-1870. Diakses pada 24 September 2021 di laman https://repository.usd.ac.id/27131/2/004314015_Full%5b1%5d.pdf

Britannica.(n.d.). Culture System: Indonesian History. Diakses pada 24 September 2021 pada laman https://www.britannica.com/event/Culture-System

Kompas. (2021). Di Manakah Tanam Paksa Dilaksanakan?. Diakses pada 23 September 2021 pada laman https://www.kompas.com/skola/read/2021/02/02/130955769/di-manakah-tanam-paksa-dilaksanakan?page=all

Laras, Naufal Shidqi. (2021). Sistem Tanam Paksa : Praktik dan Dampaknya. Diakses pada 23 September 2021 pada laman https://www.researchgate.net/publication/350060701_Sistem_Tanam_Paksa_Praktik_dan_Dampaknya

Republika. (2016). Seabrek Bukti Kekejaman Belanda: Westerling, Tanam Paksa, Hingga Kerja Rodi. Diakses pada 24 September 2021 pada laman https://www.republika.co.id/berita/oga0ms282/seabrek-bukti-kekejaman-belanda-westerling-tanam-paksa-hingga-kerja-rodi-part1

Wikipedia. 2021(updated). Vereenigde Oostindische Compagnie. Diakses pada 23 September dari laman https://id.wikipedia.org/wiki/Vereenigde_Oostindische_Compagnie

Zulkarnain. (2011). DAMPAK PENERAPAN SISTEM TANAM PAKSA BAGI MASYARAKAT. Diakses pada 27 September 2021 pada laman download.garuda.ristekdikti.go.id/article.php?article=1543480&val=477&title=DAMPAK%20PENERAPAN%20SISTEM%20TANAM%20PAKSA%20BAGI%20MASYARAKAT

Originally published: September 30, 2021 
Updated by: Silvia Dwi

Bumi Bulat atau Bumi Datar?

Halo! Di artikel blog Zenius kali ini gue akan membahas tentang bentuk bumi. Termasuk teorinya yaitu teori bumi bulat serta tandingannya nih, teori bumi datar.

Akhir-akhir ini di berbagai media sosial rame banget dibahas tentang bumi yang berbentuk datar (flat earth). Gak cuma di Indonesia, di Amerika pun pandangan bumi datar pun sempet rame dan cukup banyak dipercaya oleh beberapa kalangan. 

Guru-guru di sekolah yang diharapkan bisa men-counter hal ini ga jarang ikut-ikutan terbawa arus, malah banyak yang ikutan dan percaya kalo bumi itu datar. Okelah, dari pada makin bingung, sekarang kita buktikan aja mana yang bener. Teori bumi bulat atau teori bumi datar? Untuk dapat jawabannya, jangan lupa baca artikel ini sampai akhir ya!

Ilustrasi bumi bulat dan bumi datar (dok: Arsip Zenius)
Ilustrasi bumi bulat dan bumi datar (dok: Arsip Zenius)

 

Sejarah Singkat Ilmu Pengetahuan Tentang Bumi dan Alam Semesta

Tapi sebelum gue membahas mengenai teori bumi bulat atau datar, kita perlu tau dulu nih tentang sejarah perjalanan pengetahuan manusia mengenal alam semesta. 

Salah satu hal yang membedakan manusia, Homo Sapiens, dibandingkan spesies lain adalah kemampuan untuk berimajinasi. Misal kayak gini, kalo spesies-spesies lain ketemu singa, katakanlah rusa atau kuda, mereka kira-kira bakal berpikir begini “hati-hati, singa!”. 

Tetapi manusia, berkat imajinasinya, bisa berpikir gini, “hati-hati, singa itu dewa penjaga hutan ini!”. Imajinasi tersebut telah membantu manusia buat survive dan menjadi spesies paling berkuasa di muka bumi ini. Kok bisa? 

Berkat imajinasi, manusia juga bisa membentuk sebuah kelompok, organisasi atau hukum dan peraturan yang ga mungkin bisa dilakukan oleh spesies lain. Di sisi lain, imajinasi tersebut juga menciptakan mitos dan kepercayaan terhadap benda atau fenomena yang ada di dunia ini.

Kalo elo mau cerita lebih lanjut tentang kemampuan imajinasi manusia ini, elo bisa pantengin cerita Glenn tentang Asal-usul Konsep Uang.

Jadi jangan bayangkan apa yang lo pikirkan sekarang tentang matahari, bulan, bintang atau berbagai hal yang terjadi di dunia ini sama dengan apa yang orang-orang zaman dulu pikirkan.

Ilustrasi langit yang dianggap sebagai wanita raksasa di zaman Mesir Kuno (dok: Wikipedia)
Ilustrasi langit yang dianggap sebagai wanita raksasa di zaman Mesir Kuno (dok: Wikipedia)

Di peradaban Mesir kuno, misalnya langit digambarkan sebagai wanita raksasa, berupa dewi Nut. Nut merentangkan kaki dan tangan ke empat penjuru dunia sehingga menutupi bumi. Setiap pagi Nut melahirkan matahari dan malam harinya dia memakan kembali matahari. Siklus tersebut berulang setiap hari. 

Sementara itu, Geb, dewa bumi, berbaring di bawah langit (Nut). Geb digambarkan sebagai seorang laki-laki yang berbaring di bawah lengkungan langit Nut. 

Orang Mesir memiliki kepercayaan kalau gempa bumi itu disebabkan oleh Geb yang sedang tertawa. Sedangkan air laut di dunia ini merupakan air mata Nut ketika dipisahkan oleh Geb.

Terdengar liar banget imajinasinya? Kembali, jangan samakan pengetahuan manusia modern dengan manusia zaman dulu.

Tiga lapis alam semesta yang dipercaya oleh masyarakat Babilonia Kuno (dok: Wikipedia)
Tiga lapis alam semesta yang dipercaya oleh masyarakat Babilonia Kuno (dok: Wikipedia)

Berbeda dengan peradaban Mesir kuno yang menggambarkan alam semesta sebagai personifikasi dewa-dewi, di peradaban Babilonia alam semesta dibagi menjadi struktur tiga lapis dengan bumi datar yang mengambang di atas air dan berada di bawah langit. 

Nah, di peradaban Babilonia inilah ilmu tentang perbintangan mulai maju, tapi meskipun begitu mereka masih menganggap benda-benda langit mempunyai kekuatan magis. 

Orang-orang membayangkan bentuk tertentu yang dihasilkan dari susunan bintang, dan menghubungkannya dengan aspek tertentu dari alam atau mitologi mereka. 

Orang-orang Babilonia percaya bahwa susunan bintang tersebut menentukan nasib manusia. Hal ini lah yang sekarang kita sebut dengan zodiak atau ramalan bintang. 

Sedangkan Matahari, Bulan dan planet-planet (saat itu yang ditemukan Merkurius, Venus, Mars, Jupiter, Saturnus) masing-masing diberi 1 hari sebagai persembahan. Jadilah satu minggu itu isinya 7 hari. Beberapa nama hari masih kita kenali sampai sekarang yaitu Sunday (matahari), Monday (bulan), Saturday (Saturnus).

Nah, di sini elo bisa lihat bagaimana orang zaman dulu mengambil kesimpulan, yaitu bukan hanya dari fakta yang mereka lihat, tapi banyak juga disertai oleh imajinasi-imajinasi. 

Imajinasi tersebutlah yang akhirnya melahirkan mitologi-mitologi yang ada di berbagai peradaban. Meskipun begitu, imajinasi ini sebenernya nggak selalu salah. Kadang, bisa juga benar. Tapi, imajinasi tersebut harus bisa divalidasi (diuji kebenarannya).

Dari Mitologi ke Rasionalitas

Pada awal peradaban Yunani Kuno, banyak juga sebenarnya pemikir-pemikir yang sudah mulai rasional, tapi masih berkesimpulan bahwa bumi itu datar. 

Misalnya, Thales berpendapat bahwa bumi berbentuk datar dan mengambang di air. Bumi ibarat kayu yang mengambang di tengah lautan. 

Anaximander meyakini bahwa bumi berbentuk silinder pendek dengan permukaan datar dan mengambang di udara. Anaximenes percaya bahwa benda-benda langit berbentuk datar, dan kemungkinan besar dia juga berpikir bumi berbentuk datar. 

Tetapi, yang membedakan argumen para pemikir di Yunani Kuno dengan sebelum-sebelumnya adalah, mereka sudah mulai berargumen berdasarkan pengamatan yang mereka lakukan, meskipun belum sempurna. Dengan kultur semacam itu, lahirlah tokoh seperti Aristoteles.

Pada 340 tahun sebelum masehi, beliau dipercaya menjadi orang pertama yang menulis pendapat tersebut dalam bukunya On the Heavens.

  1. Dia menyadari bahwa gerhana bulan disebabkan oleh Bumi yang berada diantara Bulan dan Matahari. Bayangan Bumi pada permukaan Bulan selalu bundar. Hal ini hanya mungkin bila Bumi bulat. Apabila Bumi datar, maka bayangannya lonjong dan hanya bulat apabila Bulan berada di atas ubun-ubun.moon_earth_shadow
  2. latitude-armsDari perjalanan yang pernah dilakukan dilakukan, orang-orang Yunani mengetahui bahwa Bintang Utara tampak lebih rendah di langit bila pengamat berada lebih ke selatan (karena terletak di atas kutub Utara).

    Bintang Utara berada tepat di atas ubun-ubun seorang pengamat di Kutub Utara, dan di atas horizon bila ia di khatulistiwa). Hal ini hanya mungkin bila Bumi bulat.

  3. Kapal yang muncul dan tenggelam di horizon (batas terjauh yang bisa teramati). Apabila ada kapal yang berlayar menjauhi kita, maka badan kapal tersebut akan tenggelam terlebih dahulu di horizon. Begitu pula sebaliknya, bagian atas kapal akan terlihat terlebih dahulu di horizon apabila mendekati kita.

Dari bukti-bukti tersebut, teori pertama yang menyatakan bahwa bumi itu bulat disampaikan oleh Aristoteles.

Gagasan Aristoteles tersebut disepakati oleh filsuf-filsuf setelahnya seperti Eratosthenes, Euclid, Aristarchus, dan Archimedes.

Eratosthenes bahkan berhasil mengukur keliling bumi menggunakan tongkat yang terletak di dua tempat yg berbeda. Dia memanfaatkan perbedaan bayangan antara dua tongkat tersebut akibat lengkung bumi untuk mengukur keliling total.

Ilustrasi Eratosthenes menggunakan tongkat untuk menghitung keliling bumi (dok: Wikipedia)
Ilustrasi Eratosthenes menggunakan tongkat untuk menghitung keliling bumi (dok: Wikipedia)

Dengan cara tersebut Eratosthenes bisa mendapatkan nilai keliling bumi 46.250 km. Cuma meleset sekitar 15% dengan keliling bumi yang diukur di zaman modern (40.075 km).

Cerita dan perhitungan selengkapnya bisa lo baca di artikel Zenius Blog berikut.

Aristoteles juga menduga Bumi tetap di tempat dan benda-benda langit yang mengelilingi Bumi, namun dia ga memiliki landasan atas argumen tersebut. Sejak saat itu, bentuk bumi udah jarang menjadi perdebatan lagi di kalangan filsuf Yunani Kuno.

Geosentris vs Heliosentris

Diskusi tentang bentuk bumi di kalangan para filsuf bisa dibilang udah ‘selesai’ setelah Aristoteles mengajukan pendapatnya di atas. 

Setelah itu, pertanyaan mulai beralih yaitu tentang pusat alam semesta. Apakah bumi yang menjadi pusat (geosentris)? Dalam arti, bumi adalah pusat semua benda di luar angkasa, dan matahari, bulan, bintang bergerak mengelilingi bumi.

Ketika Bumi dijadikan acuan pengamatan, maka elo akan melihat pergerakan planet yang meliuk-liuk (retrograde). Sebagai gambarannya berikut ini pergerakan Matahari, Mars, dan Jupiter apabila diamati dari Bumi.

Fig22PtolmeyModelStatic
Pergerakan Matahari, Mars dan Jupiter terlihat dari Bumi (dok: wikipedia)
Pergerakan Mars tampak di langit
Pergerakan Mars tampak di langit (dok: wikipedia)
Pergerakan Mars tampak di langit (dok: Wikipedia)
Pergerakan Mars tampak di langit (dok: Wikipedia)

Ilmuwan yang bersikukuh dengan filosofi geosentris adalah Claudius Ptolemeus dari Alexandria mencoba menjelaskan fenomena tersebut sekaligus melengkapi model Aristoteles. Dalam bukunya Almagest, Ptolemeus mengajukan model Bumi sebagai pusat tata surya.

Seperti model Aristoteles, namun dengan versi yang lebih kompleks dengan memperhitungkan posisi dari matahari, bulan dan planet-planet dari Bumi. Untuk menjelaskan pergerakan planet yang meliuk-liuk (retrograde) tersebut, Ptolemeus menambahkan sub-orbit melingkar di dalam sebuah orbit (epycicle). Dengan model ini, 

Ptolemeus bisa meramalkan posisi benda-benda di langit tersebut, tetapi tetap saja, model tersebut masih terlalu rumit dan gak sepenuhnya akurat. Berikut ini gambaran gerakan Mars menggunakan model Ptolemeus. (titik P berarti planet dan titik kuning berarti matahari).

Mana yang Benar: Bumi Bulat atau Bumi Datar? 25
ezgif-2762044476

Emangnya kenapa sih ketika Bumi dijadikan acuan pengamat, jadinya pergerakan planet meliuk-liuk (retrograde)? 

Orbit meliuk-liuk(retrograde) tersebut bisa dijelaskan dengan sederhana apabila bumi dan planet mengelilingi pusat yang sama (matahari). 

Karena jarak Bumi dan planet ke matahari berbeda, maka ketika Bumi udah berevolusi 1 kali, planet yang diamati belum tuntas berevolusi, apabila jaraknya lebih jauh dari Bumi. Supaya lebih jelas, elo bisa lihat GIF di samping.

Nah model matahari sebagai pusat tata surya (heliosentris) inilah yang coba diajukan Nicolaus Copernicus dari Polandia pada abad keenam belas masehi. 

Copernicus berusaha mendobrak pengetahuan (bahwa matahari, bintang, bulan mengelilingi bumi) yang udah bertahan selama kurang lebih 1800 tahun!

Walaupun begitu, Copernicus gak berani terang-terangan bilang tentang model yang dia ajukan karena dia sendiri adalah seorang pendeta, sedangkan Gereja saat itu menganut model Ptolomeus-Aristoteles (Bumi sebagai pusat benda-benda langit).

Copernicus awalnya menyebarkan gagasannya sekitar tahun 1514 dalam sebuah naskah 40 halaman berjudul Commentariolus secara anonim ke temen-temen deketnya aja. 

Model Copernicus langsung membuktikan diri jauh lebih akurat daripada model Ptolomeus dan segera menyebar di kalangan intelektual Eropa. 

Di tahun 1543, beberapa saat sebelum dia meninggal, Copernicus pun berhasil menyelesaikan naskahnya secara lengkap dengan judul On the Revolutions of the Heavenly Spheres.

Buat perbandingan, sekarang coba elo perhatikan 2 model berikut:

Perbandingan model jika matahari diasumsikan sebagai pusat Tata Surya (Heliocentrism) dengan asumsi jika Bumi sebagai pusat Tata Surya (Geocentrism) (dok: Wikipedia)
Perbandingan model jika matahari diasumsikan sebagai pusat Tata Surya (Heliocentrism) dengan asumsi jika Bumi sebagai pusat Tata Surya (Geocentrism) (dok: Wikipedia)

Di Italia, model Copernicus mendapat dukungan dari Galileo Galilei yang saat itu lagi sibuk mengembangkan teleskop. Dia mengamati benda-benda langit termasuk planet Jupiter yang dikelilingi oleh beberapa satelit, 

Pengembangan teleskop dan serentetan penemuan ini membuat reputasi Galileo semakin dikenal di kalangan ilmuwan pada masa itu. Namun demikian, dukungannya terhadap teori Copernicus (bahwa Bumi bukan pusat Tata Surya) menyebabkan dia berhadapan dengan kalangan gereja yang menentangnya. Dia pun dituduh ‘heretic’ atau murtad.

Biasanya, hukuman bagi mereka yang dituduh murtad pada masa itu bisa sadis banget. Tapi untungnya karena faktor usia dan banyak berjasa, Galileo akhirnya “cuma” dijatuhi hukuman tahanan rumah dan pengucilan sampai dengan akhir hidupnya, cukup enteng apabila dibandingkan dengan isu yang beredar kalo dia dihukum mati. 

Hukuman lain terhadapnya cuma suatu permintaan agar dia secara terbuka mencabut kembali pendapatnya bahwa bumi berputar mengelilingi matahari.

Di saat hampir bersamaan, gagasan Copernicus tersebut diteliti dan dikembangkan oleh matematikawan Jerman, Johannes Kepler. Berdasarkan data yang Kepler dapatkan, dia menemukan bahwa pergerakan planet-planet tidak melingkar sempurna mengelilingi matahari seperti yang Copernicus pikir, tetapi berbentuk elips dengan matahari berada di salah satu fokusnya. 

Namun Kepler sadar bahwa apa yang menyebabkan planet-planet tersebut tetap dalam orbitnya. Kepler menduga hal itu karena gaya magnetik, sebelum akhirnya Isaac Newton menjelaskan kalo hal itu disebabkan oleh gravitasi.

Itulah kurang lebih, cerita singkat dari perjalanan peradaban manusia dalam memahami bentuk dan posisi Planet Bumi ini. 

Dari Aristoteles 2300 tahun yang lalu, Ptolemeus, Copernicus, Galileo, Kepler, hingga Newton… dan jika mau ditelusuri terus akan berlanjut pada ilmuwan modern seperti Einstein, Sagan, Hawking, dan lain-lain. 

Selama ribuan tahun, setiap gagasan tentang bentuk Planet Bumi dan posisinya telah dikembangkan dan diuji berkali-kali baik dari pengamatan (empiris) maupun pendekatan Matematika.

Teori Bumi Bulat dan Bukti-Bukti Pendukungnya

Bukti bahwa bumi berbentuk bulan dapat ditunjukkan berdasarkan fenomena adanya zona waktu, hasil pengamatan dari luar angkasa hingga kisah penjelajahan manusia.

1. Adanya Zona Waktu

Zona waktu terjadi sebagai akibat dari cahaya matahari yang menyinari bagian bumi. Karena bumi bentuknya bulat, maka matahari gak bisa nih nyinarin semua permukaan bumi secara bersamaan, mesti gantian. 

Akibatnya tiap daerah punya waktu yang berbeda-beda di saat yang bersamaan. Hal ini cuma bisa dijelaskan apabila bumi berbentuk bulat.

Ilustrasi pembagian waktu di dunia (dok: Wikipedia)
Ilustrasi pembagian waktu di dunia (dok: Wikipedia)

Kalo bumi datar, kita masih bisa melihat matahari meskipun jaraknya jauh.

Ilustrasi wilayah yang disinari matahari pada waktu tertentu (dok: Wikipedia)
Ilustrasi wilayah yang disinari matahari pada waktu tertentu (dok: Wikipedia)

2. Pengamatan dari Luar Angkasa

No pic, hoax! Kalo elo orangnya ga percaya sebelum lihat fotonya, saat ini (sebenernya udah sejak lama) ada beberapa foto yang diambil dari luar angkasa.

Bumi, planet biru, terlihat dari Bulan (dok: NASA)
Bumi, planet biru, terlihat dari Bulan (sumber: NASA)
Foto bumi dan bulan apabila dilihat dari Mars (sumber: NASA)
Foto bumi dan bulan apabila dilihat dari Mars (sumber: NASA)
iss045e079412
Foto yang diambil 25 Oktober 2015 dengan Nikon D4 (50mm lens) oleh ISS Crew Earth Observations Facility and the Earth Science and Remote Sensing Unit, Johnson Space Center.

Jika elo pengen melihat citra bumi dari International Space Station (ISS), termasuk apa yang dibicarain krunya, elo bisa live streaming di sini! Jika tampilan live streaming kosong/layar biru, kemungkinan terjadi gangguan sinyal, coba elo cek direct link-nya di sini >> http://www.ustream.tv/channel/live-iss-stream.

ISS berada pada ketinggian

Memahami Zaman Renaissance atau Renaisans, Sejarah dan Latar Belakangnya

Bukan hanya soal mahakarya seni yang ikonik, zaman renaissance meninggalkan begitu banyak pengaruh terhadap kebudayaan Eropa. Bagaimana sejarahnya?

Sobat Zenius, elo tahu nggak apa lukisan di bawah ini?

Ilustrasi lukisan Monalisa karya Leonardo da Vinci
Ilustrasi lukisan Monalisa karya Leonardo da Vinci. (Arsip Zenius)

Yap, apa lagi kalau bukan lukisan Mona Lisa karya Leonardo da Vinci yang ikonik banget. Mahakarya berupa lukisan minyak ini sempat kembali viral beberapa bulan yang lalu, setelah dilempari kue oleh seseorang yang tidak bertanggung jawab.

Nah, Sobat Zenius, lukisan Mona Lisa merupakan salah satu karya seni yang dibuat pada masa Renaissance. Wah, kalau melihat ke belakang, ada banyak banget mahakarya oleh seniman ternama pada zaman itu.

Misalnya, ada Patung David oleh Michelangelo, desain arsitektur Katedral Santa Maria del Fiore oleh Filippo Brunelleschi, lukisan The School of Athens oleh Raphael, berbagai literatur oleh William Shakespeare, dan masih banyak lagi.

Zaman Renaissance atau dalam bahasa Indonesia Renaisans, tidak hanya menonjolkan perkembangan dunia seni dan budaya saja, melainkan juga aspek lainnya di dunia sains, penemuan, filsafat, dan pengetahuan.

Jadi penasaran deh, gimana sih latar belakang terjadinya Renaissance, dan apa saja dampaknya terhadap dunia? Mari kita bahas sejarah singkat Renaissance melalui artikel kali ini.

Pengertian Renaisans

Sebelum kita menyelam lebih jauh dalam pembahasan sejarah masa Renaissance, kita perlu memahami terlebih dahulu apa itu Renaissance.

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, Renaissance dalam bahasa Indonesia dapat dituliskan sebagai Renaisans. Istilah Renaisans ini pertama kali dikenalkan oleh seorang ahli sejarah asal Prancis bernama Jules Michelet.

Secara etimologi, Renaisans berasal dari bahasa Latin yang terdiri dari “re” (lagi) dan “naisans” (kelahiran). Dalam bahasa Perancis Renaissance berarti terlahir atau kelahiran kembali.

Istilah ini biasa digunakan untuk menandakan suatu periode atau masa peradaban di abad ke-14 hingga abad ke-17 Masehi di Eropa, di mana Renaissance dalam sejarah peradaban Eropa berarti kelahiran kembali kebudayaan kuno Yunani dan Romawi.

Untuk memahami konsep renaisans dengan lebih baik, gue punya rekomendasi video materi dari Zenius, nih. Elo tinggal klik link video di bawah ini saja. Selamat menonton!

Video: Konsep Renaisans

Video materi konsep renaisans
Yuk, nonton video materi konsep renaisans di Zenius! (Arsip Zenius)

Jadi, dapat disimpulkan bahwa Renaisans atau Renaissance adalah masa gerakan perubahan di Eropa yang terjadi di abad ke-14 hingga abad ke-17 Masehi, di mana masyarakat berusaha untuk mempelajari kembali nilai-nilai humanisme yang sudah ada sejak masa Romawi Yunani.

Gampangnya Sobat Zenius, ingat saja bahwa Renaisans itu merupakan masa-masa masyarakat Eropa terlahir kembali, di berbagai aspek.

Pertanyaannya, kok bisa ya terjadi masa atau gerakan seperti ini? Untuk menjawab itu, kita perlu membahas latar belakang dari gerakan ini di bagian selanjutnya.

Latar Belakang Renaissance

Di bagian sebelumnya, gue sempat menyebutkan bahwa, Renaisans itu bisa dibilang seperti masa-masa di mana ada gerakan yang kembali menilik nilai-nilai humanisme masa Romawi Yunani, kan?

Pada masa ini, muncul sebuah istilah “Renaissance Man” atau Manusia Renaisans, yang menekankan bahwa manusia itu bisa melakukan apa saja yang ia mau bila memang berkeinginan.

Pemikiran itu muncul karena adanya dorongan dan pemicu yang kemudian membuka lembaran masa Renaissance nih, Sobat Zenius.

Kira-kira apa saja ya yang memicu dan mendorong lahirnya masa Renaisans? Yuk, nonton video materi Zenius yang menarik banget soal latar belakang kemunculan zaman Renaisans.

Video: Penyebab Terjadinya Renaisans

Video materi latar belakang renaissance.
Video materi latar belakang renaissance. (Arsip Zenius)

Oke Sobat Zenius, ternyata ada berbagai faktor yang melatar belakangi masa Renaisans ini. Pada masa Renaisans, pengaruh gereja melemah. Salah satu penyebabnya adalah kejenuhan terhadap kehidupan gerejawi yang mendominasi.

Kala itu masyarakat yang mulai jenuh dengan dominasi gereja ditambah dengan usaha membaca kembali berbagai literatur klasik Romawi Yunani mendorong pemikiran dan filsafat yang terus berkembang.

Selain itu, kemunculan Renaisans ditandai dengan jatuhnya kekuasaan Konstantinopel pada tahun 1453. Sejak Konstantinopel jatuh, jalur perdagangan harus berubah, dan titik temu perdagangan yang baru itu berada di Italia.

Adanya pemikiran yang perkembang serta ketersediaan dana yang melimpah, merupakan salah satu faktor yang mendukung adanya suatu gerakan perubahan yang kemudian membuat Italia terlahir kembali. 

Seiring berjalannya waktu, tidak hanya Italia, namun negara-negara lain di Eropa pun juga merasakan “terlahir kembali”.

Berikut ini infografi yang menjelaskan latar belakang renaissance secara singkat.

Informasi latar belakang renaissance Zenius.
Flashcard Renaissance oleh Zenius (Dok. Zenius Education)

Jadi, tonggak awal kemajuan masyarakat Eropa pada masa Renaisans ditandai dengan kemunculan masyarakat yang mulai menggunakan penalaran mereka untuk berekspresi dan berkarya, Sobat Zenius.

Dengan majunya intelektualitas masyarakat yang juga terus didukung oleh dana yang mumpuni, banyak tokoh-tokoh Renaissance yang muncul dengan karya-karya yang keren banget.

Kira-kira dari penjelasan tadi apa saja nih dampak Renaissance? Pada masa Renaissance, kebebasan untuk berkarya dan berpikir terus berkembang, berbagai aspek kehidupan (ilmu pengetahuan, budaya, dan lainnya) berkembang, serta pengaruh gereja yang dulunya dominan berkurang.

Next, kita bahas ciri-ciri renaisans ya.

Baca Juga: Sejarah Evolusi Peradaban Eropa dan Periodisasi Lengkapnya – Materi Sejarah Kelas 11

Ciri-Ciri Renaissance

Masa kelahiran kembali alias Renaisans tidak terlepas dari ciri-ciri yang akan kita bahas di bagian ini. Apa saja?

Pertama, berkembangnya ilmu pengetahuan di Eropa. Pada masa ini, masyarakat banyak mempelajari karya filsuf dan ilmuwan kuno zaman Yunani Romawi. Sehingga, pemikiran Humanisme dan Rasionalisme sangat berkembang. Temuan mesin cetak pada masa ini mempermudah persebaran ilmu pengetahuan.

Kedua, berkurangnya pengaruh Gereja Katolik Roma. Sebelum masa Renaissance, gereja merupakan salah satu pihak dominan yang memegang kekuasaan tertinggi. Namun, pada masa Renaisans, masyarakat mulai memiliki pemikiran baru dan pengaruh gereja pun tidak sedominan dulu.

Ketiga, munculnya penemuan dan karya baru yang menekankan sisi humanisme. Ada begitu banyak aspek yang berkembang pada masa Renaisans, mau itu aspek budaya, seni, politik, filsafat, dan sains. Semua ini karena adanya pemikiran humanisme yang fokus studi dari sisi manusia.

Salah satu kota termasyhur, yang bisa dibilang sebagai salah satu ikon dari zaman Renaisans adalah Kota Florence (atau Firenze) di Italia. Elo bisa melihat pemandangan kota cantik ini di bawah ini.

Ilustrasi Patung David oleh Michelangelo dan pemandangan Kota Florence di Italia.
Ilustrasi Patung David oleh Michelangelo dan pemandangan Kota Florence di Italia. (Arsip Zenius)

Cantik banget, ya! Di situ elo bisa melihat ada satu gedung megah dengan atap berbentuk kubah, kan? 

Desain gedung tersebut merupakan salah satu desain arsitektur karya arsitek zaman renaisans, Filippo Brunelleschi.

Selanjutnya kita bahas beberapa tokoh Renaissance, yuk!

Tokoh Renaissance

Hmm, ngomongin soal tokoh Renaissance itu tidak ada habisnya deh. Soalnya, banyak banget tokoh keren yang karya benar-benar berpengaruh pada dunia.

Salah satu tokoh Renaissance yang paling sering disebut adalah Leonardo da Vinci, karena karya dan kontribusinya di bidang seni, sains, musik, penemuan, serta literatur.

Sebagai seniman dan ilmuwan, Leonardo da Vinci benar-benar merepresentasikan “Manusia Renaisans” yang bisa melakukan apapun. Hal itu bisa dilihat dari karya-karyanya yang meliputi berbagai bidang.

Kalau elo penasaran sama contoh tokoh Renaisans lainnya, kebetulan banget nih, ada beberapa biografi tokoh renaissance di Zenius Blog.

Tokoh renaissance.
Tokoh Renaissance. (Arsip Zenius)

Gue sediakan link artikelnya, ya. Elo cuma perlu klik nama tokohnya di bawah ini.

Mantap banget ya penemuan dan karya mereka? Sekarang, waktunya kita coba mengerjakan contoh soal, nih. Pembahasannya disediakan juga, lho.

Baca Juga: Pengertian Merkantilisme, Latar Belakang, Hingga Dampaknya – Materi Sejarah Kelas 11

Contoh Soal

Contoh Soal 1

Temuan yang memicu lahirnya masa Renaisans adalah…

A. Kereta Api

B. Telegram

C. Mesin Cetak

D. Kompas

E. Lampu

Pembahasan

Masa Renaisans merupakan periode di mana Eropa “terlahir kembali” berkat berkembangnya gagasan humanisme dan juga ilmu pengetahuan. Penyebaran ini dapat terjadi dengan luas karena adanya temuan mesin cetak yang membantu persebaran ilmu pengetahuan, Sobat Zenius.

Jadi, jawabannya adalah C.

Contoh Soal 2

Pendekatan humanisme membawa andil besar bagi lahirnya Renaisans karena….

A. Memposisikan manusia sebagai manusia

B. Menggambarkan manusia seada-adanya

C. Memposisikan manusia sebagai tolok ukur dari semuanya

D. Membuat karya seni dengan tema manusia

E. Menghidupkan gerakan pemikiran baru di Italia

Pembahasan

Wah Sobat Zenius, kira-kira mana nih jawaban yang paling tepat? Sebelum zaman Renaisans, masyarakat cenderung menggunakan sudut pandang teologis (keagamaan) untuk memahami segala sesuatu.

Namun pada masa Renaisans, masyarakat mulai menggunakan nalar dan pendekatan humanisme yang memposisikan manusia sebagai tolok ukur dari semuanya, baik untuk sains, seni, budaya, dan lain sebagainya.

Jadi, jawaban yang tepat adalah C.

*********

Oke Sobat Zenius, itulah pembahasan singkat mengenai zaman Renaisans atau Renaissance. Kalau elo ingin mempelajari materi Sejarah lainnya dengan lebih dalam dan asyik, coba deh nonton video materi Zenius dan akses soal-soalnya.

Sejarah-UTBK

Biar makin mantap, Zenius punya beberapa paket belajar yang bisa lo pilih sesuai kebutuhan lo. Di sini lo nggak cuman mereview materi aja, tetapi juga ada latihan soal untuk mengukur pemahaman lo. Yuk langsung aja klik banner di bawah ini!

Memahami Zaman Renaissance atau Renaisans, Sejarah dan Latar Belakangnya - Materi Sejarah Kelas 11 9

Referensi

Renaissance man – Britannica (Updated 2020)

Sejarah Lukisan Monalisa, Mahakarya Leonardo da Vinci yang Dilempari Kue – Suara.com (2022)

The Renaissance – The New York Times (2000)